Keputusan akhir

Laura melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kearah salah satu ruangan yang ada di lantai dua rumah tersebut setelah dirinya tadi mendengar deruman suara mobil milik sang suami yang meninggalkan pekarangan rumah mewah tersebut. Jadi sudah di pastikan pergerakannya ini akan aman tanpa khawatir akan di ketahui oleh siapapun.

Laura menatap kearah pintu berwarna hitam di depannya. Tanpa ragu, tangannya bergerak untuk mengetuk pintu tersebut. Cukup lama Laura menunggu perintah seseorang di dalam ruangan itu hingga saat ia sudah menyerah karena berpikir jika sang pemilik ruangan tidak ada di dalam, bahkan tubuhnya sudah ia putar bersiap meninggalkan depan ruangan tersebut, namun ternyata tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya bersamaan dengan itu suara bariton dari seseorang terdengar.

"Masuk!" Perintahnya yang membuat Laura menolehkan kepalanya kearah sumber suara.

Terlihat disana seseorang yang tengah ia cari sedang duduk dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Laura sempat berpikir, jika orang itu sedari tadi berada di dalam ruangan, kenapa dia tidak kunjung memberikan perintah dirinya agar segera masuk kedalam ruangannya? Hah, persetan dengan hal itu, Laura memilih untuk segera masuk kedalam ruangan itu dan bertepatan dengan tubuhnya yang sudah berada di dalam, pintu ruangan tersebut menutup sendiri secara otomatis.

Laura diam tak langsung bicara. Jujur, ia bingung harus mulai darimana. Sedangkan laki-laki yang berada di hadapannya saat ini terus menatap kearah dirinya. Hingga suara decakan ia dengar, tanda jika laki-laki itu sudah bosan menunggu.

"Jangan buang-buang waktumu hanya untuk diam disini. Kamu tidak lupa bukan jika kamu harus segera bersiap-siap untuk pergi ke pesta pernikahan suami kamu? Jadi katakan tujuan kamu mendatangi ruangan saya sekarang?" ujar laki-laki tersebut mendesak Laura agar segera membuka suara.

Laura tampak menggigit bibir bawahnya sebelum akhirnya, "Saya setuju dengan rencana yang Papa tawarkan ke saya tiga hari yang lalu."

Keputusan itu membuat laki-laki yang tak lain adalah Maikel menaikan salah satu alisnya.

"Bukannya kamu waktu itu menolak mentah-mentah rencana yang telah saya buat itu? Lalu alasan kamu menerimanya kenapa?" tanya Maikel sembari menyangga kepalanya dengan kedua tangan.

"Sa---saya pikir waktu itu saya bisa menyusun rencana sendiri tapi setelah tiga hari berlalu saya tidak kunjung mendapatkan ide yang pas untuk membalas dendam ke mereka semua," jelas Laura apa adanya.

"Kamu tidak bisa mendapatkan ide sama sekali karena selama tiga hari itu pula fokus kamu selalu tertuju ke Julio. Bahkan saya pikir kamu akan tetap menjadi wanita bodoh seperti biasanya yang terus saja akan diam sampai nyawa kamu melayang di tangan mereka," sindir Maikel yang membuat Laura menundukkan kepalanya. Ia akui selama tiga hari ini ia merasa sangat-sangatlah bodoh. Harusnya ia fokus saja dengan rencananya untuk membalas perbuatan mereka, tapi nyatanya ia justru masih berkeinginan untuk memperbaiki rumah tangganya yang sudah runtuh tak tersisa itu. Sungguh, Laura saat ini merutuki kebodohannya itu. Dan sekarang, ia tersadar jika tak ada lagi yang bisa ia harapkan dari Julio dan dari hubungan rumah tangga mereka. Ia juga sudah tak ingin mendapatkan kekerasan fisik maupun mental dari Julio dan Beti. Cukup bodoh saja, Laura tidak ingin dia menjadi gila.

Tak ada tanggapan dari Laura, Maikel kembali bersuara, "Apa keputusanmu ini memang sudah kamu pikirkan secara matang-matang?"

Laura menegakkan kepalanya lalu dengan cepat ia menganggukkan kepalanya.

"Tidak akan ada kata menyesal dikemudian hari?"

"Tidak akan," jawab Laura tanpa ragu-ragu yang membuat Maikel mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu. Saya harap kamu memang tidak akan pernah menyesal di kemudian hari. Dan untuk surat perceraian kamu dengan Julio akan saya urus. Jika nanti sudah selesai, akan saya berikan ke kamu. Dan untuk saat ini, kembalilah. Kamu harus siap-siap datang ke acara pernikahan suami kamu," ujar Maikel yang sebenarnya terdengar sangat menyebalkan di telinga Laura. Ayolah ia sudah kepalang benci dengan Julio. Apalagi dengan acara yang akan di selenggarakan beberapa menit lagi itu. Tapi ayah mertuanya itu justru selalu mengungkit jika ia harus pergi ke pesta pernikahan Julio yang sayangnya masih berstatus suaminya sendiri. Ingin sekali Laura mengumpati Maikel, tapi mana berani dirinya, yang ada saat ia benar-benar mengumpat, saat itu pula lidahnya akan terbelah menjadi dua. Dan lebih baik dirinya menahan segala umpatannya itu, dan memilih untuk segara undur diri.

Pintu itu tertutup bertepatan dengan hilangnya Laura dari balik pintu tersebut, kini Maikel menerbitkan senyum miringnya.

"I got it," gumam Maikel dengan senyum penuh arti.

...****************...

Laura kini telah berada di sebuah gedung, dimana acara pernikahan kedua Julio di adakan. Tak ada satu orangpun di dalam ruangan itu yang mengenalnya kecuali keluarga Julio sendiri karena saat ia menikah dengan Julio, pernikahan mereka sengaja di sembunyikan dari khalayak ramai dengan alasan Julio tidak ingin nyawa Laura menjadi incaran musuh bisnisnya. Cih, alasan klasik. Kalau memang Julio takut orang yang dia cintai akan terluka, kenapa saat menikah dengan Almira pernikahan mereka di gelar sangat meriah dan di buka secara publik? Dan Laura sadar sekarang, alasan yang Julio berikan dulu bukanlah alasan yang sesungguhnya, melainkan laki-laki itu hanya tak ingin para media ataupun orang lain mengetahui jika dia menikah dengan perempuan yatim piatu dan hidup penuh kesederhanaan. Laura juga paham, pernikahan mereka tidak sepenuhnya karena Julio mencintai dirinya melainkan laki-laki itu menjadikan Laura sebagai alat penghasil anak. Dan setelah dia tidak mendapatkannya dari Laura, Julio justru berpindah ke lain hati. Sungguh Laura tak paham jalan pikiran suaminya itu, sebegitu mudahkan dia mempermainkan sebuah pernikahan yang sakral ini?

Laura tersadar dari pikirannya, saat suara seseorang yang teramat ia kenal menusuk telinganya.

"Bagaimana? Apakah kamu bahagia melihat suamimu berada di atas pelaminan dengan wanita lain yang sangat-sangat cantik dan jauh di atas kamu?" Laura memutar bola matanya malas.

"Tunggu, tanpa kamu jawab pun saya tau jika kamu sangat tersiksa sekarang, hahahaha. Memangnya enak. Makanya jadi perempuan itu jangan mandul. Di tinggalin kan sekarang. Oh ya satu lagi, semoga harimu selalu bahagia ya saat melihat suamimu hidup penuh kebahagiaan dengan keluarga barunya," ujar Beti yang entah sejak kapan dia berada di samping Laura. Sedangkan Laura, ia tetap bungkam, bukan karena dirinya masih takut dengan ibu mertuanya itu melainkan ia hanya tak ingin membuang-buang waktunya sekaligus tak ingin membuat kekacauan. Ayolah ini bukan saatnya dia membuat kekacauan, tapi ada saatnya hal itu akan ia lakukan.

Beti yang tak kunjung mendapat balasan dari Laura, ia memilih untuk pergi karena ada beberapa tamu yang harus dia sapa.

"Biarkan saja dia dilanda kesedihan dan sakit hati yang luar biasa, biar dia tau rasa," gumam Beti dengan lirikan sinisnya kearah Laura sebelum tatapan itu berubah menjadi teduh saat ia mulai menyapa tamu putranya.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

maka nya Laura,,, kalo jadi tokoh utama itu bodoh dan lemah. ini bukan hanya suami dan ibu mertua mu saja ngebully kamu para reader pun gregetan.

2024-05-29

1

Quen

Quen

Bener kta si mikael kaya si laura nunggu Dia mati dulu di siksa mereka baru bales dendam dengan arwah ya kan cewe waras kaga akan ngiruh bukan nya bales dendam dengan cantik eh ngemis mulu makan tu cinta buta ga usah sok soan bales dendam segala kan cinta mati sampe sujud sujud ngemis cinta

2024-05-01

4

Quen

Quen

Mampus si laura siapa suruh jadi cewo bego ya mendarah daging mungkin dia suka di cacimaki di siksa makan nya kamu pisah biar di cacimaki terus di siksa terus kalau orang warasma udah minggat lah si laura malah diem mulu demen di siksa terus

2024-05-01

2

lihat semua
Episodes
1 Satu garis merah
2 Hutang
3 Maikel
4 Papa Mertua
5 Pertengkaran
6 Pertengkaran 2
7 Fakta Untuk Laura
8 Diacuhkan
9 Perempuan itu Datang
10 Almira
11 Berhenti atau Bertahan?
12 Luapan perasaan
13 Keputusan
14 Melawan
15 Keputusan akhir
16 Akhir dan Permulaan
17 Rumah Sementara
18 Kehidupan baru
19 Menghilang
20 Pertemuan Laura dan Almira
21 Aduan Laura
22 Kembali hanya Membawa Luka
23 Minta maaf
24 Kembali
25 Fakta menyayat hati
26 Tekat Membalas
27 Melawan Julio
28 Keterkejutan Julio
29 Keributan Pertama
30 Tantangan
31 Mencoba untuk Menggoda
32 Aksi Beti
33 Terjawablah sebuah rahasia
34 Art baru
35 Menyusun rencana
36 Beraksi
37 Ketahuan
38 Hukuman Untuk Beti
39 Ketahuan
40 Alasan Laura
41 Terungkapnya Identitas
42 Permintaan Lucius dan Amukan Julio
43 Pertemuan Beti dan Lucius
44 Keputusan Maikel
45 Dia Melindungimu
46 Mencoba Mendapatkan Hati
47 Siapa Sosok Wanita itu?
48 Olivia Jasmine Kail
49 Alasan Menikah dengan Beti
50 Secret!
51 Kedekatan Laura dan Lucius
52 Jebakan
53 Kemurkaan Maikel
54 Terungkapnya Sebuah Kebenaran
55 Alasan dan Permintaan Maaf
56 Kabar bahagia dan rencana
57 Tidak sesuai ekspektasi
58 Peringatan!
59 Penelusuran
60 Kobaran api tak terlihat
61 Perlahan terbalaskan
62 Timbal balik
63 Perlahan tapi pasti
64 Awal Kehancuran
65 Pengawasan
66 Hasil
67 Tuduhan
68 Menjadi Penguntit
69 Rencana Licik Beti
70 Pilih kasih
71 Mengetahui rencana
72 Aksi Almira
73 Pertengkaran kecil
74 Berita dan Rencana
75 Penyelidikan again
76 Penyerangan
77 Laki-laki pengganti
78 Rencana di mulai
79 Jebakan Batman
80 Rencana berhasil
81 Kejutan Bertubi-tubi untuk Basuki
82 Kekhawatiran Almira
83 Berita dan Kehebohan
84 Surprise dari Beti
85 Satu langkah lagi
86 Pesta Kehancuran
87 Berita menyakitkan untuk Beti
88 Semua kebusukan Beti terungkap
89 Pembalasan untuk Beti
90 Penjelasan untuk Maikel
91 Perkembangan kasus
92 Adu mulut
93 Pertengkaran Julio dan Almira
94 Pengusiran
95 Detik-detik
96 Terbongkar
97 Fakta menyakitkan
98 Akhir Hubungan Julio dan Almira
99 Hancurnya Julio
100 Akhir Balas Dendam
101 Berbeda Nasib
102 Menagih Janji dan Kontraksi
103 Renesmee Dianna Kail
104 Posesif
105 Kilasan Masa Lalu
106 Rencana Jahat
107 Kejutan Kecil-kecilan
108 Keadaan Beti
109 Keinginan Laura
110 Kekhawatiran Laura
111 Proses Melahirkan Beti
112 Kebencian Beti
113 Kembali Ke Penjara Bawah Tanah
114 Keputusan untuk Bayi yang Malang
115 Tak Perduli
116 Fakta Mengejutkan
117 Akan segara di mulai
118 Tamu tak diundang
119 Bukti
120 Drama
121 Mengikuti alur
122 Ide licik Laura
123 Mulai pergerakan
124 Pinjol
125 Terkuak identitas
126 Terungkapnya Dalang
127 Keadaan Beti
128 Penagih
129 Terungkap
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Satu garis merah
2
Hutang
3
Maikel
4
Papa Mertua
5
Pertengkaran
6
Pertengkaran 2
7
Fakta Untuk Laura
8
Diacuhkan
9
Perempuan itu Datang
10
Almira
11
Berhenti atau Bertahan?
12
Luapan perasaan
13
Keputusan
14
Melawan
15
Keputusan akhir
16
Akhir dan Permulaan
17
Rumah Sementara
18
Kehidupan baru
19
Menghilang
20
Pertemuan Laura dan Almira
21
Aduan Laura
22
Kembali hanya Membawa Luka
23
Minta maaf
24
Kembali
25
Fakta menyayat hati
26
Tekat Membalas
27
Melawan Julio
28
Keterkejutan Julio
29
Keributan Pertama
30
Tantangan
31
Mencoba untuk Menggoda
32
Aksi Beti
33
Terjawablah sebuah rahasia
34
Art baru
35
Menyusun rencana
36
Beraksi
37
Ketahuan
38
Hukuman Untuk Beti
39
Ketahuan
40
Alasan Laura
41
Terungkapnya Identitas
42
Permintaan Lucius dan Amukan Julio
43
Pertemuan Beti dan Lucius
44
Keputusan Maikel
45
Dia Melindungimu
46
Mencoba Mendapatkan Hati
47
Siapa Sosok Wanita itu?
48
Olivia Jasmine Kail
49
Alasan Menikah dengan Beti
50
Secret!
51
Kedekatan Laura dan Lucius
52
Jebakan
53
Kemurkaan Maikel
54
Terungkapnya Sebuah Kebenaran
55
Alasan dan Permintaan Maaf
56
Kabar bahagia dan rencana
57
Tidak sesuai ekspektasi
58
Peringatan!
59
Penelusuran
60
Kobaran api tak terlihat
61
Perlahan terbalaskan
62
Timbal balik
63
Perlahan tapi pasti
64
Awal Kehancuran
65
Pengawasan
66
Hasil
67
Tuduhan
68
Menjadi Penguntit
69
Rencana Licik Beti
70
Pilih kasih
71
Mengetahui rencana
72
Aksi Almira
73
Pertengkaran kecil
74
Berita dan Rencana
75
Penyelidikan again
76
Penyerangan
77
Laki-laki pengganti
78
Rencana di mulai
79
Jebakan Batman
80
Rencana berhasil
81
Kejutan Bertubi-tubi untuk Basuki
82
Kekhawatiran Almira
83
Berita dan Kehebohan
84
Surprise dari Beti
85
Satu langkah lagi
86
Pesta Kehancuran
87
Berita menyakitkan untuk Beti
88
Semua kebusukan Beti terungkap
89
Pembalasan untuk Beti
90
Penjelasan untuk Maikel
91
Perkembangan kasus
92
Adu mulut
93
Pertengkaran Julio dan Almira
94
Pengusiran
95
Detik-detik
96
Terbongkar
97
Fakta menyakitkan
98
Akhir Hubungan Julio dan Almira
99
Hancurnya Julio
100
Akhir Balas Dendam
101
Berbeda Nasib
102
Menagih Janji dan Kontraksi
103
Renesmee Dianna Kail
104
Posesif
105
Kilasan Masa Lalu
106
Rencana Jahat
107
Kejutan Kecil-kecilan
108
Keadaan Beti
109
Keinginan Laura
110
Kekhawatiran Laura
111
Proses Melahirkan Beti
112
Kebencian Beti
113
Kembali Ke Penjara Bawah Tanah
114
Keputusan untuk Bayi yang Malang
115
Tak Perduli
116
Fakta Mengejutkan
117
Akan segara di mulai
118
Tamu tak diundang
119
Bukti
120
Drama
121
Mengikuti alur
122
Ide licik Laura
123
Mulai pergerakan
124
Pinjol
125
Terkuak identitas
126
Terungkapnya Dalang
127
Keadaan Beti
128
Penagih
129
Terungkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!