HAPPY READING 💟💟
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sore hari yang mendung, Nayna duduk di kasurnya melihat kearah luar dari jendelanya yang tertutup, merenungkan hidupnya, kenapa jadi seperti ini, rasanya baru kemarin dia lulus sekolah, dan sekarang tinggal beberapa hari lagi dia akan berstatuskan seorang istri, meski pernikahan ini tak pernah ada dalam benaknya atau bahkan mimpinya, bukan tidak berkeinginan menikah, namun ini terlalu dini untuk memulai kehidupan seperti itu, dia masih ingin bersenang-senang, mencari uang dengan kerja kerasnya, bermain kemanapun yang dia mau. Mengingat semua itu, Nayna tersenyum kecut, miris sekali hidupnya, menikah dengan pria yang tidak pernah dia bayangkan, pria yang tidak dikenalnya, jangankan mengenal tahu namanya pun baru kemarin.
Tidak ingin terus berlarut dan membuat ibunya curiga akan ketidak bahagianya, Nayna akan bersikap seperti biasa, seolah tidak terjadi apa-apa dan sangat mengharapkan pernikahan ini, demi mengalihkan pikirannya, Nayna mengambil ponselnya dan mulai menonton channel favoritnya, acara kesukaannya yang selalu membuatnya tersenyum, reality show atau game game yang dilakukan idolanya BTS, nyatanya dengan begitu Nayna mampu melupakan sejenak masalahnya, dan BTS adalah obat dari segala obat, obat yang tidak memiliki rasa pahit didalamnya, virtualnya yang mampu memberikan motivasi untuk tetap mencintai diri sendiri, memberikan kebahagiaan yang tidak bisa didapatkan di kehidupan nyata, virtual yang mampu menyelamatkan kehidupan seseorang dari beratnya kehidupan.
Terus tertawa akan kekonyolan dan tingkah lucu idolanya, tidak terasa lagi hari sudah malam dan Nayna belum ada keluar kamar sebentar pun, membuat ibunya khawatir akan keadaan putrinya.
Tok... Tok.. Tok
"Nayna". Panggil ibu setengah berteriak
"Iya bu". Sahut Nayna dari dalam setelah beberapa saat.
"keluarlah, makan dulu, kita makan bareng". ucap ibunya
"Iya Bu sebentar ". Teriak Nayna segera membuka pintunya, dan berjalan mengikuti ibunya ke dapur.
"Bila masih dirumah nenek bu?". Tanya Nayna begitu duduk.
"Iya, besok kamu jemput ya". Ucap ibu menyiapkan makanan untuk suaminya.
"Oke". Ucap Nayna mengambil centong nasi.
(Skip)
Sementara itu dikota, Rayyan baru saja pulang kerumah orang tuanya, berjalan sambil menggulung lengan bajunya, mengendurkan dasi yang terasa mencikik itu, langkahnya terhenti kala ibunya memanggilnya.
"Ray". Panggil Mama.
"Ya, ada apa". Ucap Rayyan berjalan mendekati Mama nya
"Besok carilah cincin pernikahan, dan kamu tanyakan ukurannya pada Nayna". Titah Mama.
"Maa, Ray besok sibuk ada meeting dengan klien, dan lagian Rayyan tidak memiliki kontaknya, Mama sajalah yang mencarinya". Tolak Rayyan.
"kau ini bagaimana sih, masa tidak punya kontak calon istri sendiri". Ketus Mama
Rayyan menatap Mamanya malas dan lesu
"Jangankan kontaknya, namanya saja Ray tidak tahu". Ucap Rayyan membuat Mama nya berdiri seketika.
"Apa-apaan kau ini Ray, bagaimana mau menikah, bagaimana mau ijab qabul namanya saja kau tidak tahu". Emosi Mamanya.
Melihat istrinya yang emosi, akhirnya Papa turut berbicara.
"Ray, Papa tidak mau tahu, besok belilah cincin kawin, dan hubungi Nayna". Ucap Papa
"Satu lagi, hapalkan ijab qobul nya, Papa tidak ingin ada kesalahan, ingat tidak ada penolakan". Ucap Papa tidak bisa diganggu gugat lagi, berdiri mengajak istrinya untuk pergi dari sana.
"Pa, Ray gak punya kontaknya, gimana mau menghubunginya". Ucap Rayyan melihat langkah Papanya.
"Cari tahu sendiri". Skak Mamanya begitu saja.
Melihat itu, Rayyan mengusap wajahnya gusar, menarik sedikit rambutnya kebelakang, frustasi itulah yang dirasakannya sekarang, cape pulang kerja langsung dicecar begitu saja. Merepotkan!!
Mempercepat langkahnya, menaiki dua anak tangga sekaligus, dia ingin segera sampai dikamarnya, merendam otaknya yang terasa panas. Orang tuanya bisa-bisa menyuruhnya mencari cincin kawin yang bahkan pernikahannya ini tidak akan bertahan lama, nahkan dia ingat lagi kalau belum memberitahukan Nayna perihal nikah kontrak ini, sudahlah nanti saja dia beritahu.
Membuka seluruh pakaiannya, Rayyan mengguyur tubuhnya dibawah guyuran derasnya air shower, menengadahkan kepalanya menikmati tetesan air yang jatuh diwajahnya.
Tidak butuh waktu lama, Rayyan kini sudah siap dengan baju casualnya, malam ini dia akan menemui pujaan hatinya, mengajaknya berkencan, hanya bersama gadis itu dirinya bisa tenang. Mengambil kunci mobilnya, lantas segera keluar dari kamarnya, dan berharap semoga tidak bertemu orang tuanya dibawah, bisa repot urusannya.
Sesampainya didalam mobil, Rayyan menghembuskan nafasnya kuat, akhirnya orang tuanya tidak ada, bergegas menghidupkan mesin, mengemudikan mobilnya perlahan, dan mulai keluar dari pekarangan Mansion, menelusuri jalanan yang cukup sepi, karena daerah sana khusus untuk orang orang konglomerat.
(Skip)
Pagi ini, Nayna baru saja sampai dirumah neneknya, bersama dengan ibunya dia akan memberi tahukan kerabatnya yang ada disana secara langsung,
"Assalamualaikum". Ucap Ibu mengetuk pintu
Tak lama terdengar suara dari dalam
"Walaikumsalam". Seseorang itu membuka pintu perlahan
"Oh, Ratih kau disini, masuklah". Ucap nenek pada Ratih Ibunya Nayna.
"Nay, kapan pulang nak, bukankah kemarin katanya dikota ya, masuklah masuk". Ucap nenek lagi memegang tangan cucunya, menuntunnya masuk kedalam.
"Dimana Bila nek?". Tanya Nayna setelah berada didalam, namun tak terlihat Nabila disana.
"Dia masih main di rumah temannya". Jawab nenek menyuguhkan air bening dengan beberapa cemilan buatan dirinya.
" Makanlah". Ucap nenek.
"Tak perlu repot bu, Ratih nanti akan mengambilnya sendiri jika mau". Ucap Ibu.
"Bagus tidak ikut?". Tanya nenek menanyakan menantunya tanpa menghiraukan ucapan anaknya .
"Biasa Bu, dia dibengkel, oh ya kemana bapak". ucap Ibu
"oh pantas, bapak keladang katanya mau nanam benih jagung ". Jawab nenek.
"Nay kapan pulang?". Tanya nenek pada cucunya.
"kemarin bu, dan itulah alasan Ratih ikut kemari". Bukan Nayna yang menjawab melainkan ibunya.
"kenapa? Ada apa? Terjadi sesuatu disana?". Cecar Ibu.
"dua minggu lagi, Nayna akan menikah bu". Ucap Ibu sukses membuat nenek terkejut bukan main
"apa katamu?". Tanya nenek memastikan, dia takut salah dengar.
"Nayna pulang karena ada yang melamarnya bu, dan dua minggu lagi pernikahannya akan digelar". Ucap Ibu menerawang kedepan.
"kenapa tiba-tiba begini, apa terjadi sesuatu? Nay?". Tanya Nenek mengheran
"tidak nek, memang semuanya serba mendadak, Nay tidak punya pilihan, kalau ditunda, calon suami Nay akan dijodohkan dengan wanita lain". Jelas Nayna dengan kebohongan yang sama pada orang yang berbeda.
"apa mereka orang-orang kota Nay?". Tanya Nenek.
Ibu mengangguk kemudian berkata
"Bukan itu saja Bu, mereka orang-orang kaya, konglomerat, orang-orang besar, dibandingkan dengan kita, kita hanya debu tak terlihat". jawab ibu melamun menatap Nenek.
Nenek tak bisa berkata kata, selain menghembuskan nafasnya kasar.
"sudah ku katakan, kenapa kau masih membiarkannya Rat, dan lihatlah ini". Ucap Nenek, membuat Nayna tidak paham, apa maksudnya ini
"Maaf Bu". Ucap Ibu menunduk.
"Emang ada apa nek?". Tanya Nayna heran.
"tidak apa-apa ". Jawab Nenek.
"bicarakan lagi nanti dengan bapakmu Rat". Ucap Nenek beranjak pergi kedapur.
Entah kenapa Nayna merasa ada hal yang disembunyikan Ibunya, tapi entah apa itu, diapun tidak tahu, atau mungkin hanya perasaannya saja.
"Bu Nay kedepan dulu". Ucap Nayna memilih keluar saja, Ibu hanya mengangguk kemudian ikut beranjak menemui Nenek didapur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
TO BE CONTINUED 💎💎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments