Di negara lain tepatnya, di negara terindah dan terbersih yaitu swiss yang terletak di benua Eropa. Wanita yang kiranya sudah memasuki kepala 5 tersebut kini tengah pusing karena ancaman dari putranya sendiri.
Apakah sungguh yang menelpon itu adalah putranya? Tapi kenapa bisa bicara kejam begitu? Pikirnya. Di saat kepalanya pusing dan tak menemukan jawaban dari semua masalahnya, seorang pria datang yang juga memiliki usia yang jauh 2 tahun darinya.
"Ada apa honey? Apa putra mu berbuat ulah lagi?" Tanya pria yang tak lain adalah suaminya sendiri.
Kini mereka sedang berdiri di depan balkon kamar, tengah menatap betapa indah pemandangan taman di bawah sana. Wanita yang di panggil hanya bisa menghela nafasnya pelan.
"Dia juga putra mu! Putra yang sangat menyebalkan dan selalu membuat ku naik darah." Adu wanita paruh baya itu lagi dengan nada menyindir.
"Apa lagi sekarang yang kau perbuat? Perjodohan lagi?" Pria itu memeluk istrinya yang tengah kesal dari belakang. Mereka kini tengah menatap taman dengan pikiran yang sama-sama bekelana jauh.
"Tentu saja, sampai kapan putramu itu akan terus sendiri setelah kepergian wanita itu? Apakah sesulit itu membuatnya menikah? " Wanita itu terlihat kesal namun juga kasihan pada putranya.
"Honey, ini baru 4 bulan dan dirinya baru belajar dengan suasana baru. Dengan kehadiran seorang putra lalu ditambah dia sendiri belum sembuh dari luka nya." Jelas pria yang sangat menyayangi keduanya, ia bisa mengerti posisi istri dan anaknya.
"Belum sembuh? Ini bukan hanya 4 bulan, ini sudah menginjak 1 tahun semenjak wanita itu memutuskan hubungan dengan alasan yang tak masuk akal! Jika mengingat kembali ke hari itu, aku- aku bahkan ingin sekali memukulnya!"
"Mereka sama-sama tidak menginginkan bayi itu, kamu tau sendiri siapa yang memaksa kehadirannya bukan?" Ujar pria itu dengan membelai lembut tangan istrinya agar bisa lebih tenang. Jika di situasi ini memang dia sebagai kepala keluarga yang harus bisa mengerti keduanya. Dan harus tenang untuk memberikan solusi dari semuanya.
Wanita yang di peluk itu kembali meneteskan air matanya saat mengingat betapa menyedihkannya nasib cucunya tersebut. Yang harus hadir dalam ruang lingkup keluarga yang sama-sama tidak menganggapnya ada.
Kedua orang tuanya sama-sama egois dan tak berperasaan dimana semua di sepakati dengan keuntungan bisnis.
"Jangan menangis, aku dengar Axel memiliki baby sister yang sangat baik. Kita biarkan dulu seperti ini, nanti semuanya akan berubah seiring waktu."
"Benarkah? Apakah wanita itu bisa menjadi menantu kita?" Tanya wanita itu dengan antusias meski masih ada jejak air mata di sudut matanya.
"Ohh sudahlah honey... " Keluh sang suami yang masih tak habis pikir, istrinya selalu saja mencari kesempatan dalam kesempitan.
Berbeda dengan yang ada di Swiss, kedua orang yang sedang dibicarakan sedang saling menatap tajam. Pasalnya akibat mainan dari Axel yang tidak di bereskan oleh zara kini mengenai kaki dari arsenio. Namun lebih ke pria itu yang tidak melihat mainan tersebut hingga menginjaknya dan membuatnya menggeram kesakitan.
Namun karena masih kesal akan sangat mommy hingga akhirnya zara juga yang harus kena omel oleh pria bule tersebut.
"Apakah anda tidak bisa bekerja dengan baik? Apa baru saya perlakuan anda dengan baik jadi merasa seperti memiliki segalanya? Anda pikir hanya anda satu-satunya orang yang bisa menjaga bayi itu? Jangan terlalu percaya diri! Bersihkan mainan itu sekarang karena saya tidak mau melihat ada mainan yang berserakan dimana pun! Paham anda!" Ucapan pria itu tak terkontrol, bahkan amarahnya membuat zara sangat sakit hati.
Namun, bukan zara namanya jika dia menangis di hadapan pria itu hanya karena di marahi habis-habisan. Pria itu bahkan menendang mainan Axel sebelum hilang di telan pintu kamarnya.
Zara hanya menghela nafas kasar lalu membereskan semuanya. Mulai dari mainan hingga berkas yang akan dia pelajari lagi, memang sangat sulit jika menjadi pelayan! Zara berfikir untuk menjadi bos suatu hari nanti.
Semenjak dari saat itu Zara tak lagi bicara semaunya, ucapan pria itu selalu menjadi catatan di hati dan hidupnya. Hingga 1 minggu berlalu dan semuanya berjalan sesuai yang tertera dalam kontrak. Tak ada lagi Zara yang perhatian dan ceria kecuali saat dia hanya berdua dengan Axel di kamar. Bahkan ia sudah sangat muak membohongi diri dengan sikap cuek dan kakunya.
Biasanya Zara akan banyak bicara atau bahkan akan sangat berisik terlebih lagi saat tau akan banyak hal baru. Namun sekarang ia merasa antara bahagia dan tidak bahagia. Bahagia saat bisa bermain dengan Axel di kamar oh ya! Jangan lupa juga William yang selalu menyempatkan diri menyapa saat beranda di villa. Tak jarang pria matang itu selalu membawakan beberapa cemilan untuknya.
Lalu saat tidak bahagia dirinya adalah saat harus pura-pura di depan pria berhati batu tersebut. Yang hanya bicara saat ada perkerjaan saja, sisanya hanya keheningan.
Berbeda dengan Zara, Arsenio sangat senang saat tak ada lagi orang yang berisik namun jauh dalam sudut hatinya ia merindukan suara tawa dan ucapan gadis yang baru beberapa hari ini ia ajak tinggal bersama. Begitu berpengaruh sekali gadis itu hingga membuat suasana terasa kosong semenjak seminggu ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Alanna Th
mulai bucin tuhh! hati" zara, jngn gampang nyerah; bwt arsen tr jatuh bangun mnghadapimu
2025-04-08
0
Atik Marwati
tar bucin tau rasa
2024-09-18
1
Atik Marwati
dasar arsenio...
2024-09-18
0