Perselisihan Ibu Dan Anak

Dara menatap kesal handphonenya. Atlana memang kurang ajar, memutuskan panggilan sepihak disaat dirinya masih berbicara.

"Arrghh...!" teriak Dara frustasi.

"Daraa!!" Teriakan Yuni yang penuh emosi terdengar di telinga Dara. Tak lama, pintu kamar Dara dibuka dengan kasar.

"Mama, kenapa teriak-teriak?" tanya Dara, dengan suara yang dibuat lembut.

"Kenapa kamu tanya? Kamu masih belum mau ngaku?!" Yuni menatap putrinya dengan tatapan marah. Dia benar-benar tidak menyangka putrinya bisa setega itu menguras tabungannya hingga tidak tersisa untuknya.

"Mama, bukan Dara yang lakuin. Dara bersumpah, Ma."

"Jangan bohong kamu, Dara! Tautan ini dari nomor WhatsApp kamu!"

"Memang bukan Dara, Mama. Itu kerjaan Atlana."

"Atlana? Kamu pikir Mama bodoh? Jelas-jelas itu dari kamu." Yuni mengusap wajahnya. Dia sangat-sangat marah. Uangnya habis. Tabungan itu adalah tabungan dengan jumlah yang paling banyak dibandingkan yang satunya.

"Mulai besok, uang jajan kamu gak akan Mama kasi."

Dara menggeleng. Dia tidak terima jika uang jajannya ditiadakan. Bagaimana jika dia berkumpul dengan teman-temannya? Mereka mungkin akan menjauhinya karena menganggapnya sebagai orang miskin.

"Ma, gak bisa gitu dong! Aku gak terima uang jajan aku diilangin."

"Terima gak terima, Mama tetap gak akan kasi uang jajan buat kamu!" putus Yuni. Wanita itu berbalik, hendak melangkah meninggalkan kamar Dara. Namun, suara Dara membuat langkahnya terhenti.

"Aku gak nyangka, Mama bisa gitu sama aku. Aku pikir Mama sayang sama aku, tapi ternyata aku salah. Mama bahkan marah dan hukum aku atas kesalahan yang tidak aku perbuat. Sangat berbeda saat pacar Mama yang lakuin itu. Lelaki itu mengambil banyak uang Mama, bahkan menyakiti Mama juga. Tapi, Mama gak pernah marah. Mama benar-benar pilih kasih. Mama lebih pentingkan orang—"

"Dara!" Yuni membentak, lalu berbalik mendekati Dara.

"Kenapa, Ma? Aku benar kan? Mama pilih kasih! Mama dibutakan cinta dan nafsu Mama yang selalau dipuas—"

Plak!

Dara tak mampu melanjutkan ucapannya lagi. Matanya berkaca-kaca. Tamparan yang diberikan Mamanya sangat sakit dan perih. Tapi, rasa sakit di pipinya tak sebanding dengan rasa sakit hatinya. Dia tak menyangka Mamanya tega menamparnya demi seorang laki-laki yang belum lama dikenalnya.

Dara mengangkat wajahnya, menatap sang Mama dengan mata yang sudah dipenuhi air mata. "Dara benci Mama!" ucap gadis itu, kemudian berlari keluar dari kamar tersebut.

"Arrghh!!" Yuni berteriak keras sambil mengacak rambutnya.

***

Atlana berdiri di pinggir jalan tak jauh dari apartemennya. Malam ini, dia akan bertemu Delon. Lelaki itu meminta dirinya untuk menemuinya di apartemen. Atlana memang sengaja menurutinya, walaupun sebenarnya dirinya sangat malas untuk bertemu Delon.

Ting

Satu notifikasi pesan masuk, membuat Atlana langsung memeriksa handphonenya.

Regan

Jangan lama-lama. Pulang aku jemput.

Sudut bibir Atlana tertarik membentuk senyum. Regan selalu pandai memperlakukannya. Atlana mematikan handphonenya tanpa membalas chat Regan. Setelah taksi yang dipesannya tiba, Atlana langsung menuju apartemen Delon.

Namun, dalam perjalanan, dia tanpa sengaja melihat Yura bersama seorang pria yang kemungkinan usianya sekitar 50-an tahun. Keduanya saling berpelukan mesra, bahkan si pria mencium Yura beberapa kali di puncak kepalanya.

"Pak, bisa berhenti sebentar?"

Si supir taksi segera menghentikan laju mobilnya. Atlana sedikit menurunkan kaca mobil, kemudian memperhatikan Yura dan pria itu. Atlana memfoto keduanya kemudian meminta supir untuk melajukan kembali mobilnya.

"Huh! Kayaknya, Yura punya profesi lain selain jadi tukang bully," gumam Atlana sambil tersenyum miring.

Tak berapa lama, mobil yang Atlana tumpangi tiba di apartemen Delon. Atlana turun setelah membayar, kemudian langsung menuju unit apartemen Delon. Gadis itu terdiam sebelum menekan bel apartemen Delon.

"Kayaknya gue kecepetan datangnya," gumam Atlana.

Ceklek

Deg!

Atlana terdiam menatap Delon yang diam mematung dengan wajah tegang. Di sebelah cowok itu ada Dara yang tangannya sedang digenggam erat oleh Delon.

Delon dengan cepat melepaskan genggamannya pada Dara. "Atlana," gumam Delon yang dibalas gelengan Atlana. "Sayang, aku bisa jelasin. Ini gak seperti yang kamu pikirin."

"Mau jelasin apa lagi?" Suara Atlana terdengar pelan dan sendu. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca. Aktingnya benar-benar sempurna menurutnya. "Gak ada yang perlu dijelaskan lagi," ucap Atlana sambil berbalik hendak pergi. Namun, Delon dengan cepat menarik tangannya dan membawa gadis itu dalam pelukannya.

Atlana terkejut, begitu juga dengan Dara yang bahkan lebih terkejut melihatnya. Atlana mencoba memberontak, tapi Delon tetap memeluknya erat. Lelaki itu berpikir jika Atlana memberontak karena marah padanya, tapi dirinya salah. Atlana melakukan itu karena tidak ingin dipeluk Delon.

"Lepaskan aku, Lon!" ucap Atlana.

"Aku gak akan lepasin," balas Delon.

Dara mengeraskan rahang dan mengepalkan tangannya. "Del—"

"Lo mending balik, Dar," tukas Delon sebelum Dara menyelesaikan ucapannya. Membuat Dara menatapnya dengan mata melotot. Dia tak terima perkataan Delon, namun tak bisa membantah juga karena lelaki itu memberikan kode lewat matanya.

"Cih! Cewek kegatelan." Dara berdecih dalam hati kemudian berjalan meninggalkan Delon dan Atlana.

"Lepasin aku, Lon!" Atlana masih berusaha mendorong Delon menjauh darinya. Tapi, lelaki itu tetap memeluknya erat. Atlana mendengus dalam hati. Seandainya dia tak memikirkan tentang rencananya, sudah pasti dia mendorong tubuh Delon dengan kasar.

"Aku gak akan lepasin." Delon kembali mengecup puncak kepala Atlana. Hal itu membuat Atlana sangat jijik. "Kita masuk bentar ya? Kita omongin soal ini," ucap Delon.

"Lepasin aku, baru kita bicara."

Delon menarik nafasnya, kemudian melepaskan Atlana. Keduanya lalu berjalan memasuki apartemen. Delon mengajak Atlana duduk di sofa.

"Aku—"

"Aku cuman pengen kamu jawab, ada hubungan apa kamu sama Dara? Ini bukan pertama kalinya aku liat kamu bareng Dara, Lon."

"Sayang, aku sama Dara—"

"Aku cuman pengen kamu jujur." Atlana menatap mata Delon. "Aku siap dengar, Lon. Yang paling penting kamu jujur sama aku."

"Kalau aku jujur, kamu bakal maafin?"

Atlana terdiam sejenak, seolah dirinya merasa berat. Tapi, setelah itu dia mengangguk, mengiyakan ucapan Delon.

Delon menarik nafasnya. "Aku sama Dara pacaran..." ucap Delon lirih. Dia melirik ke arah Atlana yang terkejut. Dia sangat yakin Atlana terluka atas pangkuannya. Tidak tahu saja dia jika Atlana sudah mengetahui kebusukannya.

"Sayang, aku khilaf. Kita pacaran belum lama. Aku cuman main-main sama dia. Percaya sama aku," ucap Delon.

"Beneran cuman main-main?"

"Iya, sayang. Cewek yang paling aku cintai itu kamu, bukan yang lain."

Atlana mengangguk. "Aku maafin kamu. Tapi, kamu harus janji gak bakal bawa Dara kesini lagi. Kamu juga harus putus sama dia. Aku gak mau ada penganggu diantara kita," ucap Atlana.

Delon terdiam sejenak. Ada sedikit keraguan yang Atlana tangkap dari wajah cowok itu. Tapi, detik berikutnya cowok itu mengangguk mengiyakan. Membuat Atlana tersenyum.

Terpopuler

Comments

Kodok Nakpbn

Kodok Nakpbn

lo

2024-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!