THAT MY BABY

THAT MY BABY

Part 1

Seorang gadis turun dari motor bututnya, dan masuk tergesa-gesa ke lobby untuk absen. Sial! Ia terlambat 2 menit. Ah! Sudahlah, dirinya juga sering datang lebih awal dan pulang sangat lambat. Tidak apa jika dirinya terlambat sesekali kan? Lagian Zara juga hanya menghitung hari disini.

Gadis itu memutusakan untuk mencari pekerjaan yang bisa memberinya banyak uang untuk membeli motor dan uang kuliah. Zara menikmati hidupnya dengan santai. Mungkin banyak yang merasa kalau Zara gadis yang terlalu santai. Karena bahkan, dirinya tidak punya planning hidup yang pasti.

Tinggal di keluarga sederhana tak membuat dirinya runtuh. Di ajarkan untuk kuat dari kecil, adalah hal paling menguntungkan untuknya. Jadi ia tidak terlalu mengeluh jika di bentrok oleh keadaan apapun.

Zara Buntari, anak pertama dari ayah Baskara dan ibu Juminten. Gadis yang sekolah dengan jurusan IPA lalu mengikuti pelatihan pariwisata dari pemerintah hingga berakhir di hotel ini sebagai resepsionis. Padahal dirinya jurusan FB Service. Silsilah hidup yang berantakan.

"Pagi mbak Nila!!" Sapa Zara pada senior FB.

"Pagi, wihh makin cantik aja." Pujian setiap hari yang di dengar oleh Zara.

"Ahaha...." Seperti biasa, Zara hanya menyahuti dengan tawa renyahnya.

"Hari ini ada berapa yang cek in?" Tanya wanita 3 anak itu sembari melakukan absensi.

"Seperti biasa, hanya 1. Tapi dia memboking dua kamar. Sepertinya yang ada di selatan, kamar 205-206." Jawab Zara yang memang sudah mengecek tamu cek in hari ini.

"Ohh, ya sudah. Jangan lupa turun untuk bantu nanti." Ujar sang senior dengan berjalan ke luar lobby.

"Siap!" Sahut Zara semangat, entah mengapa jika berada di FB bisa membuatnya selalu tersenyum dan senang. Namun, karena sekarang ada training yang sudah di tugaskan disana, membuat Zara jarang turun. Terlebih lagi saat manager nya akan memasang wajah tidak suka jika ia turun ke bawah.

Di hotel ini, ia harus bisa semuanya. Bisa resepsionis, bisa FB dan bahkan housekeeping. Karena hal inilah, banyak yang kabur karena tak kuat. Bukan karena pekerjaannya, namun karena sifat managernya. Bahkan termasuk teman Zara yang dulu juga pernah bekerja disini sekarang sudah keluar juga, tersisa Zara yang terkuat disana.

Mulai dari dusting meja, lalu nyapu hingga mengepel adalah tugasnya sebelum mulai bekerja. "Selamat pagi Bu.." Sapa senior FB nya yang baru datang.

Pria berkeluarga itu memiliki seribu rasa sabar. Karena selama ini ia bekerja, tak pernah sekalipun ia marah-marah kecuali raut wajahnya yang berbeda.

Artika, seniornya itu bernama Artika. Pria yang selalu suka sekali ia ganggu karena sikap nya yang ramah. Zara menoleh dan tersenyum.

"Selamat pagi pak Tika!!" Sahut Zara seperti awalnya menyapa mbak Nila.

"Gimana pak Tika? Aman? Atau sudah mulai rada-rada?" Canda Zara yang memang tau bahwa seniornya ini paling kuat, harus lembur setiap hari karena tak ada Staff kitchen di hotel ini selain dia.

"Aman....!! Tenang...!!" Sahutnya dengan terkekeh.

Zara juga tertawa renyah karena ucapan seniornya itu.

Karena shift nya hari ini pagi, tentu saja ia akan berada satu kantor dengan sang Manager.

"Selamat pagi Bu..." Sapa Zara dengan senyum ramahnya.

"Pagi..." Sahutnya, namun juga terkadang hanya mengangguk sebagai balasan.

"Hari ini cek kamar yang mau cek in dan persiapkan reservasi nya." Titah wanita yang kiranya sudah menginjak kepala 5 itu.

"Siap Bu..." Ujar Zara lalu menyelesaikan beres-beres lobby nya.

Selesai ia mengecek kamar, Zara menyibukkan diri untuk mencari bunga. Biasa ia pasangkan di vas bunga. Karena sang manager sudah ada di lobby jadi ia bisa menyelesaikan yang lain. Disini ia statusnya masih DW (Daily Worker) jadi ia ingin mencari pekerjaan tetap.

Di hotel ini terkadang sepi dan terkadang rame. Karena disini konsepnya rileks jadi banyak pepohonan besar dan taman yang memang khusus untuk menyejukkan hati dan pikiran.

Banyak tamu kesini untuk belajar karena suasana yang tenang. Maka dari itu, sebagian besar tamu disini adalah peserta yoga. Sejuk, bahkan di lobby tidak ada AC karena ruang yang terbuka.

Mengecek laundry yang akan di kirim adalah tugasnya. Lalu memasukan data itu ke komputer sebagai tagihan tamunya saat cek out. Tamu disini juga ramah padanya yang friendly dan ramah.

Tak jarang dari mereka yang lebih suka dirinya dari pada sang manager. Aneh memang tapi beginilah kenyataannya. Zara kini sudah diam di restoran membantu sang senior untuk menyiapkan breakfash untuk tamu.

''Awas di belakang ada tamu...'' kata seniornya memberitahu Zara yang sibuk bicara dan mengganggu seniornya yang sedang memasak.

''Benarkah?'' zara terdiam, seorang tamu tampan dengan perawakan yang tinggi dan gagah kini tengah menyapa nya

''Good morning....''

"Good morning, how are you?" tanya Zara dengan wajah yang sudah berseri, memang dasar centil! Gadis muda itu selalu jatuh cinta jika ada tamu tampan di hotel. Tetapi bukan jatuh cinta pada umumnya karena ia sama sekali tidak merasakan jantungnya berdebar. Yahhh..... mungkin hanya sekedar untuk mengagumi namanya juga anak labil.

"I'm good, and you?"

"I'm very good."

Hanya sebatas itu saja, karena Zara tidak terlalu menguasai bahasa Inggris meski sudah berada disana kiranya 3 bulan.

Kringg......

Mata sang senior dan Zara menatap telepon yang berdering.

"Aku tebak Bu manager!" Tebak Zara dengan serius, sang senior hanya melirik lalu mengangkat telepon itu.

"Baik Bu..."

"Zara, naik ke atas! Tamu sudah cek in." Ujar sang senior memberitahu, Zara naik dengan berlari lalu berhenti mendadak saat ia hampir menabrak tubuh tinggi seorang pria yang sepertinya hendak keluar.

Zara tersenyum, pria tampan itu sungguh membuatnya terpesona. Sayangnya hanya sesaat saat pria itu menatap angkuh dan menggeleng kepala.

Zara menunduk dengan hati berdebar karena terpesona untuk sesaat. Pakaian formal pria itu memperlihatkan bahwa ia sepertinya orang penting.

"Paspornya sudah di print, anter aja langsung ke kamarnya." Titah bosnya yang di angguki oleh Tirta.

"Mr. Please follow me, I Will bring you go your room." Ujar Zara meski benar atau salah.

"Sure, please." Sahut pria yang dari tadi melengkapi berkas-berkas kebutuhan hotel.

Tirta keluar lobby untuk mengantar mereka namun seorang wanita dan bayinya keluar dari mobil hitam yang sepertinya milik mereka.

Pria berjas itu membisikan sesuatu pada wanita yang sedang menggendong bayi yang masih tertidur itu.

"Ohh, suami istri toh. Pantas dua kamar." Gumam Zara sembari menatap kedua orang yang sedang bicara.

Selesai bicara, Zara mengantar mereka ke kamar yang bersebelahan. Membukakan pintu dan menghidupkan AC untuk mereka.

"Excuse me, I don't know where the restoran in the hotel." Tanya pria yang satu lagi, bukan pria yang suka diam bak patung.

"I will take you go to restoran." Sahut Zara dengan senyum manisnya.

Hanya kedua orang ini saja yang ikut, sedangkan wanita tadi sepertinya di tinggal di kamar.

Selesai mengantar mereka, Zara kembali ke atas. Wajahnya sudah tak luput dari senyum. Karena ia selalu seperti itu jika melihat bule tampan. Tangannya meraih paspor keduanya, lalu bergumam.

"Arsenio Brandon dan Kevin William."

Bersambung.......

Hay guys, author balik setelah istirahat sebentar. Semoga kalian suka dengan cerita baru author ya.....

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Aku mampir Kak

2024-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!