Bagian 11 (Akan Ku Angkat Rahimku)

HAPPY READING 💟💟

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

      Tidak terasa setelah perjalanan yang lumayan membosankan kini keduanya sampai disebuah Mansion megah dan besar, Nayna takjub melihatnya, namun senyumnya luntur kala ingat tujuannya kemari.

   Mobil berhenti digarasi, tanpa menunggu perintah Nayna segera turun, Rayyan yang melihat itu hanya cuek, kemudian ikut turun, menarik tangan Nayna yang sedang melamun.

"Apa kau akan terus melamun sepanjang hari". Ucap Rayyan ketus

Nayna yang ditarik tiba-tiba seperti itu terkejut, entah berapa kali pria blasteran Turki ini akan membuatnya terkejut, tanpa memperdulikan perkataan pria itu, Nayna mengikuti langkahnya, entah kenapa dadanya berdebar, tangannya berkeringat dingin hingga Rayyan pun dapat merasakannya.

"Apa mau gugup nona". Ejek Rayyan dengan muka konyol

Nayna hanya meliriknya ketus tanpa berniat menjawabnya, menetralkan detak jantungnya yang berdebar-debar seolah dirinya telah melakukan kejahatan paling kejam didunia, dan dia akan disidang.

"Apa kau bisu hemm". Ejek Rayyan lagi

"bisa kah kau diam tuan, mulutmu bau". Sarkas Nayna ketus.

Tidak terima dikatakan bau Rayyan hendak membalasnya, namun dia menelan perkataannya kembali sebab keduanya sudah sampai didepan pintu Mansion megah itu. Seorang pelayan datang membukakan pintu dan membungkuk hormat pada tuan mudanya. Keduanya berjalan beriringan dengan tangan Nayna tetap dalam genggaman pria itu, berjalan kedepan beberapa langkah terlihatlah kedua orang tua Rayyan duduk di sofa dengan tegas dan memandang mereka dengan tajam, seketika nyali Nayna menciut, dia seperti masuk kedalam sarang singa yang lapar siap menerkamnya kapan saja, tidak ingin terlihat lemah Nayna mencoba menunjukkan raut wajah dingin tanpa ekspresi, mengendalikan pikirannya dan berjalan dengan tegas, hingga keduanya sampai dihadapan orang tua Rayyan.

"Ma. Pa". sapa Rayyan.

"Duduklah". Titah papa dingin

Rayyan dan Nayna duduk berdampingan dengan jarak diantara mereka.

"jelaskan". Ucap papa dingin

    Nayna paham papa ray berkata pada mereka berdua, sebelum Rayyan berucap maka akan dia terlebih dahulu yang menjelaskan.

"biar saya saja". Ucap Nayna kemudian menjelaskan kronologi kejadian dimana dia yang salah masuk kamar hotel hingga berujung tidur bersama pria mesum seperti Rayyan.

Papa mengangguk paham, melirik Rayyan yang kemudian ikut berbicara.

"saya sedang diclub semalam, dan tidak tahu kalau ada yang menjebak saya, memberikan minuman yang sudah dicampur obat perangsang, hingga saya mabuk dan tidak sadar akan perbuatan saya semalam, saya pikir dia pelakunya". Jelas Rayyan memotong beberapa scan sebenarnya, dia tidak mau keluarganya marah besar jika dia menjelaskan dengan jujur.

"Tapi Pa, darimana kalian tau saya disana semalam?". Rayyan heran bagaimana bisa kedua orangtuanya tau, sementara dia bicara ke club pun tidak.

"seseorang menghubungi Mama mu". Ucap papa tetap dingin.

"Ray, sesuai dengan peraturan dirumah kita dan agama, kau akan menikah dengan gadis ini". Kini giliran sang Mama yang berbicara.

Terkejut Rayyan segera menolak

"Apa-apaan, tidak mau semalam hanya kecelakaan, saya tidak mau saya hanya akan menikah dengan kekasih saya". Tolak Rayyan mentah-mentah.

Sakit, itulah yang dirasakan Nayna, bagaimana pria ini dengan mudahnya mengatakan ini hanya kecelakaan sementara dirinya kehilangan hal terpenting dalam hidupnya.

"tidak mau tau, kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu Ray". kekeh Mama.

"kehormatannya kau ambil, dan kau bilang itu kecelakaan? Bagaimana jika dia hamil, apa kau tidak berpikir kesana hah!!". naik pitam sudah sang Mama.

"aku bisa menafkahi anaknya jika dia hamil, tanpa harus menikah dengannya". Tentang Rayyan.

   Papa yang melihatnya tidak ingin istrinya semakin marah akhirnya berbicara.

"tidak ada bantahan, kalian akan menikah ". Tegas papa

"tidak akan". Kekeh Rayyan terus menolak.

Tidak ingin sakit hati, Nayna yang sedari tadi diam kini angkat bicara.

"saya tidak akan menikah, kalian tidak perlu khawatir jika kehamilan yang kalian khawatirkan saya bisa mencegah soal kehamilan dan pernikahan ini tidak akan terjadi ". Ucap Nayna dingin tanpa ekspresi apapun.

"tidak tidak nak, pernikahan kalian akan tetap terjadi, bagaimana jika kau tetap hamil meski sudah dicegah". Ucap sang Mama menolak

"Akan Ku angkat rahimku". ucap Nayna tetap dingin

Satu kalimat Nayna mampu membuat membuat semua orang terkejut, termasuk pelayan yang setia berdiri tidak jauh dari sana , bagaimana seorang wanita dengan begitu mudahnya mengatakan hal itu, sementara rahim dan kehamilan dihadapan masyarakat adalah kehidupan mereka. Bukankah dengan begitu dia akan semakin hancur? Memikirkan itu lantas Mama segera menolaknya,

"tidak, itu tidak akan terjadi apapun keputusannya kalian akan tetap menikah, ini adalah perintah ". Ucap mama sedikit panik.

Sementara Rayyan? Pria itu malah tersenyum sinis, kemudian mengeluarkan black card-nya menaruhnya dihadapan Nayna.

"Pinnya xxxxx, kau akan membutuhkan itu bukan". Tantang Rayyan dengan sinis, membuat Mama dan Papanya semakin terkejut sana, anaknya ini sudah benar-benar keterlaluan.

Mengambil kartu itu dengan dingin Nayna lantas berkata.

"rekomendasi rumah sakit yang terbaik". Katanya memegang kartu itu dengan dingin.

"Rumah sakit xxxxxx". Jawab Rayyan sinis bersandar, menyilangkan tangannya.

Tanpa berkata apapun Nayna berdiri, setelah berpamit Nayna segera pergi dari sana, membuka ponselnya menghubungi driver yang akan membawanya. Jika kalian pikir dia baik-baik saja dengan itu, kalian salah besar!! Dia sakit, kecewa, marah entah kata apalagi yang mampu menjabarkan perasaannya sekarang. Berjalan dengan tegas keluar seperti tanpa keraguan, meski dalam dirinya tersimpan ketakutan yang besar, dengan ini dia akan kehilangan segalanya, dia hanya akan hidup seperti nyawa dalam jasad tidak ada yang bisa diharapkan lagi.

   Masih terkejut dengan semua ini, menyaksikan apa yang terjadi Papa lantas berkata dengan tegas pada putranya.

"Nikahi dia Segera atau kau akan kehilangan segalanya, aset kekayaan dan nama keluarga!!!". Berkata seperti itu Papa kemudian pergi menghubungi orang suruhannya.

"Pa.... Tidak bisa begitu doang". Teriak Rayyan tanpa diperdulikan Papanya.

"Mama kecewa dengan kelakuanmu Ray, Mama tidak menyangka putra yang Mama besarkan akan bersikap seperti itu, mama benar-benar kecewa". Ucap Mama hendak menyusul Nayna.

Sakit melihat tatapan Mama yang kecewa, membuatnya menyesal , tak ingin semakin mengecewakan orangtuanya Rayyan segera berlari mengejar Nayna yang sudah hampir sampai di gerbang. Mama yang melihatnya hanya berdiri didepan pintu menyaksikan apa yang akan dilakukan putranya.

"Heeiiii, kau tunggu". Teriak Rayyan, oh tidak dia tidak tahu nama gadis yang dia tiduri semalam.

   Seakan ada yang memanggilnya, Nayna menoleh heran melihat Rayyan yang berlari kearahnya.

jarak mansion ke gerbang memang cukup jauh, setelah berlari akhirnya Rayyan sampai dihadapan Nayna yang masih memandangnya heran.

"Kau ada apa?". Tanya Nayna.

"kemarikan kartunya". Ucap Rayyan membungkuk ngos-ngosan.

"kenapa? Kau tidak mau rugi ?". Sinis Nayna

"kemarikan saja". Kekeh Rayyan

  Nayna akhirnya mengeluarkan card itu dari dompetnya, dan menyerahkannya pada Rayyan, setelah itu dia berbalik arah melangkah pergi setelah mendengar klakson motor, mungkin itu driver yang dia pesan.

"drivernya sudah sampai, aku pergi". Ucap Nayna

Panik, Rayyan yang panik segera menyuruh satpam penjaga gerbang mengunci gerbangnya.

"kunci gerbangnya". Teriak Rayyan yang langsung dilakukan para satpam.

Terheran-heran Nayna menoleh,

"kau ini kenapa, kenapa gerbangnya ditutup, driver itu sudah sampai tidak baik membuatnya menunggu". Ucap Nayna

Mengeluarkan uang saku dari kantongnya, Rayyan menyuruh satpam memberikannya pada driver itu tanpa memperdulikan pertanyaan Nayna.

Menarik tangan Nayna pelan sambil berkata.

"tidak ada operasi , tidak ada pencegahan apapun, kita akan tetap menikah, besok aku akan kerumah orangtuamu ". Ucap Rayyan sukses membuat Nayna marah.

"kau ini apa-apaan hah?, seenak jidat bicara sesuka hati". Bentak Nayna melempar pegang itu hingga terlepas.

"bukankah kau sendiri yang menolaknya hah? Dan sekarang kau". Tunjuk Nayna tepat diwajahnya Rayyan.

"Kau gila ya, tidak ada pernikahan diantara kita, biarkan aku pergi, dan anggap kita tidak pernah bertemu". Lanjutnya berbalik arah meninggalkan Rayyan.

Belum beberapa langkah tubuhnya tiba-tiba melayang, Rayyan yang malas bertele-tele dan berdebat lagi langsung menggendongnya didepan.

"kau siallan lepaskan". Berontak Nayna, dia malu bagaimana bisa pri ini menggendongnya begitu, apalagi disana bukan hanya mereka, ada beberapa pelayan yang hilir mudik disana.

"diamlah atau kau akan terjatuh". Ucap Rayyan terus berjalan.

Takut terjatuh Nayna akhirnya diam, menyembunyikan wajahnya diceruk leher Rayyan.

Dari kejauhan Mama yang melihatnya hanya tersenyum geli.

TO BE CONTINUED 💎💎💎

Terpopuler

Comments

Susu Kopi Cokelat

Susu Kopi Cokelat

saking baperan ampe gw juga pen nikah.
andai bisa nikah ama diri sendiri.
( ̄▽ ̄;)

2024-02-09

2

agustusultah

agustusultah

pengen tak hiiiiiiihhhhh/Panic//Panic//Panic//Panic/

2024-01-19

3

Aenhy Bintang Gemini

Aenhy Bintang Gemini

tambah penasaran

2024-01-18

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!