(JSP chapter 16) Sekolah

Ini adalah hari pertama menjadi ketua OSIS setelah terpilih. Kakak Philips sempat memintaku untuk mundur karena dia takut ini akan membuatku kesulitan. Namun ini adalah keputusanku untuk menjadi ketua OSIS.

"Hazel, ada beberapa hal yang harus kau atur." salah satu anggota OSIS bagian keorganisasian berlari dengan kertas ditangannya.

"Kau harus mengatur anggota yang baru dimana mereka harus diletakkan."

Dia menjelaskan lagi sambil menyodorkan kertasnya. Aku menatapnya lalu menatap kertas itu.

"Baiklah ayo berkumpul diruang OSIS."

Beberapa menit berlalu ketika aku menjelaskan dengan panjang lebar tentang apa yang harus pertama kali dilakukan. Aku mengatur beberapa anggota OSIS yang baru, sesuai dengan kemampuan mereka. Waktu dikelas tidak banyak, karena sebagian dihabiskan untuk mengurus sekolah.

"Wah sepertinya kau sibuk," Ucap Hana seolah menggodaku sambil menatapku dan menyeringai.

"Bagaimana lukamu?" Tanyaku mengalihkan topik sambil menatap Hana dengan khawatir.

"Aku baik-baik saja. Tapi aku masih dendam dengan Elena. Aku ingin membalasnya namun kita tidak bisa bertindak sembarangan," Hana mulai memikirkan sesuatu sebelum aku mengagetkannya.

"Sudahlah. Biar aku yang melakukannya." kataku sambil berjalan pergi ke dalam kelas dan mengurus beberapa urusan disana.

Aku kemudian masuk kedalam kelas dan menjumpai Elena disana dengan sekelompok temannya sedang di diskriminasi oleh murid lain didalam kelas.

“Kau wanita sombong, licik dan egois," Teriak salah satu siswi sambil menunjuk kearah Elena dengan kasar.

“Ya. Bisa-bisanya kau menggoda seorang guru.”

Berteriak lagi seorang murid yang kini mendorong Elena hingga terjatuh kelantai. Tentu saja dia dibantu oleh temannya. Namun itu tidak membantu. Murid lain mulai berkelahi dengan teman Elena. Temannya berusaha keras untuk melawan namun mereka kekurangan tenaga.

“Cukup. Hentikan.” Kataku dengan nada tegas sambil menghalangi perkelahian.

“Tapi Elena sudah merenggut kebahagiaanmu Hazel,” Teman yang lain membelaku, dia tidak ingin aku memisahkan mereka berkelahi.

Hana kemudian datang. “Ada apa?” Dia berkata sambil melihat Elena yang terkapar di lantai. Hana berpikir sejenak, lalu menatap murid dikelas. Sepertinya dia mengerti apa yang terjadi.

“Hentikan. Jangan dilanjutkan lagi.” Kini Hana juga menegur mereka.

Satu kelas terdiam lalu mereka berbalik dan duduk kembali dikursi mereka. Elena lalu berdiri, dia tampak kesal dan juga marah pada dirinya sendiri. Aku melihatnya mengepalkan tangannya sambil menunduk, rambutnya menutupi wajahnya.

“Kau sudah puas bajingan?” teman Elena tiba-tiba menarik kerah bajuku dan satu kelas berteriak. Hana mengangkat tangannya, meminta satu kelas agar diam.

“Tentu.” Kataku menjawab pertanyaan teman Elena dengan tenang sambil menyeringai. Aku mengambil tangannya dan menepisnya dengan kasar yang membuat dia terkejut.

“Ini belum berakhir. Aku takkan menyerah sampai disini.”

Elena bergumam pelan, meski begitu aku masih bisa mendengar suaranya. Suaranya yang serak dan dalam menambah kesan bahwa dia sangat membenciku.

"Ya aku akan menunggumu teman baikku." ucapku membalasnya dengan nada yang sarkastik sambil menyeringai lebar lalu berjalan melewatinya.

Beberapa hari berlalu dengan tenang. Elena sepertinya belum melakukan apapun. Namun aku tidak bisa gegabah dan bersantai karena harus mewaspadai rencana Elena.

'Kau akan dapat masalah.'

Gyuu muncul disampingku ketika Hana masih duduk di kursinya seolah keadaan sekarang begitu terdesak.

'Ketika kau pulang, coba tanyakan pada kakakmu bagaimana nasib perusahaan?' Gyuu menambahkan lalu kemudian menghilang.

Hana menyadari bahwa aku menatapnya dengan intens tanpa berkedip. Dia lalu menoleh dan menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak. Tidak ada apa-apa." Kataku kemudian mulai melanjutkan urusanku mengurus struktur organisasi OSIS.

Bel pulang sekolah berbunyi dan semua siswa keluar berhamburan di lapangan. Aku masih memikirkan apa yang dikatakan Gyuu. Aku berjalan bersama Hana keluar pagar sekolah. Ketika kak Philip sampai, aku langsung masuk kedalam mobilnya. Tanpa sempat dia berbicara, aku sudah memotongnya lebih dulu.

"Apakah perusahaan mu baik-baik saja?" Ini pertama kalinya aku menanyakan pekerjaannya. Karena sebelumnya hubunganku dengannya tidak sebaik sekarang.

Daripada menjawab, kak Philip tampak terkejut dengan pertanyaan ku. Dia mengetuk setirnya beberapa kali dengan jari nya seolah sedang memutuskan apakah akan memberitahuku atau tidak. Dia tampak sangat berpikir keras sampai aku harus menyadarkannya.

"Hanya ada..." kak Philips memotong ucapannya, tampak ragu sekali lagi.

"Tidak ada. Hanya sedikit masalah. Kau tidak perlu khawatir."

Dia menyelesaikan kalimatnya dengan suara yang gelisah. Meski dia begitu tenang, namun aku tahu apa yang terjadi melalui nada bicaranya. Jelas dia berbohong. Itu mungkin masalah yang sangat besar namun bagaimana caranya agar dia mau mengatakan yang sebenarnya?

"Bagaimana? Kita ke tempat latihan sekarang?" dia bertanya ketika aku masih berpikir keras. Aku yang tak ingin dicurigai hanya mengangguk lalu menatap ke depan.

Beberapa menit kemudian aku tiba, kak Philips lalu pergi meninggalkan aku seperti biasa ditempat latihan. Ketika aku datang, semua perhatian tertuju padaku. Mereka sebenarnya sudah terbiasa melihatku namun tidak dengan para wanitanya.

'Itu dia gadis yang membuatku terkesan'

'Luar biasa, dia tampak masih muda'

Dan suara itu terus berlanjut ketika aku berjalan melewati sekumpulan wanita yang kemungkinan usianya lebih tua dariku. Isinya hanya berupa pujian karena melihatku yang lebih muda dan sudah melakukan latihan bela diri.

Aku hanya mengabaikan mereka dan berlalu melewati mereka. Aku kemudian melanjutkan latihanku seperti biasa.

Beberapa menit berlalu dan aku sudah selesai melakukan latihanku. Kak Philips datang lebih awal untuk menjemput ku. Aku kemudian masuk ke dalam mobilnya.

"Apakah kau tidak berencana membelikan ku sepeda?" kataku sambil meletakkan tasku di kursi belakang.

"Maksudku agar kau tidak perlu repot-repot menjemputku." aku mencoba menjelaskan kepada kak Philips agar dia tidak salah paham dengan apa yang aku maksud.

Kak Philips menghela nafas dan berpikir sejenak sebelum berbicara.

"Itu ide bagus."

"Baik. Aku akan membelikannya." sambung kak Philips, dia setuju lalu menjalankan mobilnya.

Ketika kami berdua sampai di apartemen, kak Philips pergi mandi lebih dulu dengan terburu-buru. Aku menunggunya dan duduk di sofa. Aku melihat bahwa ada laptop dan juga beberapa dokumen penting diatas meja. Aku penasaran dan ingin mengintip isinya.

Aku melirik sejenak kearah kamar mandi. Kakak sudah mulai mandi disana karena sudah terdengar suara guyuran air dan juga keran yang menyala.

Aku memberanikan diri untuk mengintip meskipun aku merasa tidak enak dengan kak Philips.

Namun ketika aku membukanya, aku benar-benar terkejut saat melihat diagram penghasilan perusahaan menurun. Aku membuka laptop nya lagi, dan menemukan bahwa ada beberapa investor palsu dan juga beberapa karyawan melakukan korupsi. Aku masih belum mengetahui apa yang terjadi. Tapi sebaiknya aku pergi ke perusahaannya lebih dulu.

Episodes
1 (JSP chapter 1) Menderita
2 (JSP chapter 2) Memulai hari
3 (JSP chapter 3) Sosok misterius
4 (JSP chapter 4) Konflik
5 (JSP chapter 5) Konflik kedua
6 (JSP chapter 6) Perubahan
7 (JSP chapter 7) Dimulai
8 (JSP chapter 8) Sangat manis
9 (JSP chapter 9) Peristiwa
10 (JSP chapter 10) Romantis?
11 (JSP chapter 11) Problematika
12 (JSP chapter 12) Gangguan
13 (JSP chapter 13) Kenyataan
14 (JSP chapter 14) Kembali
15 (JSP chapter 15) OSIS
16 (JSP chapter 16) Sekolah
17 (JSP chapter 17) Perusahaan
18 (JSP chapter 18) Rencana
19 (JSP chapter 19) Permulaan
20 (JSP chapter 20) Bantuan
21 (JSP chapter 21) Penyusupan
22 (JSP chapter 22) Bukti
23 (JSP chapter 23) Lebih banyak bukti
24 (JSP chapter 24) Bertemu Ken
25 (JSP chapter 25) Perlawanan
26 (JSP chapter 26) Terbongkar
27 (JSP chapter 27) Terdesak
28 (JSP chapter 28) Penculikan
29 (JSP chapter 29) Membawa kembali
30 (JSP chapter 30) Persidangan
31 (JSP chapter 31) Perpisahan senior
32 (JSP chapter 32) Season 1 selesai
33 (JSP chapter 33) Masa lalu Hazel
34 (JSP chapter 34) Bertemu keluarga Eric
35 (JSP chapter 35) Masa lalu Elena
36 (JSP chapter 36) Dilarang melukis
37 (JSP chapter 37) Viviana
38 (JSP chapter 38) Philips atau Hyun?
39 (JSP chapter 39) Jebakan Viviana
40 (JSP chapter 40) Ken diculik
41 (JSP chapter 41) Penyelamatan Ken
42 (JSP chapter 42) Serangan balik
43 (JSP chapter 43) Mundur
44 (JSP chapter 44) Memutuskan pertunangan
45 (JSP chapter 45) Masa lalu Philips
46 (JSP chapter 46) Viviana dan Hyun
47 (JSP chapter 47) Ditolak
48 (JSP chapter 48) Identitas orang tua Hazel
49 (JSP chapter 49) Masa lalu
50 (JSP chapter 50) Masa lalu (2)
51 (JSP chapter 51) Masa lalu (3)
52 (JSP chapter 52) Tamat
Episodes

Updated 52 Episodes

1
(JSP chapter 1) Menderita
2
(JSP chapter 2) Memulai hari
3
(JSP chapter 3) Sosok misterius
4
(JSP chapter 4) Konflik
5
(JSP chapter 5) Konflik kedua
6
(JSP chapter 6) Perubahan
7
(JSP chapter 7) Dimulai
8
(JSP chapter 8) Sangat manis
9
(JSP chapter 9) Peristiwa
10
(JSP chapter 10) Romantis?
11
(JSP chapter 11) Problematika
12
(JSP chapter 12) Gangguan
13
(JSP chapter 13) Kenyataan
14
(JSP chapter 14) Kembali
15
(JSP chapter 15) OSIS
16
(JSP chapter 16) Sekolah
17
(JSP chapter 17) Perusahaan
18
(JSP chapter 18) Rencana
19
(JSP chapter 19) Permulaan
20
(JSP chapter 20) Bantuan
21
(JSP chapter 21) Penyusupan
22
(JSP chapter 22) Bukti
23
(JSP chapter 23) Lebih banyak bukti
24
(JSP chapter 24) Bertemu Ken
25
(JSP chapter 25) Perlawanan
26
(JSP chapter 26) Terbongkar
27
(JSP chapter 27) Terdesak
28
(JSP chapter 28) Penculikan
29
(JSP chapter 29) Membawa kembali
30
(JSP chapter 30) Persidangan
31
(JSP chapter 31) Perpisahan senior
32
(JSP chapter 32) Season 1 selesai
33
(JSP chapter 33) Masa lalu Hazel
34
(JSP chapter 34) Bertemu keluarga Eric
35
(JSP chapter 35) Masa lalu Elena
36
(JSP chapter 36) Dilarang melukis
37
(JSP chapter 37) Viviana
38
(JSP chapter 38) Philips atau Hyun?
39
(JSP chapter 39) Jebakan Viviana
40
(JSP chapter 40) Ken diculik
41
(JSP chapter 41) Penyelamatan Ken
42
(JSP chapter 42) Serangan balik
43
(JSP chapter 43) Mundur
44
(JSP chapter 44) Memutuskan pertunangan
45
(JSP chapter 45) Masa lalu Philips
46
(JSP chapter 46) Viviana dan Hyun
47
(JSP chapter 47) Ditolak
48
(JSP chapter 48) Identitas orang tua Hazel
49
(JSP chapter 49) Masa lalu
50
(JSP chapter 50) Masa lalu (2)
51
(JSP chapter 51) Masa lalu (3)
52
(JSP chapter 52) Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!