Malam Panas

AAAGGHHH!

Makhluk itu menyerang Yuwen, Yuwen tidak bisa bernafas, dadanya sakit terkena serangan. Dokter Fai langsung mengambil tindakan segera menyadarkan Yuwen.

"Tuan Yuwen, apa yang Anda rasakan?" tanya Dokter Fai.

"Ini nyata Dokter, bukan ilusi. Saya bisa merasakannya. Tapi siapa gadis itu?" Yuwen mencoba mengingat.

"Gadis? Yang anda maksud dengan seseorang yang begitu rapuh itu adalah seorang gadis?" tanya Dokter Fai.

"Iya Dok. Tapi saya tidak tahu apakah gadis itu juga nyata. Jika nyata saya ingin sekali bertemu dengannya." Jawab Yuwen.

"Bisakah Anda sebutkan ciri-ciri gadis itu?" Dokter Fai mengambil kertas dan pena dari dalam tasnya.

Yuwen memejamkan matanya dan menyebutkan ciri-ciri gadis itu sedetail mungkin. Dokter Fai mencoba mengikuti petunjuk dari Yuwen tangannya terus menari indah di atas kertas putih. Dokter Fai membulatkan matanya melihat sketsa gadis yang dia buat dari petunjuk Yuwen.

"Apakah ini gadis yang Tuan Yu maksud?" Dokter Fai menunjukkan hasil sketsa wajahnya.

Lama Yu menatap sketsa itu, "Benar dia orangnya. Boleh saya simpan foto ini?" Pinta Yuwen.

"Silakan." Dokter Fai memberikan sketsa foto itu.

"Mengapa saya terhubung dengannya Dok?" Yu bicara tanpa memandang Dokter Fai, dia penasaran dengan foto gadis yang yang ada di tangannya.

"Mungkin ada sesuatu yang mengikat kalian, tapi saya tidak mengetahuinya. Baiklah Tuan Yu, saya permisi. Jika masih memerlukan saya silakan datang ke tempat praktek saya. Tuan Emran tau tempatnya." Pamit Dokter Fai.

Setelah mengantar Dokter Fai ke depan pintu, Emran kembali ke tempat Bos Yu.

"Emran, cari tau selengkapnya tentang gadis ini." Yu menyerahkan sketsa wajah itu kepada Emran.

Sementara itu Bu Lisa dan Pak Ari bekerja di rumah kediaman Dong Jin. Mereka bertugas sebagai Asisten rumah tangga dan orang-orang kepercayaan Dong Jin. Daneen melanjutkan aktivitas sehari-harinya, pagi sekolah di SMA Negeri 2 di Kotanya, pulang sekolah bekerja paruh waktu di restoran cepat saji. Dong Jin selalu mengisi hari-harinya Daneen. Perlahan Daneen mulai beradaptasi dengan lingkungannya. Daneen sejenak melupakan hobi extreamnya yaitu berhalusinasi selama berjam-jam, tentu saja semua itu berkat Dong Jin.

Dong Jin dan Daneen semakin dekat. Dong Jin selalu menemani dan mengajarkan Daneen tentang pelajaran sekolahnya. Tiga tahun masa SMA dilalui Daneen dengan prestasi dan persahabatan. Tidak seperti masa-masa sekolah sebelumnya. Kali ini masa-masa SMA Daneen sangat berwarna. Daneen mendapatkan banyak teman, Daneen juga sekarang mempunyai seorang kekasih. Kekasih yang selama tiga tahun ini selalu sabar menemani suka maupun dukanya. Kekasih yang mampu mengisi kekosongan hatinya dan membuka dunia baru untuknya. Dia adalah Dong Jin. Dong Jin bahkan telah merencanakan masa depan dengan Daneen. Dong Jin diam-diam membeli sebuah rumah untuk mereka berdua. Dong Jin memiliki sebuah bisnis di negara asalnya yang tidak diketahui Daneen. Secara finansial Dong Jin mapan untuk berumah tangga. Dong Jin menunggu Daneen lulus SMA untuk mempersuntingnya dan membawanya ke Negara asalnya.

Seperti biasa, Dong Jin menjemput Daneen dari kerja paruh waktunya. Dong Jin tak sengaja mendengar pembicaraan beberapa anak gadis yang usianya sama dengan Daneen.

"Bukankah itu si Halu?" tunjuk Prisilia.

"Halu? Siapa?" tanya dua orang temannya.

"Itu yang pakai baju biru di depan pintu restoran." Tunjuk Prisilia.

"Gue gak kenal. Emang dia siapa?" tanya temannya.

"Orang gila. Sering mengkhayal, bicara sendiri, tertawa sendiri, menangis sendiri. Mungkin juga akan menjadi jomblo abadi." Prisilia ngakak tertawa.

"Ih takut." Temannya bergidik.

Dong Jin berjalan ke arah mereka.

"Eh liat Oppa gans." Teman Prisilia mengedipkan mata ke arah Prisilia.

"Wawww." Prisilia terkesima.

Dong Jin melambaikan tangannya.

"Dia melambaikan tangan ke loe Prisilia. Kekasih loe ya?" tanya temannya.

Prisilia cuman tersenyum sambil menyelipkan rambut ke telinganya. Dan Dong Jin akhirnya melewati mereka bertiga dan langsung memeluk Daneen yang mematung karena kaget serta mendaratkan kecupan ke kening Daneen.

"Apa!" Prisilia tidak percaya Cowok itu adalah kekasih si Halu.

"Sudah lama menunggu sayang?" Dong Jin memamerkan kemesraan di depan Prisilia dan teman-temannya.

"Ehm...Ehm...Ada apa?" bisik Daneen.

"Aku kangen." Dong Jin kembali memeluk erat Daneen.

"Hmmm permisi. Maaf mengganggu kalian." Prisilia yang panas mendekati Daneen dan Dong Jin.

"Pri...silia." Daneen berlindung dibalik punggung Dong Jin.

"Maaf, apa Anda tahu siapa dia?" Prisilia menatap sinis ke arah Daneen.

"Dia kekasihku." Jawab Dong Jin.

"Dia itu orang gila." Prisilia dengan nada yang mengejek.

"Dia tidak gila. Justru saya yang tergila-gila dan telah jatuh cinta kepadanya. Mari sayang." Dong Jin merangkul pundak Daneen dan membawanya pergi.

Prisilia marah dan melemparkan sesuatu ke kepala Daneen. Daneen berteriak dan mengusap kepalanya yang sakit. Dong Jin marah dan langsung mencekik leher Prisilia.

"Awas kamu, berani sekali lagi mengganggu Daneen. Kamu akan mati!" Dong Jin mendorong tubuh Prisilia sampai terjatuh ke tanah.

Prisilia tidak terima dengan perlakuan kasar Dong Jin. Prisilia menelpon seseorang.

Dong Jin kembali ke Daneen. Apa yang terjadi Daneen menjaga jarak dengannya. Tubuhnya gemetar, Daneen tidak berani menatapnya. Apakah Daneen teringat akan trauma masa lalunya?

"Sayang, maaf. Maafkan aku. Aku tidak akan melukaimu. Aku cuman melindungi mu. Percayalah. Aku tidak akan mungkin menyakitimu." Perlahan Dong Jin mendekat dan memeluk Daneen. Dong Jin juga mencium bibir mungil Daneen. Mata Daneen melotot. Ini ciuman pertamanya.

Daneen mulai tenang. Tapi wajahnya masih memucat. Dong Jin menuntun Daneen untuk duduk di sebuah kursi.

"Sayang, tunggu aku sebentar ya. Aku mau beli air mineral." Dong Jin berlari menuju minimarket terdekat.

Ada seorang anak kecil menghampiri Daneen yang duduk sendirian. Anak kecil perempuan itu sangat imut, Daneen sangat suka melihatnya. Anak kecil itu memberikan sebuah minuman dingin untuk Daneen. Daneen dengan senang hati menerimanya dan langsung meminumnya.

Daneen merasakan ngantuk yang luar biasa. Daneen pun tertidur. Ada beberapa orang Cowok mengangkat tubuh Daneen masuk ke dalam mobil dan membawa pergi Daneen.

Dong Jin mencari Daneen, tapi Daneen sudah menghilang. Dong Jin melihat anak perempuan kecil duduk di kursi tempat terakhir kali Daneen.

"Maaf Dek, apa tadi melihat Kakak Cewek pakai baju biru duduk di sini?" tanya Dong Jin.

"Kakak pakai baju biru yang sedih?" tanya anak itu.

"Iya, pergi kemana?" tanya Dong Jin lagi.

"Pergi sama Om-om. Katanya mau pergi ke sini." Anak itu sambil menikmati es krim memberikan sebuah kertas bertuliskan alamat.

Dong Jin segera menuju ke alamat yang tertulis di kertas.

Sementara itu di tempat lain, Yuwen merasakan kepalanya berkunang-kunang, dadanya terasa panas. Yuwen melihat pintu kamarnya terbuka. Yuwen masuk dan melepaskan kemejanya. Yuwen melihat seorang gadis yang tertidur di atas tempat tidurnya.

"Kamu, kamu orang yang selama ini aku cari. Tolong aku." Yuwen menatap penuh nafsu ke arah sang gadis.

Ternyata gadis itu dalam pengaruh obat, gadis itu tiba-tiba menarik tubuh Yuwen dan menciumi bibirnya. Yuwen yang juga dibawah pengaruh obat membalasnya dengan penuh gairah.

"AAAGGHHH!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Queen

Queen

😱😱😱😱

2024-01-12

1

Queen

Queen

waduh

2024-01-12

1

Queen

Queen

kepedean 😜

2024-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!