Part 7

Di sela-sela sibuk dengan kertas tersebut, Zara sedikit kagum dengan ketampanan Arsenio yang sedang berenang. bahkan bule tampan itu tak malu menampilkan bentuk tubuhnya yang atletis.

Sesaat Zara terlena akan ketampanan pria itu, menghiraukan sikap menyebalkan yang ia tampilkan beberapa menit yang lalu. Sulit memang bagi gadis remaja seperti Zara ini melewatkan pemandangan indah yang sudah nyata ada di hadapannya.

Saat fokus melihat Arsenio berenang, pria itu tiba-tiba menatap padanya lalu mengerlingkan mata centilnya. Dan tak lupa senyum menggoda dengan tangan yang melambai seakan meminta Zara untuk datang mendekat.

Gadis polos itu dengan langkah yang pasti mendekat bahkan ikut tersenyum genit menatap sang pria.

"Mau berenang bersama?" tanya pria itu dengan mengulurkan tangannya pada Zara yang terlihat malu-malu kucing.

"Mau....." Ujar gadis itu dengan meraih tangan Arsenio.

Belum sempat meraih tangan mulus pria itu, tiba-tiba suara menyebalkan muncul.

"Apa yang kamu mau?" Pertanyaan itu membuat Zara tersadar kembali. Astaga, ternyata dia masih duduk dengan banyak kertas lalu pria yang ia khayalkan sedang berdiri di hadapannya dengan wajah menyebalkan.

Ternyata dia hanya menghayal, bahkan tangannya masih terangkat seakan ingin meraih tangan seseorang.

"Hah?" Beo Zara seperti orang bodoh.

"Hah?" Sahut bule itu ikut-ikutan.

"Eh, maksudnya ma-u olahraga sebentar sebelum memulai lagi baca kertas ini." Elak Zara berusaha mengelabui, dengan peregangan pada pergelangan tangan dan menariknya sesegera.

Arsenio menggeleng tak percaya, pria itu masih menatap mengintimidasi Zara yang terlihat canggung meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Saya kira kamu sedang berfikir untuk berenang dengan saya." Ucap pria itu sembari mengeringkan rambutnya yang basah, bahkan pria itu sudah memakai kimono mandi di saat Zara sadar dari lamunannya.

"A? Ber-berenang? Ehhh..... Un-untuk apa yang saya berfikir demikian. Ti-tidak punya kerjaan saja saya." Sahut Zara dengan menoleh kekiri dan mengumpat pada diri sendiri. Sial, aku kecolongan! pikirnya.

"Baguslah, jangan sampai otak kotor mu itu membayangkan yang tidak-tidak." Santai sekali pria itu berucap dengan berjalan ke arah dapur untuk mengambil air. Zara sudah ikut menoleh kearah Arsenio dengan wajah seperti ingin mengeluarkan taringnya. Namun saat pria itu menoleh Zara langsung tersenyum dan kembali menatap kertas di hadapannya.

Sial, jika aku terus melihat pemandangan seperti itu bagaimana tidak tergiur! Bodoh!! Umpat Zara dengan beberapa kali memukul kepalanya sendiri pelan. Arsenio hanya melirik gadis yang sedang merutuki pikirannya, pria itu berfikir kenapa gadis bodoh ini memukul dirinya? Agar tambah pintar?

"Tidak Zara, fokus! Kau sudah membuang waktumu sebanyak 30 menit hanya untuk menatap pria menyebalkan itu. Mari fokus dan bekerja keras." Bisik dirinya pada diri sendiri.

Hingga sampai jam 6 Sore, Zara menyudahi dirinya membaca kertas itu. Sudah cukup dirinya memaksakan diri, bahkan kepala nya terasa pusing dan perutnya mulai mual jika melihat kertas.

Gadis itu kembali ke kamar dan membiarkan kertas itu berserakan karena tangannya bahkan sudah sangat lelah mencatat hal yang ada inti dari yang ia baca.

Axel terlihat bangun dengan senyumnya, bahkan ia tidak tau bahwa bayi laki-laki itu sudah bangun dari jam berapa karena memang tak terdengar suaranya sama sekali.

"Anteng sekali baby Axel ya.... Astaga..... Biarkan kakak tidur sebentar ya, capek sekali harus mengerjakan tugas dari Daddy mu. Dia adalah pria gila kerja yang pernah ada." Curhat Zara dengan serius, namun Axel terlihat tersenyum menatap Zara yang terlentang.

Bayi mungil itu terus tersenyum dan seperti hendak menghampiri Zara yang sibuk bicara padanya. Hingga akhir bayi itu tengkurap karena ingin meraih tangan Zara.

"Astaga!!!!!" Pekik Zara dengan tubuh yang langsung bangun dari tidurnya. Yang di teriaki terlihat tersenyum senang dan menggeliat bak ulat.

Kevin yang baru saja datang dan bertemu dengan Arsenio, kini keduanya langsung berlari menuju kamar Zara karena teriakan itu terdengar seisi villa.

"What happened?" Tanya Kevin yang terlihat khawatir, bahkan keduanya masih menatap Zara yang terlihat syok dengan mata yang berkaca-kaca.

"Lihat!!! Axel bisa tengkurap!!!" Teriak Zara lagi dengan wajah bahagia lalu tangan menunjukkan baby Axel yang terlihat juga tertawa menertawakan Zara yang terlihat lucu.

"Hah!" Helaan nafas Arsenio yang terlihat kesal karena Zara berteriak karena hal kecil.

"Kamu menangis?" Tanya Kevin yang lebih memerhatikan Zara, mata gadis itu mengeluarkan cairan bening dengan tangan terus menutup mulut tak percaya. Bahkan matanya tak beralih sedikit pun dari Axel, wajahnya memerah menahan bahagia yang tak terjabarkan.

Arsenio terlihat memperhatikan Zara dengan seksama, gadis yang masih mematung karena terkejut.

"Baby Axel ku sudah bisa tengkurap aaa-aaa-aa......hiks, Dia bisa tengkurap dengan sendirinya huuu...." Zara menangis dengan kencang, bahkan mengguncang Kevin yang memang ada di sebelahnya. Rasa bahagia yang belum pernah ia rasakan, rasa lelah dan keluh kesahnya tadi hilang menguap bagai embun.

"CK, cengeng!" Ujar Arsenio yang lebih memilih pergi lebih dulu namun belum keluar sepenuhnya pria itu kembali menoleh ke arah dua orang yang sedang menangis. Siapa lagi kalau bukan Axel yang ikut menangis karena Zara menangis.

Kevin malah tertawa melihat keduanya, tawa yang bahkan belum pernah Arsenio dengar selama 7 tahun pria itu bekerja dengannya. Karena biasanya Kevin paling tidak hanya akan tersenyum atau menyeringai namun sekarang, Zara bisa membuat pria itu tertawa.

Arsenio juga tersenyum namun sangat tipis dan tak di ketahui siapapun, dengan tangan di lipat dan bersandar di daun pintu. Pasalnya sekarang tangis kedua orang itu terlihat lebih menarik dari pada rapat yang akan ia lakukan malam ini.

"Jangan nangis ba-baby.... Hiks, tidak apa jangan nangis." Ujar Zara dengan menggendong Axel yang terlihat mulai tenang saat Zara sudah tenang.

Kevin meraih selembar tisu dan memberikannya pada Zara agar berhenti menangis. Bibir yang terlihat menahan tangis itu semakin menggemaskan di hadapan Kevin. Sedangkan si pemilik bayi terlihat menatap ketiga orang yang terlihat seperti keluarga bahagia.

Ada rasa yang tak bisa ia jabarkan saat melihat itu, jika di katakan iri bukan namun jika di katakan sedih juga bukan. Intinya ia tak tau perasaan apa yang sedikit mengganggunya ini.

"Jangan menangis, wajar jika bayi bisa tengkurap di usianya hampir menginjak 4 bulan." Tutur Kevin yang terlihat seperti seorang suami yang bahkan tak ia pikirkan bahwa ia akan bisa bicara seperti itu. Karena Kevin dan Arsenio seperti pinang di belah dua. Mereka sama-sama kaku dalam menentukan prinsip hidup hingga keduanya sama-sama menyebalkan dan menyeramkan.

"Tapi ini sangat mengharukan..." Sahut Zara yang terlihat seperti seorang ibu dari Axel.

"Meng- apa?" tanya pria itu yang tak bisa mengerti.

"Ini sangat membahagiakan untukku." Sahut Zara tersenyum manis pada Kevin, pria itu terlihat salah tingkah.

"Anda melihatnya kan Ar-?" Zara terdiam saat tidak menemukan Arsenio, ayah dari anak ini. Yang seharunya juga lebih bahagia. Kemana pria itu? Bukankah tadi dia ada disini? Pikir Zara.

"Sudahlah, tuan Arsenio pasti sedang bersiap. Kami ada rapat mendadak dan harus pergi hingga larut hari ini." Zara mengangguk menatap Kevin namun menatap pintu yang terbuka, ada rasa kecewa karena Arsenio tidak terlihat bahagia seperti dirinya.

Berbeda dengan pria yang sedang di pikirkan Zara, pria itu terlihat mengabaikan perasaan yang bahkan terus mengganggu nya hingga membuat pria itu segera pergi dari kamar Zara agar tidak kalut. Pria itu merapikan penampilan nya namun senyum dan tangis Zara maupun Axel terlintas sejenak sebelum ia tepis dengan keras.

"Sudah selesai tuan?" Tanya Kevin yang sudah bersiap di luar kamar Arsenio, pria itu mengangguk dan melangkah keluar tanpa menoleh Zara yang menatap punggung pria itu dari depan kamarnya.

Terpopuler

Comments

Atik Marwati

Atik Marwati

dasar arsenio bucin tar lho..

2024-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!