Bagian 16 (Pulang)

Happy Reading 💟💟

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

   Pagi menyapa, namun Nayna sudah rapih, memakai baju casual berwarna hitam lengan pendek oversize, dipadukan dengan jeans hitam, memasukan bagian depannya Nayna tampak cantik dengan balutan itu, terlihat seperti wanita tomboi penuh pesona, keluar dari kamarnya dengan membawa tas gendong yang cukup besar, pakaian miliknya yang dibawa dari kontrakannya, sesuai kesepakatan mereka akan pergi kerumahnya hari ini, oh tidak Nayna lupa memberitahu orangtuanya kalau dia hari ini akan pulang, biarlah nanti dia akan mengirim pesan pada adiknya.

 Pergi keruang utama dimana keluarga Malik sudah siap.

 "Sudah selesai Nay?". Tanya Mama menggerakkan tangannya mengisyaratkan sang bodyguard membawa tas Nayna.

"Sudah Ma". Ucap Nayna menyerahkan tas itu.

"berangkat sekarang?". Tanya Mama, Nayna hanya amengangguk.

"Ray, kamu satu mobil dengan Nayna ". Ucap Papa yang tak bisa dibantah.

Rayyan hanya mengangguk malas.

"cepatlah". Dingin Rayyan berjalan terlebih dahulu, sementara kedua orangtuanya sudah pergi duluan.

Nayna gadis itu tanpa berucap berjalan mengikuti Rayyan dibelakang, sambil bermain ponsel, dia harus menghubungi keluarganya.

Tengah fokus pada ponselnya, tiba-tiba Nayna menabrak punggung Rayyan yang tiba-tiba berhenti begitu saja.

"Kau apa-apaan menghalangi jalanku". Ketus Nayna, berjalan mendahului Rayyan tetap fokus pada ponselnya.

"Bisakah kau berhenti bermain ponsel". Ucap Rayyan dingin berjalan mengikuti Nayna, kini posisinya Nayna yang didepan.

"bukan urusanmu". Ketus Nayna tanpa melihat jalan yang dia pijak, dan hampir saja dia terjatuh saat tidak sengaja kakinya menabrak batu, untung saja bajunya ditarik Rayyan dari belakang, kalau tidak, nyungsep lah dia.

Menoleh kebelakang, Nayna hanya nyengir kuda melihat Rayyan yang menatapnya dingin, kemudian melepaskan tangannya dari baju Nayna.

"berhenti melihat ponsel, jalan dengan benar". Ucap Rayyan berlalu begitu saja, membuat Nayna mendengus memasukkan ponselnya ditas kecil yang dia pakai,

"kenapa kalian lama sekali". Teriak Mama yang sudah menunggu didalam mobil.

Berjalan cepat Nayna akhirnya sampai di mobil, segera masuk duduk dikursi belakang.

"kenapa kau duduk dibelakang, aku bukan supirmu, pindah". Ucap Rayyan, Nayna memutar bola matanya malas, tanpa banyak bicara berpindah tempat, setelah siap, mobil mulai dihidupkan secara perlahan keluar dari pekarangan mansion, menghidupkan ponselnya kembali mendesah kecil ketika pesannya belum dibaca sang adik, bahkan nomor nya tidak aktif, sudahlah biarkan saja, memasang earphone dan memakainya mulai menikmati alunan musik favoritnya, Rayyan pria itu hanya acuh tak acuh oleh apa yang dilakukan Nayna, tetap fokus pada kemudian.

Kedua mobil mewah itu melaju dengan perlahan diikuti oleh beberapa mobil dibelakangnya,

Didalam mobil Nayna sibuk dengan ponselnya , berkirim pesan dengan teman-teman virtualnya dalam sebuah group fandomnya, sesekali tertawa kecil hingga ngakak sampai-sampai Rayyan yang disampingnya merasa terganggu, baru saja hendak menegurnya, niatnya dia urungkan saat ponselnya sendiri berdering, melihatnya sebentar sambil terus berfokus pada kemudinya, tertera nama kekasihnya disana, tanpa menunggu lagi dia menerima panggilan itu. Berbincang ria dengan kekasihnya. Keduanya nampak sibuk dengan ponselnya masing-masing tanpa memperdulikan satu sama lainnya.

Lihatlah keadaan didalam mobil itu, benar-benar dua orang asing yang secara sengaja duduk berdampingan.

  Mobil-mobil itu terus melaju sesekali berhenti ditempat pengisian bahan bakar, atau sekedar membeli beberapa barang entah makanan atau yang lainnya untuk dijadikan oleh-oleh selain yang dibawanya dari rumah. Sekitar 5 Jam akhirnya mobil mulai memasuki kawasan pedesaan tempat tinggal Nayna, itulah kenapa mereka berangkat pagi-pagi sekali, agar tidak kesoren dijalan, mobil mobil yang melaju itu menarik bahkan hampir seluruh warga disana yang penasaran mobil milik siapa itu? Tidak mungkin warga disana. Hingga akhirnya mobil pertama yang ditumpangi bodyguard berhenti dipinggir jalan diikuti mobil yang di tumpangi Nayna dan yang lainnya, ada sekitar lima mobil, dan tiga mobil itu ditumpangi oleh bodyguard bodyguard nya.

Mobil berhenti tepat didepan sebuah rumah bercat hijau yang hampir pudar, itu rumah Nayna, rupanya mereka telah sampai.

Dengan dada yang berdebar hebat, keringat dingin yang keluar Nayna mencoba menenangkan dirinya didalam mobil, entah kenapa dia merasa takut untuk menampakan dirinya dihadapan keluarganya, apalagi pulang dengan membawa rombongan seperti ini, entah apa yang akan dipikirkan ibu nya nanti, memberanikan diri setelah mencoba setenang mungkin,

"Kau takut". Tanya Rayyan,

Nayna hanya menoleh tanpa menanggapi apapun. Rayyan merasa diabaikan mendengus begitu saja.

Membuka pintu perlahan dan turun dari mobil, sekuat tenaga mencoba menetralkan emosinya yang bergejolak, dan lihatlah tetangga-tetangganya yang berkumpul yang penasaran siapa yang didalam mobil itu, kenapa berhenti didepan rumah Nayna.

"Ayok Nak". Ucap Mama menyentuh tangan Nayna lembut.

"tenang saja semua akan baik-baik saja, ada Mama disini". Ucap Mama menenangkan Nayna yang terlihat tegang.

"Jika kamu takut, tidak perlu mengatakan semua kebenaran itu, kita hanya akan memintamu untuk dijadikan menantu". Ucap Mama diangguki Nayna.

"tenang oke?". lanjut Mama, memegang tangan Nayna dan mulai berjalan diikuti dua pria yang beda usia itu, dengan bodyguard yang senantiasa selalu berada di samping tuan-tuannya.

Nayna tertegun, keluarganya tengah berdiri didepan rumah, semakin membuat dirinya tegang, sekali lagi menarik nafasnya pelan lalu menghembuskannya, mengatakan pada dirinya sendiri semua akan baik-baik saja

"Selamat datang". Ucap ibu begitu mereka sampai, namun matanya terus melirik Nayna seolah berkata apa maksud semua ini?.

"Terimakasih nyonya". Ucap Mama lembut.

"Mari masuk". Ucap Ibu, dia sudah tahu akan kedatangan mereka beberapa jam lalu sebab itulah menyiapkan beberapa hidangan ala kadarnya saja.

Semua orang masuk kecuali para bodyguard yang tetap berjaga diluar.

Duduk lesehan dilantai yang ditutupi beberapa karpet.

"Sebenarnya ini ada apa ya? Saya yakin kalian bukan orang biasa, apa putri saja membuat masalah?". Cecar ayah begitu saja, yang langsung mendapat tepukan ditangannya.

"ayah sabar, mereka baru saja duduk". Bisik ibu.

"Gak papa bu, wajar bapak bersikap seperti itu, ini benar-benar mendadak". Ucap Mama lembut.

Ibu hanya mengangguk sopan.

"Pa". Bisik Mama memperingati agar segera memulai pembicaraan.

"Jadi begini, kedatangan kami kemarin ingin meminta restu kalian untuk menjadikan Nayna menantu di keluarga kami, menjadi istri putra kami satu-satunya". Ucap Papa to the poin, yang mana sukses membuat ibu dan yang lainnya terkejut bukan main, apa maksudnya ini, baru kemarin putrinya pergi kekota besar untuk bekerja, dan kini ada keluarga konglomerat yang datang melamarnya? Bukankah ini sangat aneh?.

"Apa maksudnya ini?". hanya kata itu yang terucap dari mulut ibu setelah tersadar dari rasa terkejutnya.

Mama tersenyum kemudian berbicara.

"Putra kami Rayy mencintai putri ibu, dan ingin menjadikannya istri". Kata Mama lembut, membuat Rayyan mendelik hendak menyangkal namun mata tajam Mama nya mampu membuatnya diam seketika.

"Apa saya tidak salah dengar, putra kalian ingin memperistri putri saya ? Yang bahkan sekolah saja hanya tamatan SMA?". ucap ayah tak habis pikir.

"Nay bisa kamu jelaskan semua?". Ucap ayah pada Nayna.

Nayna melirik Mama sebentar, yang langsung diangguki Mama seolah berkata semua akan baik-baik saja, melirik tajam Rayyan yang tengah menatapnya, memberikan tatapan mautnya agar Rayyan dapat diajak kerjasama.

To be continued 💎💎

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!