Part 15

Sore menjelang malam, Zara masih sibuk dengan laptopnya. Pasalnya ia juga harus mengecek beberapa pekerjaan untuk bos nya itu. Memang tidak di izinkan ke kantor dan bekerja, namun gadis sepertinya tidak mau hanya duduk diam.

Dengan berbekal cemilan, Zara terlihat sesekali melirik Axel yang sedang bermain.

"Apakah kau tidak mengerti kata istirahat?" Suara tegas dan berat terdengar dari arah pintu villa hingga menbuat jantungnya berdebar, entah karena terkejut atau ada hal lain.

"Aku mengerti, hanya saja bosan jika tidak melakukan apapun." Sahut Gadis itu tak menoleh sama sekali, bagaimana pun saat pria itu mulai melangkahkan kakinya masuk. Suara derap langkah itu juga membawa hawa dingin khas pria itu hingga membuatnya tak berani untuk menoleh.

Terdengar suara helaan nafas yang sangat berat di sebelahnya. Tanpa menoleh saja ia sudah tau bahwa pria itu telah sampai di sisi kirinya dengan setelan kerja tadi pagi.

"Istirahat lah, bukankah besok kau harus pulang?" Tanya Pria itu dengan raut wajah tak suka namun tak di lihat oleh Zara. Gadis itu mendongak menatap mata pria itu, lalu tersenyum.

"Benar, aku sampai lupa kalau harus pulang besok. Oh iya, karena besok aku harus pulang maka hari ini harus ku selesaikan jadwal mu. Aku sudah menyusun-"

Brak ...Brak

Suara tas yang berisi laptop itu di lempar ke meja tempat tirta mengerjakan tugasnya. Gadis itu mendelik kaget lalu menatap pria di sebelahnya yang terlihat duduk di sofa dan mengendurkan dasinya.

"Ada apa?" Tanya pria itu dengan suara kesal, ada apa? Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu? Pikir Zara yang ikutan kesal.

"Kau mengagetkan ku dengan-"

"Aku hanya menaruh tas, bukan membantingnya. Jantungmu saja yang terbuat dari plastik!" Sinis pria itu dan berlalu ke arah dapur untuk mengambil air.

"Menyebalkan sekali!! Dia kenapa begitu? Aku bukannya mendadak meminta izin pulang, aku sudah memintanya dua minggu lalu dan itu pun hanya dua hari lamanya. Apa pria itu merasa kesal karena tak ada lagi yang bisa dia siksa di kantor?" Gumam gadis itu bingung, tak ada alasan yang masuk akal untuk amarah pria itu. Yang padahal tadi pagi masih baik-baik saja.

Sudah di putuskan bahwa yang akan menjaga Axel adalah kevin, selama Zara pulang kerumahnya. Gadis itu berniat membawa anak itu namun ibunya pasti pingsan jika mendadak membawa anak kecil itu.

Keesokan paginya, Zara benar-benar pergi tanpa berpamitan pada bosnya itu. Sialan! Pria itu mengumpat dari dalam kamarnya saat melihat Zara pergi tanpa menoleh ataupun mencoba membuka kamarnya.

Ketukan pintu mengalihkan pandangan pria matang tersebut, dan sudah di pastikan selama beberapa hari dirinya akan tinggal bersama Kevin.

............

"Kenapa baru pulang? Gak kangen sama keluarga?" Celetukan itu membuat Zara hanya bisa cengengesan menatap sang ibu yang sedang kesal pada putri sulungnya itu.

"Ibu, maaf.... " Zara bersuara imut untuk membujuk sang ratu agar tidak marah karena sikap kurang ajarnya. Memang dirinya salah, selama beberapa bulan ada di tempat pria itu membuat dirinya lupa akan segalanya. Bagaimana tidak jika jadwalnya sangat padat melebihi jadwal Arsenio.

"Kakak seperti di culik saja, hingga tak bisa pulang jika ibu tidak marah-marah." Sahut adik bingsunya dengan wajah mengejek, Zara tau maksudnya itu. Agar membuat sang ibu semakin marah dan membuatnya di marahi abis-abisan.

"Kakak kan hanya kerja, jangan melebih-lebihkan!" Sahut adik keduanya, gadis itu memang bisa diandalkan dalam membela dirinya.

"Aku bawa hadiah untuk kalian."

"Apa... Coba lihat!!! "

"Enak saja, Yura. Ambil ini... " Zara sengaja memberikan pada yura, adik keduanya pasalnya ia masih kesal pada tristan, sang adik bungsu.

Wajah kesal Tristan terlihat jelas karena kakaknya selalu saja membuatnya menjadi yang terakhir. Bukankah benar dia lahir terakhir jadi apa salahnya?

Sang ibu menyeret putrinya untuk duduk dan berbincang sebentar. Karena Zara adalah tipikal anak yang cuek dalam keluarganya. Jadi semua resah dan sakitnya ia simpan sendiri, sulit untuk mengendalikan anak sulung nya ini.

Ayah juga datang dari luar, mereka menyapa sebentar dan berbincang. Hingga siang, Zara kini sedang duduk di atas ranjang dengan memegang ponsel.

Kevin beberapa kali mengirimkan foto Axel yang terlihat tenang bermain dengan pria itu. Kenapa Kevin terlihat lihai dalam mengurus anak kecil? Padahal yang ia tau pria itu masih single. Pikir Zara.

Tak ingin berfikir yang berkelanjutan, Zara segera merebahkan dirinya dan tidur untuk melepas penat. Nanti sore dirinya akan keluar membeli makan, sudah lama ia tidak makan-makanan luar. Karena biasanya ia makan masakan sendiri, selain itu Arsenio sangat melarang keras makanan luar yang tak higenis. Lihat! Di saat dirinya memikirkan apapun pasti ada Arsenio di dalamnya! Sialan, aku harus segera tidur! Gumam Zara pada dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Atik Marwati

Atik Marwati

bau baunya bakal bucin dua duanya nich...

2024-09-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!