Celine Menghilang

WUSSHH!

Angin berhembus pelan menyibakkan gorden ruangan bernuansa putih. Hening, sepi, senyap hanya ditemani detak jam dinding.

"Celine, Celine bangun Nak." Suara yang selama ini dirindukan.

"Mami!" Celine bangun dan memeluk Mami.

"Celine merindukan kami?" satu lagi suara yang dirindukan Celine.

"Papi!" Celine pun memeluk Papi.

"Celine sudah besar ya. Ayo bangun Mami masak makanan kesukaan Celine."

Celine tersenyum bahagia dan mengikuti Mami dan Papi ke ruang makan. Di meja makan Celine melihat makanan kesukaannya.

"Makanlah sayang, Celine harus kuat dan sehat." Mami menyuguhkan makanan untuk Celine.

"Jangan lupa minum susu." Papi menyodorkan segelas susu di hadapan Celine.

"Sudah lama tidak ada yang memanggil Celine." Isak haru Celine.

"Iya sayang. Kalau di sini kami akan memanggilmu Celine." Mami membelai rambut Celine.

Celine sangat bahagia, keinginannya untuk bertemu dengan orangtuanya terwujud. Celine memanfaatkan waktunya untuk melepas rindu dengan orangtuanya. Mereka tertawa bersama.

Sementara itu di dunia nyata, Celine menghilang sejak dua hari yang lalu. Bu Lisa dan Pak Ari mencari Celine kemana-mana tetap tidak menemukan. Bu Lisa dan Pak Ari sempat mampir ke Sekolah Celine dan mencari juga tidak menemukan Celine.

Akhirnya Bu Lisa dan Pak Ari melaporkan anak hilang ke kantor Polisi terdekat. Pak Ari memberikan informasi ciri-ciri Celine, dan terakhir kali melihat Celine ketika pagi hari Jumat mereka seperti biasa mengantar Celine ke sekolah.

Senin pagi, suasana Sekolah dikejutkan dengan kehadiran Bu Lisa, Pak Ari dan beberapa orang yang berpakaian seragam Polisi. Pak Polisi meminta ijin untuk mencari Celine yang lebih dikenal dengan Daneen. Pertama-tama Pak Polisi masuk ke dalam kelas 2 A kelas Daneen. Pak Polisi bertanya siapa yang tahu Daneen dimana?. Terlihat aura ketakutan di wajah mereka. Para Polisi yang sudah berpengalaman menyadari keanehan tersebut. Semua anak-anak berkeringat dingin, tidak ada yang berani menatap Pak Polisi.

"Hallo anak-anak perkenalkan nama Bapak Steven. Ada gak yang cita-citanya kalo sudah besar ingin menjadi Polisi?" tanya Pak Steven.

"Saya Pak." Beberapa anak-anak mengangkat tangan.

"Tugas Polisi ayo apaaaa?" tanya Pak Steven lagi.

"Menangkap penjahat." Jawab mereka.

"Pintarrrr. Dan juga menolong orang yang mendapatkan kesusahan. Sekarang teman kalian yang bernama Daneen sedang mengalami kesusahan. Tugas kalian semua untuk menolongnya. Kata orang tuanya Daneen sudah dua hari tidak pulang ke rumah." Kata Pak Steven.

"Apa!" Satu kelas terkejut.

"Ampun Pak! Saya tidak salah. Saya cuman disuruh Prisilia." Salah seorang anak menangis ketakutan.

"Kasian Daneen pasti dia kelaparan di dalam sana." Ada lagi satu anak yang menangis.

"Kalian tau dimana Daneen?" tanya Pak Steven.

"Di gu dang be la kang sekolah. Ampun Pak saya jangan ditangkap. Ini gara-gara Prisilia." Tunjuk temannya.

"Pak minta ijin, dimana gudang belakang sekolah?" tanya Pak Steven kepada Kepsek.

Kepsek, para Polisi, Bu Lisa dan Pak Ari berlari ke gudang sekolah, meninggalkan murid-murid yang menangis histeris di dalam kelas.

Pak Polisi mendobrak pintu gudang sekolah. Di dalam kegelapan, udaranya yang pengap Celine di temukan tergeletak pingsan, wajahnya pucat bibirnya pecah-pecah.

"Daneen!" teriak Bu Lisa.

Pak Polisi segera membawa Celine ke rumah sakit.

Teman-teman Celine yang melihatnya semakin histeris menangis, mereka tidak henti-hentinya menyalahkan Prisilia. Dan mereka sangat menyesal mengapa mereka patuh dan tunduk kepada pada Prisilia hanya karena dia anak pemilik sekolah.

Celine terbaring lemah di rumah sakit dengan selang infus di tangan dan juga selang oksigen yang terpasang di hidungnya. Dokter sangat marah kenapa keadaan Celine seperti ini. Celine pingsan karena kelaparan, dehidrasi dan juga kekurangan oksigen. Ditemukan juga beberapa luka di tubuh Celine akibat pukulan. Diperkirakan Celine korban bullying.

Mendengar hal itu Bu Lisa dan Pak Ari merasa kaget sekaligus marah. Celine selama ini diam tidak pernah menceritakan kejadian buruk yang dialaminya di sekolah. Pak Ari dengan tegas akan melaporkan kasus ini. Kepala Sekolah memohon maaf dan berusaha berdamai dengan Pak Ari. Di hadapan Pak Polisi akhirnya Kepsek mengakui Daneen Korban bullying. Pihak Sekolah tidak dapat berbuat apa-apa karena Pemilik Sekolah mengancam akan memecat Kepsek dan para staf jika mereka membela Daneen. Pemilik Sekolah sangat menyayangi Putri mereka satu-satunya.

"Jadi semua ini demi uang. Saya mengerti kita semua perlu uang. Saya hanya orang miskin yang sangat memerlukan uang untuk makan dan hidup. Saya juga susah payah membanting tulang bermandi peluh dan keringat di bawah terik matahari. Tapi apakah Bapak rela mengorbankan nyawa seorang anak demi kesejahteraan keluarga kalian!" Pak Ari terduduk dan menangis.

"Sabar Pak. Yang kaya yang berkuasa." Bu Lisa memeluk suaminya.

Hati Pak Kepsek tersentuh. Pak Kepsek juga berlutut di hadapan Pak Ari memohon ampun dan maaf atas kesalahannya. Dan Pak Kepsek bersedia suka rela akan bersaksi demi Daneen. Akhirnya Pak Kepsek kembali ke sekolah untuk mengabarkan kondisi Daneen. Pak Kepsek siap mempertaruhkan jabatannya. Ternyata semua guru juga berpihak kepada Daneen. Teman-teman Daneen juga bersedia mengakui perbuatan mereka. Prisilia marah dan mengadu kepada orangtuanya.

Di dunia dimensi lain, Celine masih bersama orang tuanya. Celine berada di taman bermain. Celine bermain perosotan, ayunan, jungkat-jungkit bersama mereka. Mami dan Papi sangat memperhatikan Celine. Celine selalu diberi makanan, buah-buahan.

"Celine sayang, sudah waktunya kamu pulang." Papi memeluk erat Celine.

"Pulang, pulang kemana Papi?" tanya Celine.

"Pulang ke rumah Celine." Jawab Papi.

"Bukankah di sini rumah Celine?" Celine menatap wajah kedua orang tuanya.

"Sayang, Celine harus pulang kasian Pak Ari dan Bu Lisa sudah kangen sama Celine. Celine kalau kangen panggil Mami dan Papi." Mami memeluk erat Celine.

"Bagaimana caranya?" tanya Celine.

"Cuma Celine yang bisa sayang. Sekarang Celine makan yang banyak, biar sehat kuat. Mami dan Papi menunggu." Mami dan Papi mencium kening Celine.

Tepat di saat itu ada seseorang yang menggunakan jubah hitam tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Dengan kekuatannya menarik paksa Mami dan Papi. Mereka menghilang tepat di depan mata Celine.

"Mami, Papi!" teriak Celine.

"Celine, Celine!" seekor kupu-kupu 🦋 melayang di depan Celine.

"Mami dan Papi dibawa orang jahat." Isak Celine.

"Celine, Mami dan Papi sudah punya dunianya sendiri. Mereka tidak bisa lama-lama bersama Celine. Sekarang kamu harus pulang." Bujuk Chouka.

"Bisakah kamu menjawab pertanyaan ku?" Celine berdiri menghadap ke arah Chouka yang hinggap di kelopak bunga.

"Apa?"

"Apakah Mami dan Papi benar sudah meninggal?" Celine mengharapkan jawaban tidak dari Chouka.

"Iya." Chouka menjawab dengan terpaksa.

"TIDAKKKKKK!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Queen

Queen

😱😱😱

2024-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!