(JSP chapter 2) Memulai hari

Keesokan paginya aku bersekolah seperti biasa. Tapi aku tahu bahwa akan diejek lagi disekolah. Jadi aku mencoba memakai riasan sedikit.

Seperti biasa, ibuku selalu mencari-cari kesalahanku.

“Hei jalang, kau ingin menggoda pria dengan mengubah penampilanmu itu?”

Ibuku menjambak rambutku. Aku kemudian menepis tangan ibu yang membuat seluruh orang di meja makan terkejut. Ayah kemudian berdiri dan meninju meja makan lalu mendekatiku.

“Anak kurang ajar” ucapnya sambil melayangkan tangannya ingin menamparku. Namun aku menahannya

Ketika ibuku memaki, aku hanya diam seolah tak mendengarkan ibuku. Aku melewati ibu begitu saja. Kakak kedua memukul meja dengan kepalan tangannya

"Dasar tidak sopan! Apa kau mendengarkan ibumu?!”

Teriak Kakak kedua. Dia membentak karena aku tidak memedulikan ibu. Kakak Philips hanya menatap dengan ekspresi datar. Aku kemudian pergi ke sekolah dan bertekad untuk melawan balik Elena

Aku berdiri di dekat gerbang sekolah, dan melihat Elena dari kejauhan menatap ku dengan sinis. Dia terus berjalan bersama temannya. Tiba-tiba anak dari kelas lain mendekatiku, seorang pria tampan dan populer dengan otot ditubuhnya.

“Hai, aku Mike. Dan bolehkah aku tahu namamu?”

Aku mendongak sedikit karena dia tinggi. Lalu aku teringat bahwa laki laki ini adalah atlet bela diri yang dikenal banyak orang dan sangat berpengaruh disekolah. Aku lalu membalas jabatan tangan Mike.

“Aku Hazel. Senang bertemu denganmu.”

Setelah mendengar namaku, dia berhenti sesaat seolah mengenali namaku. Kemudian dia melihat penampilanku yang sudah berubah. Namun, dia memilih untuk bungkam dan menanyakan pertanyaan yang lain.

“Ngomong-ngomong kau kelas berapa?”

Aku menatap Mike, dan menjawab “kelas 1A”

Mike mengangguk sambil tersenyum “sayang sekali kita tidak satu kelas. Aku kelas 1B. Tapi sepertinya kelas kita bersebelahan” ucap Mike sambil terkekeh pelan

Suasana menjadi hening. Tapi Mike tidak mempermasalahkan itu. Dia mengajakku ke kelas bersama meskipun dia tahu kelas kami berbeda.

Tidak lama kemudian, mataku berpapasan dengan Zen. Hal itu membuatku tidak bisa mengendalikan ekspresi wajahku dipenuhi amarah. Mike yang menatapku, heran melihat ekspresi ku. Dia menepuk pundakku.

“Hei Hazel, apa kau punya masalah dengan laki-laki itu?”

Mike adalah orang yang baru kukenal selama aku masuk sekolah beberapa minggu ini. Dia tidak tahu apapun, dan aku juga tidak bisa memberitahunya sekarang. Aku hanya tersenyum kepada Mike berusaha memberi kesan yang baik.

“Tidak. Aku hanya sedang banyak pikiran”

Aku berbohong demi menutupi rahasiaku. Mike hanya mengangguk sambil tersenyum lalu dia berubah menjadi serius dengan wajah yang agak gugup. Dan akhirnya dia menanyakan pertanyaan itu

“Kudengar kau, sering diganggu? Aku tahu dari namamu” katanya berusaha tetap tenang walaupun aku bisa melihat bahwa dia gugup

“Ya.” kataku dengan nada datar dan dengan santai menatap Mike

“Tampaknya sekarang kau mengubah penampilanmu”

Katanya dengan nada lembut berusaha untuk tidak membuatku marah atau merasa tidak nyaman dan menatapku dengan cemas. Aku terkejut dan terdiam. Kemudian aku mendengar suara seseorang

‘Apa dia marah? Apa aku keterlaluan?’

Suara itu berasal dari Mike tapi aku memperhatikan bahwa bibirnya tidak bergerak. Lalu Mike melirik kearah lain kemudian berbicara lagi

“Kurasa karna kau diganggu akhirnya kau mengubah penampilanmu ya Hazel?” ucapnya dengan senyum canggung seolah mengalihkan topik karna takut aku akan marah

Aku hanya diam, tidak menjawab karna memikirkan suara yang tiba-tiba muncul sebelumnya. Mengetahui aku tidak menjawab, Lalu suara itu muncul lagi.

‘Sepertinya benar. Aku keterlaluan, aku harus minta maaf’'

Suara itu berasal dari Mike saat dia sedang tidak berbicara dan tidak lama setelah itu Mike meminta maaf padaku. Kemudian saat itulah aku sadar bahwa aku bisa membaca pikiran orang lain.

Bel masuk kelas berbunyi, kemudian aku memasuki kelas dan menempati kursi ku. Seperti biasanya, Elena ingin menggangguku tapi tidak bisa, dia kemudian mundur karena guru masuk begitu cepat setelah nya.

Beruntungnya aku dari awal tidak duduk sebangku dengan Elena. Disana aku banyak mendengar suara hati mereka.

‘Duh aku lupa bawa bekal.'

'Dimana sih handphone ku.'

'Nanti istirahat makan apa ya.’

Dugaanku benar. Dengan kekuatan yang aku miliki, aku bisa membedakan mana yang benar-benar baik padaku dan mana yang ingin memanfaatkanku. Disanalah aku bisa memanfaatkan kemampuanku.

......................

Bel istirahat berbunyi, aku tidak melihat Elena. Kemudian, teman disampingku yang memiliki rambut ungu pertama kalinya berbicara padaku. Dan aku ingat gadis ini adalah Hana, hanya dia yang tidak pernah menggangguku

"Namamu Hazel kan? Mau ke kantin denganku?"

Aku menoleh dan menatap mata gadis itu sambil mengangguk sedikit "Ya tentu, Hana"

Aku kemudian berdiri dan berjalan dibelakang Hana. Waktu aku berjalan dilorong bersama Hana, aku berpapasan dengan Zen. Aku melihat Zen menatapku. Dia tampaknya terkejut setelah aku mengubah penampilanku

'Wah cantik sekali'

Aku mendengar suara hati Zen. Zen hanya terdiam disana selama beberapa detik. Hana tidak menyadari itu dan aku hanya terus berjalan dibelakang Hana. Tiba-tiba Zen berbalik, lalu memegang tanganku.

“Bisakah kita ke kantin bersama?" ucap Zen sambil tersenyum manis padaku. Aku menatapnya tanpa ekspresi sementara Hana menoleh ke belakang.

"Kurasa kau pintar bergaul juga! Kau malah mengajak seorang gadis!” seru Rai teman yang berada disamping Zen, menggoda Zen sambil tertawa.

Zen menoleh ke arah Rai dan menyadari bahwa Rai menggodanya. Jadi Zen hanya tertawa sambil berbicara dengan santai "Biar kita lebih banyak orang saja" Zen menjawab sambil merangkul pundak Rai

Aku menatap sinis dengan perasaan tidak senang.

"Oh baiklah jika kalian ingin ikut" jawab Hana dengan santai sambil mengangguk.

Ketika kami semua tiba di kantin, kami hanya saling memandang. Rai dan Zen tersenyum canggung. Lalu Zen berdehem dan memberanikan diri bertanya padaku

“Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu?” ucap Zen sambil menatapku dengan lembut

Aku menatap Zen beberapa detik dan berusaha setenang mungkin ketika berhadapan dengan Zen. “aku baik-baik saja, terima kasih Zen”

Lalu aku melihat Zen tersipu. Aku hanya menatap Zen dengan bingung sementara ia memalingkan wajahnya. Rai menyadari itu kemudian cekikikan melihat Zen sementara Hana mengangkat sebelah alisnya.

Kami kemudian memesan makanan, lalu memilih kursi. Kami duduk disana dengan canggung. Lalu Rai angkat bicara, tapi dia berbicara dengan Hana. Mereka berdua mengobrol sementara aku dan Zen hanya memakan makanan kami.

Aku menyadari Zen sesekali menatap ku saat makan, namun saat aku menatapnya kembali, dia langsung memalingkan wajahnya.

‘Hazel ternyata sangat cantik saat dia mengubah penampilannya.’

Aku tiba-tiba mendengar suara hati Zen. Aku melihat rona merah di pipi Zen. Dan rupanya Rai menyadari hal itu

"Heh kenapa wajahmu merah begitu" kata Rai berbisik dan sedikit menyenggol bahu Zen

Rai tertawa sedangkan Zen masih memerah sambil menatapku. Tetapi aku hanya diam, tidak terlalu peduli. Kemudian aku melihat Elena tiba-tiba datang entah darimana

“Hai kalian. Sedang makan bersama?” Ucap Elena agar dia terlihat seperti orang yang menyenangkan. Dia juga tidak merasa canggung ketika berdiri di dekat Zen dan Rai.

‘Wah ada Zen dan Rai juga disini'.

Aku mendengar suara hati Elena. Zen dan Rai menoleh ke arah Elena sementara aku melihat Hana menatap Elena dengan tidak senang.

Elena menatap kami secara bergantian sejenak

“Aku boleh bergabung tidak?"

Tanya Elena dengan senyum manisnya sambil melihat kearah Zen. Dia tidak menatapku sedikitpun. Dan saat itu suasana Hatiku memburuk

Zen hanya mengangguk dan perlahan-lahan ekspresinya berubah tetapi tampaknya Elena tidak menyadarinya. Lalu Elena duduk disebelah Zen. Zen tampak tidak nyaman.

'Ah tidak nyaman, kenapa dia datang langsung mendekat ke sini? Bukankah dia bisa disamping Hazel dan Hana?.'

Aku mendengar suara hati Zen yang sedang mengeluh. Kemudian aku bangkit dari kursi.

Zen dan Rai terdiam menatapku ketika aku berdiri dari kursi. Sementara Elena mengalihkan pandangannya kearahku dan Hana memegang tanganku sambil bertanya dengan bingung

“Ada apa Hazel?” katanya sambil memiringkan kepalanya sedikit

“Aku sudah selesai. Apa kau ingin ikut keperpustakaan?” kataku menjawab Hana.

Hana terdiam sambil menatap mataku, dan tangannya masih memegang pergelangan tanganku. Seolah dia mengerti dengan situasi sekarang, dia mengangguk

Rai dan Zen mendengarnya dengan syok sementara Elena kembali santai, setelah mendengar perkataan ku.

“Ya kurasa itu bagus. Aku akan ikut” jawab Hana sambil berdiri dari kursi. Sementara Rai dan Zen hanya terdiam dikursi. Zen seperti ingin ikut denganku juga, tapi tampaknya dia tidak bisa berkata apa-apa

Aku kemudian berjalan berdua dengan Hana. Hana menoleh menatap kearahku seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi dia terlihat gugup. Hana lalu memegang tanganku dan berbicara

“Hazel, aku benar-benar tidak suka dengan Zen” katanya dengan canggung sambil menggaruk pipinya dengan telunjuknya. “Sebenarnya aku juga tidak suka Elena” dia menambahkan

Aku terdiam disana menatap Hana. Dan bertanya-tanya mengapa dia juga merasakan hal yang sama denganku. Melihatku terdiam, Hana mulai panik dan mulai mengguncang tubuhku dengan lembut

“Hazel, apa kau tersinggung dengan kata-kata ku?”

Katanya dengan panik sambil memegang pundakku. Aku menatap Hana sambil menggeleng perlahan

“Tidak. Aku tidak tersinggung.”

Kataku sambil melepaskan perlahan tangan Hana dari pundakku. Aku kemudian bertanya

“Ngomong-ngomong apa yang membuatmu berpikir seperti itu?” kataku sambil menatap Hana dengan penasaran

Hana berdehem, sebelum berbicara dengan lebih tenang sekarang setelah aku memaklumi kata-kata nya

“Aku merasa Zen bukan orang yang baik. Dia suka mendekati orang tiba-tiba dan itu mencurigakan. Aku juga tidak suka dengan Elena. Bukankah dia yang selalu mengganggu mu?“ ucap Hana serius sambil menjelaskan dengan jujur.

Aku hanya mengangguk sambil perlahan tersenyum.

“Ternyata begitu” kataku dengan nada rendah lalu berbicara lagi “Zen pernah berteman denganku sebelumnya, namun dia berpihak pada Elena”

Kataku terdengar kecewa yang membuat Hana syok saat mendengarnya.

“Aku sejujurnya tidak berani dengan Elena. Itu sebabnya aku tidak pernah menolongmu. Dia pernah membuat keluargaku hampir bangkrut gara-gara aku tidak menurutinya” Ucapnya dengan nada rendah sambil menatap mataku

Aku yang mendengarkan hanya terdiam dan sempat terkejut sebelum aku mengangguk sedikit.

“Ya aku mengerti. Kekuasaan seseorang memang sulit untuk dihadapi”

Aku berusaha memahaminya dan tidak mempermasalahkannya. Aku mengajak Hana ke perpustakaan untuk mengalihkan pikirannya dari hal-hal yang mengganggu.

......................

Sepulang sekolah aku melihat Zen menunggu didepan pintu luar sekolah.

“Hai Hazel mau pulang bareng?”

Aku menatap Zen dengan amarah yang hampir meledak. Tapi, aku berusaha menahan diri. Aku kemudian menghampiri Zen setelah aku menenangkan diriku.

“Aku akan pulang sendiri”

Kataku dengan nada datar sambil berlalu melewati Zen. Wajah Zen menjadi sayu dan penuh kekecewaan

‘Mengapa kau tidak ingin pulang denganku?’

Aku mendengar suara hati Zen, tetapi aku tidak berhenti. Didepan pagar sekolah, aku melihat kak Philips menunggu didepan mobil diluar pagar sekolah dengan masih memakai jas kantor.

Terpopuler

Comments

Ayanagi Souma

Ayanagi Souma

MC nya bisa baca pikiran?

2024-04-02

1

Jumli

Jumli

semangat kak.
cukup bahagia hazel mempunyai kekuatan ajaib

2024-03-04

1

R Knight

R Knight

mulai sekarang aku fans muh

2024-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 (JSP chapter 1) Menderita
2 (JSP chapter 2) Memulai hari
3 (JSP chapter 3) Sosok misterius
4 (JSP chapter 4) Konflik
5 (JSP chapter 5) Konflik kedua
6 (JSP chapter 6) Perubahan
7 (JSP chapter 7) Dimulai
8 (JSP chapter 8) Sangat manis
9 (JSP chapter 9) Peristiwa
10 (JSP chapter 10) Romantis?
11 (JSP chapter 11) Problematika
12 (JSP chapter 12) Gangguan
13 (JSP chapter 13) Kenyataan
14 (JSP chapter 14) Kembali
15 (JSP chapter 15) OSIS
16 (JSP chapter 16) Sekolah
17 (JSP chapter 17) Perusahaan
18 (JSP chapter 18) Rencana
19 (JSP chapter 19) Permulaan
20 (JSP chapter 20) Bantuan
21 (JSP chapter 21) Penyusupan
22 (JSP chapter 22) Bukti
23 (JSP chapter 23) Lebih banyak bukti
24 (JSP chapter 24) Bertemu Ken
25 (JSP chapter 25) Perlawanan
26 (JSP chapter 26) Terbongkar
27 (JSP chapter 27) Terdesak
28 (JSP chapter 28) Penculikan
29 (JSP chapter 29) Membawa kembali
30 (JSP chapter 30) Persidangan
31 (JSP chapter 31) Perpisahan senior
32 (JSP chapter 32) Season 1 selesai
33 (JSP chapter 33) Masa lalu Hazel
34 (JSP chapter 34) Bertemu keluarga Eric
35 (JSP chapter 35) Masa lalu Elena
36 (JSP chapter 36) Dilarang melukis
37 (JSP chapter 37) Viviana
38 (JSP chapter 38) Philips atau Hyun?
39 (JSP chapter 39) Jebakan Viviana
40 (JSP chapter 40) Ken diculik
41 (JSP chapter 41) Penyelamatan Ken
42 (JSP chapter 42) Serangan balik
43 (JSP chapter 43) Mundur
44 (JSP chapter 44) Memutuskan pertunangan
45 (JSP chapter 45) Masa lalu Philips
46 (JSP chapter 46) Viviana dan Hyun
47 (JSP chapter 47) Ditolak
48 (JSP chapter 48) Identitas orang tua Hazel
49 (JSP chapter 49) Masa lalu
50 (JSP chapter 50) Masa lalu (2)
51 (JSP chapter 51) Masa lalu (3)
52 (JSP chapter 52) Tamat
Episodes

Updated 52 Episodes

1
(JSP chapter 1) Menderita
2
(JSP chapter 2) Memulai hari
3
(JSP chapter 3) Sosok misterius
4
(JSP chapter 4) Konflik
5
(JSP chapter 5) Konflik kedua
6
(JSP chapter 6) Perubahan
7
(JSP chapter 7) Dimulai
8
(JSP chapter 8) Sangat manis
9
(JSP chapter 9) Peristiwa
10
(JSP chapter 10) Romantis?
11
(JSP chapter 11) Problematika
12
(JSP chapter 12) Gangguan
13
(JSP chapter 13) Kenyataan
14
(JSP chapter 14) Kembali
15
(JSP chapter 15) OSIS
16
(JSP chapter 16) Sekolah
17
(JSP chapter 17) Perusahaan
18
(JSP chapter 18) Rencana
19
(JSP chapter 19) Permulaan
20
(JSP chapter 20) Bantuan
21
(JSP chapter 21) Penyusupan
22
(JSP chapter 22) Bukti
23
(JSP chapter 23) Lebih banyak bukti
24
(JSP chapter 24) Bertemu Ken
25
(JSP chapter 25) Perlawanan
26
(JSP chapter 26) Terbongkar
27
(JSP chapter 27) Terdesak
28
(JSP chapter 28) Penculikan
29
(JSP chapter 29) Membawa kembali
30
(JSP chapter 30) Persidangan
31
(JSP chapter 31) Perpisahan senior
32
(JSP chapter 32) Season 1 selesai
33
(JSP chapter 33) Masa lalu Hazel
34
(JSP chapter 34) Bertemu keluarga Eric
35
(JSP chapter 35) Masa lalu Elena
36
(JSP chapter 36) Dilarang melukis
37
(JSP chapter 37) Viviana
38
(JSP chapter 38) Philips atau Hyun?
39
(JSP chapter 39) Jebakan Viviana
40
(JSP chapter 40) Ken diculik
41
(JSP chapter 41) Penyelamatan Ken
42
(JSP chapter 42) Serangan balik
43
(JSP chapter 43) Mundur
44
(JSP chapter 44) Memutuskan pertunangan
45
(JSP chapter 45) Masa lalu Philips
46
(JSP chapter 46) Viviana dan Hyun
47
(JSP chapter 47) Ditolak
48
(JSP chapter 48) Identitas orang tua Hazel
49
(JSP chapter 49) Masa lalu
50
(JSP chapter 50) Masa lalu (2)
51
(JSP chapter 51) Masa lalu (3)
52
(JSP chapter 52) Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!