Aku kemudian menutup kembali laptop dan berkasnya sesuai dengan keadaan awal. Aku lalu berdiri dan pergi ke dapur untuk membuat makanan agar tidak ketahuan.
Malam semakin larut. Kak Philips sibuk dengan laptopnya. Dia sesekali meregangkan tubuhnya. Aku menyadari bahwa dia lelah. Aku ingin membantu, hanya saja aku tahu bahwa dia akan melarangku karena dia pasti tidak ingin aku ikut campur masalah perusahaan yang mungkin akan memberatkan pikiranku.
Aku memberanikan diri bertanya sekali lagi. "Kak, apa kau baik-baik saja?" tanyaku tampak khawatir sambil memegang bahunya.
Kak Philips melihatku dengan terkejut karena aku memegang bahunya yang sebenarnya jarang aku lakukan. Kak Philips hanya menggeleng sedikit lalu fokus pada laptopnya. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, namun aku berdiri dan pergi ke dapur untuk menyiapkan teh hijau agar pikirannya tenang. Kak Philips menerimanya dengan senang hati sebelum aku masuk kedalam kamar karena malam sudah larut.
Keesokan paginya aku bangun dan terkejut melihat kak Philips tidur di sofa dengan keadaan berkas berserakan dan laptop yang menyala. Nampaknya dia kelelahan hingga tertidur di sofa.
Aku mulai membereskan dokumennya, dan mematikan laptopnya. Aku kedapur dan memasak sarapan sendiri dan sisanya untuk kakakku. Aku memilih untuk berangkat sekolah sendirian.
Elena mencegatku didepan pagar sekolah.
"Bagaimana rasanya ketika perusahaan kakakmu hancur?" Elena berbicara dengan sombong dan menyilangkan kedua tangannya di dada.
Aku akhirnya mengetahui bahwa semua yang terjadi adalah perbuatannya.
"Kau akan menyesali ini." ucapku sambil menatap Elena dengan tajam lalu Hana tiba-tiba muncul.
"Ayo ikut aku." Hana tampak terburu-buru memegangi lenganku dan ingin membawaku masuk kedalam kelas. Namun teman Elena menghalangi.
"Elena belum selesai berbicara. Beraninya kau pergi begitu saja?" dia berteriak dengan kasar menepis lengan Hana yang memegangi tanganku.
"Menjauh dariku."
Hana melawan dan kemudian Mike tiba-tiba saja muncul untuk membantu. Mereka berdua kemudian membawaku pergi dari sana dan kami berbicara di tempat yang sepi dibelakang sekolah.
"Apa yang terjadi dengan perusahaan kakakmu?" Mike bertanya lebih dulu sebelum dia bersandar di dinding.
Daripada menjawab pertanyaan nya, aku malah bertanya "Apakah beritanya menyebar?"
Tampaknya Mike dan Hana sudah mengetahui berita buruk ini. Media dengan cepat memberitakan tentang runtuh nya perusahaan kakakku kepada publik.
"Seharusnya kakakmu bisa menutupi pemberitaannya. Tapi kenapa bisa tersebar?" tambah Hana, tampak panik.
Aku hanya menggeleng kebingungan menjawab pertanyaan Hana.
"Aku sempat mengintip diam-diam ketika kakakku pergi ke kamar mandi. Diagram perusahaannya menurun dan banyak karyawan yang melakukan korupsi." kataku menjelaskan dengan tenang
"Semuanya aman tapi kenapa sekarang mendadak karyawan diperusahaan melakukan korupsi?" Mike heran sambil mengusap dagunya dengan jarinya.
Aku juga merasa ada yang aneh. Karyawan diperusahaan kak Philips sudah lama bekerja namun kenapa diantara mereka ada yang melakukan korupsi? Ada sesuatu yang mengganjal disini dan aku harus memeriksanya.
"Aku tahu Elena ikut campur. Aku mendapatkan informasinya dari informan ku." Hana angkat bicara.
"Aku akan menjadi investor perusahaan mu." Mike tiba-tiba membantu dan setelah itu bel masuk sekolah berbunyi.
Semuanya tampak normal seperti biasa sampai bel pulang sekolah berbunyi dan aku melihat seorang pria tinggi didepan gerbang sekolah dengan mobilnya dan pakaiannya yang rapi. Aku bisa mengenali orang itu. Ya itu Hyun Joong, tunanganku.
"Kenapa kau tiba-tiba kesini?" tanyaku ketika aku sudah berdiri tepat di depannya.
"Membantumu." ucapnya sambil meraih tanganku membawaku ke dalam mobilnya.
"Tunggu dulu. Kakakku akan khawatir jika aku pergi begitu saja."
Aku menatap Hyun dengan aneh dan berusaha keluar dari mobil namun dia menguncinya. Hana dan Mike belari menghampiri mobil Hyun. Mereka berhenti ketika melihat bahwa aku sudah ada di dalam mobilnya.
"Tidak masalah. Urusan kakakmu biar aku yang mengurusnya." Hyun tampak serius sambil menyetir mobil. Aku menoleh kebelakang dan melihat Hana berdiri disana melihatku pergi.
"Ini situasi serius. Ada pemberontak diperusahaan kakakmu." Hyun Joong memulai, sambil menyerahkan iPad mini nya padaku.
Aku melihatnya dengan teliti sebelum menyadari bahwa ada seseorang yang mencoba berbuat curang dari campur tangan orang luar. Sebagian karyawan itu palsu, mereka bahkan mengambil uang perusahaan dan menggunakannya untuk diri sendiri.
Ada seseorang yang membayar mereka untuk merugikan perusahaan kak Philips. perbuatan mereka bahkan sangat rapi dan tidak diketahui oleh kak Philips.
"Orang-orang diperusahaan tampak mencurigai satu sama lain. Tidak ada kepercayaan di antara mereka sehingga terbelah menjadi dua kubu."
Dia menjelaskannya dengan detail seolah sudah menganalisis nya sebelumnya.
Sebagai perusahaan dengan urutan kedua terkaya di kota, ini memungkinkan untuk orang-orang melakukan banyak investasi pada perusahaan kak Philips untuk meraih keuntungan. Sayangnya identitas investor palsu itu sudah mencapai tahap penjahat tingkat nasional yang sulit di buru sehingga informasi nya sangat minim untuk didapatkan.
"Aku sudah bekerja sama dengan kepolisian dan juga militer nasional untuk menangkap penjahat ini. Dia selalu mengubah identitasnya entah bagaimana caranya."
Hyun menambahkan, dia tampak seperti orang yang terkena masalah meskipun seharusnya aku yang panik. Aku kemudian menyalakan radio di dalam mobil Hyun. Media pemberitaan menyebarkan tentang menurunnya pendapatan perusahaan kak Philips. Aku mengernyitkan alis mendengar berita itu lalu mematikannya.
"Tenanglah. Ini berpengaruh juga terhadap perusahaan ku. Meskipun tidak menurun drastis, tapi aku juga memerlukan keuntungan dari perusahaan kakakmu." Hyun angkat bicara seolah menenangkan ku namun entah kenapa aku tidak bisa tenang.
Kami berdua sampai di perusahaan Hyun. Hyun kemudian meminta sekretarisnya untuk menghubungi kakakku. Sementara aku masuk dalam kantor nya membahas masalah yang terjadi.
"Jadi kemungkinan kau akan terkejut mendengarnya." Dia mulai menyiapkan laptopnya dan mengarahkannya padaku.
"Tapi sepertinya ada seseorang yang memiliki kuasa untuk mengatur media massa dan juga memasukkan orang-orang kotor kedalam perusahaan mu dengan rapi tanpa diketahui oleh siapapun."
Hyun mulai menampilkan gambar orang yang menjadi penyebabnya. Meskipun demikian, aku tidak terkejut sedikitpun.
"Dia Elena. Perusahaan makanan dan pakaian. Meskipun perusahaannya tidak sebesar milik kakakmu, tapi dia punya relasi yang luas."
Dia menjelaskan sambil duduk di kursinya dengan tenang menunggu reaksiku.
"Ya aku tahu." kataku sambil duduk didepannya.
Hyun menaikkan sebelah alisnya, tampak bingung dengan jawabanku.
"Dia sainganku disekolah."
mendengar itu Hyun terdiam, dia tidak berbicara selama beberapa detik. Namun tiba-tiba kak Philips muncul dan langsung menampar wajah Hyun Joong.
"Apa yang kau lakukan dengan membawa adikku dalam masalah ini?" dia menarik kerah baju Hyun.
Hyun tampak tenang sambil menahan tangan kak Philips.
"Tenang. Mari kita mulai bicarakan rencananya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments