Bagian 14. (Bertemu Serena)

Happy reading 💟💟

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Diwaktu yang sama dimana Nayna sibuk ponselnya menonton you***,

Sementara Rayyan kini tengah berdiri didepan pintu apartemen kekasihnya, menunggu sang kekasih membuka pintu untuknya, menunggu beberapa waktu akhirnya nampak juga wanita cantik dengan tubuh sintalnya berdiri dihadapan Rayyan.

Terlihat raut wajahnya yang sedikit panik saat melihat Rayyan datang ketempat nya, mencoba tetap tenang dia cemberut menandakan sedang marah dengan wajah sok imutnya.

"Ada apa". Ucapnya ketus memalingkan wajahnya.

"Sayang". Ucap Rayyan memegang tangannya.

"Masuklah". Ucap Serena melepaskan tangannya berjalan mendahului Rayyan.

"Semalam kau kemana?". Ucap Serena

"Aku menyuruh waiters itu membawamu ke mobil, tapi kamu tidak ada disana, kamu tau betapa paniknya aku". Ucapnya berbohong dengan wajah yang hampir menangis.

Membuat Rayyan merasa bersalah melihatnya, namun dia ingat setelah meminum wine yang diberikan Serena terakhir kali dirinya langsung tidak terkendali, dia akan menanyakan itu sekarang.

"Sayang, apa kamu yang memberikan obat perangsang dalam minumanku?." Tanyanya lembut namun mampu membuat Serena tersulut emosi, memainkan dramanya dengan baik, agar Rayyan percaya bukan dia pelakunya.

"Apa maksudmu, kamu menuduh aku melakukan hal menjijikan itu? Tega kamu Ray, menuduhku seperti itu". Ucapnya dengan derai air mata, menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Rayyan yang panik segera menjelaskan maksudnya sambil memeluk kekasihnya itu.

"Heyy sayang, sayang bukan begitu maksudku, aku hanya bertanya, aku ingat setelah meminum gelas terakhir darimu, aku langsung kehilangan kendali, kau mengerti maksudku". Ucapnya menjelaskan dengan terus memeluk kekasihnya.

"Kau menuduhku hanya karena aku yang memberikan gelas itu padamu Ray". Ucap Serena menggelengkan kepalanya seolah tak berdaya.

"Tidak buka. Begitu maksudku". Rayyan bingung harus berkata apa, dia takut semakin menyakiti kekasihnya. Dan Serena dia termenung sejenak bahkan Rayyan pun tidak menyadari itu,

"Apa terjadi sesuatu?". Tanyanya sedikit panik, dia takut rencananya yang gagal semalam, menjadi suatu hal yang buruk yang pasti tidak menguntungkan dirinya.

Melepaskan pelukannya, Rayyan melihat kedepan mencoba menarik nafasnya sejenak, dan sikap Rayyan yang seperti itu, semakin menambah ketakutan dalam diri Serena.

"Maaf". Satu kata itu mampu membuat dunia Serena seakan runtuh, dia tau ketakutannya benar.

"Apa maksudmu?". Tanyanya, dia ingin memastikan sekali lagi.

"Maaf, aku meniduri seorang gadis pekerja disana". Ucap Rayyan lemah tidak berani melihat kekasih, dia takut kekasihnya kecewa.

"What?". Teriaknya berdiri, benar tebakannya benar.

"Ray kauuu". Ucapnya menunjuk wajah Rayyan dengan derai air mata,

"Maaf sayang, dan aku harus menikahi gadis itu". Ucap Rayyan ikut berdiri memeluk kekasihnya yang sudah berderai air mata, tangisnya makin menjadi setelah mendengar ini, bukan kecewa karena Rayyan akan menikah dengan wanita lain, dia menangis karena harapannya masuk kekelurga itu seakan sirna.

"Rayy". Hanya itu yang dia lontarkan seakan tak sanggup berkata kata lagi.

"Maaf sayang, aku bukannya tidak menolak, aku sudah melakukan berbagai cara , tapi tetap orangtuaku tidak mendengarkan". Jelas Rayyan memeluk Serena yang menangis sesenggukan semakin membuat hati Rayyan tersayat.

"Kapan kalian menikah". Ucap Serena melepaskan pelukannya.

"Besok, besok aku akan kerumahnya menemui orangtuanya". Ucap Rayyan hendak memeluknya lagi, namun Serena menghindari, dia mundur beberapa langkah.

"Apa tidak ada cara lain untuk menolak nya Ray". Tanya Serena lemah memandangnya dengan penuh harap.

"Ada". Ucap Rayyan membuat Serena hampir tersenyum, namun senyum itu hilang setelah mendengar penjelasannya.

"Hanya saja, Papa akan mengeluarkan aku dari keluarganya, mengakuisisi perusahaan yang sudah kubangun sendiri, membuangku dengan kemiskinan, kau mau hidup bersamaku seperti itu?." Jelas Rayyan.

What? Apa apaan ini, hidup miskin dengannya, itu sama aja bohong, dia mendekati Rayyan hanya untuk hartanya, lalu apa gunanya hidup bersama dalam kemiskinan, dia tidak mau itu!!.

"Tidak Ray, jika itu konsekuensinya aku tidak mau". Ucap Serena menggeleng.

"Kamu tidak mau hidup miskin bersamaku?". Tanya Rayyan.

"Bukan, bukan itu, aku tidak mau usaha dan kerja kerasmu hilang begitu saja hanya karena aku". Jelas Serena duduk lemah.

Rayyan melihatnya, ikut duduk disampingnya, memeluk dirinya erat serta menghapus air matanya yang terus mengalir. Serena dia menyelusupkan wajahnya di dada bidang Rayyan. Berpikir langkah apa yang harus dia ambil agar tetap bersama dengan Rayyan meski pernikahan itu terjadi. Sebuah ide terlintas dibenaknya membuat Serena mendongak memandang wajah Rayyan yang lebih tinggi darinya.

"Rayy ". Ucapnya lemah membuat Rayyan menunduk sedikit.

"Tetaplah menikah dengannya". Ucap Serena, membuat Rayyan terkejut.

"Tapi jangan putuskan hubungan kita". Lanjut Serena lagi.

Rayyan bingung bagaimana caranya.

"Pernikahan kontrak ". Ucap Serena dengan posisi yang masih sama.

"Apa maksudmu?". Tanya Rayyan melepaskan pelukannya sedikit memberikan jarak antara keduanya.

"Ya pernikahan kontrak, menikah dengan perjanjian perjanjian yang akan kalian buat, dan berpisah diwaktu yang sudah ditentukan, dan dengan itu hubungan kita akan baik-baik saja, asal kamu tidak mempublikasikan pernikahan kalian ". Jelas Serena antusias.

Rayyan berpikir, tidak ada salahnya ide Serena, tersenyum lembut menatap wanitanya

"Idemu tidak buruk juga, akan aku bicarakan ini dengannya nanti". Ucap Rayyan kembali memeluk wanitanya, Serena gadis itu tersenyum tidak masalah dia ada diantara pernikahan kekasihnya, yang terpenting harta itu akan dia dapatkan meski harus menunggu lama lagi,

"Siapa nama gadis itu?". Tanya Serena, dia harus tau orang yang akan menikah dengan kekasihnya.

"Nayna, namanya Nayna, kau tau dia hanya gadis kampung yang bekerja dihotel itu". Ucap Rayyan setengah mengejek Nayna.

Serena tersenyum, hanya gadis kampung bukan, tidak akan sulit menaklukkannya, dia punya rencana besar setelah ini.

"Sudah ya jangan menangis lagi, kita habiskan hari ini bersama". Ucap Rayyan menangkup kedua pipi Serena yang tirus, mengecup keningnya hangat. Serena wanita itu hanya mengangguk pelan.

"Mau pergi keluar hmm?". Tanya Rayyan lembut, membuat mata Serena berbinar kemudian mengangguk antusias, sebentar dia teringat sesuatu, mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pada Rayyan.

"Sayang, Gucci baru mengeluarkan tas branded terbarunya". Ucap Serena manja, menunjukkan tas branded elegan ponselnya.

"Kamu mau? Belilah biar aku yang bayar, apapun yang wanitaku inginkan, maka dia akan selalu mendapatkannya". Ucap Rayyan mencolek hidung Serena. Membuatnya mendelik manja, ini yang dia suka, Rayyan pria itu akan selalu memenuhi semua keinginannya, bahkan apartemen ini juga, Rayyan yang membelinya untuk dirinya.

"Bersiaplah, kita akan keluar ". Titah Rayyan lembut, tanpa basa-basi Serena segera menurutinya, bukankah hidupnya begitu menyenangkan, dia tidak bekerja seluruh kehidupannya ditanggung oleh Rayyan sendiri, semenjak mereka menjalin hubungan, dan pekerjaannya dulu sebelum mengenal Rayyan hanya seorang gadis pemandu karaoke, yang kadang melayani para tamunya setiap malam, dan kini dia masih sering melakukannya dibelakang Rayyan, itulah kenapa orangtuanya menenangkan keras hubungan mereka, Serena tau itu. Sesuai kesepakatan keduanya pergi jalan-jalan, menonton bioskop, makan bersama atau berbelanja banyak barang.

(Skip)

Kembali ke Nayna, gadis yang sekarang disebut wanita itu baru saja menyelesaikan makannya, membereskan peralatannya dan siap keluar untuk menyimpannya, baru saja membuka pintu dia berpapasan dengan seorang pelayan yang entah kenapa memandangnya sinis, tapi dia tidak perduli melanjutkan langkahnya hingga terhenti kala mendengar ucapan sang pelayan.

"Enak sekali hidupnya, tinggal menyodorkan tubuhnya, huh yang bahkan lebih cantik diriku, dan kini hidupnya bergelimang kemewahan, cihh menjijikkan". Cemoohan pelayan itu pelan, namun masih mampu Nayna dengar dengan baik.

"Apa maksudmu berbicara seperti itu?". Tanya Nayna tajam, membuat pelayan itu sedikit takut, tapi tetap memasang wajah menantangnya.

"oh rupanya kamu mendengarnya,". Ucapnya tertawa sedikit mengejek.

"benar bukan, kau menyodorkan tubuhmu pada tuan muda agar mau menikahnya". Ucapnya lagi mengejek.

Nayna melihatnya tajam, mengelilinginya hingga merasa pelayan itu terintimidasi.

"Anda hanya pelayan disini, tidak usah banyak tingkah dan banyak omong, yang kau sendiri tidak tau kebenarannya, itupun jika kau masih sayang dengan pekerjaanmu, terutama nyawamu". Bisik Nayna penuh tekanan tepat di telinga pelayan itu, hingga membuatnya tidak bisa berkutik dan pergi dengan tergesa, Nayna tetap melihatnya dengan tajam, dan kembali melanjutkan langkahnya, sebentar arah dapur kemana? Nayna bingung, dia tidak tau letak letak mansion ini, ditengah kebingungan Nayna, kebetulan pelayan lain hendak pergi keluar, Nayna yang melihatnya segera memanggilnya, menanyakan arah dapur, dan segera pergi kesana.

To be continued 💎💎

Terpopuler

Comments

Susu Kopi Cokelat

Susu Kopi Cokelat

aku suka ceritamu,

2024-02-09

2

Teteh Lia

Teteh Lia

malah nanya sama Serena,🤦‍♀️

2024-01-26

2

Anonymous

Anonymous

/Drool//Drool//Drool//Drool/

2024-01-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!