Bagian 5 (Bersiap)

Happy reading 🌟🌟

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

   Seminggu telah berlalu begitu saja dengan cepat, tidak begitu banyak yang berubah, kehidupan tetap seperti itu, hampir sama dengan hari hari sebelumya, mungkin hanya beberapa dan jika tidak diperhatikan itu tidak terlihat.

     Nayna baru saja turun dari motor, pulang sekolah mengambil surat kelulusan miliknya, masuk kedalam rumah, menyimpan tas nya mengganti pakaiannya kemudian pergi kedapur, berniat mengambil makan.

Sampai didapur Nayna langsung mengambil piring dan menyendok nasi, tapi pas membuka rak makanan tidak apa-apa disana, hanya tersisa piring kotor bekas lauk disana.

"Bu makan gak ada apa apa tah?". Teriak Nayna

"Sudah habis, adikmu tadi memakannya". Jawab sang ibu yang sedang mengaduk cairan aren.

"Aku gak di sisain ya". Protes Nayna

"Sudahlah, kamu beli telur atau mie sana". Jawab itu.

Tanpa menjawab Nayna pergi begitu saja menyimpan kembali nasi yang sudah diambilnya. Bukannya tidak mau membeli telur atau mie, tapi ibunya selalu begitu jarang menyisakan lauk untuk dirinya, sibuk ngasih anaknya yang lain tanpa mikirin dia, Nayna muak makan dengan telur, hampir setiap hari dia menyantapnya, siapa yang tidak bosan jika sudah begini. Daripada makan dengan telur lagi Nayna memilih rebahan dikamarnya memesan seblak favourite.

"Menjengkelkan kenapa ibu selalu begitu, apa dia pikir anaknya hanya nabila". Gerutu Nayna mengetik huruf-huruf di keyboardnya mengirim pesan pada kang seblak langganannya yang tidak jauh dari rumahnya, jadi dia tinggal menunggu saja, untung dia punya sisa uang jajan pagi tadi.

  Merenung, Nayna berkhayal " Andai saja aku jadi istri Salah satu member, mungkin hidupku tidak akan begini". Gumamnya menghayal betapa indahnya jika itu terjadi.

merebahkan tubuhnya dikasur Nayna berselancar didunia maya, berkirim pesan dengan teman virtualnya, berbagi keluh kesah atau sekedar menanyakan kabar.

  Kemudian dia ingat, dia akan kekota mencari pekerjaan, siapa tau salah satu teman virtualnya punya rekomendasi lowongan untuknya.

 Sesuai yang dipikirkan Nayna menanyakan itu di group chat fandomnya, siapa taukan ada rekomendasi lowongan kerja, Nayna berharap itu memang ada.

 sedang fokus pada ponselnya, tiba tiba ada yang mengetuk pintu luar, Nayna tebak itu pesanannya Yang sudah siap.

bergegas keluar kamar, membuka pintu dan menerima seblak pesanannya, tak lupa bayarnya dong. Setelah kang seblak pergi Nayna lekas menutup pintunya. Berjalan kedapur mengambil mangkuk dan sendok.

"Siapa yang datang nay?". Tanya ibu langsung setibanya Nayna disana, rupanya dia masih mengaduk aren hanya saja ini sudah lumayan mengental.

"Tukang seblak bu". Jawab Nayna menuangkan seblaknya.

"kamu beli dua?". Tanya ibunya lagi

"Tidak, aku hanya beli satu". Jawab Nayna meniup kuah seblak yang kental.

"kenapa tidak beli dua, kau ini adikmu pasti mau". Protes ibu

"Uangku tidak cukup, ibu saja yang pesan sana". Sewot Nayna pergi dari dapur membawa seblaknya, lagi!! Selalu saja adiknya. Bagaimana hubungan bisa baik dengan adiknya jika ibunya terus bersikap seperti itu. Sudahlah lebih baik menikmati seblaknya, perutnya sudah lapar sedari tadi.

Disaat dia sedang menikmati seblaknya, adiknya pulang .

"Kak kamu beli seblak, aku mau". Ucap adiknya tiba tiba.

tanpa menunggu jawaban Nayna adiknya Nabila langsung menyantap seblak yang baru berkurang sedikit, Nayna mendelik tapi dia tidak protes.

"kau mau, mintalah uang sama ibu Sana". Titah Nayna mengambil sendok dari adiknya.

"oteweh". Ucap adiknya melenggang masuk, berteriak memanggil ibunya.

"Buuuu minta duit, mau beli seblak juga kaya kakak". Teriakannya sampai terdengar keluar .

   Nayna tetap menikmati seblaknya meski terdengar suara ibunya mengoceh, menyalahkannya tidak membeli dua bungkus.

Bermain ponsel sambil memakan seblaknya sampai habis. Mungkin heran kenapa Nayna terus bermain ponsel, ya mau apalagi kebanyakan orang jaman sekarang seperti itu, meski begitu dia tetap melakukannya dengan aturan. Seblaknya sudah habis, Nayna lantas segera bangun dan membersihkan piring bekasnya langsung, jika tidak habislah dia akan diomelin ibunya lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

    Hari sudah malam, sementara Nayna tidak memiliki kegiatan lain selain membereskan rumah, melipat baju dan rebahan.

Rasanya dia ingin segera pergi merantau, mencari pekerjaan dan mendapatkan uang, membeli segala yang dia mau tanpa harus meminta sama ibunya.

Always rebahan dan bermain ponsel Nayna mendapat chat dari salah satu teman virtualnya yang merekomendasikan lowongan pekerjaan disalah satu hotel yang tertera di brosur yang dikirim temannya.

matanya berbinar penuh harap, melihat upah yang akan didapat lumayan. hanya saja lowongan itu butuhkan segera, pastilah banyak para pelamar yang mendaftar, tidak ingin hilang kesempatan dan berharap dia bekerja disana. Menanyakan dengan detail lagi agar tidak salah, kemudian meminta ijin ibunya untuk segera pergi kekota.

keluar dari kamar menemui ibunya didapur masih membuka cetakan gula merah.

"Bu,". Kata Nayna sesampainya disana

"Ada apa". jawab ibunya menoleh.

"Nayna niatnya besok mau berangkat, ada lowongan kerja, dan dibutuhkan segera Nay gk mau kehilangan kesempatan, siapa taukan rezeki Nay disana". Jelas Nayna menunjukan brosur lowongan kerja.

"Apa harus besok amat, gak bisa ditunda tah?". Tanya ibunya heran, anaknya belum ada persiapan apa-apa.

"Bagaimana jika itu penipuan". Ucap ibu lagi.

"Bisa saja ditunda, tapi nay rasa lebih cepat lebih baik, meski sampai disana nay gak hanya melamar keja disana doang, dan tenang aja, teman nay kerja disana". Jelas Nayna duduk didepan ibunya membantu sedikit melepaskan gula merah dari cetakan.

"Bicara sama ayahmu sana". Ucap ibu

"Ayahnya kemana bu". Tanya Nayna tidak melihat tanda tanda keberadaan ayahnya.

"Ke warung sebentar tadi". Jawab itunya tetap melanjutkan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi.

"Yaudah nay kekamar, mau beresin baju, semoga aja ayah ijinin". Kata Nayna lantas beranjak bangun, pergi kekamarnya .

Ibu hanya memperhatikannya menjauh, menghela nafas. Melanjutkan pekerjaannya entah apa yang ada dipikirannya itu.

Tak lama ayah pulang dari warung membawa satu Pak obat nyamuk bakar.

sementara nayna masih dikamar membereskan baju dan segala yang akan dibutuhkannya, membuka tabungannya yang dia rasa cukup, nanti juga dikasih tambahan sama ibunya, menyimpan uangnya kedalam tas. Dirasa telah selesai dan tidak ada yang kurang, Nayna segera menemui ayahnya yang sedang menonton TV, klasik sekali kehidupan ini.

"Yah". Panggil Nayna

"hhmm". Ayah hanya berdehem

"Besok Nayna mau berangkat kekota". Ucap Nayna duduk dekat ayahnya.

"kenapa tiba tiba". Tanya ayah menoleh

"Engga, engga tiba tiba kok, aku emang udah berniat, setelah dapat surat kelulusan niatnya mau langsung merantau aja, cuma baru bilang sekarang aja". Jelas Nayna .

ayah mengagguk paham.

"kekota mau kerja?". Tanya ayah

"iyalah, apalagi emangnya". Jawab Nayna gemas, bisa bisanya ayah bertanya seperti itu .

"Gak mau kuliah tah?". Tanya ayah lagi

"soal biaya kamu tenang aja, ayah masih sanggup kok". Lanjutnya lagi.

"Engga yah, Nay mau kerja aja, soal kuliah dipikirin nanti aja, nay bosan belajar, mau cari pengalaman baru". Ucap Nayna.

Ayah mengagguk, kemudian beranjak menemui istrinya didapur.

"Bu". panggil nya, seolah tau panggilan itu ibu langsung bangun tanpa menjawabnya, masuk kekamar diikuti ayahnya.

"Gimana". kata ayah

"Mungkin sudah saatnya, biarkan saja jangan dikekang, dia tidak tahu apa apa, dan semoga tidak akan tahu". Kata ibu menerawang, kemudian membuka lemari, mengambil sebuah kotak disana, menunjukannya pada ayah.

"Bagaimana pun ini adalah miliknya, dia harus membawanya saat keluar dari rumah". Kata ibu menunjukan sebuah kalung klasik tapi cantik.

"berikan saja, kamu tak apa". Kata ayah memastikan. Ibu mengangguk mengeluarkan kalung itu, dan menyimpan kotaknya kembali pada tempatnya.

Ayah membuka dompetnya, mengeluarkan sejumlah uang untuk bekal anaknya nanti sebelum mendapat kerjaan, menyerahkannya pada ibu untuk diberikan pada anaknya.

Saling bertatapan, ayah mengagguk, ibu tersenyum kemudian keduanya kelaur bersamaan.

Duduk dihadapan Nayna, sementara ayah pergi kedapur mengambil minum.

"Nay". Panggil ibu pelan

Nayna menoleh, tetap pada posisinya rebahan. (Nayna benar benar kang rebahan sejati 😭😭 sama kayak yang baca😂) .

"Besok berangkat jam berapa?". Tanya ibu

"Naik mobil umum?". lanjutnya lagi.

"Hemm naik mobil umum aja, tapi anterin sama ayah ke terminalnya". Jawab Nayna

"kamu sendiri kesana?". Tanya ibu lagi

"iyalah sama siapa lagi, lagian aku udah gede, bisa jaga diri". Ucap Nayna

"yasudah kalau begitu, nih uang dari ayahmu buat bekal nanti, semoga aja cukup sampai kamu dapat upah pertama". Kata ibu menyerahkan uang tersebut.

"dan ini, kamu pake ya". Lanjutnya memberikan kalung.

"kenapa harus bawa ini". Nayna heran

"jangan banyak tanya, pake aja jangan dilepas". Tukas ibu

Tak mau berpikir panjang, Nayna menerimanya dan langsung memakainya.

"berangkat jam berapa besok?". Tanya ibu

"pagi aja bu, keberangkatan pertama ". Jawab Nayna

"yasudah kamu tidur sana, jangan bergadang biar tidak kesiangan ". Titah ibunya

"okeh". Nayna bangun masuk kekamarnya.

Ibu hanya memandanginya, entah apa yang ada dipikirannya author juga tidak tau.

Terkejud, ibu menoleh pada ayah yang baru saja mengusap bahunya lembut, seolah berkata semua baik baik saja, mengangguk tersenyum lembut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

To be continued 💎💎

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

5 like + /Rose/untuk mu kak. lanjutkan ceritanya ya. semangat. mari saling mendukung.

2024-04-23

0

IdDesiRswt

IdDesiRswt

karena seblak senikmat itu 😆😆 padahal kerupuk rebus 😂😂

2024-01-26

2

Teteh Lia

Teteh Lia

aku juga mau,,, aq juga suka banget Seblak 🤭

2024-01-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!