"AAAGGHHH!" Daneen berteriak terasa ada yang robek di bagian intinya.
Mereka masih dalam pengaruh obat. Baik Yuwen ataupun Daneen tidak kuasa menahan gairah mereka. Kekuatan yang dari mana datangnya membuat mereka menjadi liar. Daneen dan Yuwen kehilangan kendali atas diri mereka. Daneen sangat menikmati sentuhan dan ciuman Yuwen. Entah berapa kali pergulatan yang mereka mainkan. Hingga mereka sampai di puncak asmara. Yuwen memeluk Daneen. Kali ini Yuwen tidak akan melepaskan Daneen. Setelah apa yang sudah mereka lakukan, Yuwen akan menjadikan Daneen miliknya.
Yuwen dan Daneen akhirnya benar-benar tersadar. Daneen memegang kepalanya, betapa terkejutnya dia melihat dirinya tanpa sehelai benangpun, tubuhnya penuh dengan tanda merah. Dan siapa orang yang sedang memeluknya sekarang. Yuwen perlahan membuka matanya, bangun dan melepaskan pelukannya.
"Maaf, maafkan aku. Ada yang berbuat jahat kepadaku. Dan aku lihat juga dirimu. Kita sama-sama diberikan obat perangsang. Maafkan aku. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya." Yuwen melihat ada bercak noda merah di atas sprei.
"Si... apa kamu? Meng...apa aku bisa di sini?" Daneen menyembunyikan wajahnya di dalam selimut.
"Aku juga tidak tahu. Ini kamarku. Seharusnya aku yang bertanya mengapa kamu bisa ada di kamar ku?" Yuwen duduk di samping Daneen kedua tangannya memegang kepalanya yang masih terasa sakit.
Yuwen tanpa rasa malu berdiri, mengambil pakaian yang berserakan di lantai dan memakainya. Tidak lupa semua pakaian Daneen diambilnya dan diberikannya kepada Daneen. Daneen mengambil dan segera memakainya.
"Apakah namamu Celine?" tanya Yuwen.
"Aku Daneen." Jawabnya.
"Aku tau kamu Celine. Aku tau semuanya. Aku juga tau orang yang mengincarmu. Sekarang sepupumu yang menyamar menjadi Celine dalam bahaya." Yuwen masih memegang kepalanya yang sakit.
"Apakah kamu juga tau siapa yang membunuh orang tuaku?" Celine memberanikan diri mendekati Yuwen.
"Ya." Jawab Yuwen.
"Siapa?" tanya Celine.
"Ada syaratnya." Jawab Yuwen.
"Aku tidak punya uang. Jika itu yang kau pinta." Celine menunduk.
"Aku ingin menikahimu." Yuwen menatap Celine yang masih menunduk.
Sementara itu masih di hotel yang sama di ruangan yang berbeda Prisilia mengamuk. Karena Daneen tidak ada di dalam kamar yang Prisilia pesankan untuknya. Prisilia berniat menjebak Daneen bersama gigolo untuk merusak nama baiknya. Kebetulan saat itu Dong Jin berada tepat di depan pintu dan mendengar semua.
"Apa kamu bilang! Kamu ingin menjebak Daneen!" Dong Jin mencekik leher Prisilia.
Untung saat itu pengawal Prisilia berhasil melepaskan cekikan Dong Jin. Entah apa yang terjadi, Prisilia segera dibawa pengawalnya ke rumah sakit. Sedangkan Dong Jin masih mencari keberadaan Daneen. Dong Jin melihat Papanya sedang berada di sebuah restoran. Diam-diam Dong Jin duduk di belakang Papanya mencari tahu apa yang dilakukan Papanya di Kota ini.
"Bos Ji Hun. Saya sudah menemukan Celine Amani. Dia berada di kota ini."
"Bagus, hanya dia yang bisa membuka harta karun kita di dunia itu. Akhirnya setelah bertahun-tahun kita akan mendapatkannya. Sekarang umurnya sudah 19 tahun. Dia pasti mengerti cara membuka dunia itu. Maaf Celine waktu itu aku membunuh kedua orang tuamu." Ji Hun tertawa lepas.
"Adam sudah tewas Bos. Tidak ada yang bisa menghalangi Bos."
"Jef, segera bawa Celine padaku!" Ji Hun tersenyum puas.
Dong Jin perlahan berdiri dan meninggalkan restoran. Dong Jin kembali mencari Daneen. Dong Jin melihat seseorang yang mirip Daneen memaki seorang pria. Dong Jin mengira itu adalah pengawal pribadinya, dilihat dari postur tubuhnya. Dong Jin masuk ke dalam lift. Dong Jin sembarang menekan tombol lift karena dia tidak tahu mau menuju kemana. Tidak berapa lama pintu lift terbuka. Dari dalam lift Dong Jin melihat Daneen masuk bersama seorang Pria. Dong Jin melihat mata sembab Daneen. Dong Jin menarik tangan Daneen. Daneen ketakutan berontak memukul dada Dong Jin.
"Daneen tenang, ini aku." Dong Jin melihat sesuatu yang aneh di leher Daneen. Dong Jin membuka kasar baju Daneen, kancing baju Daneen berhamburan di dalam lift, dan Dong Jin melihat begitu banyak kiss mark di leher dan juga di dada Daneen.
"APA INI! APA INI DANEEN!" Dong Jin murka.
"Ampun! Maaf Jin." Daneen histeris ketakutan.
Yuwen menekan tombol RT.
"Tenang, ini bukan salah Daneen." Yuwen menarik tangan Daneen dan berdiri di depan Daneen.
Dong Jin juga melihat kiss mark di leher Yuwen.
"Oh jadi kamu orangnya!" Dong Jin memegang kerah Yuwen.
PLAK!
PLAK!
Yuwen memegang pipinya yang sakit, dan di sudut bibirnya terasa perih Yuwen mengelap darah yang keluar dengan ujung jempolnya.
Pintu lift terbuka. Yuwen melepas jasnya dan dipakaikannya kepada Daneen. Yuwen membawa Daneen keluar dari lift. Dong Jin mengikuti mereka.
BUGH!
Yuwen berbalik melayangkan tinjunya ke wajah Dong Jin. Dong Jin hampir kehilangan keseimbangan.
"Jangan! Hentikan!" Daneen berlari memeluk Dong Jin.
"Kamu! Siapanya Celine?" tanya Yuwen.
"Celine?" Kamu mengenalnya?" Dong Jin kaget Pria di depannya mengenal Celine.
"Aku minta maaf. Khususnya kepada Celine. Tadi malam sehabis meeting dengan klien, ada seseorang yang berniat jahat menaruh sesuatu ke dalam minuman ku. Aku kembali ke dalam kamar, tiba-tiba Celine sudah ada di dalam kamar. Dan yang parahnya Celine juga dalam keadaan di bawah pengaruh obat perangsang. Dan terjadilah." Yuwen menghela nafas.
"Jin, setelah kamu pergi ada seorang anak perempuan yang memberikan ku minuman dingin. Setelah meminumnya aku merasakan kantuk yang luar biasa. Setelah terbangun, aku sudah berada di dalam sebuah kamar, kepala ku pusing, dada ku terasa panas. Aku juga tidak tahu ada apa dengan ku. Maaf, maafkan aku. Hiks." Daneen memeluk erat Dong Jin.
Tapi Dong Jin hanya diam. Daneen mendongak menatap wajah kekasihnya, lagi-lagi Dong Jin tidak memperdulikannya. Seketika itu juga Daneen melepaskan pelukannya.
"Jin, aku minta maaf. Aku tidak pernah sekalipun berniat untuk mengkhianati mu. Ini semua bukan kehendak ku. Apa kamu tidak percaya pada ku?" dengan berderai air mata Daneen bertanya.
Lagi-lagi Dong Jin hanya diam. Dong Jin teringat Prisilia yang gagal menjebak Daneen dengan gigolo di kamar hotel. Dia juga teringat bahwa Papanya lah yang membunuh orang tua Daneen. Dong Jin bingung sekarang harus melakukan apa. Di sisi lain Dong Jin sangat mencintai Daneen, dan dia pun mengerti ini bukan kesalahan Daneen sehingga Daneen bercinta dengan Pria asing. Sebagai seorang kekasih Dong Jin merasa marah, cemburu tapi ini murni bukan kehendak Daneen. Dan Pria itu juga bukan Pria berengsek dari pandangan Dong Jin. Di sisi lain Dong Jin pasti akan menerima penolakan Daneen ketika suatu hari nanti dia mengetahui Papanya Dong Jin lah pembunuh orang tuanya.
"Jin, apa sekarang kamu menyesal sudah menyukai ku?" tanya Daneen.
Daneen merasa Dong Jin saat ini sudah tidak menyukainya lagi.
"Celine, aku akan bertanggung jawab. Sungguh, aku akan bertanggung jawab atas semuanya." Yuwen perlahan mendekati Daneen.
"Jin apa kamu sekarang berubah? Apa sekarang kamu jijik melihat ku? Apa kamu tidak percaya lagi sama aku?" Daneen memegang kepalanya, ingatan masa pahit hidupnya bertahun-tahun yang lalu datang lagi.
Dong Jin menyadari itu. Dong Jin berusaha menenangkan Daneen. Tidak hanya Dong Jin, Yuwen pun kaget melihat perubahan dari diri Celine. Celine tiba-tiba berubah dari belakang tubuhnya keluar sayap berwarna hitam. Wajahnya memucat, pupil matanya memancarkan cahaya merah. Dari arah belakang muncullah sesosok makhluk berbadan besar, berbulu, berlidah panjang mempunyai tanduk di tengahnya perlahan merangkul Celine.
TIDAKKKKKK!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Queen
ya iya lah, kekasih nya bermain dengan orang lain.
2024-01-13
1
Queen
😱😱😱 Ayah Dong Jin
2024-01-13
1
Queen
waduh sama Yuwen
2024-01-13
1