Celine akhirnya kembali ke rumah orang tuanya. Celine tinggal bersama Om Barra, Tante Gaura, dan Varel sepupunya. Setahun berlalu Celine diperlakukan sangat baik oleh keluarganya. Bagaimana tidak, perusahaan membayar semua keperluan Celine. Barra juga mendapat keuntungan dari itu. Selain menggantikan kedudukan Kakak Kandungnya sebagai CEO, Barra juga mendapatkan separuh dari biaya keperluan Celine.
Tibalah hari perayaan ulang tahun Perusahaan. Tiap tahun Perusahaan Adam mengadakan makan bersama seluruh pemegang saham dan juga karyawan. Hari itu Celine mendadak demam tinggi sehingga tidak ikut ke perayaan ulang tahun Perusahaan. Akhirnya Celine tinggal di rumah. Sementara itu Barra, Gaura dan Varel menikmati makan malam mereka.
"Hai Celine. Makin cantik aja. Sudah kelas berapa?" tanya salah seorang karyawan.
"Kelas dua Tan." Jawab Varel.
Hmmm lama-lama setelah diperhatikan Varel dan Celine memang mirip, Barra bicara dalam hati.
"Varel, ingat mulai sekarang nama kamu Celine." Bisik Barra.
"Pah!" Gaura mulai merasa Barra akan merencanakan sesuatu.
"Diam kamu! Ingat semua yang kamu makan dan yang melekat di tubuhmu itu semua uang Celine. Jangan macam-macam kamu!" Ancam Barra.
Gaura menahan diri. Dia masih memikirkan nasib Celine. Jika dia salah melangkah, Celine dalam bahaya. Dulu Barra yang dia kenal sangat baik, sekarang berubah serakah.
Varel sangat menikmati perannya sebagai Celine. Varel banyak mendapatkan hadiah dari pemegang saham dan juga beberapa karyawan.
"Pah, apa semua ini akan diberikan kepada Celine?" tanya Varel.
"Tidak sayang. Mulai hari ini nama kamu Celine. Semua kepunyaan Celine menjadi milikmu." Kata Barra.
"Papah, rumah ini milik Celine. Dia itu keponakan kamu. Anak dari Kakak kandungmu." Gaura tidak terima Varel mulai menular sifat Papahnya.
"Diam kamu! Jika ingin tetap tinggal di rumah ini ikuti semua perintahku!" Barra memegang rahang Gaura.
"Pah, aku ingin kamarnya Celine menjadi kamarku." Kata Varel.
"Varel, gak boleh sayang. Celine tidur dimana?" Gaura dengan lembut membujuk Varel.
"Aku gak mau, pokoknya aku mau kamar Celine." Rengek Varel.
Barra menuju lantai dua kamar Celine. Gaura menyusul dari belakang.
"Pah, Celine sakit. Kasian dia." Gaura menarik baju Barra.
"Celine mulai sekarang kamu pindah kamar. Ini kamar Varel." Barra dengan kasar menarik Celine yang lemah dari tempat tidurnya.
"Om, Celine lagi sakit. Celine tidur dimana?" tanya Celine dengan tubuh bergetar.
"Celine, tinggi sekali demam mu Nak." Gaura menggendong Celine dan langsung membawanya ke rumah sakit.
Celine langsung mendapatkan perawatan dari Dokter. Dokter menyarankan Celine di rawat inap. Celine terkena DBD. Celine dipasangi infus. Gaura sedih melihat kondisi Celine belum lagi perlakuan Suaminya. Gaura melangkahkan kaki ke luar ruangan Celine sekedar menghirup udara segar dan duduk di depannya.
"Bu Gaura." Seseorang berdiri di hadapannya.
Gaura menengadahkan wajahnya, lama dia menatap dua orang yang ada di depannya.
"Pak Ari, Bu Lisa?" Gaura memeluk keduanya tangis pecah dipertemuan mereka.
"Saya kira Bu Gaura tidak lagi mengenali kami." Bu Lisa duduk di samping Gaura.
"Apa yang terjadi dengan kalian? Mengapa kalian menghilang? Apa kalian tidak sayang lagi dengan Celine?" Gaura menangis.
"Maaf Bu Gaura, sejak kecelakaan kami dirawat oleh orang baik di kota sebelah. Dan setelah kami sehat, kami kembali ke rumah tapi Pak Barra mengusir kami. Celine bagaimana keadaannya?" tanya Pak Ari.
Gaura berdiri dan mengajak masuk Pak Ari dan Bu Lisa ke dalam ruangan Celine.
"Celine, dia kenapa Bu?" Bu Lisa berdiri di samping hospital bed.
"Celine terkena DBD. Maafkan saya yang tidak bisa menjaga Celine. Suami saya sekarang berubah. Dia serakah dan ingin menyingkirkan Celine. Saya bingung bagaimana nasib Celine." Gaura menangis.
"Bagaimana kalo Celine ikut dengan kami. Biar kami yang rawat. Bu Gaura percayakan Celine kepada kami." Kata Pak Ari.
"Bagaimana dengan Suami saya. Apa yang harus saya katakan?" tanya Gaura.
"Bilang saja Celine terkena penyakit menular. Pasti Pak Barra segera mengusir Celine." Saran Bu Lisa.
Gaura akhirnya menerima saran Bu Lisa. Gaura menitipkan Celine kepada sepasang Suami Isteri tersebut. Dengan memasang wajah sedih, Gaura memasuki rumah dan disambut pertanyaan dari Barra. Gaura mengatakan saat ini Celine terkena penyakit menular, Gaura takut kalo seluruh rumah akan tertular penyakit Celine. Gaura juga mengkhawatirkan tetangga mereka yang tergolong orang elit apa jadinya jika mereka juga ketularan. Barra langsung menyuruh Gaura segera merapikan semua barang-barang Celine. Gaura segera mengemasi barang-barang Celine, dua koper penuh.
"Pah, Celine apa Mamah tinggal aja di rumah sakit? Nanti pihak rumah sakit menghubungi Mamah gimana?" tanya Gaura.
"Antar ke panti asuhan aja Mah. Biar tiap bulan Papah transfer ke rekening Mamah biayanya." Kata Barra.
"Ok Pah, Mamah pamit dulu ya." Gaura bergegas kembali ke rumah sakit.
Celine sehat kembali dan ceria. Karena Bu Lisa dan Pak Ari kembali bersamanya. Bu Lisa mengajak Celine untuk tinggal bersama mereka. Tentu saja Celine langsung mengiyakan. Celine lebih memilih meninggalkan rumah mewahnya dari pada mendapatkan perlakuan kasar dari Om Barra dan Varel. Tanpa sepengetahuan Gaura, Celine melewati hari-harinya tanpa makanan. Celine dilarang pergi ke sekolah, bermain di luar malah disuruh mengerjakan pekerjaan rumah. Barra sengaja melakukan itu agar Celine tidak betah di rumah. Celine terkadang mencuri makanan di rumahnya sendiri. Itupun jika ketahuan Barra, Celine akan dihukum dikurung di dalam gudang gelap berdebu penuh dengan sarang tikus dan kecoa.
Celine hidup sangat sederhana di sebuah rumah tua. Celine dibekali ilmu bela diri oleh Pak Ari dan Bu Lisa. Celine memberikan uang kepada Pak Ari dan Bu Lisa untuk keperluan mereka sehari-hari, uang pemberian dari orang tuanya. Dengan halus Bu Lisa dan Pak Ari menolaknya. Karena Celine suatu saat pasti akan memerlukannya. Dan di kota ini demi keselamatan Celine, nama Celine diganti dengan nama Daneen.
Daneen meneruskan Sekolahnya di Kota itu. Daneen terkenal anak yang pintar, rajin dan baik hati. Ternyata tidak semua orang menyukai Daneen. Salah satunya anak orang terkaya di Kota Z. Dia iri melihat betapa cantik, pintarnya Daneen. Satu hal yang tidak dimiliki Daneen adalah uang. Anak itu menyuruh semua orang untuk menjauhi Daneen, dan siapa yang berani berteman dengan Daneen akan mendapatkan hukuman. Dan terjadilah pembullyan terhadap Daneen, setiap hari Daneen disuruh membersihkan kamar mandi, mengerjakan PR teman-temannya. Pihak Sekolah tidak berani melawan kehendak Prisilia, karena dia adalah anak pemilik sekolah.
Dan lagi-lagi hari ini Daneen dibully. Kali ini dia di kunci di sebuah gudang belakang sekolah. Daneen berteriak tidak ada yang memperdulikannya. Tidak ada ventilasi dan jendela untuk melarikan diri. Daneen merasakan dadanya terasa sesak, penglihatannya mulai kabur. Daneen terduduk lemas di depan pintu gudang.
"Aku ingin mempunyai dunia ku sendiri. Mami, Papi, jemput Celine." Lirih Daneen.
Daneen mulai kehabisan nafas. Pandangannya mulai terasa buram, kepalanya terasa berat. Samar-samar sosok berjubah putih kembali datang. Daneen tergeletak tidak sadarkan diri.
WUSSHH!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Queen
oh tidak
2024-01-06
1
Queen
jaahat
2024-01-06
1