Maikel

Helaan nafas berulang kali Laura lakukan saat tak ada satupun orang yang mau membantu dirinya. Bahkan saat dirinya telah sampai di pasar pun tak ada para pedagang yang mau dagangannya Laura hutangi dengan berbagai alasan yang mereka berikan bahkan tak segan-segan mereka mengusir Laura dengan tindakan yang cukup kasar.

"Ya Tuhan, mau cari dimana lagi?" gumam Laura terus berjalan tanpa arah. Ia tak akan pulang sebelum dirinya mendapatkan apa yang diinginkan oleh ibu mertuanya jika ia tak ingin terkena amukan dari wanita paruh baya itu.

Mata Laura seketika berbinar saat ia melihat tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini terdapat penjual ayam goreng. Bergegas Laura mendekati penjual itu.

"Permisi," ucap Laura saat dirinya telah sampai di depan penjual.

Dua penjual yang awalnya sibuk dengan dagangannya, kompak mereka mengalihkan pandangannya kearah Laura yang masih mempertahankan senyumannya. Keduanya tampak memandang Laura dari atas sampai bawah.

"Maaf saat ini di kedai kami tidak mengadakan pembagian makanan gratis. Jadi lebih baik anda cari di tempat lain saja."

Tunggu, apa maksud dari perkataan salah satu pedagang itu? Apakah mereka menganggap Laura ini seorang pengemis? Tapi jika di lihat-lihat memang penampilan Laura yang sangat lusuh dengan peluh yang membasahi wajahnya bahkan tubuhnya, sangat persis seperti seorang pengemis.

Namun segera Laura menggelengkan kepalanya.

"Tapi saya tidak ingin meminta makanan anda. Niat saya kesini untuk membeli ayam goreng disini. Ta---tapi untuk saat ini saya belum memiliki uang. Saya berniat hutang terlebih dahulu, nanti jika saya sudah memilki uang akan saya bayar," jelas Laura, berharap kedua pedagang itu memiliki rasa iba kepada dirinya sehingga keduanya mau menghutangi dirinya. Namun sepertinya harapannya harus terpatahkan ketika salah satu pedagang kembali bersuara.

"Ck, sama saja itu namanya kamu mau makan gratis. Dan saya tegaskan jika di kedai ini tidak melayani orang yang ingin melakukan hutang piutang. Jadi kamu pergi saja sana, jangan ganggu kita yang lagi sibuk, jika tidak mau pergi, maka saya sendiri yang menyeret kamu untuk menjauh dari kedai ini." Laura dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tidak perlu, saya bisa pergi sendiri. Kalau begitu maaf karena saya sudah mengganggu kalian. Permisi," pamit Laura masih saja dengan nada lembut padahal dirinya telah diperlakukan kurang mengenakan oleh para pedagang itu.

Luara kembali berjalan loyo menyusuri jalan menuju rumah keluarga Kail. Tak ada pilihan lain selain menyerah toh semua usaha telah ia lakukan tapi hasilnya tak sesuai dengan apa yang ia inginkan. Tak apa jika tubuhnya nanti menjadi samsak hidup bagi ibu mertuanya, ia akan terima karena memang dirinya tidak becus melakukan perintah dari ibu mertuanya serta suaminya.

Disisi lain, tepatnya di dalam sebuah mobil BMW, terlihat seorang laki-laki tengah duduk di kursi penumpang sembari menikmati secangkir kopi di tangannya. Laki-laki itu terlihat sangat gagah dan tampan walaupun usianya telah memasuki kepala empat. Mata tajamnya pun mengedar, menatap deretan bangunan gedung tinggi yang menghiasi pinggir jalan ibu kota. Awalnya didalam mobil itu hanya ada kesunyian, sampai suara sopir pribadinya terdengar, sangat kecil memang namun telinga tajam milik laki-laki itu mampu menangkap suara tersebut.

"Bukannya itu nona Laura? Iya tidak sih? Apa hanya mataku saja yang salah lihat." Gumaman itu seketika mengambil seluruh atensi pria berusia 43 tahun itu. Matanya kembali ia edarkan mencari sosok yang telah disebutkan namanya oleh sang sopir. Seketika matanya memincing saat melihat seorang perempuan dengan daster selututnya tengah berjalan dengan kepala yang tertunduk. Ia harus memastikan orang itu memang benar Laura atau bukan.

"Berhenti!" perintah laki-laki tersebut yang dengan seketika membuat sang sopir pribadi menghentikan mobilnya secara mendadak.

"Astaga, tu--- ehh kok sudah tidak ada," tutur sopir tersebut. Padahal baru saja ia ingin protes namun sang majikan sudah lebih dulu keluar dari mobil itu. Dan saat ia menolehkan kepalanya, ia baru tau tujuan tuannya menyuruh dirinya berhenti secara mendadak dan keluar dengan cara tergesa-gesa tadi.

"Haishhh, dasar tuan Maikel," gerutu sang sopir dengan gelengan kepalanya.

Sedangkan di tempat Laura berada saat ini, ia diam-diam menangis, meratapi nasib yang tengah terjadi kepadanya dan juga meratapi nasib yang nantinya akan terjadi. Ia bahkan sudah membayangkan bagian tubuh mana saja yang nantinya akan terluka. Saat Laura tengah berperang dengan pikirannya sendiri, dirinya di kejutkan dengan tarikan kuat di lengannya hingga membuat tubuhnya menghadap sepenuhnya ke belakang. Tak hanya sampai disitu saja, keterkejutan itu kembali terjadi saat mata Laura bertemu dengan tatapan tajam milik laki-laki paruh baya dihadapannya.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini?!" pertanyaan penuh dengan nada tegas itu seolah mendengung di telinga Laura, hingga membuat Laura kesusahan hanya untuk sekedar menelan salivanya.

"Saya tanya sekali lagi, apa yang sedang kamu lakukan disini, Laura?! Jawab?!" Terlihat jelas dari wajah laki-laki itu jika dia tengah marah kepada Laura. Laura juga tidak tau kesalahan apa yang telah ia perbuat kepada laki-laki itu sehingga membuatnya marah seperti ini.

Laura tak kuasa lagi menatap mata tajam di hadapannya, ia memilih untuk menundukkan kepalanya.

"Laura!" geram laki-laki itu karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Laura.

Laura sempat terperanjat kaget, dan dengan sisa keberanian yang ia punya, Laura menjawab, "Maafkan Lau---"

"Saya tidak ingin mendengar kata maaf dari mulut kamu, Laura. Saya hanya ingin mendengar jawaban atas pertanyaan yang telah saya berikan kepadamu tadi!" tegasnya. Sungguh Laura tengah takut setengah mati saat ini. Jika ia menjawab apa yang tengah terjadi kepadanya, ia yakin beberapa jam lagi pasti kematian akan menghampiri dirinya. Tapi jika ia tak menjawab pun, pasti ia juga akan mati di tangan laki-laki di hadapannya ini.

"Tuhan, kenapa hamba selalu berhadapan dengan orang-orang menakutkan seperti ini? Dan sekarang apa yang harus hamba lakukan?! Hamba belum siap untuk mati, Tuhan. Tolong bantu hamba," batin Laura menjerit memohon pertolongan.

Maikel yang tak kunjung mendapatkan jawaban itu, terlihat urat-urat dilehernya telah keluar menandakan jika dirinya sudah benar-benar murka. Cengkraman di lengan Laura pun semakin mengencang hingga membuat Laura meringis kesakitan.

"Ikut saya sekarang juga!" Tanpa menunggu persetujuan dari Laura, Maikel menarik kasar Laura agar mau mengikuti dirinya menuju ke mobil pribadinya tanpa memperdulikan Laura yang tengah memberontak, berusaha untuk melepaskan cengkramannya. Namun usaha Laura sia-sia, terbukti mau dengan cara apapun ia ingin melepaskan cengkraman di tangannya, ia tak mampu membebaskan dirinya sendiri sehingga disinilah dia berada, di dalam mobil Maikel dengan laki-laki itu yang duduk disampingnya.

"Jalan!" perintah Maikel tanpa melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Laura.

Terpopuler

Comments

Aprisya

Aprisya

apakah maikel laki " yang akan menolong laura..?

2024-01-13

3

Yunia Afida

Yunia Afida

laura kok ketemu mikael, siapa dia jahat banget bentak bentak

2024-01-09

0

Hany

Hany

siapa Mikail,apa dia laki laki yg menyukai Laura🤔

2024-01-09

2

lihat semua
Episodes
1 Satu garis merah
2 Hutang
3 Maikel
4 Papa Mertua
5 Pertengkaran
6 Pertengkaran 2
7 Fakta Untuk Laura
8 Diacuhkan
9 Perempuan itu Datang
10 Almira
11 Berhenti atau Bertahan?
12 Luapan perasaan
13 Keputusan
14 Melawan
15 Keputusan akhir
16 Akhir dan Permulaan
17 Rumah Sementara
18 Kehidupan baru
19 Menghilang
20 Pertemuan Laura dan Almira
21 Aduan Laura
22 Kembali hanya Membawa Luka
23 Minta maaf
24 Kembali
25 Fakta menyayat hati
26 Tekat Membalas
27 Melawan Julio
28 Keterkejutan Julio
29 Keributan Pertama
30 Tantangan
31 Mencoba untuk Menggoda
32 Aksi Beti
33 Terjawablah sebuah rahasia
34 Art baru
35 Menyusun rencana
36 Beraksi
37 Ketahuan
38 Hukuman Untuk Beti
39 Ketahuan
40 Alasan Laura
41 Terungkapnya Identitas
42 Permintaan Lucius dan Amukan Julio
43 Pertemuan Beti dan Lucius
44 Keputusan Maikel
45 Dia Melindungimu
46 Mencoba Mendapatkan Hati
47 Siapa Sosok Wanita itu?
48 Olivia Jasmine Kail
49 Alasan Menikah dengan Beti
50 Secret!
51 Kedekatan Laura dan Lucius
52 Jebakan
53 Kemurkaan Maikel
54 Terungkapnya Sebuah Kebenaran
55 Alasan dan Permintaan Maaf
56 Kabar bahagia dan rencana
57 Tidak sesuai ekspektasi
58 Peringatan!
59 Penelusuran
60 Kobaran api tak terlihat
61 Perlahan terbalaskan
62 Timbal balik
63 Perlahan tapi pasti
64 Awal Kehancuran
65 Pengawasan
66 Hasil
67 Tuduhan
68 Menjadi Penguntit
69 Rencana Licik Beti
70 Pilih kasih
71 Mengetahui rencana
72 Aksi Almira
73 Pertengkaran kecil
74 Berita dan Rencana
75 Penyelidikan again
76 Penyerangan
77 Laki-laki pengganti
78 Rencana di mulai
79 Jebakan Batman
80 Rencana berhasil
81 Kejutan Bertubi-tubi untuk Basuki
82 Kekhawatiran Almira
83 Berita dan Kehebohan
84 Surprise dari Beti
85 Satu langkah lagi
86 Pesta Kehancuran
87 Berita menyakitkan untuk Beti
88 Semua kebusukan Beti terungkap
89 Pembalasan untuk Beti
90 Penjelasan untuk Maikel
91 Perkembangan kasus
92 Adu mulut
93 Pertengkaran Julio dan Almira
94 Pengusiran
95 Detik-detik
96 Terbongkar
97 Fakta menyakitkan
98 Akhir Hubungan Julio dan Almira
99 Hancurnya Julio
100 Akhir Balas Dendam
101 Berbeda Nasib
102 Menagih Janji dan Kontraksi
103 Renesmee Dianna Kail
104 Posesif
105 Kilasan Masa Lalu
106 Rencana Jahat
107 Kejutan Kecil-kecilan
108 Keadaan Beti
109 Keinginan Laura
110 Kekhawatiran Laura
111 Proses Melahirkan Beti
112 Kebencian Beti
113 Kembali Ke Penjara Bawah Tanah
114 Keputusan untuk Bayi yang Malang
115 Tak Perduli
116 Fakta Mengejutkan
117 Akan segara di mulai
118 Tamu tak diundang
119 Bukti
120 Drama
121 Mengikuti alur
122 Ide licik Laura
123 Mulai pergerakan
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Satu garis merah
2
Hutang
3
Maikel
4
Papa Mertua
5
Pertengkaran
6
Pertengkaran 2
7
Fakta Untuk Laura
8
Diacuhkan
9
Perempuan itu Datang
10
Almira
11
Berhenti atau Bertahan?
12
Luapan perasaan
13
Keputusan
14
Melawan
15
Keputusan akhir
16
Akhir dan Permulaan
17
Rumah Sementara
18
Kehidupan baru
19
Menghilang
20
Pertemuan Laura dan Almira
21
Aduan Laura
22
Kembali hanya Membawa Luka
23
Minta maaf
24
Kembali
25
Fakta menyayat hati
26
Tekat Membalas
27
Melawan Julio
28
Keterkejutan Julio
29
Keributan Pertama
30
Tantangan
31
Mencoba untuk Menggoda
32
Aksi Beti
33
Terjawablah sebuah rahasia
34
Art baru
35
Menyusun rencana
36
Beraksi
37
Ketahuan
38
Hukuman Untuk Beti
39
Ketahuan
40
Alasan Laura
41
Terungkapnya Identitas
42
Permintaan Lucius dan Amukan Julio
43
Pertemuan Beti dan Lucius
44
Keputusan Maikel
45
Dia Melindungimu
46
Mencoba Mendapatkan Hati
47
Siapa Sosok Wanita itu?
48
Olivia Jasmine Kail
49
Alasan Menikah dengan Beti
50
Secret!
51
Kedekatan Laura dan Lucius
52
Jebakan
53
Kemurkaan Maikel
54
Terungkapnya Sebuah Kebenaran
55
Alasan dan Permintaan Maaf
56
Kabar bahagia dan rencana
57
Tidak sesuai ekspektasi
58
Peringatan!
59
Penelusuran
60
Kobaran api tak terlihat
61
Perlahan terbalaskan
62
Timbal balik
63
Perlahan tapi pasti
64
Awal Kehancuran
65
Pengawasan
66
Hasil
67
Tuduhan
68
Menjadi Penguntit
69
Rencana Licik Beti
70
Pilih kasih
71
Mengetahui rencana
72
Aksi Almira
73
Pertengkaran kecil
74
Berita dan Rencana
75
Penyelidikan again
76
Penyerangan
77
Laki-laki pengganti
78
Rencana di mulai
79
Jebakan Batman
80
Rencana berhasil
81
Kejutan Bertubi-tubi untuk Basuki
82
Kekhawatiran Almira
83
Berita dan Kehebohan
84
Surprise dari Beti
85
Satu langkah lagi
86
Pesta Kehancuran
87
Berita menyakitkan untuk Beti
88
Semua kebusukan Beti terungkap
89
Pembalasan untuk Beti
90
Penjelasan untuk Maikel
91
Perkembangan kasus
92
Adu mulut
93
Pertengkaran Julio dan Almira
94
Pengusiran
95
Detik-detik
96
Terbongkar
97
Fakta menyakitkan
98
Akhir Hubungan Julio dan Almira
99
Hancurnya Julio
100
Akhir Balas Dendam
101
Berbeda Nasib
102
Menagih Janji dan Kontraksi
103
Renesmee Dianna Kail
104
Posesif
105
Kilasan Masa Lalu
106
Rencana Jahat
107
Kejutan Kecil-kecilan
108
Keadaan Beti
109
Keinginan Laura
110
Kekhawatiran Laura
111
Proses Melahirkan Beti
112
Kebencian Beti
113
Kembali Ke Penjara Bawah Tanah
114
Keputusan untuk Bayi yang Malang
115
Tak Perduli
116
Fakta Mengejutkan
117
Akan segara di mulai
118
Tamu tak diundang
119
Bukti
120
Drama
121
Mengikuti alur
122
Ide licik Laura
123
Mulai pergerakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!