Hari sudah sore, Nayna kini sudah berada dirumahnya bersantai ria sambil membaca novel favouritenya, menyalakan musik kesukaannya, menikmati segelas es teh manis yang dibelinya diwarung dengan beberapa camilan tersedia.
Seperti tidak ada kegiatan lain setelah ini, Nayna menikmatinya dengan baik.
"habis ini gw ngapain ya?". Gumam Nayna meletakan ponselnya, meminum sedikit.
"kira-kira kerja apa nanti". lanjutnya menghela nafas pelan.
"Chat mereka aja kali ya, siapa tau kan punya rekomendasi eeeaa". Cekikian Nayna mengambil ponselnya lagi, mengirim pesan diroom chat groupnya.
semenit
Dua menit
tapi belum ada yang melihat pesannya, keluar dari group Nayna kemudian meletakan kembali ponselnya.
"mungkin mereka sibuk". gumam Nayna segera menghabiskan jajanannya, dan segera membereskannya, masuk kedalam rumah sebab hari sudah mulai malam.
"Bu, ayah belum pulang?". Tanya Nayna pada ibunya diruang TV
"Belum Nay, mungkin masih ada pelanggan". Jawab ibu Nayna dengan mata yang tetap fokus pada TV.
Sedikit cerita, pekerjaan orangtua Nayna hanyalah seorang serabutan, ayahnya yang bekerja sebagai montir dibengkel, dan terkadang menyadap aren untuk dijadikan gula merah oleh ibunya. Nayna memiliki seorang adik perempuan, usianya kira-kira masih 10tahunan.
(Skip)
Hari semakin larut, namun Nayna belum kunjung memejamkan matanya, dia malah heboh sendiri dikamarnya, menyaksikan live idolnya di aplikasi tertentu.
Cekikian sendiri, tertawa sendiri, bertingkah aneh, jika dilihat Nayna hampir mirip orang gila, tapi sekali lagi dia tidak perna perduli pandangan orang lain terhadapnya, dia akan melakukan apa yang dia sukai selagi masih dalam aturan.
Nayna masih saja cekikian, dan itu terdengar sampai kekamar ibunya yang berada dekat dapur, suasana malam membuat suara Nayna terdengar dengan jelas.
Sebal dengan anaknya yang masih cekikian dimalam buta begini, ibu bergegas menghampiri kamarnya.
Tokk. Tokk..
"Nay, tidur kamu sudah malam ini jangan berisik". Teriak ibu mengetuk pintu.
"Iya buuu". Sahut Nayna dari dalam, kemudian ibu kembali kekamarnya.
Hey, apakah Nayna akan secepat itu tidur? Oh tentu saja tidak, dia malah memakai earphone ketelingannya dan melanjutkan livenya sampai selesai, meski dia harus menahan suara, tetap Nayna lakukan demi pujaannya.
Live tidak berlangsung begitu lama, karena durasinya juga terbatas. Sekarang tepat pukul 02.00 pagi waktu Indonesia, sementara korea baru saja jam 12.00, beda sekitar 2 jam.
Nayna yang sedari tadi terus menguap segera menutup ponselnya begitu live berakhir, bisa di amuk ibunya jika terlambat bangun, tapi, tapi itu sudah sering terjadi.
Waktu cepat berlalu, tidak terasa pagi sudah menyapa, para mahluk hidup melakukan kegiata mereka sesuai kodratnya, dengan kegiatan masing-masing desa tempat Nayna tinggal sudah terlihat cukup ramai.
Akan tetapi, lihatlah pemeran kita, dia masih tertidur pulas, tidak perduli berapa kali ibunya mengetuk pintu, dia masih saja terlelap, bahkan adiknya entah sudah kemana, ikut dengan ayahnya mengambil sadapan aren mungkin.
Sang ibu yang sudah jengkel dengan anaknya yang tak kunjung bangun, bahkan waktu subuh pun dilewatkannya begitu saja, akhirnya kembali lagi entah keberapa kalinya, namun kali ini tidak mengetuk didepan pintunya, akan tetapi tepat dijendela kamar Nayna yang lebih dekat dengan ranjang tidur.
Trong.. Trong.. (Anggap saja ketukan dikaca😂😂)
Beberapa kali ibu mengetuk kaca jendela dari luar. Sehingga tetangga yang lewat pun bertanya.
"kenapa mba?". Tanyanya
"biasa anak gadis saya belum bangun jam segini". Jawab ibu
"oohh, biarkan saja toh, mereka sudah libur sekolah bukan?". Ucapnya
"Tidak bisa, libur dan tidaknya sekolah tidak ada sangkut pautnya dengan bangun pagi". Jawab ibu sedikit sewot
"Sudahlah". Lanjut ibu lagi
"ya sudah kalau begitu saya permisi mba". Pamitnya
Ibu hanya mengaguk saja.
Sementara itu didalam kamar , Nayna sedikit terusik dengan keributan yang ibunya ciptakan, akhirnya Nayna bangun, setengah sadar mengucek matanya, dan terasa silau Nayna sadar dia terlambat bangun, habislah dia 😥, secepat kilat Nayna membuka tirai jendela yang berada tepat disampingnya, sedikit berteriak meberitahu ibunya dia sudah bangun.
"Bu, nay sudah bangun, berhenti mengetuk kaca, dia akan pecah jika terus kau ketuk bu". Ujar Nayna
Ibu yang melihat anaknya sudah bangun, lekas berkata "Buka pintu". Titahnya mutlak
Pasrah!!
Itu yang Nayna lakukan sekarang, dia segera membuka pintu dan bersiap menerima hukuman yang diberikan, hukuman sejenis mencuci dan beberes rumah bagi Nayna itu biasa, yang membuatnya takut adalah jika ponselnya disita.
Ya, memang dikeluarga Nayna pantang bangun terlambat apapun alasannya, kecuali sedang sakit, itu aturan yang sudah diterapkan sejak lama, agar anak-anaknya mampu bersikap disiplin.
Dengan lesu Nayna turun dari ranjangnya bergegas membuka pintu, sebelum ibunya ngamuk lagi.
Clekk...
huuuuhhh (helaan nafas Nayna)
Tepat didepan pintu ibu sudah berkacak pinggang, itulah kenapa Nayna menghela nafas.
baru saja membuka mata, sudah disuguhi pemandangan wajah ibunya yang galak.
"berikan ponsel". Titah ibu tak bisa ditawar
"Bu". Nayna memelas
"tambahin kerjaan rumah deh, asal jangan ponsel yang diambil". Bujuk Nayna.
"tidak bisa! berikan sekarang, dan kerjakan semua pekerjaan rumah, ibu sengaja tidak melakukannya untuk menghukummu". Ucap ibu menadahkan tangannya satu, sementara yang satu tetap dipinggang dengan sapu di genggamannya.
Lesu, Nayna masuk mengambil ponselnya berjalan perlahan sesekali melihat ibunya, guna memohon belas kasih agar ibunya tidak mengambil ponselnya, dan setiap kali itu ibunya melotot tanda tidak ada penolakan.
Setelah menerima ponselnya, ibu kemudian melenggang masuk kedapur diikuti Nayna.
"Kerjakan semua pekerjaan rumah, ibu mau masak aren, pesanan kita cukup banyak sekarang". Titah sang ibu
"baik bu, nabila ikut ayah bu?". Tanya Nayna..
"iya, dia sudah ikut ayahnya sejak subuh, tidak seperti kau Yang tidur macam kebo". jawab ibu sedikit ketus.
"Selalu begitu". Gumam Nayna yang kerap dibandingkan dengan adiknya, itulah kenapa hubungan dengan adiknya tidak begitu baik, bukan dia tidak sayang adiknya, hanya saja dia sedikit muak selalu dibandingkan ibunya, mungkin jika oranglain dia tidak akan perduli, tapi ini ibunya sendiri dia tidak bisa abai begitu saja tentang perasaanya yang kadang cemburu dengan adiknya, terlebih Nayna dan adiknya berbeda ayah, tapi satu ibu.
Nayna masuk ke kamar mandi yang hanya tertutup tirai, mencuci muka dan menggosok gigi, bersiap mencuci baju yang sudah menumpuk disana, tanpa sarapan, ya tanpa sarapan, jangankan sarapan minum pun dia lupa.
"Nay, sekolah sudah libur?". Tanya ibu yang memang jaraknya tidak begitu jauh.
"iya bu, paling nanti minggu depan ambil surat kelulusan, kalau ijazah gak tau kapan". Jawab Nayna sambil tangannya tetap mencuci baju.
"Oh iya iya". ucap sang ibu.
To be Continued 💎💎
Happy reading, semoga suka 🤭🤗 maaf masih berantakan, saya masih belajar merangkai kata 🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Dania ruth
ditunggu up nya
2024-01-09
4