Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke tempat latihan organisasi beladiri itu. Hingga beberapa menit kemudian, kakakku menghentikan mobil nya dan memarkirkannya di halaman depan tempat organisasi beladiri itu. Aku melihat simbol organisasi beladiri itu. Terdapat gambar singa dengan rantai disekelilingnya dan dua pedang yang bersilangan. Nama organisasi itu terlihat jelas : "JALAN KEKUATAN"
Tempat itu sangat terpencil dan cukup luas juga. Saat kami tiba, ada seorang pria berbadan kekar dan memakai tanktop kerah panjang dengan lengan pendek sehingga otot lengannya terlihat. Dia kemudian menghampiri kami. Dia mengetuk jendela mobil kakakku dan memberi hormat sebelum kakak ku menurunkan jendela mobilnya seolah pria itu mengenali kakak, dia menyapa kakakku dengan ramah
“Selamat datang tuan. Ada yang bisa saya bantu?”
Kata pria itu dengan ramah seolah mengenal kakakku dengan sangat baik sambil menundukkan kepalanya sedikit seolah memberikan hormat. Pria itu kemudian melirikku sejenak dan tampak penasaran namun tidak berani menanyakan lebih dulu pada kakakku karena dia tampak menghormati kakakku. Dia hanya berdiri disana menunggu kakakku mengatakan sesuatu
“Dia adikku, ajari dia beladiri” ucap kakakku secara blak-blakan lalu dia turun dari mobil. Aku kemudian mengikuti kakakku dan turun juga dari mobil. Pria itu terdiam beberapa saat sebelum dia mengangguk lalu memperkenalkan dirinya padaku
“Nama saya Leonal” katanya sambil membungkuk sedikit untuk menunjukkan rasa hormat. Aku menatapnya untuk beberapa saat lalu memperkenalkan diriku juga
“Senang bertemu denganmu, saya Hazel”
Kataku dengan nada ramah lalu beberapa saat kemudian aku tersenyum untuk menunjukkan rasa hormatku. Laki-laki itu terkejut sejenak lalu aku mendengar suara hatinya ‘dia sangat cantik saat tersenyum’ aku terkejut mendengar suara hatinya tapi aku mencoba untuk menyembunyikannya sambil bersikap tenang, namun tampaknya kakakku menyadarinya dan langsung memotong keheningan
“Apa kau bisa mengajarinya Leonal?” tanya kakakku sambil menatap pria itu dengan tajam. Pria itu langsung mengalihkan pandangannya lalu mengangguk dengan cepat. Kemudian tanpa basa-basi lagi dia menunjukkan jalan untuk latihan bersama yang lainnya.
Saat aku memasuki tempat latihan itu, banyak pria disana menatap ku dengan ekspresi terkejut dan tidak ada satu pun wanita disana. Banyak suara pukulan, dan juga teriakan penuh semangat saat mereka latihan disana. Kakakku yang melihat itu kemudian menatap Leonal dengan tajam
“Apa tidak ada tempat lain?” ucap kakakku setelah melihat bahwa banyak laki-laki ditempat itu. Leonal lalu menggeleng pelan dan nampak merasa bersalah sebelum berbicara dengan nada pelan
“Maaf tuan. Tidak ada lagi”
Ucapnya dengan singkat dan terlihat menyesal. Dan dari sana aku mengetahui aura Leonal nampak berbeda dari lainnya yang sedang latihan, dan juga saat para pria yang sibuk latihan itu seperti sangat menghormati Leonal saat itulah aku menyadari bahwa Leonal adalah pemimpin mereka dan sepertinya Leonal melatih para pria yang ada disini. Kakakku kemudian menatapku sejenak lalu berbicara dengan Leonal
“Awasi adikku, jangan biarkan dia terluka” ucapnya sambil merangkul pundakku dengan lembut. Dan masih menatap Leonal dengan tajam tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun. Aku kemudian menatap kakakku dan bicara
“Tak perlu khawatir. Aku akan baik-baik saja” kataku dengan nada santai dan ekpresi datar. Kakakku kemudian mengangguk dan segera melepaskan rangkulannya
“Kau akan latihan disini sampai sore. Aku akan menjemputmu lagi” ucap nya sebelum dia pergi dari sana tanpa berkata apapun lagi
Aku kemudian menatap Leonal lalu membungkuk hormat
“Mohon bantuannya” kataku dengan nada ramah sementara Leonal mengangguk dengan tegas dan wajahnya serius
“Baik kalau begitu silahkan ikuti aku”
Leonal berkata dengan tegas dan terlihat profesional dalam menjalankan permintaan dari kakakku. Dia memimpin berjalan didepanku, dan aku masih merasakan tatapan dari pria disana menatapku dengan tajam namun mereka tidak berniat untuk menggangguku. Aku hanya diam dan berjalan dibelakang Leonal dengan tenang.
Leonal kemudian mengumpulkan yang lainnya, dan memperkenal kan diri ku pada mereka
“Nona ini namanya adalah Hazel. Dia akan latihan disini bersama kita”
Ucap nya dengan suara yang tegas dan ekspresi yang serius. Aku melihat anak buahnya yang lain mengangguk dengan cepat mengerti apa yang dikatakan Leonal . Lalu aku mendengar suara hati mereka satu persatu
‘Seorang wanita ? Bagaimana dia akan berlatih beladiri?’
‘Itu bagus, wanita memang rawan penculikan dan pelecehan’
‘Wanita ini benar-benar hebat. Dia bahkan belajar untuk bertarung’
‘Aku penasaran apa yang bisa dia lakukan’
Aku melirik mereka bergantian dengan serius. Lalu berbicara dengan tegas sambil membungkuk hormat untuk memberi salam
“Nama saya Hazel. Mohon bantuannya “ ucapku dengan yakin lalu aku berdiri kembali. Mereka hanya diam mendengarkan dan mengangguk dengan cepat. Leonal lalu membawaku ketempat latihan
“Anda sebaik nya belajar memperkuat otot tubuh terlebih dahulu“
Ucap nya sambil mengarahkanku untuk latihan. Dia meminta ku untuk berlari mengelilingi lapangan bersama pria lainnya. Beberapa pria melirikku saat aku sedang berlari dan beberapa tetap fokus untuk berlari. Aku hanya diam dan fokus berlari menyusul mereka. Beberapa dari mereka yang melihat itu terlihat terkejut. Karena mereka berlari lumayan cepat untuk seorang pria dewasa yang terlatih dan aku bisa menyusul mereka membuat mereka tidak menyangka akan hal itu. Aku kemudian mendengar suara hati mereka
‘Bagaimana dia bisa begitu cepat?’
‘Dia memang luar biasa. Aku ingin lihat hal lain yang bisa dia lakukan’
‘Apa itu hanya kebetulan?’
Beberapa lainnya hanya terdiam sambil menatap dengan mata lebar dan terus berlari. Setelah beberapa menit berlari mengelilingi lapangan 5 kali, aku terlihat terengah-engah namun aku berusaha mengatur nafasku. Leonal kemudian menghampiriku dan menatap ku dengan kagum
“Baik nona. Sekarang latihan berikutnya adalah menguatkan otot kaki dan tangan anda”
Ucapnya sambil memberikan pengarahan kepada ku. Melakukan squat jump, push up, sit up, dan pull up. Aku melakukan semuanya perlahan dan beberapa orang lainnya hanya fokus dengan latihan mereka masing-masing setelah mereka pada awalnya menatapku terus-menerus. Aku dilatih langsung oleh Leonal. Dia terlihat sangat profesional saat memperlihatkan beberapa sikap saat menangkis serangan dan juga bagaimana saat menyerang.
Tanpa terasa aku sudah latihan sampai sore. Aku kemudian duduk di pinggir lapangan dan sesekali mengelap tubuhku dan meminum airku. Beberapa orang yang juga sudah selesai latihan menatapku dengan tajam seolah mereka mengawasiku namun Leonal masih menjagaku dari jauh berusaha untuk membuatku tetap aman.
Dari kejauhan aku mendengar suara mobil kak Philips kemudian aku melihatnya memarkirkan mobil nya dalam jarak yang agak jauh, lalu dia menghampiriku. Dia masih memakai jas kantornya, dan matanya mencari-cari disekeliling berusaha menemukan posisiku. Lalu aku melihat dia menatapku yang sedang duduk dipinggir lapangan dengan keringat ditubuhku. Aku masih memakai tanktop karena latihan sebelumnya membuatku berkeringat begitu banyak.
“Ayo kita pulang” ucap nya sambil menunggu ku untuk berdiri
“Ya” kataku dengan singkat dan tanpa ekspresi apapun kemudian berdiri dan berjalan mengikuti kakakku ke mobil.
Setelah didalam mobil, aku mendengar suara hati kakakku
‘Apa dia memakai itu dihadapan pria selama latihan?’
Batinnya sambil mencengkram setir mobil dengan erat seolah kesal. Aku hanya diam sambil menatap kakakku dengan heran. Mengapa dia harus marah?
Kakakku menyadari bahwa aku menatapnya, dan dia berhenti mencengkram setir mobil nya lalu menatapku dengan dingin.
“Apa?”
Katanya dengan nada suara yang dalam. Siapapun yang mendengarnya mungkin akan ketakutan. Tapi aku sudah terbiasa seperti itu, jadi aku hanya menggeleng dengan tenang dan menatap keluar jendela mobil
Setelah aku melakukan itu kakaku kemudian hanya menghela nafasnya lalu menyalakan mobil nya dan mulai mengendarai mobil nya.
Seperti biasanya, aku dan kakakku tidak banyak bicara. Dia masih terlihat kesal sejak ditempat latihan sebelumnya. Sementara aku hanya diam sambil menatap keluar jendela mobil.
Ketika berada di lampu merah saat aku melihat kearah spion tengah di dalam mobil aku melihat ‘hantu’ itu datang lagi sambil duduk di belakang kursi mobil. Dia hanya diam dengan wajah pucat disana menatap ku. Aku yang menyadarinya menatapnya dengan mata lebar sementara kakakku tidak menyadari ‘hantu’ itu.
Aku mengernyitkan alis ku ketika dia tidak mengatakan apapun dan hanya diam disana. Tapi kemudian dia tiba-tiba bicara
“Jangan belok kanan”
Ucapnya dengan nada datar. Sementara aku yang menatap dari spion tengah didalam mobil hanya terkejut di sana dengan mata terbelalak. Dia seolah tahu bahwa aku akan berbelok ke arah kanan ketika aku berhenti di lampu merah dan memberitahuku bahwa agar aku melewati jalan pintas. Tapi mengapa dia mengatakan itu?
“Kau akan celaka” ucapnya dengan nada datar tapi dia seolah memperingatkanku. Kemudian dia menghilang
Aku lalu menatap kakakku dan memberitahunya agar lewat jalan lain. Kakakku menatapku dengan bingung dan menaikkan sebelah alisnya
“Mengapa?” Ucap kak Philips bingung dan menatapku dengan penasaran
“Aku dengar disana macet”
Ucapku mencari alasan agar kakakku mau menurutiku. Kakakku diam beberapa saat, tidak menjawab. Lalu saat lampu lalu lintas berwarna hijau, dia melewati jalan lain. Saat aku didalam perjalanan, ambulans datang melewati kami menuju arah jalanan yang sebelumnya ingin kami lewati. Berita bahwa di jalan itu mengalami kecelakaan, dengan cepat menyebar diradio mobil kakakku. Kakakku yang mendengar itu langsung terkejut dan melirik ke arahku.
“Apa itu hanya kebetulan, atau kau benar-benar tahu disana akan ada kecelakaan?” kata kakakku sambil menatapku dengan syok dan dia masih menyetir mobilnya dan berusaha untuk fokus ke jalanan
Aku menggeleng dengan tenang mencoba untuk membuat agar kakakku tidak curiga bahwa ‘hantu’ itulah yang memberitahuku
“Aku hanya mendengar disana sangat macet aku tidak tahu tentang kecelakaan itu” jawabku dengan percaya diri dan setelah kakakku mendengar jawabanku dia hanya diam dan fokus menatap jalan raya sambil menyetir
‘Ya benar. Mungkin itu hanya kebetulan ‘
Batin kakakku dan kemudian dia kembali tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
R Knight
anjai, cewek, belajar bela diri
2024-03-03
0
-°armyxbts°-
Mantap thor, terus berkarya ya!
2024-01-26
1