Bukti Di Apartemen Dara

Yuni berdecak melemparkan tubuhnya di atas sofa yang berada di kamar Dara. Dia memejamkan matanya, lalu tak lama terdengar decakan kesal keluar dari mulutnya yang bibirnya terbalut lipstik berwarna merah.

"Ck. Anak itu benar-benar beruntung!" gumam Yuni.

Dara yang baru terbangun menatap Mamanya dengan kening berkerut. Dia tahu, kemana wanita yang sudah melahirkannya itu pergi tadi. Tapi, dia tidak tahu apa yang membuat wanita itu terlihat kesal.

"Ada apa, Ma?" tanya Dara

"Ck. Anak sialan itu punya nasib baik. CCtv di apartemen nggak menunjukkan apapun. Semuanya terlihat normal. Disana hanya ada kamu. Kejadian saat Atlana mendorong kamu nggak ada di rekaman CCtv." Yuni berbicara dengan nada kesal.

Sejak Atlana berubah, semua keberuntungan sepertinya berpihak pada gadis itu.

"Kok bisa? Aku dengan mata aku sendiri liat Atlana disana."

"Ck. Mama jadi gak bisa laporin anak sialan itu ke kantor polisi. Tapi, kalau nggak ada rekaman yang ada Atlana nya, berarti ada yang memanipulasi CCtv. Tapi siapa?"

Yuni dan Dara terdiam, mulai memikirkan siapa yang membantu Atlana. Gadis itu tidak memiliki keluarga dekat. Bisa dibilang, gadis itu sebatang kara sekarang.

Dara memutar otaknya, berusaha mengingat-ingat siapa yang memiliki hubungan dekat dengan Atlana. Hingga akhirnya, dia mengingat seseorang.

"Regan," ucap Dara yang membuat Yuni, sang Mama, menatap ke arahnya.

"Regan?"

"Iya, Regan. Dia yang dekat dengan Atlana saat ini," tutur Dara. Gadis itu lalu menoleh menatap Yuni. "Mama tau Regan kan?"

"Tau. Regantara, anak dengan nilai satu tingkat diatas Atlana. Dia selalu menjadi yang pertama, dan Atlana yang kedua. Mama kenal dia. Dia sangat ganteng."

"Yup. Mama betul. Regantara, cowok paling kaya di sekolah, dan punya pengaruh besar di sekolah."

Yuni tak memungkiri itu. Dia tau tentang bagaimana latar belakang Regan dari beberapa teman sosialitanya yang anak-anak mereka juga satu sekolahan dengan Regan.

Siswa tampan itu bahkan menjadi perbincangan ibu-ibu di perkumpulan sosialita yang satu geng dengan Yuni.

"Kenapa kamu gak deketin Regan aja, Dar? Daripada Delon, Regan lebih segalanya."

"Boro-boro deketin, Ma. Sapa aja Dara gak berani. Regan itu spesies cowok dingin pake banget. Banyak cewek-cewek yang suka sama dia, tapi gak berani mendekat. Kalau pun ada yang berani, hasilnya malah dapat luka fisik plus psikis. Fenny aja yang udah dapat restu kakeknya Regan, gak pernah berhasil dapetin hati Regan. Udah bagus Dara bisa dapetin Delon," ucap Dara panjang lebar. Demi menjelaskan tentang Regan pada ibunya, Dara rela menahan sakit di sudut bibirnya.

"Terus, Atlana bisa dibantuin Regan gimana caranya?"

Dara mengedikkan bahunya. Dia tidak tahu, seperti apa hubungan Atlana dengan Regan. Tapi, kedekatan kedua orang itu membuat banyak siswa di sekolahnya beranggapan jika mereka memiliki hubungan spesial.

"Dara juga gak tau. Yang jelas, Regan sama Atlana dekat. Mungkin udah dikasi yang enak-enak kali si Regan sama Atlana ."

Yuni mengangguk. Dia cukup setuju dengan ucapan putrinya. Baginya, mana mungkin seorang putra dari keluarga kaya raya seperti Regan mau membantu gadis tidak berguna seperti Atlana tanpa imbalan?

Sementara itu, Atlana baru saja tiba di apartemennya. Dia langsung menuju kulkas dan mengeluarkan sebotol minuman dingin. Setelah itu, dia kembali meletakkannya dalam kulkas, kemudian mengambil kotak p3k.

"Ck. Sialan si Yura sama Fenny," gumam Atlana.

Gadis itu membawa kotak p3k menuju ruang tengah. Dia duduk, kemudian mulai membersihkan lukanya. Sebelum dia mulai mengobati luka tersebut, pintu apartemennya terbuka. Regan berjalan cepat menghampiri Atlana.

Atlana tak sempat mengatakan apapun. Dia hanya diam menatap Regan yang sudah duduk di depannya, lalu mengambil alih obat yang dipegang Atlana.

"Sakit?" tanyanya sambil mengobati luka Atlana.

"Sedikit," jawab Atlana. Dia merasakan hembusan nafas Regan yang meniup luka di keningnya. Regan juga mengobati rahang Atlana yang terluka akibat cakaran Fenny dan tangan yang dicakar Yura.

Atlana terus menatap Regan yang serius mengobatinya. Hingga cowok itu selesai, dia tetap menatap Regan.

"Kenapa? Hm?" Regan menyingkirkan beberapa helai rambut Atlana, lalu menyelipkannya di telinga Atlana.

"Kamu kemana tadi? Kata Jovan sama Yudha, kamu pergi."

"Aku ke apartemen Dara."

Atlana mengerutkan keningnya. Ke apartemen Dara? Untuk apa cowok itu ke apartemen Dara?

Melihat kerutan di kening Atlana, Regan tersenyum tipis. Dia tahu, Atlana pasti bingung, kenapa dia ke apartemen Dara.

"Kenapa ke apartemen Dara? Kamu ketemu siapa di sana?"

Regan sedikit terkekeh pelan mendengar ucapan Atlana. Gadisnya terlihat seperti sedang cemburu. Dan jujur, dia sangat senang melihat reaksi Atlana sekarang.

Atlana yang tidak puas karena Regan belum juga menjawabnya pun merengut kesal. Hal itu membuat Regan menangkup gemas pipinya.

"Aku ke sana buat hilangin bukti," ucap Regan, memberi satu kecupan di pipi Atlana. Sementara Atlana, dia terdiam. Dia tidak memikirkan sampai ke arah melenyapkan bukti seperti yang Regan lakukan. Dia baru mengingatnya sekarang saat Regan memberitahunya.

"Kamu tahu? Wanita ular itu juga ada di sana," ucap Regan, meniup pelan tangan Atlana yang sudah diobatinya.

Atlana tahu, siapa "wanita ular" yang disebut Regan. Mama tirinya, tentu saja. Sekarang dia semakin paham, betapa pentingnya untuk selalu ingat melenyapkan bukti secepatnya. Dia yakin, tujuan Yuni kesana adalah untuk mencari bukti tentang perbuatannya pada Dara.

Atlana mengalihkan tatapannya pada Regan, kemudian mengulurkan tangannnya mengusap pelan pipi Regan.

"Makasih ya," ucapnya.

Regan mengangguk pelan. "Udah makan?" Atlana menggeleng. Dia belum sempat mengisi perutnya lantaran ingin secepat mungkin mengobati lukanya.

"Mau makan di luar?"

"Boleh. Tapi, aku yang bayarin. Anggap sebagai ucapan terima kasih aku ke kamu."

"Nggak."

"Regaaan."

"Iya, sayang."

"Aku yang bayarin."

"Nggak."

Atlana merengut kesal. Dia menatap Regan kemudian beranjak dari sofa. Tapi, dengan cepat Regan menahannya. "Oke. Kamu bayarin aku, aku bayarin kamu."

"Kok gitu?" Atlana tak terima. Dia tidak suka jika mereka bayar bertukaran seperti ini. Bukankah sama saja mereka bayar masing-masing? Regan memang aneh-aneh saja.

"Setelah makan, kita ke makam orang tua kamu."

Tanpa menunggu lama, Atlana langsung mengangguk. Dia seolah lupa apa yang baru saja diperdebatkan dengan Regan. Dia langsung teringat, semalam Regan berjanji akan berkunjung ke makam kedua orang tuanya.

"Aku ganti baju dulu, setelah itu kita pergi."

Atlana langsung berlari menuju kamarnya. Tak membutuhkan waktu lama, dia kembali dengan pakaian yang sudah diganti.

***

Delon menatap setiap rekaman CCtv yang dia ambil dari apartemen Dara setelah kembali dari rumah gadis itu. Dia terlihat serius, mengamati setiap rekaman yang dia putar.

"Gak ada yang aneh," gumam Delon.

"Apanya?" Seorang cewek datang dengan membawa secangkir kopi untuk Delon. Dia meletakkannya di meja, lalu ikut duduk bersama Delon. Keduanya sedang berada di apartemen Delon.

"Ini, rekaman CCtv apartemen Dara. Aku pengen tau, siapa pelakunya. Tapi, gak ada sesuatu yang aneh."

Cewek itu mengusap punggung Delon dengan pelan dan begitu lembut. "Kenapa sih, kamu harus pikirin? Biarin aja," ucap perempuan itu lembut dan tenang.

"Aku udah janji."

"Lebih penting aku, atau dia?"

Delon langsung melepas handphone dari pengangannya, lalu membawa cewek itu dalam pelukannya. "Udah pasti kamu," ucap Delon.

"Tapi, Dara juga cukup penting. Aku gak bisa abai in dia. Kamu kan udah janji, aku biarin kamu melakukan pekerjaan kamu, dan kamu biarin aku sama cewek-cewek aku," lanjut Delon. "Lagian, Dara juga temen kamu kan?"

"Hm," gumam cewek itu. "Kalau aku bilang Atlana pelakunya, kamu percaya?"

"Enggak." Delon menjawab mantap. Dia benar-benar tidak yakin kalau Atlana yang melakukannya.

Cewek yang ada dalam pelukannya hanya bisa menarik nafas lalu menghembuskannya. Jika Delon sudah berkata seperti itu, dia tidak bisa memaksanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!