Part 11

Di Hari minggu ini, Zara sibuk di dapur dengan sesekali memperhatikan Axel yang sedang bermain dengan mainannya. Bayi itu sudah bisa tengkurap dan bermain sendiri. Namun masih harus di perhatikan lagi karena Axel belum bisa balik kembali dan takutnya bayi itu akan sesak jika tidak di balik.

Saking sibuknya ia tak menyadari akan keberadaan Arsenio, karena sudah pasti jika ada pria itu Zara akan mendadak jadi orang yang pendiam dan mungkin akan sekaku robot.

"Axel, nanti kita bermain dekat kolam renang yuk! Kita juga akan bermain dengan Uncle Kevin. Pasti akan sangat menyenangkan, tapi kita jangan berisik ya... Kita diam-diam saja bermainnya." Ujar Zara yang bicara tanpa menoleh, ia sibuk mengoceh tanpa melihat Arsenio sedang duduk di meja makan dengan segelas air.

"Kenapa diam-diam?" Tanya Arsenio dengan senyum tipisnya, sangat tipis.

"Soalnya Papa Arsenio mu itu sangat galak, ingat kemarin karena kesambet penunggu kolam renang dia jadi marah-marah kan? Jadi jangan ajak dia... " Sahut Zara tanpa menyadari siapa yang menyahut.

Arsenio sedang berfikir satu kata yang tak ia mengerti. "Kesambet? What is that? " Di tengah pikirannya. Zara menyadari hal yang ganjil, Gadis itu berbalik lalu terkejut hingga nasi goreng yang akan ia jadikan sarapan jatuh mengenai kakinya.

"Aaa! "

Pranggg!

"Oekkk-oekkk... "

Arsenio yang baru tersadar kini menghampiri Zara dan bukan anaknya yang sedang menangis kencang karena terkejut. Ia lebih memilih melihat keadaan Zara yang terlihat mengibaskan kakinya.

"Kenapa tidak hati-hati?" Pria itu reflek menggendong Zara lalu menaikan kakinya ke watafel dapur.

Zara masih terdiam saking terkejutnya akan prilaku mendadak bos kaku nya itu.

"Pegangan!'' Seru Arsenio saat Zara hanya diam dan tidak memeluk lehernya. Gadis yang kini sedang duduk di tangan kiri pria itu lalu tangan kanannya membasuh kaki Zara dengan telaten.

"Masih panas?" Zara menggeleng lalu kembali merasa badannya melayang dan diangkat menuju meja dapur.

Pria itu memakaikan salep yang ia ambil dari kotak obat.

Saat tersadar Axel masih menangis, Zara hendak turun namun sudah di tatap tajam oleh pria yang mengolesi kakinya dengan salep.

"Axel masih menangis." Ujar Zara yang tiba-tiba menjadi gugup.

"Nanti juga diam.. "

"Tidak akan, biarkan-"

"Sshhhttt.... " Pria itu kembali melihatnya dengan tatapan tajam.

"Kalau begitu tenangkan putramu!" Tegas Zara yang kesal karena Axel sudah lama menangis.

Karena melihat Zara yang terus memaksa, Arsenio dengan berat hati mengambil Axel meski dengan susah payah, lagi pula ia tidak pernah berfikir akan menggendong bayi itu. Jadi untuk apa dia belajar?

Namun siapa sangka, ia harus menggendongnya sendiri dan menenangkan bayi nakal yang masih saja terus menangis.

Arsenio bahkan tidak bisa menggunakan teori dan tatik bisnisnya untuk menenangkan bayi itu. Hingga akhirnya, di berikan pada Zara. Baru saja di gendong bayi itu terlihat menggeliat namun berhenti menangis. Meski masih sesekali sesegukan.

Pria itu memperhatikan, ternyata tanpa ia sadari wanita di depannya ini begitu sangat menyayangi Axel melebihi dirinya. Melebihi nya? Sepertinya tidak, Arsenio sama sekali tidak peduli pada Axel.

Sementara Zara menimang Axel, pria itu membersihkan bekas pecahan piring tersebut. Pasalnya jika terus menatap kedua orang itu rasa kedua matanya akan mengeluarkan cairan bening yang tak seharusnya.

"Biarkan saja tuan, saya yang akan membersihkannya!" Seru Zara yang sudah kini kembali bicara formal.

"Bukankah, tidak seharusnya seorang bos melakukan itu?" Celetuk Zara kembali mengingatkan.

Pria itu meletakan pecahan itu ke tong sampah lalu menunjuk Zara. "Jadilah dirimu sendiri, maaf karena sudah bicara seperti itu.''

Meski sedikit kasar dengan menunjuk namun nada suara pria itu melembut. Zara bahkan sampai tidak bernafas sejenak mendengarnya.

Arsenio membersihkan semuanya bahkan! Bahkan Arsenio membuatkan sarapan setelah membuang sampah tadi ke luar.

Zara kembali di kejutkan saat makanan yang di buat oleh pria itu lebih enak dari masakannya. Yap! Siapa sangka pria kaku itu ternyata bisa sebaik ini.

Axel tetap ia gendong, sambil makan sarapan yang di buat oleh pria itu.

Zara menaruh Axel di ayunan lalu mencuci piring bekas makan mereka dan tentunya lagi di bantu Arsenio. Pria itu tak bicara namun bergerak membantu.

"Rasanya tadi aku benar-benar merasa panas saat terkena nasi goreng itu, dan pasti ini bukan mimpi. Tapi kenapa terasa mimpi ya?" Gumamnya dengan sangat lirih, takut di dengar.

Hingga siang, Zara masih berfikir kenapa dengan bos nya? Apa jangan-jangan sekarang adalah hari terakhir dirinya di rumah ini?

Saat pikiran buruk muncul Zara langsung menoleh pada pria yang duduk di sebelahnya dan sedang menikmati semilir angin di sebelah kolam. Dimana mereka sedang bersantai bersama, ada Axel juga tentunya.

"Jangan menatapku! Aku tau aku tampan!" Ucap pria itu dengan senyum mengejek.

"Dih!" Zara berdecih lalu memunggungi pria itu.

"Memang tampan.. " lirihnya lalu tersenyum senang, saat dirinya ingat ia di perlakuan sangat baik oleh pria itu.

Hingga tak terasa ia tertidur saking senangnya. Termasuk Axel juga yang sepertinya senang saat tadi sang papa menggendongnya. Meski sebentar dan tak tau cara menenangkan nya.

Terpopuler

Comments

Atik Marwati

Atik Marwati

semoga semakin baik arsenio bisa menerima exel

2024-09-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!