Bagian 2 (Wisuda)

    Pagi menyapa, matahari nampak malu-malu menunjukan cahayanya yang indah dan bersinar. Terlihat pagi ini Nayna telah bersiap merias dirinya secantik mungkin tapi naturally

"tinggal sentuhan terakhir" . Ucap Nayna memoleskan lipstik berwarna peach kebibir manisnya sambil tersenyum puas dengan hasil karyanya. Memakai kebaya songket, riasan natural , Nayna nampak sempurna dalam balutan itu. Tak berselang terdengar suara ibunya memanggil.

"Nay, kau sudah siap?". Teriak ibunya bertanya

"Sudah bu, ada apa?" . Kata Nayna bertanya balik.

"kemarilah sarapan dulu, biar tidak lemas nanti". Titah sang ibu

"baiklah sebentar bu". Kata Nayna beranjak bangun

Sesampainya didapur Nayna langsung duduk dibale-bale yang tersedia disana dengan hati-hati dimana sudah tersaji makanan sederhana tapi menggiurkan.

"Jam berapa berangkatnya?". Tanya ayah

"setengah delapan aja yah, acaranya dimulai jam delapan nanti". Jawab Nayna mulai menyendok nasi dan lauk pauknya.

"baiklah nanti ayah yang antarkan". Kata ayah

"baiklah, oh ya dimana bila?". Nayna menanyakan adiknya yg bernama Nabila.

". Dia sedang mandi". Jawab ibu tiba-tiba sambil membawa nampan kopi untuk sang ayah.

Nayna mengagguk menikmati sarapannya.

Nayna makan sendirian, sementara ayah hanya menikmati kopi dan gorengan yang disediakan ibu, dan ibu Masih sibuk didapur.

Tidak butuh waktu lama Nayna menghabiskan sarapannya, membereskan sarapannya, mencuci tangan kemudian pergi keteras rumah menunggu waktu.

Nayna duduk diteras rumah sambil berkirim pesan dengan teman-temannya, membuat janji untuk berkumpul digerbang sekolah sebelum masuk keacara wisuda.

Tak berselang lama ayah keluar, memanaskan motornya siap mengantar Nayna kesekolah, sementara ibu akan menyusulnya nanti.

(Skip)

   Nayna dan kedua temannya sekarang sudah duduk dikursi yang telah disiapkan, sementara Dewi masih berada diruang kepala sekolah, sebab dia yang menjadi bintang sang juara umum jurusan IPS. Kadang Nayna sendiri heran bagaimana bisa temannya yang itu memiliki kepintaran yang melonjak tinggi setelah mengenal boy band korea itu , bahkan sekarang mampu menguasai 7 bahasa negara asing, apakah ada cara untuk itu? Jika ada Tolong beri tahukan Nayna caranya!!.

Sementara dirinya? Huh dia bahkan hampir sama dengan kebanyakan siswa lainnya, Yang penting LULUS!

Waktu sudah menunjukan pukul 08.00Wib dimana acaranya akan segera dimulai, sementara sekolah sendiri sudah mulai dipadati orang-orang baik para siswa/i, orang tua wali, atau orang yang hanya sekedar ikut menyaksikan.

Terlihat dua orang siswa/i yang bertugas sebagai Mc naik keatas podium, siap membeberkan susunan acara yang akan dilaksanakan beberpa waktu kedepan, yang selalu dimulai dengan sambutan-sambutan dan lainnya. Sementara Nayna hanya mendengarkan tanpa menyimak apa yang diucapkan para guru penyambut itu, dia selalu asik dengan ponselnya atau hanya sekedar berbincang dengan temannya, bukan cuma Nayna sih, tapi terlihat juga beberapa siswa/i atau orang tua wali yang acuh tak acuh.

"Nay". Panggil Lusi dari belakang berbisik setengah berteriak karena jaraknya terhalang dua kursi didepan.

"Apa". Sahut Nayna menoleh.

"habis ini ngantin yu, gw laper nih". Ajak Lusi.

"oke, tapi nanti setelah foto-foto ya, ajak juga Yani sama Dewi ". Kata Nayna setuju

"siip bisa diatur". Ucap Lusi mengacungkan jari jempolnya.

Kemudian keduanya fokus kembali dengan acaranya, lebih tepatnya pada ponselnya sih.

  Hingga beberapa waktu berlalu, acara-acar telah dilewati, kini saatnya bagian inti dari acara ini, yakni pelepasan kelas 12, yang dimana nama-nama siswa/i dipanggil untuk menerima mendali kelulusan dan kemudian berkumpul ditengah lapangan untuk melepaskan puluhan balon yang telah disiapkan sebelum sebagai bentuk resminya pelepasan kelas 12.

 Acara pelepasan balon berlangsung dengan meriah, setelahnya para siswa/i dan guru kembali ketempatnya masing-masing. Begitupun Nayna tapi sebelum itu mereka berfoto selfie bersama, mengabadikan momen yang tidak akan terulang kembali.

Selesai berfoto ria Nayna dan temannya kembali ketempat duduk masing-masing.

"Nay". Panggil Lusi berdiri disamping Nayna.

Nayna pun menoleh, "kenapa?". Tanya Nayna

"ambil foto yu disana" . Tunjuk Lusi kearah background foto wisuda yang sudah disediakan.

"boleh". Ucap Nayna beranjak bangun

"tapi ajak Dewi sama Yani". Timpalnya lagi

"hayu". Ucap Lusi menggandeng tangan Nayna untuk menghampiri Dewi

"Dew". Teriak Nayna pelan tapi mampu didengar Dewi.

"mau foto sekarang?". Tanya Dewi langsung mengerti karena sudah diberi tahu kalau mereka akan berfoto

"hayu, mana Yani?". Ajak Nayna sekaligus menanyakan Yani

"gak tau, tadi sama pacarnya kesana"?. Ucap Dewi beranjang bangung sambil menunjukan arah perginya Yani, dan memang terlihat Yani sedang berfoto ria dengan pacarnya, dan yah diantara ke empatnya cuma Yani yang memiliki kekasih, itulah kenapa dia kadang jarang bersama.

"Ya udahlah biarin aja, nanti juga nyusul, udah dikasih tau ini". Ucap Lusi menarik Dewi dan Nayna.

"pelan - pelan napa". Tegur Dewi menepuk tangan Lusi

"kagak liat gw susah jalan, nih gaun mana berat pula". Keluh Dewi

"iye iye". Ucap Lusi tanpa melepaskan pegangannya.

"nanti kita foto bertiga ya, sebagai kenangan". ucap Lusi antusias

"gak nunggu Yani dulu?". Tanya Nayna

" Lu gak liat dia lagi sibuk, nanti kita juga foto berempatlah". Ucap Lusi

"oke baiklah". Sahut Nayna dan Dewi bersamaan.

Jarak antara background foto dan tempat duduk mereka cukup memiliki jarak, jadi harus berjalan beberapa saat untuk sampai kesana, apalagi dipenuhi dengan orang-orang dan cukup berdesakan dibeberapa tempat jadi harus berhati-hati sedikit.

Setelah sampai di background foto wisuda Nayna dan temannya harus menunggu mendaftar untuk mendapatkan antrian, dan ya background foto ini bukan milik sekolah, tapi photographer daerah setempat yang disuruh Dan ini berbayar, jadilah Nayna harus mengantri menunggu giliran.

(skip)

Setelah beberapa kali take foto, akhirnya Yani muncul.

"kalian ninggalin gw ya". Cemberut Yani setibanya disana

"Lu Yang kelamaan asik sama dia". Sahut Lusi sedikit ketus, dia sudah lapar tapi harus menunggu Yani yang lambat.

"iya iya maaf, jadi nih foto berempat?". Tanya Yani.

"jadi dong". Jawab Dewi

"kalian tenang aja, biar gw yang bayar, semalam desain gw dibayar tinggi". Lanjutnya

"wiiihh rejeki nomplok nih, bisa ditraktir bakso". Canda Nayna sambil tertawa sedikit

"boleh-boleh, nanti biar gw yang traktir jajan kalian". ucap Dewi

"siiip". Ketiganya kompak

"jangan banyak-banyak tapi". Lanjut Dewi

"bisa diatur". Ucap Yani tertawa.

"gak heran sih Lu banyak duit sekarang, sekali take aja dapat puluhan juta, gini nih kalo orang genius mah". Ucap Lusi tepuk tangan sendiri sambil menggelengkan kepala menatap Dewi.

"sekali take matamu". ucap Dewi

"gw ngerjainnya berhari-hari itu, cuma semalam baru dilelangkan”. Lanjutnya lagi

"yaudah yu jangan lama-lama lagi, langsung jepret aja, biar cepet gw udh lapar ini, tadi pagi gak sarapan dulu, gw kesiangan". Ucap Lusi panjang lebar.

Mereka kemudian berfoto, dan setelah beberapa take dan dirasa cukup dan hasilnya bagus akhirnya mereka mengakhiri sesi berfoto, dan dicetak tak lama setelahnya.

Sesuai kesepakatan mereka pergi ketukang bakso yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka sekarang.

Tak lama mereka sampai dan langsung memesan bakso meski antrian cukup banyak, tapi mereka akan menunggu itu.

Nayna dan temannya duduk dikursi panjang yang sudah tersedia menunggu baksonya siap.

Nayna membuka ponselnya dan masuk keroom chat sesama fandomnya, sekedar menyapa dan sedikit berbincang kemudian menyudahinya. Mengirim pesan pada ibunya untuk pulang terlebih dahulu karena acara juga sebentar lagi selesai, hanya tinggal beberapa pentas seni yang ditunjukan adik-adik kelas.

"Ini neng". Ucap kang bakso menaruh mangku bakso satu per satu, memecah kehening keempatnya, meski disekitarnya begitu ramai sekali.

"makasih kang". Ucap mereka bersama, dan langsung meracik rasa sesuia keinginan.

Disela-sela itu mereka seperti biasa bercakap ringan,

"guys, lulus ini kalian mau lanjut kuliah apa kerja?". Tanya Yani sambil menyeruput kuah bakso aaahh nikmat itulah gambarannya.

"gw gak tahu, pengennya kerja, tapi nyokap nyuruh kuliah". Jawab Lusi menuangkan saus sambel, karena selain Dewi, Lusi juga termasuk orang berada.

"kalau gw sih kayaknya kerja deh, kulaih emak bapak gw gak mampu". Jawab Nayna sambil makan bakso pelan.

"Lu Dew?". Tanya Yani

"Gak tahu, kita lihat kedepannya gimana". Jawab Dewi enteng.

"Lah Dewi mah meski kagak kerja, duitnya udah banyak, puluhan juta sekali dapet, bukan perbulan lagi". Celetuk Nayna menggoyangkan sendoknya seolah serius, tapi menang iya.

"hahah bisa aja Lu Nay". Timpal Dewi tertawa sedikit.

"tapi emang bener kan Lu ". Ucap Lusi

"iya sih hahah". Jawab Dewi meniup kuah bakso.

percakapan mereka terus berlanjut sampai bakso serta kuah nyapun habis.

Setelah menghabiskan bakso dan membayarnya merekapun kembali ketempat duduknya masing-masing menyaksikan acara hiburan hingga penutupan wisuda.

To Be Continued 💎💎

"Happy reading , I hope you like it, please give critics and suggestions, thank you very much" 💜💜

Terpopuler

Comments

Alizeee

Alizeee

Ye... wisuda/Applaud/

2024-03-08

0

IdDesiRswt

IdDesiRswt

aku juga begitu 😁

2024-02-12

2

Tanz>⁠.⁠<

Tanz>⁠.⁠<

aku banget nih😂

2024-02-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!