Elena tidak bodoh. Apalagi aku harus mencari dokumen itu. Hal yang paling tepat adalah meminta bantuan Gyuu. Jika Mike juga ikut campur, aku khawatir dia juga akan dicurigai.
Aku bersikeras menolak bantuan Mike. Aku menggeleng dan menghela nafas dengan frustasi. Mike yang melihat itu hanya bisa membuang muka dan menggaruk kepalanya.
Bel pulang sekolah berbunyi. Aku pergi ke depan gerbang namun aku tidak tahu kenapa kak Philips juga datang. Tapi yang berbeda kali ini adalah Hyun juga datang.
“Aku sudah menghentikan media memberikan berita lebih banyak.” Hyun berbicara dengan kak Philips.
“Ya terima-“ ucapan kak Philips terpotong ketika melihatku. Hyun menoleh kearah dimana kak Philips menatapku.
Hyun menyeringai lalu menyisir rambutnya dengan jarinya sambil membuang muka. Dia kemudian masuk dalam mobilnya yang dikendarai supirnya dan pergi begitu saja.
“Terkadang aku perlu bantuan juga.” Kak Philips mendekatiku dan berdiri didepan ku.
“Aku benci harus meminta bantuan kepada orang lain.”
Yah, sudah kuduga. Harga dirinya begitu tinggi. Selama ini dia selalu mengerjakan semuanya sendiri. Aku yakin dia sebenarnya merasa terbebani tapi dia berusaha menyembunyikan itu.
“Ayo masuk.” Katanya sambil duduk dikursi pengemudi.
"Aku bisa pergi sendiri. Bukankah aku sudah memiliki sepeda?" Ucapku dengan bingung.
"Biarkan saja sepedanya"
Kak Philips mengantarku seperti biasa ke tempat latihan. Dan ketika sore tiba, dia akan menjemputku.
“Apa kau akan menyewa seorang detektif?”
Kak Philips bertanya. Tidak, lebih seperti dia menyarankan itu padaku.
Aku ingin menjawab tidak. Namun aku berpikir kembali, jika aku mengatakan tidak dan meminta Gyuu mengambilnya maka rahasia bahwa aku memiliki Gyuu disampingku akan terungkap.
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
“Baiklah. Aku sudah menyiapkannya lebih awal.”
“Tolong minta mereka untuk mencari tahu bagian rumah Elena.” Ucapku dengan serius sambil menatap kak Philips.
Kak Philips yang mendengar itu pun terkejut.
‘Untuk apa kau perlu denah rumah Elena?’
Ya aku tahu itu tampak aneh karena aku sudah tahu bagaimana rumah Elena karena aku pernah mengunjunginya ketika kecil dan selalu bermain dirumahnya. Namun aku perlu denah rumah Elena agar bisa melihat apakah disana terdapat ruang rahasia yang tidak aku ketahui.
“Kau ingin melakukan ini sendirian?”
Aku mengangguk dan kak Philips menghela nafas.
“Itu berbahaya.”
“Tapi aku tahu bagaimana bagian rumahnya.” Aku bersikeras tidak ingin di halang oleh kak Philips.
Kak Philips membuang muka, menggertakkan giginya sampai menonjol ke permukaan dan terlihat di rahang kirinya. Aku tahu dia kesal. Tapi ini cara agar tidak ketahuan.
“Minta detektif juga untuk menyelidiki yang lain sebagai tambahan.”
“Akan ku pastikan kau tidak dicurigai oleh siapapun” kak Philip meyakinkan dan menyetir mobilnya
Malam harinya aku berbicara dengan Gyuu untuk membicarakan rencananya.
"Jadi apa yang akan kau lakukan kali ini?"
Dia berbicara dengan nada rendah dan dalam. Orang yang baru pertama kali mendengarnya mungkin akan ketakutan. Namun aku sudah mendengarnya beberapa kali hingga sudah terbiasa. Dia duduk dengan tertib di kasurku. Aku baru pertama melihat kejadian itu.
"Aku akan menyewa detektif sebagai pengalihan. Kau akan mencari buktinya. Aku akan mencari ruang rahasianya"
Gyuu tersenyum. Dia tampak tertarik dengan apa yang ku rencanakan.
"Itu ide bagus. Jadi kau berencana mengelabui Elena." dia mengangguk, memahami apa yang aku pikirkan.
"Baiklah, apa rencananya akan dimulai sekarang?" dia tiba-tiba berdiri dan melayang diudara.
"Kau ingin aku menyusup kesana malam ini?"
Aku berpikir. Memikirkan waktu yang tepat untuk bergerak. Kurasa sekaranglah saat yang tepat untuk mengambil bukti itu.
Aku mengangguk menatap tajam kearah Gyuu. "Ya, sekarang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments