Pagi yang membangunkan Zara setelah kejadian kemarin benar-benar indah. Senyum gadis berusia 20 tahun itu kini terlihat sangat indah, matanya menatap Axel yang masih terlelap di sampingnya lalu mencium pipi gembul anak itu dengan bahagia.
Dengan langkah yang pasti, Zara keluar kamar dan hendak membuat sarapan. Namun, betapa terkejutnya dia saat melihat pria yang cuek kemarin itu terlihat terbaring lemas di atas sofa. Bahkan tubuhnya seakan tak bertenaga, Zara yang masih memakai pakaian tidur menghampiri Arsenio.
"Sir, anda kenapa tidur disini?" Tanya Zara sopan, bau alkohol tercium di mana-mana. Bahkan Zara sampai memalingkan wajahnya sebentar.
"Sir! Tuan Arsenio!!!" Panggil Zara dengan lebih keras, pria itu terlihat mengerjap. Tangannya memegang kepalanya yang terasa berdenyut, mungkin efek alkohol.
Pria itu hanya melirik sebentar lalu bangun tanpa kata dan masuk kedalam kamar. Zara jadi bingung dan hanya bisa mengangkat bahunya tak peduli.
Selesai membuat sarapan untuknya yang tak lain adalah nasi goreng dan roti serta telur untuk Arsenio. Mau dia makan atau tidak, Zara mana peduli. Dia hanya membersihkan diri dan mengajak Axel berjemur sebentar sambil menikmati nasi gorengnya.
"Huekkk....Huekkkk....." Zara yang baru makan setengah kini menoleh ke arah suara, ia menatap Arsenio yang sedang muntah-muntah di wastafel kitchen. Gadis itu meraih Axel dan memakaikannya baju lalu membuka penutup mata bayi yang sudah sedari tadi hendak dibukanya.
Zara menghentikan makannya, bukan karena jijik atau tak nafsu makan. karena bagaimana pun orang lain bicara akan hal yang menjijikan Zara sama sekali tidak peduli dan tetap makan, lagian ia hanya fokus ada makannya saja.
Matanya menatap pria yang masih menenangkan diri karena sehabis muntah. Tenaganya juga pasti sangat terkuras sekarang, Axel bermain di ayunan dan Zara mengambilkan Arsenio air lemon lalu memberikannya pada pria itu.
"Tidak apa, tidak ada racunnya kok." Jelas Zara saat pria itu hanya menatapnya tanpa mau mengambil gelas yang ia berikan.
"Duduk disini dan lihat Axel, jangan sampai ada mainan yang masuk kedalam mulut nya." titah Zara lalu membuatkan bubur untuk Arsenio, pria itu dalam hati sudah protes namun sekarang tenaganya tidak cukup untuk itu.
Bubur telah siap, dan Axel kini menangis karena bosan. Zara meletakan bubur itu di hadapan Arsenio namun nanya di lihat tanpa ada niat untuk menyentuh.
Zara kembali menghela nafas berat, apa disini ia hanya merawat satu baby? Bukan 2? Pikir gadis itu, lalu mendorong kursi ke sebelah Arsenio dan duduk.
"Lepaskan gelas itu dan pegang ini." Zara memberikan Axel yang sudah diam ke arah Daddy nya, tentu saja Arsenio tersentak dan kaku akan serangan tiba-tiba itu.
"Pegang yang benar, atau baby Axel akan jatuh."
"Saya tak tau cara memegangnya."
"Sungguh? Astaga, bagaimana bisa seorang Daddy tak tau cara menggendong bayi. Hadap sini, aku ajarkan."
"Saya tidak mau, jika sudah ada kamu kenapa harus saya!"
"Hadap sini!" Zara tak menyerah hingga Arsenio menghadap nya lalu mengajarkan dia itu cara menggendong Axel.
Sangat kaku dan sulit diatur, bahkan mungkin Axel akan terjatuh jika tidak di pegangi oleh gadis itu. Zara hanya bisa menghela nafas berat lalu membatu lagi hingga Arsenio diam dan menggendong baby dengan benar. Ada-ada saja, kenapa punya anak jika tidak bisa menggendong? Jangan bilang kalau ini kebobolan? Pikir Zara yang hanya bisa menggeleng.
"Aa...." Zara menyuapi Arsenio yang terus menggeleng tidak mau, bukan Zara namanya kalau ia menyerah. Bahkan dengan sengaja gadis itu menginjak kaki Arsenio agar mau membuka mulut.
"Bagus, anak pintar..." Ujarnya senang saat pria di hadapannya ini menurut, namun lihatlah wajah kusut yang di tampilkan Arsenio karena pemaksaan yang di lakukan oleh gadis itu.
Suapan demi suapan terus masuk keperut hingga kandas, lalu minum air lemon dengan Zara yang meniup pelan sebelum di berikan pada pria itu.
"Haii baby Axel..... Senang ya bisa di gendong daddy? Wahh terlihat sekali senangnya ya." Goda gadis itu dengan segera berdiri saat Arsenio menaikan bayi itu minta di ambil.
"Hey, ambil bayi ini..."
"Jaga sebentar, aku harus membersihkan alat makan."
oekkk,
oekkk.
"Dia menangis, ambil!!" Seru pria itu dengan heboh, bahkan itu membuat Zara semakin jail dan tak mau mengambil. Axel sudah menangis, meski begitu Zara masih ingin Arsenio yang menimang bayi itu.
"Bangun dulu lalu ajak berkeliling dan mengobrol." Ujar Zara dengan sibuk mencuci alat masaknya.
"Tidak bisa!" Seru pria itu lagi.
"Bisa, ayo lakukan!" Seru Zara tak kalah menyemangati.
"Ajak ngobrol, gendong dengan benar...." tambah Zara saat Arsenio terlihat menimang Axel dengan kikuk.
"Daaa..."
Oekkkk
"Dia tidak mau diam..." Seru pria itu lagi saat pusing Axel terlihat menangis meski tak sekeras tadi.
Yang di minta mengambil anak hanya terkekeh dalam diam, pasalnya Arsenio melakukan ciluk ba dengan wajah serius. Bahkan bayi pun bisa mengenali mana aura buruk dan baik.
"Ajak bicara, pasti diam."
"Dia tidak akan mengerti."
"Axel mengerti sir.." Sahut Zara, namun gadis itu tetap memperhatikan pria yang masih sibuk berusaha tersenyum dan mengajak anaknya mengobrol dengan bahasa inggris. Terlihat kaku namun Axel berhenti menangis.
"Gendong yang benar sir, agar nanti tidak ada berita bahwa seorang bule melempar anaknya yang masih bayi karena tidak mau diam."
"Diamlah jika masih ingin tetap aman dirumah ini." Ucap pria itu namun kembali bicara pada Axel.
Dengan iseng, Zara membuat vidio Arsenio sedang bicara pada Axel lalu akan membuat kenangan itu abadi. Jika benar Arsenio belum pernah menimang Axel maka ini harus di kenang oleh pria itu.
Zara kini duduk di kursi meja makan dan memperhatikan Arsenio, pria setampan ini pasti mendapatkan kan Istri yang tak kalah cantik. Bahkan Axel 100% mirip dirinya, tak da yang berbeda dari keduanya.
"Dimana mama Axel?" Pertanyaan itu membuat Arsenio sadar lalu berjalan kearah Zara dan memberikan bayi itu kepadanya. Bahkan tanpa menjawab atau bicara sepatah kata pria itu berlalu kearah kamarnya.
Sepertinya aku salah bertanya, untuk apa aku mencampuri urusan orang lain. Pikir Zara lalu berjalan ke arah kamar untuk memandikan Axel agar bisa tertidur nyenyak nantinya. Karena sepertinya Axel sangat tidak suka kotor, bahan saat bayi itu tercipta susunya sendiri. Ia akan menangis tak karuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments