(JSP chapter 12) Gangguan

Keesokannya aku kembali bersekolah. Dan aku belum melihat Elena disekolah. Tidak ada berita apapun, dia tidak berbuat apapun setelah kejadian kemarin. Aku melihat Hana sudah tiba dan duduk dikursi lebih dulu

“Semua orang heboh karena kejadian kau dengan Elena” katanya sambil memegang buku ditangannya dan menatap kearahku. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban

“Dan beberapa orang sepertinya berpihak padamu” ucapnya sambil mengeluarkan ponsel miliknya dan menunjukkan rekaman video yang ternyata direkam seseorang disekolah

“Mereka memuji kekuatanmu, satu sekolah sudah mengagumimu” ucap Hana dengan sedikit bersemangat

“Lupakan itu” kataku sambil meminta Hana menyimpan ponselnya kembali

“Ini belum selesai” kataku sambil menatap kearah Elena yang tiba-tiba saja muncul dan terdapat luka di sikunya akibat seranganku sebelumnya. Elena melihatku dengan sinis

“Itu benar Hazel, ini belum selesai” katanya sambil berlalu melewati ku dan duduk dikursinya. Rencana apalagi yang dia buat?

Beberapa menit kemudian, bel masuk kelas berbunyi. Setelah guru menjelaskan beberapa materi di depan, dia mulai serius sambil mengambil beberapa lembar kertas.

“Kita akan mengadakan ujian akhir semester”

Guruku memberikan kertas itu yang berupa standar nilai yang harus dipenuhi jika ingin mengikuti semester dua. Semua murid menjadi heboh dan masing-masing sibuk melihat lembaran kertas itu.

Bel istirahat berbunyi, beberapa orang memilih untuk pergi ke perpustakaan dan belajar disana sementara aku dan Hana memilih untuk tetap belajar dikelas secara mandiri.

Elena menatap tajam ke arah Hazel dan Hana. Dia berdiri dari kursinya dan menghampiri Hazel bersama temannya.

“Sedang belajar, kutu buku?” Dia menyeringai dengan sombong dan menatapku dengan tatapan merendahkan.

Yang satunya lagi hanya diam, dia tampak berdiri disampingku seolah ingin melakukan sesuatu. Namun aku tidak menyadarinya.

“Yah, aku hanya ingin mengatakan...” ucapannya terputus, diiringi dengan seringai tipis yang mengejek. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan “Semoga ujianmu gagal.” Ucapnya sebelum meninggalkan kelas.

‘Aku sudah membuat Hazel seolah melakukan kecurangan.’

Suara hati Elena terdengar. Kecurangan macam apa yang dia maksud? Aku menatap temannya yang belum pergi. Mereka hanya memberiku senyum puas sebelum mengikuti Elena. Aku masih duduk dikursi, memikirkan ucapannya.

Aku melihat selembar kertas putih kecil yang sengaja dirobek acak-acakan dan dilempar begitu saja. Aku menunduk sedikit, mengambil kertas itu, dan ternyata berisi tentang kunci jawaban ujian.

“Apa yang kau temukan disana Hazel?” Hana bertanya, dan memiringkan kepalanya.

“Kunci jawaban.” Kataku sambil kembali duduk dikursi

Elena sengaja meninggalkannya untuk menjebakku. Ketika aku ingin membuang kertas itu, aku memiliki ide untuk meletakkannya disamping meja Elena. Namun aku masih bingung, bagaimana dia bisa mengetahui kunci jawaban ujian meskipun soal ujiannya belum keluar?

Lonceng berbunyi. Tidak lama setelah itu, guru menyusul. Guru mulai membagikan kertas ujian. Ketika sampai dimejaku, Elena melihat ke arahku seolah menunggu sesuatu terjadi. Namun reaksinya tidak seperti yang diharapkan.

Elena terlihat terkejut melihat kejadian itu. Dia kemudian berdiri sedikit sambil melirik kearah mejaku.

“Elena, duduk. Jangan menyontek saat ujian.” Guru dikelas menegur. Elena yang tampak tidak puas, duduk kembali dan dia menganggap bahwa rencananya sudah gagal.

‘Sial, bagaimana mereka melakukan tugasnya?’

Batin Elena terdengar kesal lalu menoleh, menatap temannya dengan tatapan tajam seolah kecewa karena temannya gagal melakukan tugasnya.

Beberapa menit berlalu, Elena tampak kesal sambil menggigit kuku nya. Dia terlihat tidak tenang ketika mengerjakan soal ujian. Guru kemudian berdiri dari kursinya dan mulai berkeliling untuk mengawasi agar tidak ada yang menyontek.

“Kertas apa ini, Elena?” Ucap guru itu sambil menunduk sedikit mengambil kertas kecil yang kubuang sebelumnya.

Dia terkejut ketika membukanya. Kunci jawaban ujian tertulis jelas di sana. Aku melihat Elena mulai panik dan guru mulai membentak Elena.

“Kau tidak akan ikut ujian dalam 3 hari dari sekarang.” Guruku membentak Elena, dan merobek kertas itu lalu membuangnya.

“Berdiri didepan.”

Guruku memberi perintah, menunjuk Elena dengan kasar. Elena hanya pasrah yang membuatku puas melihatnya. Dia melihatku dengan kesal sambil menggertakkan giginya.

Waktu berlalu sampai waktu ujian berakhir. Aku berdiri ketika selesai menyerahkan lembar ujiannya. Aku sengaja menabrak Elena yang berdiri didepan dan menempelkan kamera kecil di bajunya untuk mengawasinya.

“Apa kau buta?!” teriak Elena sambil mendorongku. Satu kelas hanya diam, begitu juga aku. Hanya mengabaikan Elena dan duduk dikursi hingga membuat Elena kesal.

Di jam berikutnya, aku mengawasi Elena melalui kamera kecil yang ku tempelkan di baju Elena sebelumnya. Aku mengambil tab ku yang menghubungkan kamera itu denganku.

Dilayar itu, aku melihat bahwa Elena memasuki kantor. Dan dia menghampiri sebuah meja guru.

“Jadi, bisakah anda membantu saya?” Dia berbicara dengan nada genit yang membuatku merasa aneh.

“Tentu, sayang.” Suara itu seperti suara laki-laki. Aku langsung paham apa yang terjadi. Sepertinya Elena menyogok dengan ‘tubuhnya’ sehingga membuat oknum guru itu mau menurutinya.

“Jika berhasil, aku akan memberikannya lagi malam ini.” Elena tidak berbicara dengan jelas apa yang dia maksud. Namun aku bisa mengerti dari perkataannya.

Aku melihat oknum guru itu berdiri, memberi ciuman pada Elena yang membuatku jijik. Aku menahan diri agar bisa melihat lebih lanjut.

Setelah kejadian memalukan itu, aku melihat amplop coklat dan tampaknya itu berisi beberapa lembar kertas. Aku masih tidak mengetahui itu apa karena tampaknya itu sangat rahasia.

Elena berjalan menuju toilet sekolah. Dia bergumam pada dirinya sendiri.

“Benar-benar menjijikkan. Aku harus melakukan ini semua gara-gara Hazel.” Dia menyeka pipinya, mencucinya dengan air mengalir beberapa kali. Tampaknya dia merasa jijik.

Tibalah saat dia membuka amplop coklat itu. Kertas itu bukan kertas biasa, itu kertas seluruh kunci jawaban ujian dengan berbagai mata pelajaran. Dia memeriksa nya sebentar lalu menyimpannya.

Aku merasa sudah mendapatkan informasi yang cukup. Aku mematikan kameranya. Lalu menyimpan data yang terekam itu kedalam flashdisk.

Keesokan harinya, Elena tetap bersekolah namun dilarang untuk mengikuti ujian. Dia duduk di luar kelas sambil mengotak-atik ponselnya. Dia tampak tenang, dan hanya duduk diam.

Sampai ujian berakhir, Elena masih belum bertindak. Itu berlanjut hingga pulang sekolah. Aku penasaran mengapa Elena tidak berbuat apapun? Namun aku mengabaikan itu dan memilih untuk keluar dari gerbang sekolah.

Aku sudah berdiri menunggu kak Philips selama beberapa menit tapi yang muncul adalah Hyun.

"Hai calon istri" Dia keluar mobil dengan paper bag ditangannya.

Dia menutup pintu mobil dan menghampiriku. kedatangannya sungguh menarik perhatian banyak orang. Orang-orang mulai menatap Hyun dengan kagum karena ketampanannya membuat semua orang terpana.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku sambil menatap sekeliling, aku merasa tidak nyaman jika Hyun datang terlalu mencolok.

"Tentu saja menyemangati kekasihku yang sedang ujian." Dia mengedipkan matanya seolah bercanda denganku.

"Apa-apaan itu?" Kataku terdengar geli melihat Hyun bertingkah seperti itu.

Semua orang mulai berhenti, dan menatap kami berdua yang berdiri didepan pagar sekolah. Aku mulai panik dan menarik tangan Hyun, membawanya masuk kedalam mobilnya.

"Kau terlalu mencolok sialan." Ucapku terlihat kesal, namun Hyun tidak peduli dia hanya tersenyum melihat tingkah laku ku.

"Baiklah calon istri. Aku hanya ingin memberikan ini agar kau semangat mengerjakan ujiannya."

Dia kemudian memberikanku paper bag yang sebelumnya berada ditangannya. Aku mengintip sedikit, dan rupanya itu adalah kue kering coklat. Meski aku baru dibuka, bau lezat dari kue itu langsung tercium.

"Ini kelihatannya mahal. Kau benar-benar memberikan ini?" Tanyaku dengan curiga sambil menaikkan sebelah alisku. Tapi dia hanya mengangguk lalu tertawa.

'Seperti yang kau lihat, aku mulai menyukaimu sekarang.'

Suara hati Hyun membuatku terkejut. Aku membuang muka, mencoba untuk tetap tenang. Aku kemudian berdehem untuk mengalihkan perhatian.

"Yah, bagaimanapun terimakasih untuk kue nya. Kau bisa pergi sekarang." Ucapku tampak acuh tak acuh. Hyun yang mendengar itu mengernyit heran.

"Ya ampun kau dingin sekali~" Dia berkata dengan main-main sambil memeluk tubuhnya. Aku memutar bola mataku melihat tingkahnya.

"Serius, kau benar-benar mengabaikanku." Dia tampak kecewa. Lalu secara tiba-tiba, mencium pipiku. Aku yang menyadari itu sepersekian detik, langsung mundur.

"Eh? Kenapa kau menjauh?" Hyun bingung, dia terlihat syok.

"Harusnya aku yang bertanya kenapa kau tiba-tiba mencium pipiku?" Aku tampak kesal dan tidak menginginkan ciuman itu.

"Ya ampun apakah calon istri ku marah sekarang?" Dia menjawab dengan santai ketika menyadari bahwa aku marah.

"Tentu saja kau calon istri ku, apa yang salah jika aku mencium pipimu?" Dia tersenyum lebar lalu menutup pintu mobilnya dan pergi begitu saja.

"Sialan, dia benar-benar menyebalkan." aku menggerutu pada diri sendiri sambil mengepal rok ku.

Terpopuler

Comments

R Knight

R Knight

nama mc nya kek nama cowok😅

2024-03-03

0

R Knight

R Knight

ku harap happy ending

2024-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 (JSP chapter 1) Menderita
2 (JSP chapter 2) Memulai hari
3 (JSP chapter 3) Sosok misterius
4 (JSP chapter 4) Konflik
5 (JSP chapter 5) Konflik kedua
6 (JSP chapter 6) Perubahan
7 (JSP chapter 7) Dimulai
8 (JSP chapter 8) Sangat manis
9 (JSP chapter 9) Peristiwa
10 (JSP chapter 10) Romantis?
11 (JSP chapter 11) Problematika
12 (JSP chapter 12) Gangguan
13 (JSP chapter 13) Kenyataan
14 (JSP chapter 14) Kembali
15 (JSP chapter 15) OSIS
16 (JSP chapter 16) Sekolah
17 (JSP chapter 17) Perusahaan
18 (JSP chapter 18) Rencana
19 (JSP chapter 19) Permulaan
20 (JSP chapter 20) Bantuan
21 (JSP chapter 21) Penyusupan
22 (JSP chapter 22) Bukti
23 (JSP chapter 23) Lebih banyak bukti
24 (JSP chapter 24) Bertemu Ken
25 (JSP chapter 25) Perlawanan
26 (JSP chapter 26) Terbongkar
27 (JSP chapter 27) Terdesak
28 (JSP chapter 28) Penculikan
29 (JSP chapter 29) Membawa kembali
30 (JSP chapter 30) Persidangan
31 (JSP chapter 31) Perpisahan senior
32 (JSP chapter 32) Season 1 selesai
33 (JSP chapter 33) Masa lalu Hazel
34 (JSP chapter 34) Bertemu keluarga Eric
35 (JSP chapter 35) Masa lalu Elena
36 (JSP chapter 36) Dilarang melukis
37 (JSP chapter 37) Viviana
38 (JSP chapter 38) Philips atau Hyun?
39 (JSP chapter 39) Jebakan Viviana
40 (JSP chapter 40) Ken diculik
41 (JSP chapter 41) Penyelamatan Ken
42 (JSP chapter 42) Serangan balik
43 (JSP chapter 43) Mundur
44 (JSP chapter 44) Memutuskan pertunangan
45 (JSP chapter 45) Masa lalu Philips
46 (JSP chapter 46) Viviana dan Hyun
47 (JSP chapter 47) Ditolak
48 (JSP chapter 48) Identitas orang tua Hazel
49 (JSP chapter 49) Masa lalu
50 (JSP chapter 50) Masa lalu (2)
51 (JSP chapter 51) Masa lalu (3)
52 (JSP chapter 52) Tamat
Episodes

Updated 52 Episodes

1
(JSP chapter 1) Menderita
2
(JSP chapter 2) Memulai hari
3
(JSP chapter 3) Sosok misterius
4
(JSP chapter 4) Konflik
5
(JSP chapter 5) Konflik kedua
6
(JSP chapter 6) Perubahan
7
(JSP chapter 7) Dimulai
8
(JSP chapter 8) Sangat manis
9
(JSP chapter 9) Peristiwa
10
(JSP chapter 10) Romantis?
11
(JSP chapter 11) Problematika
12
(JSP chapter 12) Gangguan
13
(JSP chapter 13) Kenyataan
14
(JSP chapter 14) Kembali
15
(JSP chapter 15) OSIS
16
(JSP chapter 16) Sekolah
17
(JSP chapter 17) Perusahaan
18
(JSP chapter 18) Rencana
19
(JSP chapter 19) Permulaan
20
(JSP chapter 20) Bantuan
21
(JSP chapter 21) Penyusupan
22
(JSP chapter 22) Bukti
23
(JSP chapter 23) Lebih banyak bukti
24
(JSP chapter 24) Bertemu Ken
25
(JSP chapter 25) Perlawanan
26
(JSP chapter 26) Terbongkar
27
(JSP chapter 27) Terdesak
28
(JSP chapter 28) Penculikan
29
(JSP chapter 29) Membawa kembali
30
(JSP chapter 30) Persidangan
31
(JSP chapter 31) Perpisahan senior
32
(JSP chapter 32) Season 1 selesai
33
(JSP chapter 33) Masa lalu Hazel
34
(JSP chapter 34) Bertemu keluarga Eric
35
(JSP chapter 35) Masa lalu Elena
36
(JSP chapter 36) Dilarang melukis
37
(JSP chapter 37) Viviana
38
(JSP chapter 38) Philips atau Hyun?
39
(JSP chapter 39) Jebakan Viviana
40
(JSP chapter 40) Ken diculik
41
(JSP chapter 41) Penyelamatan Ken
42
(JSP chapter 42) Serangan balik
43
(JSP chapter 43) Mundur
44
(JSP chapter 44) Memutuskan pertunangan
45
(JSP chapter 45) Masa lalu Philips
46
(JSP chapter 46) Viviana dan Hyun
47
(JSP chapter 47) Ditolak
48
(JSP chapter 48) Identitas orang tua Hazel
49
(JSP chapter 49) Masa lalu
50
(JSP chapter 50) Masa lalu (2)
51
(JSP chapter 51) Masa lalu (3)
52
(JSP chapter 52) Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!