Part 5

Tok.

Tok.

Tok

"Ehmm, ibu... Hari ini aku tidak mau bekerja." Gumam seorang gadis yang masih nyaman dengan selimutnya. Matanya terasa berat untuk di buka saat ini.

Beberapa menit, ketukan itu menghilang. Dan Zara melanjutkan tidurnya. Dengan kasur yang nyaman lalu suasana kamar yang sejuk membuat gadis itu ingin tidur lebih lama. Namun.....

"Astaga!" Matanya terbelalak saat ingat ia sedang berada di mana. Matanya menoleh kepada bayi yang ia peluk dengan hangat. Senyum itu seketika ada saat melihat wajah bayi yang masih tidur dengan lelapnya.

"Jam berapa ini?" Zara bergumam dengan mata mencari jam dinding.

"Astaga! Aku terlambat...."

Gadis itu menurunkan pelan kepala Axel agr tidak terbangun. Dengan segera ia masuk kamar mandi, lalu membersihkan diri dengan secepat melebihi kecepatan kereta express.

Ceklek

"Aaaa!!!!"

Zara berteriak karena terkejut seorang pria sudah ada di hadapannya dengan tangan di depan dada lalu menatap nya dengan wajah kesal. Gadis itu segera berbalik badan agar tubuhnya yang masih terbalut handuk tidak di lihat pria itu.

Berbeda ekspresi dengan pria yang sedang menatap kesal. Dengan tangannya yang kekar pria itu melempar baju kerja Zara kearah gadis yang masih memunggunginya.

"Cepat pakai!" Suara yang terdengar sangat menakutkan membuat punggung Zara meremang. Dengan cepat gadis itu masuk kedalam kamar mandi dan memakai pakaiannya.

"Berani keluar atau tidak? Tapi jika tidak keluar bagaimana caranya aku bekerja? Ohh tuhan, aku ingin sekali memiliki kekuatan tak terlihat."

"Kenapa aku harus takut? Bukankah dia yang seharunya malu karena sudah masuk tanpa mengetuk? Kamu tidak salah Zara." Gadis itu terus berusaha menguatkan diri lalu keluar dengan perlahan. Pasalnya, ia harus bekerja dalam 30 menit lagi.

Zara keluar dengan menghampiri pria bule itu yang sedang duduk di ujung kasur dan melipat kedua tangannya.

"Berdiri di sana..." Zara seketika diam di hadapan pria itu dengan wajah yang masih angkuh.

"Saya kemarin mengetuk pintu dan kamu tidak membukanya untuk saya, kenapa?" Pertanyaan pertama pria itu membuat Zara berfikir.

"Ohh jadi kemarin itu anda? Lalu bagaimana anda bisa masuk sekarang?" Arsenio terlihat memejamkan matanya sebentar, bukan pertanyaan yang ia inginkan namun sebuah jawaban.

"Saya bertanya untuk anda jawab!" Zara seketika merinding kala aura pria itu sangat menyeramkan.

"Kemarin saya sudah tertidur..." Bodoh! Tadi kan aku sudah bilang mendengar suara ketukan! Dasar Zara!

Gadis itu mengumpat dirinya sendiri dalam hati.

"Lalu bagaimana anda bisa mendengar ketukan jika anda sudah tidur." Skakmat! Sialan pria ini. Umpat Zara lagi.

"Aku hanya mendengar samar-samar, dan itu setengah mimpi. Lalu tadi saat anda masuk, saya pasti sudah ada di kamar mandi. Jadi tak mendengar apapun." Elak Zara dengan cepat karena pasti pria itu meminta pak satpam untuk mengambilkannya kunci kamar cadangan.

"Zara! Saya meminta anda untuk tidak main-main dengan saya, anda disini untuk bekerja bukan malah leha-leha hingga anda menghiraukan setiap hal kecilnya. Saya tidak peduli mau anda sedang tidur atau tidak, yang pasti saat saya datang! Anda harus sigap membuka kan pintu! Paham!" Omel pri bule itu dengan wajah yang kesal.

"Paham...." Zara menunduk mendengarkan ocehan pria yang tidak memiliki hati tersebut.

"Satu hal lagi, saya akan pindah ke villa dimana anda juga akan ikut. Karena di saat saya tidak bisa menjaga anak ini, kamu yang harus bisa." Titah pria itu tegas tanpa mau di bantah.

"Ingat tugasmu sebelum pergi!" Arsenio masuk kedalam kamar mandi, Zara sudah sangat kesal ingin sekali mencekiknya dan memukul kepalanya.

Kenapa Axel si bayi imut harus memiliki papa yang seperti monster! Ini tidak adil! Zara mengumpat kesal. Tak lupa juga Zara seperti menendang angin hanya untuk meluapkan kekesalannya.

Di saat teringat kalau ia harus bekerja, Zara segera memakai sepatunya dan berlari naik ke resepsionis untuk bekerja. Dan lengkap sudah penderitaan nya hari ini, Zara harus kena marah lagi karena hal-hal sepele oleh sang manager.

Sore menjelang, Zara sudah memandikan Axel dan berpesan pada bayi itu agar tidak rewel di saat ia tidak ada. Karena hari ini ia harus pulang dan berkemas, sekalian memberitahu keluarganya bahwa ia harus pindah kerja dan tidak tinggal di rumah.

Awalnya semuanya menolak namun dengan rayuan dan bujukan dari Zara, kedua orang tua Zara akhirnya setuju.

...------------&&&&&&------------...

Dua hari telah berlalu, dengan perpisahan penuh haru dan drama. Kini Zara sudah berada di dalam mobil milik pria bule tersebut.

Mereka pindah ke tengah kota, dimana ia juga akan bisa melihat banyak sekali hotel yang sangat tinggi. Axel terlihat tenang dengan Zara yang menggendongnya. Bahkan bayi laki-laki itu terlihat lelap dalam tidurnya.

Mobil berhenti di depan gerbang villa, pria itu segera turun tanpa membantu sama sekali. Ia hanya membawa diri dan iPad mininya. Menyebalkan sekali! Kenapa ia harus terjebak disini!

"Mari saya bantu..." Ucap pria yang selalu berada di sisi Arsenio, pria yang tak kalah tampan namun lebih unggul dari Arsenio dalam memperlakukan orang.

"Thank you.."

Zara di bantu membawa barang bawaan karena gadis itu juga menggendong Axel.

"Siapa namamu?" Tanya Zara dengan senyum manisnya.

"Kevin William.." Sahut pria itu dengan tersenyum juga. Astaga! Sangat tampan, aku ingin sekali membawanya pulang. Tidak seperti pria itu, Zara melirik Arsenio yang sudah duduk di ruang tengah.

Villa ini sangat mewah, dengan kolam renang dan taman yang luas. Lalu ada dua kamar juga, dimana kamarnya dan pria itu berjauhan. Tentu Zara sangat senang, akan sangat menyenangkan jika tidak melihat wajah kaku pria itu.

"Pelajaran anda akan di mulai hari ini setelah Axel tidur siang, semuanya akan di ajarkan oleh tuan Arsenio." Senyum yang awalnya cerah kini menghilang dengan berita buruk yang di berikan oleh Kevin.

"Tidak bisakah kamu yang mengajariku?" Tanya Zara penuh harap, Kevin menggeleng lalu keluar kamar setelah menaruh tas besar milik Zara di atas kasur.

"Hah! Matilah aku, keluar kandang singa masuk kandang buaya." Keluh gadis itu dengan menaruh Axel yang sedang bermain sendiri.

Zara meletakan semua barangnya di lemari yang tersedia. Sepertinya ia akan membutuhkan extra kesabaran dalam 1 bulan kedepan.

Bersambung........

Terpopuler

Comments

Atik Marwati

Atik Marwati

sabar..

sabar..

sabar...
orang sabar tubuhnya lebar🤭🤭🤭

2024-09-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!