Menghajar Dara

Setelah dua hari tidak masuk sekolah, Delon kembali dengan lengan yang sudah bisa dikatakan sembuh. Sebenarnya, luka akibat kuah panas itu tak separah yang ia katakan. Dia hanya melebih-lebihkan agar bisa mendekati Atlana dan memanfaatkan gadis itu.

Senyum terus terukir di bibirnya kala membayangkan akan bertemu Atlana hari ini. Dua hari tidak bersekolah membuatnya merindukan sosok gadis yang selalu ia manfaatkan itu. Dia akui, kecantikan Atlana jauh diatas Dara, Yura maupun Fenny.

Delon turun dari mobil bertepatan dengan mobil Regan yang berhenti di dekatnya. Senyumnya seketika memudar melihat Atlana keluar dari mobil Regan. Dia tiba-tiba tidak suka melihat Atlana bersama Regan.

"Atlana!" panggilnya.

Atlana menoleh kemudian tersenyum. Tapi, ketika hendak menghampiri Delon, Regan dengan cepat mencegahnya.

"Gue ada urusan sama lo!" ucap dingin Regan, namun sorot matanya menatap lembut gadis itu. Jika bukan karena berpura-pura seperti yang Atlana minta, dia tidak akan bisa bersikap dingin pada gadisnya.

Delon mendengus dengan mata menatap Atlana yang mulai menjauh.

***

Dara menatap sinis Atlana yang sedang serius membaca bukunya. Kelas sedang kosong. Guru-guru sedang melakukan rapat untuk perayaan ulang tahun sekolah.

Dara bangun dari duduknya dan berjalan mendekati meja Atlana sembari membawa satu buku paket pelajaran. Dia tersenyum sinis lalu melayangkan buku tersebut di kepala Atlana.

Bugh.

Atlana menghentikan bacaannya, lalu menatap dingin Dara. Ia cukup terkejut. Dia benar-benar sedang fokus membaca bukunya hingga tidak menyadari kehadiran Dara.

Terdengar tawa Dara yang membuat seisi kelas ikut tertawa. Tapi, ketika Atlana berdiri dan melayangkan satu tamparan di pipi Dara, semua terdiam termasuk Dara.

"Anj**g! Berani-beraninya lo nampar—"

Plak!

Satu tamparan Atlana layangkan kembali pada Dara. Dara yang mencari masalah, dan dia dengan senang hati meladeninya. Atlana menarik wajah Dara dengan kasar hingga berhadapan dengannya. Jari-jari cantiknya dengan kuat mencengkram rahang Dara.

"Atlana, lepasin gue!"

Atlana tersenyum miring. Ia semakin mengencangkan cengkramannya di rahang Dara hingga gadis itu meringis kesakitan. Dara tidak menyangka gadis lemah seperti Atlana memiliki kekuatan seperti ini.

"Lo udah buat kesalahan. Jadi, lo harus dihukum." Atlana berkata pelan dengan nada suara yang dingin.

Dia melepaskan cengkramannya lalu secara kasar mendorong tubuh Dara hingga terjatuh di lantai, kemudian dia berjalan mendekat.

Sorot mata yang Atlana tunjukkan sekarang berbeda dengan sorot mata yang baru saja Dara lihat. Atlana menyeramkan. Dara sampai gemetar karenanya.

"Ayo bersenang-senang, bitch!" ucap Atlana lalu menendang tubuh Dara. Dara berteriak kesakitan, setelah itu berusaha untuk menghindar.

Tapi, Atlana begitu cekatan dan mampu membaca pergerakan Dara. Dia menarik gadis itu kemudian dengan tanpa belas kasihan memukul wajahnya.

Beberapa teknik bela diri sudah dia pelajari bersama Regan. Mudah baginya melumpuhkan lawan seperti Dara.

Atlana dengan penuh kesadaran memukul Dara. Membuat gadis itu kini terkapar dengan lebam di beberapa titik wajahnya.

"Atlana!"

Atlana menarik sudut bibirnya. Dia mengenal suara itu. Suara Fenny dan Yura. Atlana menegakkan badannya, menatap kedua cewek itu yang membelah kerumunan siswa yang melingkari dirinya dan Dara.

"Hai," sapa Atlana pada kedua gadis itu.

Fenny yang terlanjur kesal melayang kan satu tamparan. Namun, dia kelah cepat dengan gerakan kaki Atlana yang seketika menendang tulang keringnya.

"Akhhhh!" Fenny langsung membungkuk menyentuh tulang keringnya.

"Sakit ya? Maaf, gue reflek," ucap Atlana.

Yura mengeraskan rahangnya. Atlana semakin hari semakin keterlaluan. Dia juga semakin berani melawan mereka.

Yura maju dan menarik kasar kerah seragam Atlana. Namun dengan segera Atlana menghempas tangannya.

"Jangan sentuh gue!" ucapnya dingin.

"Maksud lo apa? Hah? Merasa hebat lo sekarang?" Yura berkata lantang dengan emosi yang terlihat jelas di wajahnya.

"Gimana ya?" Atlana berpura-pura berpikir. Tapi setelahnya, dia mengedikkan bahu lalu berbalik ke mejanya.

Dia duduk dengan santai sambil menopang dagunya. Matanya tak lepas menatap ketiga gadis yang suka membullynya dulu.

"Kasian banget nasib lo bertiga. Lo yang masih sehat mending bawa dua teman lo berobat deh. Kasian, bisa fatal kalau telat diobatin," ucap Atlana, kemudian kembali fokus pada bukunya.

***

Kekacauan yang Atlana buat kini sampai ke telinga guru-guru. Atlana dipanggil ke ruang BK. Atlana tahu, dia akan dihakimi disana.

Sejak awal, dia tidak pernah dipandang oleh guru-guru di sekolah itu kecuali kepintarannya. Tapi siswi pintar akan kalah dengan siswa dan siswi yang berasal dari keluarga terpandang. Atlana sudah begitu paham dengan hal itu.

"Kenapa kamu sengaja melukai temanmu?" tanya seorang guru BK.

Atlana tersenyum tipis. Dia menatap pria di depannya dengan tatapan menghina. Dia seringkali melihat pria itu menerima beberapa lembar uang dari orang tua siswa.

Bukan hanya pria itu, kepala sekolah pun pernah Atlana lihat melakukan kesepakatan dengan orang tua siswa. Dia hanya tidak memiliki keberanian untuk mengatakan semuanya itu dulu.

Tapi, tidak sekarang. Dia akan mengatakan apa yang ia lihat dan apa yang ia pikir benar.

"Bapak mau tau?" tanya Atlana santai, membuat pria itu melotot garang.

"Kamu mau mempermainkan Bapak?" tanyanya dengan nada tak suka.

"Pak. Seharusnya Bapak berpikir, saya tidak mungkin melukai mereka kalau mereka gak gangguin saya duluan. Kenapa ketika saya melawan, hanya saya saja yang dipanggil? Saya rasa Bapak gak lupa, kalau selama ini, saya menjadi korban bully. Tapi pihak sekolah tutup mata atas kasus yang menimpa saya."

Setelah mengatakan kekesalannya pada guru BK tersebut, Atlana langsung berpamitan pergi tanpa menunggu jawaban lelaki itu.

Ketika pintu ruangan BK terbuka, disana ada Regan yang menunggunya. Bukan hanya Regan, tapi Jovan dan Yudha juga berada disana.

Atlana dengan segera menghampiri ketiga cowok itu. Wajah kesalnya sedikit berubah lembut ketika berhadapan dengan Regan.

"Kenapa disini?" tanya Atlana pelan.

"Dimarahin sama guru BK?"

Atlana mengangguk pelan. Regan hendak menepuk pelan puncak kepala Atlana untuk menghiburnya. Namun, ia teringat akan setiap rencana yang Atlana katakan padanya, sehingga tidak jadi melakukannya.

Regan menghembuskan nafasnya pelan. Dia kemudian mengajak Atlana pergi, diikuti Jovan dan Yudha. Mereka hendak mengantar Atlana kembali ke kelasnya. Tapi, Atlana memilih untuk kembali ke kelas tanpa diantar.

Ketika tiba di belokan menuju ke kelas, kening Atlana mengerut. Dia seperti melihat siluet seseorang yang dikenalnya bersama seorang cowok berjalan ke arah belakang sekolah. Rasa penasarannya membawa Atlana mengikuti mereka.

Dia bisa melihat dengan jelas siapa orang tersebut. Ternyata tebakannya benar, orang itu adalah Yura.

Tapi, untuk apa Yura berasama siswa kelas XII IPS 3? Kening Atlana mengerut drastis. Namun, tepukan pelan di bahunya membuat semua fokusnya buyar. Dia menoleh dan mendapati Regan disana.

"Regan! Kamu ngagetin," ucapnya sedikit kesal. Dia bahkan mencubit pelan lengan Regan. Bukan kesakitan yang Regan rasakan, dia malah merasa geli dan tersenyum tipis.

"Kamu lupa sesuatu," ucap Regan. Dia merogoh saku celananya, mengeluarkan handphone yang gadis itu titipkan padanya. "Jauh lebih berguna jika kamu merekam mereka," lanjut Regan berbisik, lalu mengecup sekilas pipi Atlana.

"Regan!" Atlana melotot tajam pada cowok itu. Dia takut ada yang melihat.

"Gak ada yang liat. Aku jamin."

Atlana menggaruk pelan keningnya, kemudian membalikkan tubuh Regan dan mendorong tubuh cowok itu untuk pergi.

"Udah ya, sekarang kamu balik, okey?"

"Kenapa? Takut kita ketahuan?"

Atlana mengangguk pelan. Regan terkekeh, namun hatinya mengutuk situasi ini. Dia ingin hubungannya dan Atlana tak seperti ini. Dia ingin semua orang tahu, Atlana adalah miliknya.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

yura... ngapain lo

2024-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!