Dunia Hantu

BRUUK!

"Halu!" Dong Jin berlari mengangkat tubuh Daneen yang tiba-tiba ambruk tepat di samping batu nisan.

Dong Jin membalik tubuh Daneen. Keningnya berdarah. Tidak berapa lama seseorang memanggil Dong Jin. Dong Jin mengangkat tubuh Daneen dan berlari ke arah mobil.

"Om, kening Daneen berdarah." Dong Jin memangku Daneen di dalam mobil.

"Apa yang terjadi? Om segera meluncur setelah menerima pesanmu." Kata Dokter Fai.

"Om benar, dunia halu itu ada. Sangat nyata seperti dunia kita. Entah mengapa aku bisa ada di sana dan bertemu si Halu." Jawab Dong Jin.

"Si Halu?" Dokter Fai menatap Don Jin dari spion mobil.

"Hmmm, Daneen. Maaf Om, aku mengajak Daneen ke sini untuk membuatnya sadar bahwa orang tuanya sudah meninggal dunia. Dan aku ingin membuat Daneen kembali ke dunia nyata." Dong Jin menatap Daneen yang matanya tertutup rapat.

Tibalah mereka di rumah sakit.

"Tolong bawa Daneen ke ruangan UGD" Kata Dokter Fai.

Luka di kening Daneen segera dibersihkan dan diberi obat. Matanya masih terpejam dan kepalanya terbalut perban. Dong Jin duduk di samping ranjang pasien.

Beberapa waktu lalu Dong Jin yang baru tiba dari luar negeri berkunjung ke tempat praktek Omnya Dokter Fai. Tidak sengaja dia melihat dan mendengar pembicaraan Dokter Fai dengan Pak Ari. Dong Jin penasaran dan mengikuti Daneen dan keluarganya. Dong Jin mencari tahu rumah, sekolah dan kegiatan Daneen. Dong Jin juga melihat Daneen yang sering bicara sendiri. Ada perasaan iba, suka yang bercampur menjadi satu. Dan hari ini entah kenapa Dong Jin bisa masuk ke dalam dunia halusinasi Daneen.

"AAAGGHHH!" Daneen terbangun dan merasakan sakit di kepalanya.

"Apa masih sakit?" Dong Jin berdiri dan menghampiri Daneen.

"Aku kenapa?" tanya Daneen.

"Aku juga tidak tahu, keningmu berdarah dan kamu tidak sadarkan diri." Jawab Dong Jin.

"Terima kasih karena sudah baik." Daneen menunduk.

"Sekarang aku temanmu. Namaku Dong Jin. Panggil aku Jin." Dong Jin mengulurkan tangan.

"Namaku Daneen, terserah kamu mau panggil aku apa. Halu juga boleh." Daneen menunduk dan membalas uluran tangan Dong Jin.

"Daneen, kamu kenapa Nak?" Bu Lisa dan Pak Ari memeluk Daneen.

"Saya tidak apa-apa. Ibu dan Bapak jangan khawatir." Kata Daneen.

"Mari Pak, Bu, Daneen kita ke kantin dulu. Kasian Daneen belum makan." Ajak Dong Jin.

Setelah makan malam di kantin, akhirnya Pak Ari dan Bu Lisa menceritakan kejadian beberapa tahun yang lalu kepada Daneen, Dokter Fai dan Dong Jin. Sebenarnya Daneen adalah anak yang istimewa. Malam itu Tuan Adam dan Nyonya Ella ingin menyelamatkan Daneen dari kejaran seseorang. Tuan Adam mendapatkan telepon dari sahabatnya, ada yang ingin menculik Daneen. Dan memanfaatkan kekuatan Daneen untuk tujuan tertentu. Dokter Fai dan Dong Jin saling berpandangan, apakah keistimewaan Daneen adalah menciptakan dunia halu, itulah yang dipikirkan mereka.

"Daneen, Ibu harap kamu mengikhlaskan semuanya Nak. Apa Daneen tidak kasian dengan Papi dan Mami. Mereka di sana tidak akan tenang." Bu Lisa memeluk Daneen dengan penuh kasih sayang.

"Iya, ikhlaskan mereka sayang. Kembaliah ke dunia nyata." Ujar Pak Ari.

"Tapi saya ingin tahu siapa yang membunuh kedua orang tua saya." Kata Daneen.

"Kita akan mencari tahu sayang. Kita bersama." Sahut Pak Ari.

Dokter Fai dan Dong Jin mengantarkan pulang Daneen, Bu Lisa dan Pak Ari ke rumah mereka. Dan Dong Jin meminta ijin untuk mengantar Daneen besok ke sekolah. Tentu saja Bu Lisa dan Pak Ari mengijinkannya. Dengan terpaksa Daneen pun mengiyakan.

Rasa sakit, lelah dirasakan Daneen sekarang. Malam semakin larut, Daneen masih belum memejamkan mata. Dari dalam lemari pakaian Daneen terdengar seperti seseorang mengetuk pintu.

TOK! TOK!

Ketukan yang lembut, perlahan berubah menjadi ketukan berulang-ulang dengan nada sedang. Lama kelamaan ketukan itu berubah menjadi nyaring dan keras. Daneen menutupi dirinya dengan selimut.

KREEK!

Terdengar suara pintu terbuka, bunyi langkah kaki bergema. Daneen menegang, bulu kuduknya meremang dan tubuhnya merinding. Perlahan Daneen mengangkat wajahnya dari balik selimut. Kedua mata Daneen melebar, dari balik selimut dia melihat bayangan sesosok Wanita berambut panjang melayang-layang di depannya. Daneen mencubit tangannya. Ternyata ini nyata bukan halusinasinya.

Wanita itu masih betah berlama-lama di depan Daneen. Bau anyir, amis darah memenuhi kamar Daneen. Daneen memejamkan mata, siapapun tolong aku, batin Daneen.

WHOOOOSSSH!

"Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan!" Dong Jin tiba-tiba muncul di kamar Daneen.

Makhluk itu pun menghilang.

"Halu, ini aku Jin. Jangan takut." Dong Jin membuka perlahan selimut Daneen.

"Apa ini nyata bukan halu?" tanya Daneen.

"Iya." Jawab Dong Jin.

"Aku takut." Tubuhnya masih bergetar ketakutan.

"Kalau kamu ijinkan, aku akan menemanimu malam ini." Dong Jin duduk di ujung tempat tidur Daneen.

"Kenapa kamu bisa sampai ke sini?" Daneen heran tuk kedua kalinya Jin bisa masuk ke dalam kamarnya.

"Aku juga tidak tahu. Daneen bisakah kamu beritahu bagaimana caranya kamu membuat dunia halu?" tanya Dong Jin.

"Maksudnya?" Daneen menyipitkan matanya.

"Dunia yang kamu buat itu ada. Aku sudah pernah masuk kedalamnya." Kata Dong Jin.

"Maaf Jin gara-gara aku, kamu juga menjadi halu." Daneen menunduk.

"Tidak Daneen ini benar-benar nyata." Dong Jin melihat di atas meja belajar Daneen ada sebuah buku gambar. Dong Jin mengambilnya dan duduk di sebelah Daneen.

"Ini semua adalah khayalan ku. Aku berkhayal berada di suatu tempat yang damai dan nyaman. Penuh kasih sayang, tidak ada orang jahat. Di sana ada orang tuaku." Tunjuk Daneen ke buku gambar yang penuh dengan gambaran tangannya.

"Benarkah? Dan ini siapa?" tunjuk Dong Jin ke gambar seorang Cowok yang muncul dari balik pintu.

"Seseorang yang aku harapkan menjadi pelindung ku." Jawab Daneen.

"Bisakah kamu tunjukkan wajahnya?" pinta Dong Jin.

"Kadang aku menggambar asal, ini." Daneen membalik halaman berikutnya dan nampaklah wajah Cowok tersebut. Daneen dan Dong Jin saling berpandangan.

"Orang ini adalah aku." Dong Jin kaget.

"Kok bisa?" Daneen menatap kembali gambaran diri Cowok di dalam buku gambar dan Dong Jin yang sekarang ada disebelahnya.

"Daneen kamu memang berbeda. Coba sekarang kamu gambar apa yang ada di pikiran kamu sekarang." Dong Jin menyerahkan pensil dan buku gambar kepada Daneen.

Daneen menggambar sesuatu. Tiba-tiba dari balik pintu ada benda melayang di kamar Daneen dan benda itu jatuh di atas tempat tidur Daneen. Dong Jin membuka bungkusan seperti kado ternyata di dalamnya sebuah ponsel.

"Apa kamu menginginkan ponsel?" tanya Dong Jin.

"Iya. Apakah ini bisa berfungsi?" Daneen mengamati ponselnya.

"Iya ini berfungsi, Daneen kamu hebat." Tanpa sengaja Dong Jin memeluk Daneen.

"Jin aku ingin melihat dunia halu. Bisakah kamu menemaniku?" Daneen menahan debaran jantungnya.

Mereka pun menuju pintu lemari pakaian Daneen. Perlahan mereka masuk ke dalam.

"AAAAAAAA! Ini bukan dunia halu, tapi dunia hantuuuuu!" teriak Daneen.

"LARIIIIII"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Na!

Na!

/Facepalm//Grin/

2024-01-09

1

Queen

Queen

😱😱😱😱

2024-01-09

1

Queen

Queen

ciwi wiii iiii ttt

2024-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!