HAPPY READING 💟💟
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dengan perasaan ragu Nayna mulai berbicara.
"Benar Yah, Nay sama Ray saling jatuh cinta dan merasa cocok kita memutuskan untuk menikah". Ucap Nayna.
"Kita bertemu dihotel tempat Nay kerja Yah, dia tamu langganan dihotel itu, dan secara kebetulan Nay sering mendapatkan pesanan darinya, hingga lama-lama kita jadi dekat dan yah beginilah sekarang". hanya ini yang terlintas dibenaknya, melirik tajam Ray agar memperkuat kebohongannya.
sungguh Nayna tidak berani mengatakan kebenaran yang ada, entah kenapa hatinya cemas dengan hal itu.
"Benar Om, Tante, kita saling mencintai dan saya harap kalian merestui hubungan ini". Ucap Rayyan.
Entah kenapa ayah dan ibu merasakan ada yang tidak beres dengan semua ini, menatap curiga putrinya yang terlihat biasa saja padahal dalam diri nya bergejolak. Memilih mempercayai putrinya meski dirinya tau dan merasa ini bukanlah kebenaran, tidak mungkin putrinya tiba-tiba datang membawa calon suami, yang bahkan selama ini putrinya tidak pernah bercerita apapun mengenai ini.
"Keputusan ada ditanganmu Nay, ayah dan ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu, kalau kamu bahagia menikah dengan nya, kita juga ikut bahagia". Ucap ayah lemah setelah saling pandang dengan istrinya membiarkan apapun keputusan anaknya.
Perkataan ayah membuat Orang tua Rayyan tersenyum senang.
"Untuk Nay Ray, tolong bahagiakan Nay ya, jangan sakiti dan kecewakan dia". Ucap ibu penuh harap
Membuat Rayyan tertegun melihatnya, sementara dirinya? Sudah merencanakan pernikahan kontrak dengan Nayna.
"Tenang saja bu, Rayyan tidak akan berani melakukan hal itu, jika itu terjadi tangan saya sendiri yang akan membalasnya". Ucap Mama lembut namun matanya menatap tajam Rayyan, membuat pria itu menelan salivanya dengan susah payah. Meskipun dia adalah orang yang disegani dan ditakuti semua orang, tetapi tatap saja dihadapan orangtuanya dia tetaplah seorang anak.
"Jadi bagaimana mana dengan pernikahan mereka? ". Tanya Papa setelah berbincang beberapa saat.
"Itu besok kita bicarakan lagi, harus ada saksi disini, nanti saya akan mengundang pak Rt untuk datang". Ucap ayah,
"Karena jauh kalian menginaplah disini, yah meski hanya begini rumahnya". Ucap ibu sungkan.
"Gak papa bu, kita nyari rumah sewa aja untuk semalam ini mah, gak enak sama tetangga disini kalau menginap". Ucap Mama yang diangguki Ibu.
Hari itu perbincangan cukup sampai disana, karena hari juga sudah mulai sore, dan bodyguard juga sudah mendapatkan tempat penginapan, meski jaraknya cukup jauh dari desa Nayna tapi seenggaknya tidak sejauh ke rumah mereka.
"Kalau begitu kami pamit dulu ya, ". Ucap Papa berdiri diikuti yang lainnya, tak lupa semua barang bawaan yang dibawa mereka dimasukan kedalam rumah, wah sudah seperti mau membuka toko saja karena saking banyaknya.
(Skip)
Malam ini Nayna tengah rebahan dikamarnya, memikirkan kejadian tadi siang, sungguh Nayna terus kepikiran, apakah dia harus berkata jujur, tapi jika iya bisa bisa ibunya marah besar dan tidak akan merestui mereka, meski Nayna sendiri tidak ingin menikah, lama melamun tiba-tiba terdengar ketukan dipintu.
Tokkk. Tokkk.
"Nay". Panggil ibu
"Ya bu". Teriak Nayna kemudian membuka pintu.
"Ada apa bu?". Tanya Nayna
"Boleh ibu masuk?." tanya ibu
Nayna mengangguk bingung tidak biasanya sang ibu meminta ijin darinya, biasanya juga nyelonong begitu saja.
Nayna berjalan menghampiri ibunya yang sudah duduk di kasur.
"Nay". Panggil ibu rilih
"kenapa bu?". Tanya Nayna dia bingung kenapa ibunya bersikap begini, apa karena tadi siang ya? Pikir Nayna.
"Benar kau mencintai pria itu Nay?." tanya ibu
Sedikit ragu, Nayna mengangguk.
"Ya, memangnya kenapa?". Tanya Nayna.
"Ibu selama ini tidak tahu' kau memiliki hubungan dengan seorang pria". Ucap Ibu.
"Jika kau dipaksa katakan pada ibu nak, jangan takut hanya karena mereka orang kaya". Ucap ibu memegang tangan anaknya dan menatapnya lembut. Membuat Nayna sedikit ragu, apakah dia harus jujur atau tidak. Menghela nafas, Nayna memilih tidak mengatakan yang sebenarnya, toh dia yakin pernikahan ini tidak akan berjalan lama, apalagi kalau dirinya tidak hamil .
Membalas pegangan sang ibu Nayna lantas berkata
"Bu, tidak ada yang memaksa Nay untuk menikah, dan soal Nayna yang tidak pernah cerita, Karena Nay pikir hubungan ini tidak seserius itu mengingat keluarga orang terpandang, tapi kegigihannya mendapatkan Nay, membuat Nay luluh, terlebih orang tuanya menerima Nay dengan baik". Ucap Nayna menjelaskan. Oh tuhan apalagi ini, kebohongan apalagi yang dia berikan kepada ibunya, ingin rasanya menangis' dan berteriak dihadapan orang yang telah membesarkannya itu, menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya, namun Nayna hanya mampu menelan dalam-dalam rasa itu, membiarkan kebohongannya terjadi, yang entah akan ada lagi atau tidak kebohongan selanjutnya.
"katakan pada ibu jika terjadi sesuatu Nay". Ucap ibu memeluk anaknya erat, Nayna membalasnya tak kalah erat, baru kali ini dia membohongi ibunya begitu besar, pernikahannya pula!!.
Memeluk ibunya erat, Nayna menitikan air mata, pelukan ini yang selalu dia rindu, yang selalu dia butuhkan dikala hidup terberatnya.
"Nay, jaga dirimu baik-baik nanti disana ya". Ucap ibu, yang padahal pernikahannya pun belum terjadi, entah kenapa dia memiliki perasaan yang cemas akan itu, seakan tau, anaknya menyembunyikan hal begitu besar darinya.
"Tidurlah, istirahat yang cukup, perjalanan dari kota ke sini cukup jauh, ibu tau kamu lelah, dan besok harus membantu ibu menyiapkan beberapa hal ". Ucap ibu mengecup kening anaknya sayang.
"Iya bu". Ucap Nayna, kemudian ibunya pergi dari kamar.
Seperginya Ibu, Nayna langsung menangis dalam diam, menahan suara agar tidak terdengar, menelungkupkan wajahnya dibantal, menangis sesenggukan hingga tidak terasa tertidur.
TO BE CONTINUED 💎💎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments