Part 18

Di ruang tengah, arsenio dan Zara duduk di sofa dengan menemani Axel bermain. Mereka masih saling diam meski sudah berdua saja. Entah karena apa tapi semuanya terasa canggung sekarang.

"Kamu ingin bertanya sesuatu?" Ucap Arsenio saat melihat zara sesekali melirik nya.

"Bagaimana bisa nona Elizabeth ada disini? Seorang artis papan atas berada di sini sungguh bisa membuat berita yang sangat menggemparkan dunia." Pertanyaan Zara hanya di jawab helaan nafas oleh pria itu.

"Jangan mencoba mencari tahu, intinya jika melihat wanita itu lagi. Kabur saja, atau jika bisa lari dengan cepat."

"Dia bukan hantu yang harus di takuti seperti itu."

"Jangan membantah, cukup turuti saja." Ucap Arsenio yang mulai kehilangan kesabaran hari ini, seperti nya karena Elisabeth datang dan membuat harinya buruk.

Pria itu berjalan memasuki kamarnya, Zara hanya bisa termenung bingung. Namun ia masih sangat penasaran apa yang di katakan oleh Elizabeth padanya tadi. Wanita itu bicara menggunakan bahasa Inggris jadi sulit untuknya mengerti bahasa asing itu. Perlahan namun pasti, Zara terus berusaha mengingat kembali apa dan ucapan seperti apa yang di katakan oleh model cantik itu.

Hingga 30 menit berusaha mengingat hingga akhirnya Zara berdiri dari duduknya saat tau arti dari ucapan Elizabeth. Namun sekarang pertanyaan mengapa wanita itu berkata begitu padanya.

"Siapa sebenarnya Elizabeth itu? Dan apa sebenarnya hubungan tuan Arsenio dengan Elizabeth? Ini pasti hubungan yang serius kan Axel?" Tanya Zara pasa bayi yang hanya bisa tersenyum dan bermain itu.

..........

"Baik, sir! Saya pastikan bahwa dia tidak bisa menerobos masuk kedalam villa. " Ucap pria yang sedang meneguk kopi panas nya sembari melihat pemandangan taman dari arah depan coffee shop.

"Baik sir." Ucapnya sebelum menaruh ponselnya di dalam saku celana. Melihat anak kecil yang bermain ria di bawah teriknya matahari membuat pria itu teringat akan Axel, anak dari majikannya.

Tak berselang beberapa lama ponsel itu baru di tutup, deringnya kembali terdengar. Mata tajam pria itu hanya menatap datar seperti biasanya.

''Kevin! Benarkah wanita itu datang ke villa Arsenio? Apa yang diinginkan oleh wanita itu? Dasar wanita tidak tau diri !"

''Saya yang salah nyonya, Saya teledor dan tidak bisa bekerja dengan becus." Sahut Kevin dengan wajah serius namun matanya masih menyorot tajam.

"Aa.... Bukan! Bukan kau yang salah Kevin, maaf ya. Aku tidak bermaksud begitu, jangan menyalahkan dirimu sendiri."

Kevin terdiam, seakan tidak ada jawaban yang bisa ia keluarkan jika sudah wanita di seberang sana meminta maaf. Segera pria itu menjelaskan perihal tadi siang saat kedatangan Elizabeth. Hingga panggilan kembali di tutup oleh wanita di seberang sana setelah puas mendengar penjelasan.

Helaan nafas yang di keluarkan Kevin bahkan tidak terdengar sama sekali. Meski dadanya naik turun karena kesal akibat kelalaiannya mengawasi Elizabeth. Jika bukan karena sibuk mengurus Axel mungkin saja pria itu sudah tau saat model itu mendarat di Indonesia.

Tangan pria itu terangkat ingin meneguk kembali kopi yang sisa setengah itu. Namun sayang, saat ingin menegaknya seseorang dengan tidak sengaja menyenggolnya. Badannya yang kekar dan tegap memang tidak bergeser namun kopi di tangannya tumpah mengenai jas abu yang ia gunakan.

Brukk

''Astaga! Maaf!!!" Ucap Gadis itu reflek saat menyenggol pria yang sedang memegang kopi.

"Shit!" Umpat pria itu dengan wajah yang semakin kesal saat semuanya tak berjalan lancar sesuai rencana hari ini.

Gadis yang berusaha untuk menghapus noda kopi itu pun sontak memicingkan matanya ikut kesal.

"Maa!! Ayo cepat!! Penjual es cream nya keburu hilang!!" Rengek gadis berusia 3 tahun itu dengan wajah kesal. Karena tadi anak itu terus menyeretnya dari dalam kopi shop, dengan harus membawa lima kopi juga di tangan kanannya, membuat gadis itu tak sengaja menabrak pria itu.

"Sebentar Ara, Lihat mama jadi menabrak om ini." Ucap Gadis itu menjelaskan.

"Stop! Stay away from me!(Menjauh dariku)" Ucap Kevin terlanjur kesal.

"I'm so sorry, I-"

"Get out!" Ucap Kevin kesal memerintah dengan tatapan mata galak nya.

"Apaan sih nih bule satu! Sudah minta maaf jugaan masih aja marah-marah." Ucap Kesal Gadis itu lalu menarik tangan Ara agar segera menjauh.

"Mama Tantri, kesana!" Ucap Ara menunjuk penjual es cream di seberang taman.

"Tantri? Aku harap tidak akan bertemu dengan mu lagi!" Ucap Kevin marah lalu menendang angin saking kesalnya. Tempramen Arsenio dengan dirinya sangat sama persis, bedanya Kevin hanya akan tunduk pada Arsenio saja.

Pria itu mengalangkah panjang menuju mobil, banyak yang harus ia selesaikan namun tertunda dengan kejadian tidak terduga hari ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!