HAPPY READING 💟💟
...----------------...
Plakkk
Suara tamparan begitu keras menggema diruangan itu, Rayyan, pria itu baru saja ditampar Papanya dengan keras hingga tersungkur, bisa dibayangkan betapa menyakitkannya itu.
Meringis kesakitan memegang sudut bibirnya yang berdarah, Rayyan bangkit tanpa melawan, dia tau apa yang dia lakukan itu salah besar.
"Sudah berapa kali Papa katakan jauhi wanita sialan itu Rayyankha". Teriak Papa menggema, hendak kembali melayangkan pukulan namun diurungkan, dengan meninju angin.
"Pa, Serena tidak seperti itu, dia wanita...". Ucap Rayyan lagi-lagi dipotong Papanya.
"Diam Rayyan, kau dibutakan cinta tak berdasarmu itu, tanpa kau lihat kelakuannya dibelakangmu". Jelas Papa
"Kau tidak akan paham". Tekan Papa
"Pa, tolong jangan rendahkan Serena". Ucap Rayyan memelas.
"Pergilah Rayyan, sebelum amarah Papa memuncak". Titah Papa mau tak mau Rayyan pergi dari sana, namun berhenti diambang pintu.
"bersiaplah besok kita kerumah Nayna". Ucap Papa dingin,
Rayyan pria itu hanya mengangguk dan segera keluar dari ruang kerja Papa nya, berjalan sambil menahan emosi, dia masuk kekamarnya dilantai tiga mansion itu.
"Aaaaakkkkhhhhh". Teriak nya menggema begitu saja melempar botol parfum miliknya. Menjambak rambutnya dan terduduk dipinggiran ranjang berukuran size itu. Merenung, melihat seisi kamarnya yang entah sudah berapa lama kamar ini tak dia tempati setelah dirinya memiliki rumah sendiri, rumah yang dia beli untuk ditempatinya bersama Serena kekasihnya begitu mereka menikah nanti, namun harapan itu seakan pupus begitu saja saat dia harus menikahi Nayna, gadis yang bahkan dia sendiri tidak kenal. Mengingat itu semakin membuat amarahnya memuncak.
Ingin rasanya menolak pernikahan ini, namun dia tau Papa tidak pernah bercanda dengan ucapannya, dia takut bisnis yang dia bangun dari nol akan hancur begitu saja, berdiri dan berjalan kesana kemari seperti setrikaan baju, memikirkan bagaimana caranya agar dia tetap bisa berhubungan dengan kekasihnya tanpa diketahui orangtuanya.
Pusing memikirkan hal ini, Rayyan mengambil kunci mobilnya dia akan pergi menemui kekasihnya.
Berjalan cepat menuruni tangga, hingga langkahnya terhenti saat berpapasan dengan Mamanya.
"Mau kemana kamu?". Tanya Mama heran melihat anaknya buru-buru begitu.
"Ray akan keluar sebentar ma". Ucap Rayyan
"jangan bilang kau akan menemui gadis sialan itu ". Tebak mama memandangnya curiga.
"Ma, bisa tidak jangan terus menghinanya, dia gadis baik-baik ma". Ucap Rayyan memelas
"Sudahlah mama tidak perduli, ingat Ray sekali kau menemui gadis itu lagi, jangan pernah anggap saya sebagai ibumu". Ucap Mama dingin berlalu begitu saja meninggalkan Rayyan yang membeku ditempat.
Segitu bencinya kah orangtuanya pada kekasihnya, yang Rayyan ingat saat pertemuan mereka semuanya berjalan dengan baik, tapi ini kenapa orangtuanya begitu membencinya, Rayyan tidak paham bagaimana pol pikir kedua orangtuanya.
Diam ditempat, Rayyan mencoba menenangkan dirinya dia akan tetap menemui kekasihnya, jika mama nya tidak tahu semua akan baik-baik saja bukan?. Lantas Rayyan segera melanjutkan langkah tergesa, mengambil mobilnya dan melesat begitu saja.
(Skip)
Nayna kini gadis itu tengah memejamkan mata, menikmati kenyamanan ini entah sampai kapan, dia yakin pernikahannya tidak akan berjalan begitu baik, apalagi mengingat sikap pria itu padanya, dalam pejamnya Nayna tersenyum miris, usianya masih 17 tahun dan dia akan segera menikah? Miris sekali bukan disaat teman-temannya menikmati masa mudanya dengan bersenang-senang dan bekerja, melajang bebas kesana sini, namun dia? Harus terjebak dalam pernikahan yang bahkan tidak pernah dia bayangkan.
Ting...
Bunyi ponselnya pertama pesan masuk, membuka matanya Nayna melihat siapa yang mengirim pesan.
Senyumnya merekah begitu saja saat melihat notif apa itu, biasnya membuat postingan!!! Seakan melupakan masalahnya Nayna larut dalam ponselnya, mengirim komentar yang langsung tenggelam begitu saja oleh komentar yang lain, membuatnya mendesah, jangankan dilihat sang bias, dia sendiri bahkan tidak melihat komentarnya karena tenggelam.
Membuka aplikasi You**be melihat konten-konten biasnya yang menghibur, sekarang hanya ini yang Nayna lakukan sebagai pelarian masalahnya, tempat melampiaskan amarahnya, mencurahkan seluruh isi hatinya, meski tau idolanya tidak mengerti bahasa yang dia tulis, namun itu mampu membuatnya sedikit tentang.
Tertawa ngakak melihat tingkah konyol idolanya di reality show yang baru di post hari ini.
"Oh tuhan kenapa dia semakin menggemaskan". Ucap Nayna tertawa melihat wajah polos biasnya yang baru saja menepuk sebuah telur hingga pecah dan menciprat kemana mana membuat yang lainnya tertawa terpingkal.
Entah berapa lama menonton ponselnya, perutnya berbunyi dan terasa sakit, memegang perutnya dia ingat ternyata belum ada sebiji nasi pun yang masuk kedalam perutnya sedari pagi dan sekarang sudah siang bahkan hampir sore. Nayna bingung haruskah dia meminta pelayan membawakan makanan atau membelinya sendiri .
"kenapa orang orang kaya ini begitu pelit, menyuruhku kesini dan membiarkan aku kelaparan? Cih". Oceh Nayna duduk memegang perutnya.
Setelah berpikir Nayna memilih memesan makanan secara online daripada harus menahan malu memintanya. Dia tidak mau keluar kamar!!!
Sejenak dia melupakan masalahnya, terlihat begitu mudah bukan? Namun nyatanya tidak, Nayna terus membisikan pada dirinya untuk membiarkan ini terjadi, sekeras apapun dia menolak, selama apapun dia merenung semuanya tidak akan pernah berubah, pernikahan akan tetap terjadi, ini takdir sekuat apapun menolak dia tetap tidak berdaya, urusan keluarganya biar dia pikirkan nanti.
Menunggu beberapa saat, terdengar suara ketukan dipintu kamarnya.
Tok..tok..tok.
"Nayy". Suara seseorang terdengar, Nayna tebak itu adalah ibunya Rayyan
"Ya, tunggu sebentar". Teriak Nayna bangkit dan membuka pintu, benarkan tebakannya Ibunya Rayyan tengah berdiri menenteng bingkisan yang Nayna pikir itu pesanannya, dan dibelakangnya berdiri seorang pelayan wanita.
"Nyonya". Ucap Nayna sopan.
"No Nyonya, call me Mama". Tegas Mama.
"oke". jawab Nayna mengangguk.
"kamu memesan makanan? Kenapa tidak memanggil pelayan saja biar mereka siapkan". Ucap Mama menunjukkan bingkisan itu, dan memberikannya pada Nayna yang langsung diterima olehnya.
"makasih ma". Ucap Nayna.
"iya, lain kali panggil saja pelayan oke? Jangan sungkan kamu satu-satunya calon menantu keluarga ini". Ucapnya sekali lagi mengusap surai Nayna lembut, Nayna hanya mengangguk saja, dia ingin segera makan.
"mba siapkan tempat makan untuk". Titahnya pada pelayan.
"tidak usah Ma, biar Nay makan dikamar aja". Ucap Nayna menolak lembut.
"baiklah, siapkan untuk dikamarnya". Titah Mama lagi pada pelayan yang baru saja pergi, dia tau gadis didepannya masih sungkan apalagi ini kali pertamanya mereka bertemu, dengan kejadian yang yah begitulah!!.
"Kamu betah-betah disini ya, Mama kedepan dulu". Ucap Mama kemudian pergi Nayna hanya mengangguk iya .
Tak berselang lama, pelayan datang membawa peralatan makan
"Permisi nona? ". tanyanya
"kemarikan mba, biar saya aja". Ucap Nayna.
"tidak nona, biar saya saja , ini tugas saya". Ucapnya, Nayna hanya mengangguk. Kemudian pelayan itu masuk dan meletakan peralatan makan itu dimeja yang tersedia disana.
"terimakasih mba". Ucap Nayna sopan, pelayan itu hanya mengangguk sopan dan keluar tidak lupa menutup pintunya.
Nayna meletakan bingkisan ini, duduk di sofa, mengeluarkan isinya, sepaket ayam crispy sedang dengan saus keju, semangkuk kecil nasi, sekaleng soda dan beberapa cemilan lainnya. Mulai menyantap makanannya dengan nikmat, meski harus merogoh kocek cukup besar hari ini, namun itu tidak masalah baginya.
TO BE CONTINUED 💎💎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Susu Kopi Cokelat
Aku suka ceritanya, luar biasa
2024-02-09
2