Bagian 6 (Gawat)

  **Happy reading* 🌟🌟*

...****************...

       Sesuai dengan rencana semalam, Nayna kita telah bersiap membawa tas yang tidak begitu besar berisi pakaiannya, berpamit pada ibu dan adiknya. Kemudian naik motor bersama ayahnya yang sudah menunggu, diperjalanan.

"Kamu Jaga diri baik baik disana ya, jangan suka begadang seperti dirumah, gak boleh telat makan". Ucap ayah mengingatkan.

"baik yah, tenang saja aku sudah besar, bisa jaga diri baik baik kok". Ucap Nayna setengah berteriak takut ayahnya tidak mendengar suaranya.

 Tak lama Nayna dan ayahnya sampai diterminal bus, bersalaman dengan ayahnya lantas Nayna segera masuk kedalam mobil jurusan kota yang akan di tujunya, melambaikan tangan pada ayahnya sebelum benar benar hilang dari pandangan ayahnya.

Ayah tidak segera pulang, dia masih setia menunggu mobil yang membawa anaknya pergi. Didalam Nayna duduk dekat jendela melihat keluar menyaksikan hilir mudiknya orang orang. tubuh Nayna bergetar sedikit, menandakan mobil telah dihidupkan dan siap berangkat, perlahan bergerak meninggalkan terminal dengan kecepetan sedang. Untuk menemani perjalanannya , Nayna memutar musik yang terhubung ke earphone miliknya, menyandarkan tubuhnya disandaran, memejamkan mata menikmati musik dan perjalanannya.

   Sudah sekitar 2 jam mobil terus melaju membawa Nayna kekota tujuan, sesekali berhenti, menurunkan penumpang atau mengangkutnya. Namun tiba tiba, para saat melewati jalanan yang cukup sepi tapi tidak terlalu sepi, para penumpang mulai panik, Nayna yang terusik pun membuka matanya, melihat sekeliling orang orang begitu panik didalam mobil perlahan berhenti. Ada apa ini, pikir Nayna. sedikit berdiri melihat kedepan, betapa terbelalak matanya melihat beberapa orang preman didepan tepat menghadang jalan mobil.

 Gawat!!! Para preman mulai turun dari motornya siap masuk dan menggeledah seluruh penumpang, oh tidak Nayna harus apa sekarang, ditengah kepanikan orang orang, Nayna berusaha tenang meski ditubuhnya juga sedikit bergetar, menarik nafas kemudian menghembuskannya berulang kali.

   Sibuk sendiri, Nayna melihat kedepan lagi. Oh tuhan!!!! Ingin rasanya dia menangis melihat pemandangan didepannya.

pak supir ditodong senjata !! Mengacungkan senjata masing masing, satu persatu para preman mulai naik, merampas barang barang milik penumpang, ada sekitar 4 orang preman, yang satu menyandera Pak supir, dan sisanya menodong para penumpang. Lemas, itulah keadaanya sekarang, entah harus berbuat apa dia sekarang, terduduk dikursinya sayu, melas ketika satu preman mendekat ke arahnya. Bisakah dia bersembunyi dilubang semut sekarang, atau meminjam pintu ajaib milik kucing bulat alias doraemon. Makin bergetarlah tubuhnya saat senjata api tepat didepan matanya, menadah melihat rupa si preman yang ditutupi topeng,

"ANGKAT TANGAN". Bentaknya begitu keras sehingga membuat Nayna terlonjak kaget, dengan gemetar Nayna menuruti perintahnya.

"BERIKAN UANG DAN BARANG BERHARGA MILIKMU". Bentaknya lagi, sumpah Nayna ingin menangis saat ini, seumur umur belum pernah ada yang membentaknya sekeras itu bahkan ibunya saja tidak pernah. Tidak ingin terkena masalah Nayna perlahan mengambil dompet dari tas selempengnya, mengambil semua uangnya dan memberikannya pada preman itu.

"APA KAU PIKIR INI LELUCON HAH". Bentak si preman lebih keras melempar uang recehan yang diberikan Nayna, semakin membuatnya bergetar.

"Ta,,ta,,piii, a,,ku hanya,,, pu,,nya itu sa,,ja". Nayna berkata terbata bata.

"KEMARIKAN TASMU". Bentaknya merebut paksa tas selempeng milik Nayna, kosong tidak ada apa-apa disana hanya terdapat ponsel jadul miliknya dan satu foto biasnya ukuran kecil yang selalu dibawa kemanapun dia pergi.

"APA KAU SEMISKIN ITU SEHINGGA PONSELMU BUTUT BEGINI". Bentak preman melemparkan tas miliknya dan membanting ponsel jadulnya yang seketika pecah, makin menjadilah Nayna, air mata yang sedari tadi ditahannya kini luruh juga, ponsel miliknya dulu telah hancur, meski sudah tertinggal jaman tapi itu sangat berharga untuknya, dia tidak menyangka preman keparat itu akan menghancurkannya. Kini Nayna hanya terus berharap dan berdoa 911 yang dihubunginya akan segera tiba, agar para preman itu segera dibekuk. Bentakan dan tangisan terus terdengar menggema didalam mobil, ketika ketua dari mereka segera terlihat panik.

"CEPATLAH KALIAAANNNN". Teriaknya begitu sangat keras sehingga menggema didalam mobil.

"Sebentar bossss masih banyak yang belum dirampas". Teriak anak buahnya tanpa memperdulikan bosnya.

"BIARKAN SAJA CEPATLAH POLISI SEMAKIN MENDEKAT". Teriak bosnya lagi tetap menyandera pak supir.

 Nayna yang mendengar itu berharap besar polisi segera meringkus para penjahat sialan itu. Terkejut, para preman akhirnya segera menyudahi merampas barang milik penumpang, berdesakan ingin segera keluar dari mobil, bahkan dengan sengaja mendorong anak kecil yang mempersulit jalannya hingga terluka, Nayna yang melihatnya tak tega tapi dia tidak bisa berbuat apa apa, terlebih jaraknya cukup jauh, biarlah anak itu sudah ditangani orang tuanya. Hampir sampai dipintu depan, para preman tiba tiba ditodong senjata api oleh orang orang berseragam polisi.

       Menghela nafas lega, Nayna tersenyum aparat keamanan itu tiba tepat waktu, yups ditengah kepanikan Nayna berusaha menghubungi 911, beberpa Kali mencoba dan akhirnya terhubung, tanpa mengucapkan kata apapun lagi, Nayna menyebunyikan ponselnya didalam dadanya, sehingga para preman tidak curiga sama sekali dan para aparat keamanan dapat mendengar kegaduhan yang terjadi.

     Terjadi sedikit perselisihan antara polisi dan preman, terlebih lagi preman itu menyandera pak supir, membuat polisi harus lebih hati hati dalam bertindak.

   Namun kini para preman itu sudah diringkus, dimasukan kedalam mobil polisi yang baru saja tiba disana. Para penumpang kembali mendapatkan barang barang mereka yang telah diambil tadi, meski ada beberapa yang rusak dan lecet, seperti ponsel touchscreen nya yang tergores, atau uang yang sobek, melihat itu Nayna membuka sepatunya, mengambil uang miliknya yang buru buru dia sembunyikan. Penumpang yang dibelakangnya memujinya hebat,

"Wahh kau hebat, orang orang pada panik, kamu tetap tenang dan pintar menyembunyikan barangmu". Puji salah satu penumpang.

  Nayna hanya tersenyum ramah, penumpang itu kembali berkata

"apa kau yang menghubungi 911". Tanya nya

Lagi, Nayna hanya tersenyum dan mengangguk. Membuatnya heboh dan langsung berteriak

"KITA HARUS BERTERIMAKASIH PADA GADIS INI, DIA YANG SUDAH MENGHUBUNGI 911". Teriaknya yang membuat Nayna malu, bagaimana tidak, semua mata kini tertuju pada dirinya, mengucapkan terimakasih, sehingga membuat polisi yang masih disana menghampirinya.

"benar kau orangnya?". Tanyanya

Nayna hanya mengangguk tanpa menjawabnya. Tolong dia masih terkejut dengan kejadian barusan.

"hebat, berbuatanmu patut ditiru, kau tetap tenang dan menghubungi orang yang tepat". Puji pak polisi, Nayna hanya mampu tersenyum, mengucapkan terimakasih.

 Kemudian para aparat kemanan pun pergi, namun masih ada beberapa dibelakang bus, yang akan mengikut bus. Setelah keadaan membaik, dan Pak supir tenang, akhirnya bus kembali bergerak melanjutkan perjalanannya Yang tertunda. Lagi, Nayna memejamkan mata, tak hentinya mengucap syukur dalam hatinya, diikuti oleh polisi dibelakang, mobil bus bergerak santai, membuat penumpang sedikit rileks.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

To Be Continued 💎💎

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!