Selama perjalanan Nayna sesekali berbincang dengan teman sebangkunya, para penumpang silih bergantian, sesuai dengan tujuan masing masing. Tidak terasa mobil berhenti diterminal kota, meski masih jauh ketempat tujuannya, Nayna tetap turun dan melanjutkan perjalanannya dengan ojek nanti. Turun dari mobil, meregangkan tubuhnya yang terasa pegal pegal, bayangkan saja selama kurang lebih 3 jam hanya duduk dikursi, bukan lagi karena insiden tadi. Menghela nafas Nayna berkeliling mencari tempat makan yang cocok, dia akan mengisi nutrisinya dulu sebelum melanjutkan perjalanannya.
Setelah beberapa langkah dia akhirnya menemukan warteg yang kebetulan tidak begitu ramai, hanya satu dua orang saja yang masih menikmati makannya disana, masuk kedalam lantas langsung memesan menu yang diinginkan nya.
"Mbak, nasi sama ayam satu ya, pake kerupuk, minumnya es teh aja". Ucap Nayna memesan.
Segera pelayan itu menyiapkan pesanan Nayna, tidak butuh waktu lama nasi dengan ayam ditambah kerupuk kini sudah ada dihadapan Nayna, siap untuk masuk kedalam perutnya , tanpa ba-bi-bu beo lagi setelah membaca doa, Nayna langsung melahapnya. Wah dia benar-benar lapar , memikirkan tujuannya , dia akan mencari kontrakan setelah ini. Pelan-pelan menyuapkan nasi kedalam mulutnya hingga akhirnya tandas tidak ada yang tersisa, meminum es teh nya dalam sekali tegukan. Diam sebentar, kemudian beranjak membayarnya. Keluar dari warung makan, berkeliling mencari tukang ojek, ketika sedang berjalan serasa ada yang memanggilnya meski tidak menyebutkan namanya. Melihat sekeliling dia melihat seorang pria paruh baya , panggilan nya direspon bapak-bapak itu lantas berkata,
"Nyari tukang ojek neng?". Tanyanya.
Nayna bingun tapi tetap menjawab,
"Iya pak". Ucapnya mengagguk
Tersenyum bapak itu berkata,
"Mari saya antarkan sampai ketujuan, kebetulan seharin ini saya belum dapat penumpang ". Bapak itu tersenyum tapi tak bisa ditutupi raut sedihnya. Karena tidak ingin berlama-lama akhirnya Nayna setuju, menangguk memberikan tas besarnya. Menyebutkan alamat yang akan dituju, kemudian bapak itu menyalakan motornya melaju dengan perlahan menyusuri ramainya jalanan yang padat, melihat sekeliling padat dengan bangunan-bangunan menjulang tinggi.
"Pak". Teriak Nayna menepuk pundak bapak kang ojek
Merasa terpanggil lantas bapak itu menyahuti
"Iya neng". Teriaknya lagi.
"Bapak tahu dimana rumah kontrakan yang murah". Teriak Nayna lagi.
"Kontrakan murah neng?". Teriak kang ojek memastikan
"Iya pak". Teriak Nayna lagi.
"Didepan sana ada, mau saya antarkan?". Teriak kang ojek
"Boleh pak". Teriak Nayna lagi,
Beberapa saat berjalan, kang ojek membelokan motornya kesebuah gang, tidak terlalu dalam dan masih dikawasan ramai, melajukan motornya hingga berhenti didepan sebuah rumah, sederhana namun mewah, Nayna pikir itu rumah pemilik kontrakan, karena samping rumahnya terdapat beberapa rumah-rumah yang menempel namun memiliki pembatas nya masing-masing.
Turun dari motor Nayna berkata, "pak, boleh tunggu sebentar? Saya ingin memastikan ada rumah kosong dan terjangkau, nanti saya minta antar membeli furniture yang dibutuhkan". Jelas Nayna panjang lebar, seperti bapak itu sedang, sebab langsung menyetujuinya, menunggu didepan rumah, membiarkan Nayna masuk sendiri.
Didalam Nayna mengetuk pintu dan mengucapkan salam, tak lama seorang wanita paruh baya keluar sambil membawa sapu lidi.
"Ada yang bisa saya Bantu?". Tanyanya.
"Saya mau nyari rumah kontrakan bu, apa ditempat ibu masih ada yang kosong?, kalau ada sih yang murah lah bu". Ucap Nayna tersenyum kikuk, menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Oh ada, kebetulan penyewa lama pulang kampung". Kata ibu kontrakan sopan.
"Mari saya tunjukan". Ajaknya menaruh sapu, kemudian keluar rumah diikuti Nayna dibelakang, keluar dari gerbang berbelok kegerbang lain, yang disana rumah kontrakannya berada, membuka kunci Salah satu pintunya masuk kedalam dan Nayna masih setis mengikutinya, menunjukan setiap ruangan, ada tiga petak ruang kosong disana, ruang depan kamar, dan kamar mandi, tidak ada dapur atau ruangan lainnya.
"Nah, ini kamar, sebelah sini kamar mandi". Kata ibu kontrakan. Menawarkan harganya, dan Nayna rasa pas dan cocok untuknya, Nayna setuju untuk menyewa rumah itu, memberikan DP terlebih dahulu, ibu kontrakan memberikan kuncinya
"Kalau ada apa-apa atau yang dibutuhkan, datang saja kerumah ya". Ucap ibu kontrakan, lalu segera pergi dari sana, menyisakan Nayna sendirian melihat lihat sekali lagi rumahnya, setelah puas dia keluar dan menutup pintunya, menghampiri kang ojek, mengambil tasnya dan menyimpannya, kembali lagi kedepan .
"pak, antar ke pasar sebentar ya". Kata Nayna.
"Baik neng hayu siap ". Ucap kang ojek.
kemudian mereka segera berangkat karena hari sudah mulai beranjak sore.
Sampai ditoko furniture Nayna membeli beberapa kebutuhannya, seperti kasur , lemari dan beberapa alat lainnya, setelah proses pembayaran dan barang akan diantar oleh Mobil, Nayna kembali lagi menghampiri kang ojek yang masih setia menunggu, tidak kemana -mana lagi Nayna memilih untuk pulang saja. Beberapa menit kemudia dia sampai didepan gerbang kontrakannya , membayar ojek dan masuk kedalam menunggu mobil yang akan mengantarkan barangnya, apa yang akan dia lakukan di ruangan kosong itu, merasa pegal pegal Nayna merebahkan tubuhnya dilantai rumah beralaskan Beralaskan kain panjang yang dibawanya, terlelap begitu saja tanpa terasa. Hingga beberapa saat pintunya diketuk oleh seseorang.
Tokk...tokkkk
"Permisi". Ucapnya masih mengetuk pintu yang Nayna biarkan terbuka begitu saja. Merasa tidurnya terusik Nayna membuka matanya, melihat sekeliling dan ternyata supir pengakut barang sudah tiba disana.
"Oh iya, bawa saja kesini Pak, taruh sebelah sini". Ucap Nayna bangun, membereskan kain bekasnya tidur. Barang barang dimasukan, tidak banyak tapi cukup menguras uangnya, melihat barang barang didepan mata, Nayna berfikir sejenak, bagaimana jika dia tidak tanggap menghubungi 911, bisakah dia membeli ini? Atau bahkan masih hidup kah dia sekarang? Tak ingin terlalu larut dalam pikiran Nayna segera menata furniture itu sesuai tempatnya. Tidak terasa hari sudah sore, dan Nayna dia sudah selesai membereskan rumah kontrakannya, merasa lapar dia pergi keluar sekedar mencari warung makan, dan memebeli tabung gas untuk dia memasak sewaktu waktu.
(Skip)
Hari berlalu begitu saja, dan siang ini Nayna baru saja duduk disebuh kursi ditaman, melamar pekerjaan keberbagai tempat yang menyediakan lowongan, matanya menerawang jauh, melamun memikirkan kedepannya dia harus apa, tiba-tiba seseorang mengagetkannya.
"Hai nona, kau sendiri disini?". Tanya orang itu
Nayna menoleh memandang orang itu heran, apa dia tidak bisa melihat tidak ada siapapun disana selain dia.
"Apa kau melihat seseorang disampingku?". Tanya Nayna balik.
"Hahaha tidak". Orang itu tertawa kikuk,
"Bolehkah aku duduk disini?". Tanya orang itu lagi.
"Apa kau melihat tulisan larangan disini?". Tanya Nayna acuh. Fokus pada ponselnya, sumpah dia lelah malas berbasa basi. Seseorang itu kemudian duduk
"Aku bertanya takut kau tidak nyaman". Jelas orang itu kikuk.
"Selama kau tidak menggangguku, tidak masalah, sejatinya ini kursi umum". Ucap Nayna tetap fokus.
Hening... untuk beberapa saat terasa hening, dua orang itu terdiam cukup lama, hingga akhirnya orang itu memberanikan diri untuk bertanya lagi.
"Apa kau sedang mencari pekerjaan?". Tanya orang itu ramah.
"Menurutmu?". Bukannya menjawab, Nayna malah bertanya balik.
"Dilihat dari penampilanmu, dan berkas yang kamu bawa, kupikir iya". Jawab orang itu tersenyum kecut, benar benar baru kali ini dia menemukan orang yang cuek seperti Nayna.
"By the way, perkenalkan aku Raditia". Ucapnya mengulurkan tangan. Nayna hanya melihatnya tanpa membalas uluan tangan itu, lantas berkata "Nayna". Hanya itu yang keluar dari mulutnya.
Menarik tangannya kembali dan tersenyum kecut,
"sombong sekali wanita ini, apa dia pikir dia cantik hingga berbuat seperti itu, mengesankan". Ucap pria itu dalam hati memandang Nayna rendah.
Merasa tertantang, pri itu lantas berkata "kalau kau mau, kau bisa melamar pekerjaan di hotel Bintang Ungu, disana sedang ada lowongan, dan aku bekerja disana juga sebagai HRD". Ucap Raditia. Entah kebetulan macam apa ini, Nayna sedikit berharap pria ini menerima surat lowongannya, tidak ingin terlihat berantusias, kemudian Nayna berkata "aku sudah menyerahkan berkasnya disana ". Ucap Nayna menoleh, tersenyum tipis, membuat Raditia terpaku, meski wanita ini tidak cantik tapi memiliki senyum yang orang pun tidak akan bosan melihatnya.
Melihat jam tangannya Nayna berdiri, "saya duluan". Pergi meninggalkan Raditia sendirian, menatap Nayna yang pergi menjauh , Raditia tersenyum smirk , kemudian pergi juga dari sana
To Be Continued 💎💎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
IdDesiRswt
tunggu update berikutnya, 🥰🥰
2024-01-13
4
Aenhy Bintang Gemini
penasaran akan kelanjutannya!!!
2024-01-13
3