Satu hari yang lalu.
Varel diculik oleh anak buah Ji Hun di sebuah club malam yang sedang merayakan hari ulang tahunnya. Varel dibawa ke sebuah gudang terbengkalai. Ji Hun meminta Varel untuk membuka pintu ghaib yang ada di gudang itu. Varel sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan Ji Hun. Ji Hun marah merasa dipermainkan oleh Celine KW. Tidak sanggup menahan pukulan, akhirnya Varel mengakui dirinya bukan Celine. Ji Hun berang, karena tertipu. Ji Hun kemudian meminta Varel memberitahukan dimana Celine yang asli. Varel tidak tahu karena lama tidak bertemu dengan Celine selama bertahun-tahun. Kemudian Ji Hun memerintahkan orang-orangnya untuk berpencar mencari Celine yang asli. Dengan uang dan kekuasaan akhirnya Ji Hun menemukan Celine di sebuah rumah sakit. Ji Hun juga mendapatkan informasi bahwa Dong Jin menjalin hubungan dengan Celine. Ji Hun akhirnya mendapatkan sebuah ide untuk menangkap Celine. Dan rencana itu berhasil.
Keesokan harinya.
DOR!
BOOM!
"Celine, Celine, bangun!" Dong Jin mengedarkan pandangannya, mengapa tiba-tiba dia dan Celine berada di sebuah kamar penuh debu.
"Aku ada dimana?" Celine juga dalam kebingungan, matanya berkeliling di tempat asing.
"Bukannya kita di rumah sakit?" Jin mencoba mengingat.
"Terakhir kali, aku mendengar suara tembakan. Tiba-tiba ada banyak asap dan pandangan ku gelap. Mungkin ada orang yang menculik kita." Ujar Celine.
"Aku baru ingat, mengapa kamu tiba-tiba ada di depan ku?" tanya Dong Jin.
"Aku melihat seseorang menodongkan senjata kearahmu. Aku ingin memperingatkan mu." Kata Celine.
"Terima kasih. Setelah semua yang aku lakukan padamu, kamu masih memperdulikan ku." Jin tertunduk penuh penyesalan.
"Siapa dia? Orang yang ada di belakangmu?" tanya Celine.
"Dia Papaku. Celine kita harus keluar dari sini. Aku takut dia akan berbuat jahat padamu." Dong Jin mencari cara untuk keluar dari kamar itu.
KREEK!
Pintu kamar terbuka. Ji Hun dan beberapa anak buahnya masuk ke dalam.
"Pa, apa yang terjadi?" Dong Jin berdiri melindungi Celine.
"Jin, Papa cuma ingin minta tolong kepada Celine." Jawab Ji Hun.
"Minta tolong?" Dong Jin seolah tidak mempercayai Papanya.
"Iya, Papa mau minta tolong. Percaya sama Papa. Ayo." Ji Hun dan anak buahnya keluar dari kamar.
"Jin." Celine menarik ujung baju Dong Jin.
"Tenang, aku akan melindungimu." Dong Jin mengikuti Papanya disusul Celine dari belakang.
"Hmmm, hmmm." Varel seolah meminta tolong kepada Celine.
"Pa, siapa dia?" tunjuk Dong Jin.
"Celine KW." Jawab Ji Hun.
"Varel?" Celine menatap dari kejauhan.
"Hmmm...hmmm." Varel mengangguk.
"Jangan perdulikan orang yang membuat susah hidupmu. Celine, Om minta tolong. Buka pintu itu." Ji Hun dengan sopan dan lemah lembut meminta.
"Kenapa harus Celine Pa. Jin juga bisa." Dong Jin membuka pintu yang ada di hadapannya. Tapi tidak bisa.
"Jika saya bisa membuka pintu itu bisakah saya meminta sesuatu?" Celine menatap ke arah Ji Hun.
"Semua permintaanmu akan Om kabulkan." Jawab Ji Hun.
"Bebaskan kami, termasuk dia." Tunjuk Celine kearah Varel.
"Ok." Ji Hun menganggukkan kepalanya dan menyuruh anak buahnya membuka ikatan Varel.
Celine melangkahkan kakinya ke depan pintu. Dengan mudah Celine membuka pintu gudang yang nampak berkarat itu. Dari dalam terlihat cahaya kuning menyilaukan mata. Celine bergegas meninggalkan gudang, Dong Jin dan Varel berlari mengejar Celine.
"Cepat tinggalkan tempat ini!" Celine dengan cepat berlari.
Dong Jin melihat salah satu mobil yang terparkir dan suatu keberuntungan kuncinya masih nyantol di dalam.
"Ayo masuk." Dong Jin sudah berada di belakang setir.
Celine mendorong Varel masuk ke kursi belakang.
"Kita berpisah di sini. Berhati-hati lah kalian." Celine memejamkan matanya dan menghilang.
"Han...tu!" teriak Varel.
Dong Jin tidak memperdulikan Varel yang ketakutan di kursi belakang. Dong Jin dengan kencang melarikan mobilnya dalam kesunyian hutan.
Di rumah sakit di dalam kamar Celine, Yuwen, Adam, Chen, mencari keberadaan Celine. Sudah berjam-jam Celine menghilang dan tidak ada kabarnya.
"AAAGGHHH!" Celine duduk di atas tempat tidurnya sambil memegang perutnya.
"Yank, dari mana saja kamu?" Yuwen memencet tombol yang ada di dinding.
"Yu, biarkan Celine tenang dulu." Kata Chen.
Dokter dan perawat segera memeriksa Celine. Celine mengalami kram di perut. Dokter memberikan obat pereda nyeri kepada Celine. Setelah Dokter dan Perawat pergi, Celine menceritakan semua yang terjadi kepada Adam, Chen dan Yuwen.
"Dimana Varel? Bukankah dia bersamamu?" tanya Adam.
"Tadinya mau Celine tinggalin di dalam gudang. Tapi demi rasa kemanusiaan, Celine meninggalkannya bersama Dong Jin." Jawab Celine.
"Tunggu dulu, Ji Hun meminta kamu untuk membuka sebuah pintu?" tanya Chen.
"Iya Pa, dibalik pintu itu tersimpan banyak sekali emas. Tapi mengapa Om Ji Hun mengatakan hanya Celine yang bisa membuka pintunya?" Celine memandang Papinya seolah meminta jawaban atas pertanyaannya.
"Dulu sewaktu kamu kecil Celine, Ji Hun bertamu ke rumah. Di mata Ji Hun kamu anak yang istimewa. Suatu hari kita sekeluarga berkunjung ke rumah keluarga Ji Hun, entah mengapa setelah hari itu Ji Hun selalu ingin bertemu denganmu. Sampailah pada malam itu Ji Hun mengancam akan menculik kamu jika Papi tidak mengijinkan." Cerita Adam.
"Apa yang diinginkan Ji Hun?" tanya Chen.
"Itu lah, sebagian memoriku hilang setelah kejadian itu." Jawab Adam.
"Tempat itu banyak sekali emas. Tapi tempat itu berbahaya. Keserakahan membutakan matanya. Kita lihat sampai berapa lama dia bisa bertahan." Kata Celine.
Sementara itu Dong Jin masih melajukan mobilnya. Dalam diam Varel mengagumi Dong Jin. Mengapa Celine begitu beruntung mendapatkan Pria seperti Dong Jin. Wajahnya yang begitu tampan, sepertinya dia kaya. Aku harus mendapatkannya, aku harus merebut semua milik Celine, batin Varel.
"Katakan dimana rumahmu?" Dong Jin masih fokus dengan setirnya.
"Aku tidak berani pulang, pasti Papaku akan menghukumku." Varel tertunduk sedih.
"Terus kamu mau kemana?" Dong Jin masih fokus dengan setirnya.
"Aku tidak tau." Jawab Varel.
"Apa kamu punya uang?" Dong Jin sama sekali tidak menatap Varel.
Varel kesal, masa wajah secantik dirinya gak dilirik sama sekali oleh Dong Jin. Wajahnya juga mirip dengan Celine. Varel membuka kasar tasnya, ternyata kartu debitnya masih ada.
"Iya." Jawab Varel.
"Ok, aku akan antar kamu ke hotel." Dong Jin terus melajukan mobilnya.
"Hmm, mereka orang-orang jahat. Aku seharian belum makan, aku juga mereka pukul." Varel meringis menahan sakit.
"Orang jahat pasti akan bertemu dengan orang jahat." Sahut Dong Jin.
"Maksudnya?" Varel menatap Dong Jin dari kaca spion.
"Apa kamu orang jahat?" tanya Dong Jin.
"Aku orang yang tersakiti. Kamu tidak mengenalku. Yang jahat itu Celine. Semua kepunyaanku dia rampas." Kata Varel.
CIIIIIIIITTT!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Queen
😜
2024-01-20
1
Queen
ngapain dilepasin🤣 biarin
2024-01-20
1