HAPPY READING 💟💟
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bagian 18
Sesuai kesepakatan siang ini, dua keluarga itu kembali berkumpul, namun bedanya hari ini ada pak Rt dan 2 orang leluhur kampung yang di undang. Lamaran kali ini berbeda , orang-orang biasanya mengadakan beberapa upacara atau lainnya, namun kali ini hanya dihadiri beberapa orang saja, karena semuanya serba mendadak, itulah yang ada dipikiran ibu saat anaknya kemarin pagi memberitahukan akan kedatangan mereka, kenapa tidak dari kemarin-kemarinnya agar ada persiapan, tapi ya sudahlah mau bagaimana lagi.
"Seperti yang kami bicarakan kemarin, saya sekeluarga datang untuk meminang putri bapak, untuk dinikahkan dengan putra kami Rayyan ". Ucap Papa
Perbincangan itu terjadi begitu saja, hingga kesepakatan didapatkan, dan pernikahan akan dilaksanakan dua minggu kedepan, dengan segala kebutuhan dan persiapan keluarga pihak lelaki yang akan menanggung semua biaya pernikahan, pihak perempuan hanya terima beres, dan melakukan apa yang tidak bisa dilakukan pihak pria.
Setelah kesepakatan didapatkan, tanggal pernikahan ditentukan, kemudian Pak RT dan leluhur kampung pulang, tak lupa keluarga Malik memberikan amplop sebagai ucapan terimakasih.
Kini hanya ada dua keluarga itu disana.
"Saya masih terkejut dengan semua ini". Ucap Ibu menatap kosong kedepan. Membuat Nayna terluka, sebegitu besar kebohongan yang dia berikan, andaikan dia bisa jujur, dia pasti akan melakukannya, namun sayang dia tidak bisa, apalagi ini menyangkut perihal kewanitaannya, mereka hanya keluarga lemah, ekonomi pas-pasan, tidak akan pernah bisa melawan orang-orang besar, jadi percuma jika melawan, lebih baik jalani saja apa yang akan terjadi.
"Maaf, semuanya serba mendadak". Ucap Mama lemah melirik anaknya tajam, Rayyan pria itu hanya memutar bola matanya malas, dia lagi dia lagi, huuh.
Ibu terdiam, benarkah putrinya saling mencintai? Kenapa tiba-tiba datang langsung melamar? Tidakkah ini sangat mencurigakan, Ibu terus berpikir, tidak mungkinkan Putri dipaksa menikah begitu saja, apalagi dilihat dari penampilan calon menantunya itu, tidak ada kecacatan sama sekali, dia begitu sempurna, sementara anaknya, Ibu tersenyum miris, semakin dipikirkan semakin membuat Ibu lelah, namun tidakkah sopan meninggalkan tamu begitu saja.
"Bu, ini ada sedikit uang untuk kebutuhan disini nanti, pasti banyak yang akan dibutuhkan menjelang pernikahan". Ucap Mama memberikan amplop tebal dihadapan Ibu.
"dan untuk tenda, atau tema pernikahan biar itu jadi urusan saya, Nayna hanya perlu memberi tahukan tema apa yang diinginkannya". Lanjutnya
"tidak perlu bu, saya akan pakai uang sendiri untuk semua itu, lagian ini juga pernikahan anak saya bukan". Tolak ibu.
"Tak apa, tolong diterima saya mohon". Ucap Mama memaksa, mau tak mau ibu menerimanya.
"Ma, semua sudah selesai?". Tanya Papa
"sudah pa". Jawab Mama.
"kalau begitu kita permisi, kalian tidak perlu khawatir tentang apapun, dan sepertinya malam ini, kita akan langsung pulang ke kota, dan Nay jaga dirimu baik-baik disini, dan satu mobil itu akan ditinggal disini, siapa tau akan dibutuhkan nanti" . Ucap Papa .
"tidak perlu Pa, bawa saja, lagian tidak ada yang bisa mobil disini". Ucap Nayna
"Tak apa, ini kuncinya, kita permisi ". Ucap Papa
Setelah berpamitan keluarga Malik pun pulang,
Ayah dan Ibu masih merasa terkejut, entah apa yang akan dilakukannya nanti, untung saja Nabila anak bungsunya tidak ada dirumah, menginap dirumah neneknya.
"Nay". Panggil Ibu lemah
"kenapa semua tiba-tiba begini". Lanjutnya menatap kedepan kosong.
"kamu tidak dipaksa kan nak? katakan pada Ibu jika itu terjadi ". Ucapnya menatap putri sulungnya.
Nayna sakit, tapi tak bisa berbuat apa-apa, selain melanjutkan kebohongannya dengan kebohongan lainnya.
"Nay juga terkejut Bu, beberapa Minggu menjalin hubungan, tiga hari lalu Ray mengenalkan Nay kepada keluarganya, dan yah, dia meminta Nay menikah dengannya, jika tidak Ray akan dijodohkan dengan wanita lain, Nay mencintainya, jadi Nay terima pernikahan ini". Jelas Nay tidak berani menatap Ibu nya.
Ibu, dia melamun mendengarkan penjelasan anaknya, syukurlah jika itu kebenaran, jika tidak?, menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang belum tentu benar, dia lebih mempercayai Putri nya.
"Istirahatlah Nay, Ibu kedalam dulu". Ucap Ibu beranjak masuk kekamarnya,
Nay menatap sendu pintu kamar ibunya, ingin rasanya menangis dalam pelukan itu, mencurahkan semua isi hatinya.
Beranjak bangun, Nayna masuk ke kamarnya, mengunci pintu, menyandarkan punggungnya disana, memegang dadanya yang berdenyut, Nayna merosot kebawah dengan air mata yang mengalir.
tidak ada yang bisa dilakukan dirinya selain menerima semuanya begitu saja, Namun satu prinsipnya, dia tidak akan bisa ditindas siapapun, dia tau pernikahan ini akan sulit, terlebih Ray, pria itu tidak menunjukkan akan memutuskan hubungannya dengan sang kekasih, dia yakin itu tidak terjadi.
(Skip)
Sementara itu Rayyan masih mengendarai mobilnya bersama yang lain, sudah setengah perjalanan, memikirkan banyak hal, terutama bagaimana caranya agar hubungan dengan sang kekasih tetap berjalan tanpa harus diketahui keluarganya, memikirkan itu membuatnya teringat bahwa dia belum memberitahukan Nayna soal pernikahan kontraknya, mengusap wajahnya kasar, bagaimana bisa dia lupa akan hal seperti ini.
Sekitar lima jam lebih, dan hari sudah malam ke empat mobil itu baru memasuki pekarangan Mansion, turun dari mobil masing-masing.
"Ray". panggil Papa membuat Rayyan menoleh.
"temui Papa diruang kerja". Titah Papa.
"Pa, besok saja, sungguh Ray lelah hari ini, ingin segera tidur". Tolak Rayyan memelas
"sudahlah Pa, besok lagi saja, kita juga lelah butuh istirahat ". Ucap Mama.
Mendengar perkataan istrinya, Papa pun setuju dan meninggal Ray begitu saja, menggandeng tangan istrinya mesra, sesekali mencium punggung tangan itu, benar-benar pasangan romantis.
Rayyan yang melihat pemandangan itu memutar bola matanya malas, kemudian segera pergi dari sana, sesampainya dikamar Rayyan langsung membersihkan diri, berendam di bathtub, menuangkan wine kedalam gelas, dan mulai meminumnya, menikmati segarnya alkohol dengan dinginnya air yang menembus pori-porinya, menghisap rokok elektroniknya, memejamkan mata, biarkan malam ini berlalu dengan dingin,
(Skip)
Disisi lain, apartemen Serena lebih tepatnya, kini ia sedang berdebat dengan kekasihnya.
"Kamu sengaja kan menggagalkan rencana yang sudah ku buat". Marah Serena dihadapan kekasihnya.
"Apa kau pikir aku akan rela, tubuh kekasihku dijamah pria lain selain aku, kau pikir aku rela". ucap kekasihnya.
"Gadrigo Arsen ". Teriak Serena penuh amarah.
"Kamu tau, betapa sulitnya aku sampai diposisi ini hahhhhhh". Marahnya lagi
"Dan kauuuu, aku percaya padamu akan membantuku, tapi ternyata kau, kau, kau menggagalkan segalanya". Ucap Serena menjambak rambutnya yang acak-acakan
"Kau tau, akibat kelakuanmu itu, Rayyan sekarang harus menikahi wanita lain hahhhh, dan itu membuatku semakin sulit mendekatinya". Lanjutnya lagi
"Sudahlah Ser, lupakan Rayyan dan hartanya, aku juga tak kalah kaya darinya, kau ingin apa, tas baju semua barang branded aku sanggup memenuhinya". Ucap Gadrigo.
"Aku tahu, aku tahuuu, tapi kekayaanmu masih jauh dibawah Rayyan, jika aku mendapatkan pria itu dan merebut hartanya, bukankah itu menguntungkan dirimu juga Gio". Tekan Serena.
"Berhenti memikirkan hartanya Serena, menikahlah denganku, aku sanggup memenuhinya segala kemauanmu". Ucap Gadrigo.
"Tidak, tidak akan pernah, aku Serena Adam, akan tetap menaklukkan Pria bodoh itu, dan merebut segalanya , tidak ada yang bisa mencegahku, kau atau bahkan pernikahannya ". Tekan Serena tepat diwajah sang kekasih .
"Apa yang akan kau lakukan". Ucap Gadrigo,
"hahahaha, atas perintahku pernikahan itu akan terjadi karena kontrak, dan aku akan tetap berada diantara mereka, pernikahan mereka hanya akan sampai pada waktu yang ditentukan, dan saat itu terjadi akulah yang akan menggantikan wanita rendah itu, merebut seluruh harta Rayyan". Ucap Serena tertawa keras.
"Sadarlah Serena, kau sudah dibutakan harta, yang belum tentu akan jadi milikmu ". Ucap Gadrigo tetap berusaha menyadarkan wanita yang dicintainya.
"DIAM". Bentak Serena.
"Jika kau tidak bisa membantuku, atau membiarkan apa yang aku lakukan, lebih baik pergi dari sini dan jangan pernah kembali, PAHAM". Bentam Serena lagi.
Memandang Serena lekat, Gadrigo memilih pergi dari sana, percuma wanita itu akan tetap pada pendiriannya.
To be continued 💎💎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
dewi ayu 12
semua serba dadakan, sprti tahu bulat /Facepalm//Facepalm/
2024-01-25
3