Atlana VS Fenny Dan Yura

Atlana terdiam mendengar semua cerita Regan. Cerita tentang kenapa cowok itu tidak pernah menghentikan pembullyan yang Atlana alami.

"Maafin gue," suaranya rendah terdengar penuh penyesalan.

"Bukan salah lo. Gue yang terlalu percaya sama Delon."

Ya, alasan Regan tidak pernah menunjukkan kebaikannya pada Atlana adalah Delon. Atlana tidak benar-benar percaya siapapun di sekolah itu selain Delon. Selain menghindari Fenny, Dara dan Yura, Atlana juga menghindari Regan.

Cowok berhati dingin dan memiliki mata tajam itu baginya adalah ancaman. Tapi ternyata, orang yang ia anggap sebagi pelindung malah menghancurkannya. Dan orang yang dia anggap sebagai ancaman, adalah orang yang sudah diam-diam menyelamatkannya.

"Gue gak akan paksa lo. Lo punya jalan buat memilih. Tapi, jangan pernah berusaha ngejauhin gue lagi," ucap Regan.

Jovan dan Yudha hanya diam memperhatikan mereka. Untuk masalah perasaan Regan pada Atlana, mereka tidak bisa ikut campur terlalu dalam.

"Balik, gih! Bentar lagi bel masuk," ucap Regan. Melihat keterdiaman Atlana membuatnya yakin, akan selalu ada nama Delon di hati Atlana. Bukan Regantara.

"Aku mau." Ucapan Atlana menghentikan langkah Regan yang hendak ke arah Jovan dan Yudha. Segera cowok itu berbalik menatap Atlana.

"Lo serius?" tanyanya sembari mendekati Atlana. Cewek itu hanya menjawab dengan anggukkan pelan. "Delon?"

Atlana mengulas senyum. "Nggak ada apa-apa lagi di hati aku buat dia kecuali benci! Aku udah tau, gimana busuknya Delon."

Regan mengangguk. Hanya terlihat senyum tipis di bibirnya setelah mendengar jawaban Atlana. Walaupun dia tidak mengekspresikan kebahagiaannya dengan sempurna, tapi hatinya benar-benar tak bisa membendung kebahagiaan itu.

"Pesan apapun yang lo berdua suka. Gue traktir," ucap Regan pada kedua sahabatnya. Membuat kedua cowok itu berteriak gembira.

***

Atlana berjalan di lorong kelas sambil membawa sekantong minuman yang dibelinya di kantin sekolah. Dia akan ke lapangan basket indoor untuk menemui Regan yang sedang berlatihan basket disana. Namun, langkahnya terhenti saat tiba-tiba Fenny dan Yura menghadangnya.

"Minggir!" ucap Atlana tanpa basa basi. Jujur, dia sedang tidak ingin ribut dengan kedua cewek itu.

"Huh! Sekarang lo makin songong ya?" ucap Fenny dengan senyum merendahkan. "Jangan kira karena lo dekat sama Regan, gue jadi takut sama lo. Regan itu cuman manfaatin lo! Seorang Regan hanya akan tunduk pada Fenny."

"Halu lo ketinggian! Udah minggir! Waktu gue terlalu berharga cuman buat ngeladenin lo berdua."

"Seharusnya lo yang sadar! Halu lo yang ketinggian. Regan baik sama lo cuman karena ada maunya. Setelah itu, dia bakal buang lo," ucap Yura.

"Orang yang hatinya penuh iri dengki memang suka ngejelekin orang lain. Dan lo berdua contohnya. Udah sana, minggir! Gue mau lewat."

"Gak ada! Lo gak boleh lewat!" Fenny dengan kasar mendorong bahu Atlana. Membuat langkah gadis itu kembali mundur. Atlana marah. Ia menatap kedua cewek itu dengan tatapan tajamnya.

Fenny maju dan hendak merampas kantong yang dibawa Atlana. Namun, dengan cepat Atlana menghindari cewek itu.

Yura yang melihatnya segera membantu Fenny. Dia dengan cepat meraih lengan Atlana dengan kasar. Membuat kantong yang Atlana pegang terjatuh.

Emosi Atlana terpancing. Dengan kasar dia menyentak tangannya yang dipegang Yura hingga pegangan Yura terlepas.

"Gue sebenarnya gak mau ladenin lo berdua. Tapi, lo berdua yang mancing gue buat bersikap kasar."

Atlana langsung menendeng kaki Yura dengan kuat membuat cewek itu meringis kesakitan. Tapi, Fenny mengambil kesempatan dan menarik kasar rambut Atlana dari belakang. Membuat Atlana meringis pelan karena tarikan Fenny tidak bisa diremehkan.

"Lo! Cewek cupu! Gak usah belagu!" bisik Fenny dengan penuh penekanan.

Dalam menahan sakitnya, Atlana tersenyum miring. Sebelah tangannya ia gunakan untuk memegang tangan Fenny yang mencengkram rambutnya. Sementara sebelahnya lagi bersiap melayangkan pukulan melalui sikunya.

Tiga, dua, satu.... Bugh! Atlana melayangkan pukulan ke perut sebelah kanan Fenny setelah menghitung mundur dalam hati. Fenny meringis kesakitan dan seketika melepas cengkramannya.

Atlana berbalik dan menatap Fenny sengit sambil merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

Fenny mengusap pelan perutnya lalu menegakkan tubuhnya. Meskipun sakit, ia tak menyerah untuk bisa melukai Atlana.

"Cewek sialan kayak lo gak pantas buat Regan!" ucap Fenny hendak menyerang Atlana lagi. Tapi, dengan cepat Atlana menghindar, membuat Fenny tak bisa menggapainya.

Atlana juga sengaja menendang kakinya dari belakang, hingga Fenny tersungkur dilantai dalam posisi berlutut.

"Gue Atlana. Hidup gue hampir berakhir di tangan lo bertiga. Dan gue gak akan biarin itu terjadi lagi!" ucap Atlana dengan suara dingin.

Setelah itu, dia berjongkok memungut kembali botol-botol minuman tersebut ke dalam kantong, lalu membawanya pergi meninggalkan kedua gadis itu.

Langkahnya langsung menuju lapangan basket. Sesekali tangannya mengusap rambutnya. Bagaimanapun, tarikan Fenny sangat kuat. Sakitnya seolah kulit kepalanya akan terangkat.

Tapi, ketika memasuki lapangan, Atlana dengan cepat mengubah ekspresinya dan bersikap biasa saja.

"Hai," sapanya dengan wajah ceria, yang disambut senyum hangat Jovan dan Yudha. Sementara Regan, dia mengulurkan tangannya membawa Atlana duduk di sebelahnya.

"Ini aku bawain minum buat lo, Jovan sama Yudha," ucap Atlana.

"Kamu, Na. Bukan lo," ucap Regan lembut. Membuat Jovan dan Yudha meneguk ludah.

"Singa jadi jinak, Van," bisik Yudha pada Jovan, yang di balas anggukkan cowok itu.

Sementara Atlana, dia menatap Regan. Ya, dia lupa. Kemarin dia dan Regan sudah resmi berpacaran. Cowok baik yang selalu memperlakukannya dengan baik dan penuh perhatian itu kini sudah menjadi kekasihnya.

Atlana tersenyum tipis, lalu memberikan botol minum itu pada Regan. "Buat kamu," ucapnya membuat Regan mengusap lembut rambutnya.

Namun, Regan mengerutkan keningnya ketika melihat gelagat Atlana yang sedikit aneh. Berusaha mengabaikan itu, dia lalu meraih botol minum yang disodorkan Atlana.

Setelah itu, Atlana memberikan botol minum tersebut pada Jovan dan Yudha.

"Makasih, Bu Bos," ucap keduanya, membuat pipi Atlana bersemu merah.

"Ekhm...." Atlana berdehem pelan untuk menetralkan degup jantungnya. "I-itu, maaf kalau botolnya rusak. Tadi gak sengaja nabrak cewek di lorong kelas."

Regan yang hendak minum langsung mengurungkan niatnya lalu menatap Atlana. "Siapa? Cewek gila itu?" tanya Regan. Dia menutup botol minumnya dan fokus menatap Atlana. Membuat gadis itu meneguk ludahnya. Dia tahu, siapa "cewek gila" yang Regan maksud.

"Diapain sama dia? Hm?"

"Dijambak, tapi udah aku balas," jawab Atlana cepat. Dia tidak ingin Regan mengambil alih urusannya.

Regan menghembus pelan nafasnya. Setelah itu, dia menarik Atlana dalam dekapannya dan mengecup tepat puncak kepala Atlana. Membuat Atlana terdiam kaku, sementara Jovan dan Yudha melotot terkejut.

"Re-Regan...."

"Masih sakit?"

Atlana menggeleng. "Gak lagi."

Regan kembali mengusap kepala Atlana dengan lembut, lalu melepaskan pelukannya. Dia berdiri kemudian mengulurkan tangannya pada Atlana. "Ayo, balik."

"Udah latihannya?" Atlana meraih tangan Regan lalu berdiri mengikuti Regan.

"Udah."

"Gan, kita boleh nebeng?"

"Gak!"

Wajah Jovan dan Yudha langsung berubah berpura-pura lesu. Sebenarnya mereka membawa motor. Tapi sengaja untuk mengganggu Regan yang ingin bersama Atlana.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

enak dibaca, rapi tulisan'a, suka alur'a

2024-03-21

1

Kustri

Kustri

nebeng? pengen jd nyamuk yaa

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!