Ibuku adalah Ibumu

BRUUK!

Celine terduduk lemas di tanah. Celine seolah lupa cara bernafas, hatinya tiba-tiba sakit, perih menusuk-nusuk di dada. Celine berharap ini mimpi, Celine ingin segera bangun dari tidurnya. Beberapa kali Celine mencubit-cubit tangannya, tapi terasa sakit. Celine tak mampu membendung cairan bening dari matanya. Saat ini Celine terasa rapuh, lututnya sakit, kakinya tidak sanggup lagi menahan beban berat tubuh dan beban kenyataan pahit yang dihadapinya.

"Celine kamu kenapa?" Dong Jin menghampiri.

Celine hanya mampu menangis, bibirnya kelu tidak sanggup berucap, sulit mengungkapkan kata.

"Ma, ini Celine. Jin akan menikahinya." Dong Jin dengan mesra memeluk Celine.

Lagi-lagi Celine meraung sedih. Dong Jin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepada Celine. Dong Jin menenangkan Celine.

"Jin, kamu harus meninggalkan Celine." Kata Ella.

"Tapi kami sama-sama saling mencintai Ma." Dong Jin semakin erat memeluk Celine yang terus mengeluarkan air mata.

"Kalian tidak boleh bersama." Ujar Ella.

"Mengapa? Apa karena Suaminya? Dia tidak mencintainya."

"Apa? Suami? Aku punya Suami?" Celine menatap ke arah Jin.

"Celine lupakan dia. Kita akan segera menikah. Aku sudah menyiapkan rumah masa depan kita, itu rumah kita. Kita akan menikah di sini." Dong Jin terus memaksa Celine.

"Siapa Suamiku? Dimana dia?" tanya Celine.

"Cukup Celine! Kamu hanya boleh menikah denganku!" bentak Dong Jin.

"Jin, maaf kita tidak bisa bersama." Celine menahan air matanya yang hampir jatuh.

"Kamu bisa menceraikannya, kamu tidak mencintainya!" Jin memegang pundak Celine.

"Aku memang mencintaimu, tapi selamanya kita tidak akan pernah bersama." Celine kembali menangis.

"Kenapa? Apa alasannya!" Dong Jin mengguncang pundak Celine.

"Karena dia juga Ibu kandungku." Tunjuk Celine ke arah Ella.

"Apa!" Jin berdiri menoleh ke arah Ella.

"Mama, benar apa yang dikatakan Celine? Apa Celine adalah Adikku?" Jin meminta penjelasan.

"Yang dikatakan Celine itu benar. Maafkan Mama Jin. Kalian saudara seibu." Ella dengan wajah penuh penyesalan.

"Maaf kalian harus dipertemukan seperti ini. Kalian saling mencintai tapi sampai kapanpun kalian tidak akan pernah bersatu. Sekarang Mama baru mengerti mengapa Mama diberikan kesempatan hidup kembali. Ternyata untuk ini. Jin, cintai Celine sebagai Adikmu, jaga dia sebagai saudaramu. Mama tau ini sangat berat bagimu. Jin kamu harus mengerti." Ella kembali mengeluarkan cahaya dari dalam tubuhnya.

Seketika dalam hitungan detik Dong Jin dan Celine kembali ke alam nyata. Mereka kini berada di dalam kamar Celine. Jin sama seperti Celine. Hatinya seperti tertusuk duri, perih, pedih, lukanya semakin dalam. Apalagi saat Jin melihat hasil perbuatan nafsunya di tubuh Celine yang berwarna merah. Jin semakin frustasi. Hampir saja Jin akan melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan seorang Kakak kepada Adik perempuannya. Lama-lama dekat dengan Celine akan membuat dirinya gila.

Jin masuk ke dalam ruang kerjanya. Jin menelepon seseorang. Jin lama melakukan obrolan, tanpa sungkan Jin menumpahkan semua isi hatinya kepada orang yang diteleponnya. Jin juga menangis meminta maaf kepada orang itu. Setelah mematikan telepon, Jin kembali masuk ke dalam kamar Celine.

"Celine, maafkan aku. Maafkan aku." Jin melepaskan gelang yang ada di tangan Celine dan juga yang ada di tangannya.

Seketika Celine mengingat kembali memorinya.

"Lupakan yang terjadi di antara kita. Untuk sementara aku ingin sendiri. Kembalilah Celine. Aku tau kamu bisa kembali ke rumahmu. Sekarang kembalilah." Dong Jin memeluk erat Celine dan mengecup keningnya.

Celine tidak kuasa lagi membendung air matanya. Celine juga mengeratkan pelukannya kepada Dong Jin. Mungkin ini terakhir kalinya mereka akan seperti ini. Karena setelah hari ini, tidak ada lagi kisah cinta antara Dong Jin dan Celine, yang ada kisah kasih sayang antara kakak dan adik.

Celine merasa lelah, tak kuasa Celine memejamkan mata. Perlahan Celine menghilang dari pelukan Dong Jin.

Dong Jin berteriak disela-sela gemuruh yang menggelegar, tangisannya pecah bersamaan derasnya turun hujan, Dong Jin mengobrak-abrik kamar Celine. Masa depan yang dia rencanakan menjadi suram. Dong Jin tidak terima mengapa jalan hidupnya bisa sesakit ini. Sakit yang sangat menusuk sampai ke ulu hati. Dong Jin tidak sanggup, Dong Jin melampiaskan kekesalan hatinya pada tembok kamar Celine.

BUGH!

BUGH!

Dong Jin memukul-mukul tangannya ke tembok sampai berdarah. Luka ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan luka di dalam hatinya. Dong Jin lelah dan terlelap di atas tempat tidur Celine.

Sementara itu, Celine sudah kembali ke kotanya dalam keadaan tertidur di pangkuan Yuwen. Sebelumnya Yuwen menerima telepon dari Dong Jin. Jin memberi tahu keberadaan Celine. Jin juga meminta maaf karena telah membawa Celine tanpa meminta ijin kepada Yuwen. Dong Jin juga meminta Yuwen untuk selalu menjaga Celine. Dan Dong Jin juga mengatakan bahwa hubungan percintaan antara dirinya dengan Celine berakhir. Karena ternyata Dong Jin dan Celine adalah saudara. Jin menitipkan Celine kepada Yuwen.

Terdengar kesedihan yang mendalam dari suara Jin. Yuwen sangat memahami perasaan Dong Jin. Dia juga mengkhawatirkan keadaan Celine sekarang. Yuwen meminta kepada keluarganya untuk sementara tidak mengungkit hubungan Celine dengan Dong Jin. Yuwen takut Celine tertekan batinnya. Belum lagi hilang kesedihan kehilangan anaknya kini ditambah dengan kenyataan Dong Jin adalah saudaranya.

"Yank, kamu sudah makan?" tanya Yuwen ketika Celine membuka matanya.

"Yu." Celine bangun dan memeluk Yuwen. Celine menangis dalam pelukannya.

"Yank, kamu menghilang lagi. Aku kangen." Bisik Yuwen.

"Hiks, Yu ternyata Dong Jin adalah Kakakku." Celine sesenggukan.

"Iya, aku juga baru mengetahuinya. Jin menelpon ku. Dia ingin aku menjagamu. Dan jika aku membuatmu sedih, dia akan segera mencari ku. Beruntung kamu memiliki Kakak seperti Jin." Yuwen mengusap lembut rambut Celine.

"Maafkan aku yang selalu mengecewakan mu. Jujur aku juga tidak tahu mengapa aku bisa berada di dalam pesawat bersama Jin waktu itu. Dalam sekejap aku juga tidak mengingat pernikahan kita. Maafkan aku Yu." Celine memberanikan diri untuk jujur kepada Yuwen.

"Apa sekarang kamu sudah mengingat pernikahan kita?" tanya Yuwen.

"Iya. Aku akan berusaha menjadi Istri yang baik untukmu." Jawab Celine.

"Terima kasih, sayang. Aku tidak akan memaksa. Aku ingin cinta itu datang dengan sendirinya." Yuwen mengecup kening Celine.

Mata Yuwen tertuju ke lehernya Celine. Begitu banyak kiss mark terukir di sana. Yuwen juga membuka baju Celine, di pundak, di dada juga banyak jejak merah Jin. Yuwen mengingat kejadian saat Dong Jin melihat kisss mark yang dia buat untuk Celine. Kali ini Yuwen juga merasakan hal yang sama. Tiba-tiba darahnya terasa mendidih hingga kepalanya terasa mengepul. Wajah Yuwen merah menyala melihat semua itu.

CELINE!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Queen

Queen

oh tidak 😱

2024-01-23

1

Queen

Queen

😱

2024-01-23

1

Queen

Queen

sakit ya 😢

2024-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!