Awal Pembalasan Dendam

Brak!

Satu kali gebrakan di meja tak membuat Atlana terusik. Dia malah semakin serius membaca buku komiknya, tak peduli dengan apa yang dilakukan ketiga cewek itu.

"Kayaknya ni anak budek setelah pulang dari rumah sakit," ucap Dara. Ya, ketiga cewek itu adalah Fenny, Dara dan Yura.

Ketika mendengar Atlana kembali, mereka begitu marah. Apalagi Fenny. Dia sangat marah saat mendengar Atlana datang bersama Regantara. Baginya, hanya dia lah satu-satunya cewek yang boleh dekat dengan Regantara.

Dengan penuh emosi, Fenny menarik kasar buku yang Atlana baca. Membuat Atlana menatap mereka dengan tatapan malas. Tatapan malas Atlana semakin memancing amarah ketiga cewek itu.

"Merasa hebat lo bisa deketin Regan?" tanya Fenny menggebu.

"Huh! Gila!" ucap Atlana tersenyum miring.

"Nantangin ni cupu!" ujar Yura. Ini pertama kalinya Atlana mengatai mereka.

Fenny dengan penuh perasaan kesal menjatuhkan buku Atlana ke lantai. Setelah itu, dia menarik kerah baju Atlana dan memaksa gadis itu berdiri.

"Ngapain lo bareng Regan?" tanya Fenny yang kembali dibalas senyum oleh Atlana.

"Bukan urusan lo," jawab Atlana tenang. Regan sudah mengajarinya untuk bersikap tenang dalam menghadapi sesuatu. Termasuk hal yang berurusan dengan ketiga cewek tak waras itu.

"Udah berani lo gue, lo?" tanya Dara. Dia sangat benci melihat saudara tirinya yang berhasil selamat.

Atlana tersenyum miring, lalu sedikit memiringkan kepalanya. "Hai, saudara tiri," sapanya. Membuat Dara berdecih kesal. Setelah itu, Atlana kembali menatap Fenny.

Atlana menyentuh pelan kedua tangan Fenny yang memegang kerah bajunya. Setelah itu, dia menyentak dengan kasar, diikuti raut wajahnya yang berubah dingin.

"Tangan kotor lo, gak pantas sentuh gue!!" bisik Atlana. Dia berjongkok meraih buku komiknya, kemudian berjalan meninggalkan ketiga cewek itu.

"Atlana sialan! Jangan kira karena lo dekat Regan, gue bakal takut!" teriak Fenny.

Atlana yang mendengarnya tersenyum. Dia berbalik menghadap ketiga cewek itu, berjalan mundur dan mengacungkan jari tengahnya.

Sebenarnya, dia ingin sekali membuat ketiga cewek itu semakin kesal. Tapi, dia teringat akan dirinya yang belum cukup kuat dan masih dalam kondisi pemulihan.

***

Sebulan berlalu. Misi balas dendam yang Atlana rencanakan belum benar-benar ia lakukan. Dia masih sibuk membekali dirinya. Dia hanya sekedar membuat orang-orang yang membullynya merasa kesal padanya.

Tapi, setelah belajar banyak sebulan ini bersama Regan, Jovan dan Yudha, dia merasa lebih mantap lagi menjalankan aksi balas dendamnya.

"Hai, Dar!" sapa Atlana yang tiba-tiba ada di toilet, dimana ada Dara disana. Kehadiran Atlana membuat Dara cukup terkejut.

Tapi, dia kembali bersikap santai. Baginya, Atlana bukan orang yang berbahaya. Selama ini, Atlana hanya membuat mereka kesal. Dan keberanian cewek itu karena ada Regan di belakangnya.

"Berani juga lo, datang kesini. Gak takut lagi lo diseret ke toilet?" tanya Dara dengan tatapan merendahkan.

Atlana mengedikkan bahunya. Dia bersandar di dinding toilet, lalu menatap kukunya yang bersih. "Kayaknya gue gak takut lagi," ucap Atlana. "Toilet... gak semenyeramkan lo sama dua sahabat lo," lanjut Atlana.

Dara yang mendengarnya pun menatap tak suka. Dia mendekati Atlana dan menggeplak tangan Atlana, sehingga gadis cantik itu mendongakkan wajahnya menatapnya.

"Apa kata lo? Coba ulangi?" geram Dara.

"Apa? Soal lo sama kedua temen lo? Ya, lo bertiga lebih serem dari pada toilet."

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Atlana. Membuat wajahnya tertoleh ke samping. Atlana tersenyum. Dia mengangkat wajahnya, lalu menatap Dara.

"Coba ulangi?" seru Dara.

"Lo bertiga Setan!"

Plak!

Bukan. Bukan Dara yang melakukannya, tapi Atlana. Wajah Dara tertoleh ke samping. Dia merasakan pipinya panas dan kupingnya berdenging.

Dia tak menyangka Atlana bisa secepat itu mendahuluinya. Bahkan pukulan gadis yang dulunya ia anggap lemah itu terasa sangat keras dan menyakitkan.

Dara mengangkat wajahnya dan menatap sengit Atlana. Sedangkan Atlana, gadis itu malah tersenyum miring. "Sialan!" Dara kembali melayangkan tangannya untuk membalas Atlana. Namun sayang, dia didahului Atlana lagi. Kali ini tamparan itu jauh lebih kuat.

"Lemah," ujar Atlana sambil terkekeh. Dia medekati Dara dan menarik rambut gadis itu.

"Lo ingat? Gue sering dijambak seperti ini di rumah," bisik Atlana. Dia menarik lebih keras rambut Dara hingga gadis itu meringis.

"Shhh...."

"Kenapa? Sakit ya?" tanya Atlana. "Cup... Cup... Cup... Kasian anak Mama tiri," ujarnya berpura-pura. Tapi, tak lantas membuatnya melepaskan rambut Dara.

"Atlana sialan! Lepasin gue!"

"Lepasin ya? Ck. Sayang banget. Gue masih mau main-main sama lo."

Saat Dara hendak berbicara lagi, Atlana dengan sengaja menendang kaki cewek itu, membuatnya tersungkur ke lantai. Sontak, Dara berteriak karena jijik. Hal itu membuat Atlana terkekeh.

"Hehehe... Kenapa? Jijik lo?"

"Atlana sialan!" Dara memberontak. Namun, dia tetap tidak mampu melepaskan diri dari Atlana. Gadis itu begitu kuat baginya.

"Atla—"

Dugh!

Atlana dengan santainya membenturkan kepala Dara ke lantai. Ketika Dara hendak kembali mengeluh sakit, dia kembali membenturkan kepala cewek itu ke lantai.

"Gimana rasanya? Enak kan?" tanya Atlana. Kening Dara sudah sangat lebam.

"Lo benar-benar jahat!"

Atlana tersenyum miring. "Ini belum apa-apa. Masih banyak kejutan buat lo sama yang lain," ujar Atlana. Dia mendorong kasar tubuh Dara hingga membentur dinding. Setelah itu, dia bergegas keluar dari toilet sambil sengaja menginjak kaki Dara. Membuat cewek itu terpekik kesakitan.

***

Fenny dan Yura yang sedang duduk bersantai langsung melototkan mata mereka. Di hadapan mereka, Dara berjalan pincang dengan rok seragam yang kotor, kening lebam, pipi memerah dan rambut berantakan. Segera mereka mendekati Dara.

"Lo kenapa, Dar?" tanya Fenny. Dia meraih sebelah tangan Dara. Begitu juga dengan Yura.

"Ada yang nyakitin lo?" sahut Yura.

"Atlana," jawab Dara singkat. Sudut bibirnya yang terluka membuatnya malas membuka mulut.

"What?!!" pekik Fenny dan Yura bersamaan.

"Lo serius Atlana yang lakuin ini ke lo?" Fenny tak percaya, dan Dara hanya bisa mengangguk.

"Gila banget! Cewek cupu itu bisa ngelukain lo kayak gini? Dibantu siapa dia?" tanya Yura. Dia tidak yakin Atlana melakukan itu semua sendiri.

"Dia shh... sendiri."

Fenny dan Yura terdiam. Mereka tidak menyangka, gadis lemah seperti Atlana bisa melakukan itu pada Dara.

"Ya udah. Sekarang kita bawa lo ke UKS." Fenny dan Yura segera menuntun Dara ke UKS. Masalah Atlana, mereka akan pikirkan nanti.

Sementara itu, Atlana sedang berada di rooftop bersama Regan. Gadis itu diam memandangi pemandangan dari rooftop sekolah.

Tapi, tidak dengan Regan. Dia tak sedetik pun memalingkan wajahnya dari Atlana. Gadis yang selama ini ia perhatikan diam-diam. Bahkan, Jovan dan Yudha pun tahu, seperti apa perasaannya pada Atlana.

"Na," panggil Regan lembut.

"Hmm?" Atlana menolehkan wajahnya menatap Regan. Rambutnya yang diterpa angin membuat beberapa helai menempel di wajah Atlana. Regan dengan lembut menyingkirkannya.

"Gue suka sama lo."

Deg!

Jantung Atlana berdegup kencang. Dua bulan bersama Regan membuatnya sadar, Regan memiliki perasaan untuknya. Dia juga bukan gadis bodoh yang tidak paham setiap perlakuan dan perhatian Regan.

Dia hanya berusaha untuk menepis setiap pikirannya dan membentengi dirinya agar tidak menyimpan perasaan lebih pada Regan. Cowok tampan dan bergelimang harta seperti Regan tidak pantas bersamanya.

"Udahlah, terima aja. Kasian temen gue. Udah dari dulu suka sama lo." Suara Yudha terdengar. Cowok itu datang bersama Jovan.

Mendengar ucapan Yudha, Atlana mengalihkan tatapannya yang sebelumnya sempat teralih pada Yudha, kembali pada Regan. Dia menatap wajah Regan.

"Benar?" tanya Atlana.

"Iya," jawab singkat Regan. "Lo pasti anggap gue bercanda." Atlana mengangguk pelan.

"Gak salah nih perkiraan lo, Gan!" teriak Jovan. "Asal lo tau, Atlana. Itu yang Regan takutin. Dia takut lo cuman anggap dia bercanda. Dia takut lo bakal jauhin dia. Walaupun memang selama ini lo terus menghindar dari dia," lanjut Jovan.

"Dan gue yakin lo paham, kenapa mereka pada berhenti bully lo tiap Regan muncul."

Atlana terdiam. Dia tidak pernah berpikir, jika selama ini, Regan diam-diam memperhatikannya.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

mantab

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!