(JSP chapter 14) Kembali

Keesokan harinya aku bersekolah seperti biasa. Hari itu tampak damai, karena aku tidak perlu mendengarkan ibu memaki dan menarik rambutku.

Aku senang namun juga sedih karena kehilangan ibu. Tapi aku tampak tidak peduli dan tidak bisa memberitahu kak Philips tentang hal ini

‘Apa yang kau pikirkan?’

Gyuu tiba-tiba muncul. Duduk di kursi disebelah kak Philips.

‘Tidak. Hanya mengingat masa lalu.’

Kataku berbicara melalui batinku dengan tenang sambil memakan roti.

‘Tidak apa, dia pantas mati,' Ucap Gyuu tampak penuh amarah lalu menghilang.

Aku hanya termenung disana, memikirkan mengapa Gyuu mengatakan hal seperti itu.

Sesampainya di sekolah, Mike dan Hana menghampiriku.

“Hei pendaftaran peserta OSIS akan dibuka seminggu lagi.” Ucap Hana sambil tersenyum lebar, dia tampak sangat bersemangat.

“Yah sedangkan aku mendengar kabar bahwa Zen kembali ke ekstrakurikuler nya sebagai anak band.”

Mike memberitahu informasi itu seolah dia benci ketika Zen tampak santai dan acuh dengan kejadian yang terjadi sebelumnya.

“Yah aku bisa melihatnya.” Jawab Hana, berusaha untuk meringankan suasana sambil terus tersenyum dan memelukku.

“Ngomong-ngomong, jika aku tidak salah, kau sedang melatih bela diri kan?” Tanya Mike secara tiba-tiba. Aku mengangguk lalu menatap Mike.

“Jika kau ingin menanyakan sesuatu tentang beladiri, kau bisa menanyakannya padaku.”

Ucap Mike sambil tersenyum puas. Dia tampak memamerkan keahliannya. Lalu secara tiba-tiba, dia membuka lengan bajunya sedikit memperlihatkan otot lengannya. Dia tampak bangga dengan itu. Sementara aku tidak merespon apapun. Hana kemudian tertawa

“Apa maksudmu melakukan itu? Kau ingin agar kami tertarik padamu?” Jawab Hana dengan nada main-main sambil menjulurkan lidahnya mengejek Mike.

Mike yang melihat itu terkejut, dan menutup kembali lengannya. Dia berpura-pura marah sambil memasang wajah cemberut.

“Ya ampun, sepertinya ada yang marah.” Hana membalas dengan nada main-main sambil bersembunyi di belakang tubuhku.

“Oke, cukup kalian berdua. Bisakah berhenti?” Kataku sambil menghela nafas panjang melihat kelakuanku mereka berdua.

“Oh baiklah. Tapi harus kuakui bahwa Mike tampan. Iyakan?” Hana berbicara dengan ku sambil mengedipkan sebelah matanya seolah memintaku untuk bekerja sama. Aku menyeringai, seolah menyukai hal ini.

“Ah ya, benar. Mike sangat tampan. Sepertinya dia akan dikejar banyak gadis.”

Mike tertawa menanggapi perkataanku. Hana mulai ikut tertawa. Aku kemudian menyusul. Aku mengalihkan pandanganku ke sisi kanan gedung sekolah. Aku melihat Zen dan temannya Rai berdiri di sana menatap kami, memperhatikan dari jauh.

Tapi anehnya aku tidak melihat Elena. Hanya ada temannya duduk di depan kelas, memperhatikan kami berdua. Namun aku tidak terlalu menanggapi mereka. Ini adalah momen yang langka, karena aku terbebas dari pembullyan yang pernah terjadi padaku.

Bel masuk sekolah berbunyi. Semua murid masuk ke dalam kelas. Namun aku mendengar beberapa siswa berbisik satu sama lain. Mereka membahas tentang Elena.

“Terkadang Elena itu menyebalkan,” Salah seorang murid mulai membicarakan keburukan Elena

“Ya benar, apalagi merasa dirinya paling berkuasa,” Yang lain menyahut hingga terjadi pembicaraan hangat dikelas.

Teman Elena kemudian berdiri.

“Tahu apa kalian tentang Elena?” Dia tampak tidak terima jika Elena dibicarakan dengan buruk dikelas.

Satu kelas hanya diam, lalu menertawakan mereka. Mengatakan bahwa mereka hanyalah benalu yang menempel pada Elena. Setelah itu, teman Elena tidak bisa membalas. Dia hanya diam dan membiarkan dirinya dipermalukan.

Guru kemudian datang tidak lama setelah itu.

“Peringkat kalian akan diumumkan minggu depan.” Guru itu memberikan pemberitahuan sebelum mengajar para siswa.

Beberapa jam berlalu, hingga jam pelajaran berakhir. Aku bersama Hana melewati lorong yang menghubungkan dengan tempat latihan ekstrakurikuler band. Aku melirik sedikit dan melihat Zen bersama Rai sedang melakukan latihan berdua. Kami hanya melirik sedikit dan tampaknya Zen tidak menyadarinya.

“Apa kau akan memaafkan Zen jika dia tidak mengganggumu lagi?” Tanya Hana tiba-tiba. Dia tampak penasaran sambil berbisik ditelinga ku.

“Mungkin iya. Tapi aku tidak ingin bertemu dengan nya lagi.” Kataku memilih jawaban netral. Tampak tidak terlalu ingin memikirkannya.

Lalu kami berpapasan dengan Mike.

“Hei para gadis, ayo ke kantin bersama!” Dia berseru dengan begitu bersemangat dan berlari ke arah kami.

“Nah apa yang kalian lihat?” Mike menatap kami berdua bergantian.

Dan tampaknya Zen mengenali suara Mike. Dia berhenti memainkan alat musiknya dan mendengarkan kami berbicara.

"Kenapa berhenti? Latihannya belum selesai." Gerutu Rai sambil menghampiri Zen karena aku mendengar langkah kakinya didalam

"Tidak ada. lupakan saja." kataku tampak cuek, dan berjalan lebih dulu namun Zen keluar dari ruangannya dan berdiri di depan pintu.

"Hazel!" Zen berteriak, dan Hana menoleh.

"Ada urusan apa kau dengan Hazel?" Mike tampak tidak suka. Dia menatap Zen dengan dingin.

"Sudahlah ayo kita pergi." Aku tampak cuek, tidak terlalu memperdulikan Zen.

'Sial, padahal aku ingin berbicara. Tapi bajingan itu selalu ikut campur.' Keluh Zen dalam batinnya..

Rai keluar ruangan, menghampiri Zen dan merangkul bahunya sambil melihat kami bertiga pergi.

"Ayo masuk. Lupakan masa lalumu itu." Rai mencoba menenangkan Zen dan Zen tampak murung. Kata-kata Rai tidak membantunya.

"Andai saja waktu bisa diulang. Aku tak ingin melakukan hal bodoh itu." Zen bergumam pelan dan masih menatapku.

Gyuu tiba-tiba muncul di belakang Zen

"Kau sudah membuang berlian itu.. Dan kau ingin mendapatkan nya kembali?"

Gyuu menatap Zen dengan penuh amarah diwajahnya. Jika saja dia bisa dilihat, maka wajahnya tampak sangat merah membara seperti api.

"Aku sangat ingin menghabisi nyawa mu. Tapi aku tidak ingin menodai tanganku."

Gyuu masih melayang di udara. Kebenciannya terhadap Zen sangat besar. Tangannya mengepal sangat erat hingga telapak tangannya terluka karena kukunya. Sangat terlihat jelas bahwa dia berusaha menahan diri untuk tidak melakukan apapun agar 'Hazel' tidak membencinya.

Episodes
1 (JSP chapter 1) Menderita
2 (JSP chapter 2) Memulai hari
3 (JSP chapter 3) Sosok misterius
4 (JSP chapter 4) Konflik
5 (JSP chapter 5) Konflik kedua
6 (JSP chapter 6) Perubahan
7 (JSP chapter 7) Dimulai
8 (JSP chapter 8) Sangat manis
9 (JSP chapter 9) Peristiwa
10 (JSP chapter 10) Romantis?
11 (JSP chapter 11) Problematika
12 (JSP chapter 12) Gangguan
13 (JSP chapter 13) Kenyataan
14 (JSP chapter 14) Kembali
15 (JSP chapter 15) OSIS
16 (JSP chapter 16) Sekolah
17 (JSP chapter 17) Perusahaan
18 (JSP chapter 18) Rencana
19 (JSP chapter 19) Permulaan
20 (JSP chapter 20) Bantuan
21 (JSP chapter 21) Penyusupan
22 (JSP chapter 22) Bukti
23 (JSP chapter 23) Lebih banyak bukti
24 (JSP chapter 24) Bertemu Ken
25 (JSP chapter 25) Perlawanan
26 (JSP chapter 26) Terbongkar
27 (JSP chapter 27) Terdesak
28 (JSP chapter 28) Penculikan
29 (JSP chapter 29) Membawa kembali
30 (JSP chapter 30) Persidangan
31 (JSP chapter 31) Perpisahan senior
32 (JSP chapter 32) Season 1 selesai
33 (JSP chapter 33) Masa lalu Hazel
34 (JSP chapter 34) Bertemu keluarga Eric
35 (JSP chapter 35) Masa lalu Elena
36 (JSP chapter 36) Dilarang melukis
37 (JSP chapter 37) Viviana
38 (JSP chapter 38) Philips atau Hyun?
39 (JSP chapter 39) Jebakan Viviana
40 (JSP chapter 40) Ken diculik
41 (JSP chapter 41) Penyelamatan Ken
42 (JSP chapter 42) Serangan balik
43 (JSP chapter 43) Mundur
44 (JSP chapter 44) Memutuskan pertunangan
45 (JSP chapter 45) Masa lalu Philips
46 (JSP chapter 46) Viviana dan Hyun
47 (JSP chapter 47) Ditolak
48 (JSP chapter 48) Identitas orang tua Hazel
49 (JSP chapter 49) Masa lalu
50 (JSP chapter 50) Masa lalu (2)
51 (JSP chapter 51) Masa lalu (3)
52 (JSP chapter 52) Tamat
Episodes

Updated 52 Episodes

1
(JSP chapter 1) Menderita
2
(JSP chapter 2) Memulai hari
3
(JSP chapter 3) Sosok misterius
4
(JSP chapter 4) Konflik
5
(JSP chapter 5) Konflik kedua
6
(JSP chapter 6) Perubahan
7
(JSP chapter 7) Dimulai
8
(JSP chapter 8) Sangat manis
9
(JSP chapter 9) Peristiwa
10
(JSP chapter 10) Romantis?
11
(JSP chapter 11) Problematika
12
(JSP chapter 12) Gangguan
13
(JSP chapter 13) Kenyataan
14
(JSP chapter 14) Kembali
15
(JSP chapter 15) OSIS
16
(JSP chapter 16) Sekolah
17
(JSP chapter 17) Perusahaan
18
(JSP chapter 18) Rencana
19
(JSP chapter 19) Permulaan
20
(JSP chapter 20) Bantuan
21
(JSP chapter 21) Penyusupan
22
(JSP chapter 22) Bukti
23
(JSP chapter 23) Lebih banyak bukti
24
(JSP chapter 24) Bertemu Ken
25
(JSP chapter 25) Perlawanan
26
(JSP chapter 26) Terbongkar
27
(JSP chapter 27) Terdesak
28
(JSP chapter 28) Penculikan
29
(JSP chapter 29) Membawa kembali
30
(JSP chapter 30) Persidangan
31
(JSP chapter 31) Perpisahan senior
32
(JSP chapter 32) Season 1 selesai
33
(JSP chapter 33) Masa lalu Hazel
34
(JSP chapter 34) Bertemu keluarga Eric
35
(JSP chapter 35) Masa lalu Elena
36
(JSP chapter 36) Dilarang melukis
37
(JSP chapter 37) Viviana
38
(JSP chapter 38) Philips atau Hyun?
39
(JSP chapter 39) Jebakan Viviana
40
(JSP chapter 40) Ken diculik
41
(JSP chapter 41) Penyelamatan Ken
42
(JSP chapter 42) Serangan balik
43
(JSP chapter 43) Mundur
44
(JSP chapter 44) Memutuskan pertunangan
45
(JSP chapter 45) Masa lalu Philips
46
(JSP chapter 46) Viviana dan Hyun
47
(JSP chapter 47) Ditolak
48
(JSP chapter 48) Identitas orang tua Hazel
49
(JSP chapter 49) Masa lalu
50
(JSP chapter 50) Masa lalu (2)
51
(JSP chapter 51) Masa lalu (3)
52
(JSP chapter 52) Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!