Hutang

Seolah tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya, di pagi harinya sepasang ibu dan anak tampak bercanda gurau di meja makan sembari menunggu sarapan mereka selesai di siapkan. Sungguh tak ada raut wajah sesal dari dua orang yang kemarin sempat melontarkan kata-kata hina kepada sosok perempuan yang saat ini tengah menatap sedih kearah dua orang itu. Rasa sesak pun mendera hingga memenuhi rongga hatinya saat ini.

Suara menggelegar yang memanggil namanya menyadarkan Laura dari keterdiamannya.

"Laura! Mana sarapan kita!" Teriak itu kembali terdengar. Laura buru-buru beranjak dengan sepiring besar nasi goreng di tangannya.

Tatapan nyalang menyorot dirinya kala ia baru saja sampai di ruang makan. Laura tak berani membalas tatapan mata itu dan dirinya memilih untuk menundukkan kepalanya setelah menaruh nasi goreng di hadapan ibu mertuanya serta suaminya.

"Hanya nasi goreng? Apa kamu bercanda Laura?!" Bentak ibu mertuanya yang berhasil membuat Laura terperanjat kaget.

"Maaf Ma, sayuran dan bahan-bahan lainnya sudah habis dan hanya tersisa dua telur saja. Laura kemarin berniat untuk belanja tapi Laura tidak memiliki uang sepeserpun," ujar Laura dengan takut-takut.

"Tidak punya uang? Bukannya satu minggu yang lalu kamu diberi uang 200 ribu oleh putraku? Jadi kamu kemanakan uang-uang itu? Jangan bilang kamu gunakan untuk membeli keperluan kamu sendiri! Iya kan? Kamu hambur-hamburkan uang itu! Ngaku kamu!" Tuduh Beti yang tentu saja dibalas gelengan kepala oleh Laura.

"Tidak Ma, Laura sama sekali tidak menghambur-hamburkan uang pemberian mas Julio. Tapi karena bahan makanan saat ini terjadi kelonjakan harga," bantah Laura namun masih dengan nada lembut. Sungguh, Laura tidak pernah melakukan hal itu. Bagaimana ia bisa menghambur-hamburkan uang milik suaminya jika dirinya saja hanya diberi nafkah 200 ribu setiap 1 bulan sekali dan uang itu ia gunakan untuk keperluan rumah? Boro-boro mau belanja keperluan dirinya sendiri, jika untuk makan saja ia harus putar otak agar bahan makanan yang dia beli cukup untuk stok selama satu bulan penuh. Dulu Laura pernah berpikir jika ia menikah dengan orang kaya ia akan di manjakan oleh suaminya, namun kenyataan tak seindah yang dia bayangkan. Bukannya hidupnya akan enak setelah menikah dengan Julio yang notabenenya seorang pembisnis, justru hidupnya semakin miris karena ia menikah hanya di jadikan sebagai pembantu tanpa di gaji.

Dulu memang ia pernah dimanjakan oleh suaminya bahkan ibu mertuanya pun bersikap baik kepadanya tapi itu hanya berlaku selama satu tahun usia pernikahan mereka. Dan saat ia belum juga mengandung sampai sekarang, sikap mereka berubah 180° dari sebelumnya. Sampai-sampai Laura pernah berpikir, Julio menikahi dirinya karena cinta atau hanya karena menginginkan keturunan saja alias Laura dijadikan alat penghasil bayi untuk suaminya? Namun pemikiran itu tentu saja langsung di tampik oleh Laura, ia kekeuh jika Julio menikahi dirinya atas dasar cinta dan laki-laki itu berubah karena merasa kesal serta marah saat ia tak kunjung bisa merubah statusnya menjadi seorang ayah.

"Halah alasan saja kamu! Kalau orang boros dan licik ya ngaku saja, tidak perlu berkilah di depan saya karena saya tau tabiat kamu. Dan sekarang saya tidak mau tau, kamu harus menyediakan ayam goreng di atas meja ini sekarang juga dan segera singkirkan nasi gorengmu itu!" Perintah Beti tak terbantahkan.

"Jangan membantah perintah Mama! Lakukan apa yang Mama mau. Pergi sekarang!" Usir Julio kala melihat Laura ingin menimpali ucapan dari sang Mama.

"Tapi mas---"

"Apa?! Mau membantah kamu! Saya bilang pergi sekarang! Saya tidak perduli kamu mau beli permintaan Mama pakai uang apa, yang jelas saya tidak akan memberikanmu uang hingga bulan depan!" Tegas Julio.

Laura, dia bergegas membawa kembali masakannya tadi ke dapur saat melihat tatapan tajam sang suami. Sungguh ia sangat benci situasi ini. Dia ingin sekali melawan tapi rasa takut yang melanda dirinya lebih besar sehingga mengurungkan niatnya.

"Aku harus hutang ke siapa lagi? Ya Tuhan kenapa hidupku sekarang seperti ini?" Gumam Laura dengan berjalan menuju keluar rumah berlantai dua itu. Ia harus putar otak untuk mendapatkan pinjaman guna menuruti kemauan sang ibu mertua dan suaminya. Tapi kemana ia harus meminjam uang? Apakah ke tetangganya lagi? Sepertinya memang hanya tetangganya yang bisa ia mintai pertolongan.

Kebetulan saat itu, terlihat beberapa asisten rumah tangga yang tengah berkumpul untuk menunggu pedagang sayur lewat.

Dengan senyum terbaiknya, Laura mendekati lima art yang berada tak jauh dari depan rumahnya. Tapi kala ia mendekati mereka, terlihat jelas dari tatapan kelima orang tersebut, empat diantaranya menatap dirinya dengan sinis. Dan baru saja ia sampai, Laura langsung di sambut ucapan pedas dari salah satu art tadi.

"Ngapain kesini? Mau pinjam duit lagi? Kalau tujuannya hanya itu, lebih baik kamu pergi, kita tidak ada yang mau meminjamkan duit kita untuk kamu. Yang kemarin saja belum di lunasi, sekarang malah berniat pinjam lagi. Mana setiap kali di tagih alasannya tidak punya uang. Padahal katanya istri orang kaya, tapi hutang kok dimana-mana," sindir perempuan berambut keriting itu.

"Mungkin suaminya bangkrut kali," timpal art dengan rambut yang di ikat kuda

"Mana ada bangkrut, perusahaan pak Julio masih kokoh berdiri tuh. Malah saya dengar-dengar semakin sukses, jadi tidak mungkin beliau itu kekurangan uang. Atau jangan-jangan mbak Laura ini tidak dianggap sebagai istri lagi oleh pak Julio? Tapi kalau dilihat-lihat memang seperti itu sih. Lagian mana ada seorang istri pembisnis terkenal dibiarkan berpenampilan jauh lebih rendah dari seorang art seperti kita-kita ini. Dari wajahnya pun juga kusam banget, terlihat jelas jika tidak pernah perawatan. Duh mbak kok kasihan banget sih kamu," timpal art dengan rambut yang di gulung.

Laura yang mendapat celaan itu hanya bisa tersenyum pedih. Ia tak akan menyangkal setiap perkataan dari para art di depannya saat ini karena apa yang mereka katakan adalah suatu kebenaran.

"Kalian ini jangan bicara sembarangan seperti itu, tidak sopan," ucap art yang memakai kerudung.

"Kita hanya bi---"

"Tidak apa-apa kok mbak Janah karena apa yang mereka katakan memang benar adanya. Dan apa yang dikatakan mbak Nur tadi juga benar jika tujuan saya kesini ingin meminjam uang ke para mbak sekalian. Tapi jika kalian tidak memilikinya, tidak apa-apa saya akan mencari pinjaman ke orang lain. Dan untuk masalah hutang saya ke kalian, maaf untuk saat ini saya benar-benar tidak memiliki uang sepeserpun. Saya harap kalian bisa berkenan untuk memberikan saya waktu lebih lama lagi untuk melunasi hutang-hutang saya. Kalau begitu saya permisi, mari mbak," ujar Laura masih dengan nada bicara yang sangat ramah. Lalu setelahnya, ia berlari menjauhi kelima art tadi tanpa menghiraukan teriakan dari mbak Janah yang terlihat ingin sekali membantunya. Tapi sebelum ia mengatakan ingin membantu, Laura lebih dulu pergi tanpa mendengar lagi ucapan mereka.

Sedangkan Laura, ia menelusuri jalanan dengan sesekali menghapus air matanya dengan kasar.

"Aku benci menjadi lemah! Aku benci air mata ini! Dan aku benci semua yang terjadi kepadaku! Aku benci takdirku, hiks! Aku benci, aku benci, aku benci diriku sendiri!" Ucap Laura dengan salah satu tangannya terkepal erat. Sungguh ia benci dengan kelemahan di dalam dirinya yang tak bisa melawan ketika suaminya, ibu mertuanya bahkan orang lain menindas dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Aprisya

Aprisya

mending kabur aja laura, ngapain kamu harus sana sini cari utang buat beli makanan untuk mereka,, punya mertua dan suami yang gak punya hati nurani,, yang bener saja 200 ribu dapat apa, hanya dapat beras sama garam saja wkwkkkk

2024-01-13

3

Yunia Afida

Yunia Afida

kamu harus kuat laura

2024-01-09

1

Hany

Hany

q juga benci dengan wanita lemah,kenapa kamu gak minta cerai aja,ngapain punya suami kalau hanya untuk di sakiti,mending hidup sendiri dari pada punya suami hanya cuma di jadikan pembantu dan di hina,mana ada 1bulan di kasih jatah uang belanja 200 ribu,tuh mertuamu sendiri aja yg suruh belanja,kasih uangnya ke dia buat belanja 1bukan,bisa cukup gak dia dengan uang segitu 😤

2024-01-09

3

lihat semua
Episodes
1 Satu garis merah
2 Hutang
3 Maikel
4 Papa Mertua
5 Pertengkaran
6 Pertengkaran 2
7 Fakta Untuk Laura
8 Diacuhkan
9 Perempuan itu Datang
10 Almira
11 Berhenti atau Bertahan?
12 Luapan perasaan
13 Keputusan
14 Melawan
15 Keputusan akhir
16 Akhir dan Permulaan
17 Rumah Sementara
18 Kehidupan baru
19 Menghilang
20 Pertemuan Laura dan Almira
21 Aduan Laura
22 Kembali hanya Membawa Luka
23 Minta maaf
24 Kembali
25 Fakta menyayat hati
26 Tekat Membalas
27 Melawan Julio
28 Keterkejutan Julio
29 Keributan Pertama
30 Tantangan
31 Mencoba untuk Menggoda
32 Aksi Beti
33 Terjawablah sebuah rahasia
34 Art baru
35 Menyusun rencana
36 Beraksi
37 Ketahuan
38 Hukuman Untuk Beti
39 Ketahuan
40 Alasan Laura
41 Terungkapnya Identitas
42 Permintaan Lucius dan Amukan Julio
43 Pertemuan Beti dan Lucius
44 Keputusan Maikel
45 Dia Melindungimu
46 Mencoba Mendapatkan Hati
47 Siapa Sosok Wanita itu?
48 Olivia Jasmine Kail
49 Alasan Menikah dengan Beti
50 Secret!
51 Kedekatan Laura dan Lucius
52 Jebakan
53 Kemurkaan Maikel
54 Terungkapnya Sebuah Kebenaran
55 Alasan dan Permintaan Maaf
56 Kabar bahagia dan rencana
57 Tidak sesuai ekspektasi
58 Peringatan!
59 Penelusuran
60 Kobaran api tak terlihat
61 Perlahan terbalaskan
62 Timbal balik
63 Perlahan tapi pasti
64 Awal Kehancuran
65 Pengawasan
66 Hasil
67 Tuduhan
68 Menjadi Penguntit
69 Rencana Licik Beti
70 Pilih kasih
71 Mengetahui rencana
72 Aksi Almira
73 Pertengkaran kecil
74 Berita dan Rencana
75 Penyelidikan again
76 Penyerangan
77 Laki-laki pengganti
78 Rencana di mulai
79 Jebakan Batman
80 Rencana berhasil
81 Kejutan Bertubi-tubi untuk Basuki
82 Kekhawatiran Almira
83 Berita dan Kehebohan
84 Surprise dari Beti
85 Satu langkah lagi
86 Pesta Kehancuran
87 Berita menyakitkan untuk Beti
88 Semua kebusukan Beti terungkap
89 Pembalasan untuk Beti
90 Penjelasan untuk Maikel
91 Perkembangan kasus
92 Adu mulut
93 Pertengkaran Julio dan Almira
94 Pengusiran
95 Detik-detik
96 Terbongkar
97 Fakta menyakitkan
98 Akhir Hubungan Julio dan Almira
99 Hancurnya Julio
100 Akhir Balas Dendam
101 Berbeda Nasib
102 Menagih Janji dan Kontraksi
103 Renesmee Dianna Kail
104 Posesif
105 Kilasan Masa Lalu
106 Rencana Jahat
107 Kejutan Kecil-kecilan
108 Keadaan Beti
109 Keinginan Laura
110 Kekhawatiran Laura
111 Proses Melahirkan Beti
112 Kebencian Beti
113 Kembali Ke Penjara Bawah Tanah
114 Keputusan untuk Bayi yang Malang
115 Tak Perduli
116 Fakta Mengejutkan
117 Akan segara di mulai
118 Tamu tak diundang
119 Bukti
120 Drama
121 Mengikuti alur
122 Ide licik Laura
123 Mulai pergerakan
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Satu garis merah
2
Hutang
3
Maikel
4
Papa Mertua
5
Pertengkaran
6
Pertengkaran 2
7
Fakta Untuk Laura
8
Diacuhkan
9
Perempuan itu Datang
10
Almira
11
Berhenti atau Bertahan?
12
Luapan perasaan
13
Keputusan
14
Melawan
15
Keputusan akhir
16
Akhir dan Permulaan
17
Rumah Sementara
18
Kehidupan baru
19
Menghilang
20
Pertemuan Laura dan Almira
21
Aduan Laura
22
Kembali hanya Membawa Luka
23
Minta maaf
24
Kembali
25
Fakta menyayat hati
26
Tekat Membalas
27
Melawan Julio
28
Keterkejutan Julio
29
Keributan Pertama
30
Tantangan
31
Mencoba untuk Menggoda
32
Aksi Beti
33
Terjawablah sebuah rahasia
34
Art baru
35
Menyusun rencana
36
Beraksi
37
Ketahuan
38
Hukuman Untuk Beti
39
Ketahuan
40
Alasan Laura
41
Terungkapnya Identitas
42
Permintaan Lucius dan Amukan Julio
43
Pertemuan Beti dan Lucius
44
Keputusan Maikel
45
Dia Melindungimu
46
Mencoba Mendapatkan Hati
47
Siapa Sosok Wanita itu?
48
Olivia Jasmine Kail
49
Alasan Menikah dengan Beti
50
Secret!
51
Kedekatan Laura dan Lucius
52
Jebakan
53
Kemurkaan Maikel
54
Terungkapnya Sebuah Kebenaran
55
Alasan dan Permintaan Maaf
56
Kabar bahagia dan rencana
57
Tidak sesuai ekspektasi
58
Peringatan!
59
Penelusuran
60
Kobaran api tak terlihat
61
Perlahan terbalaskan
62
Timbal balik
63
Perlahan tapi pasti
64
Awal Kehancuran
65
Pengawasan
66
Hasil
67
Tuduhan
68
Menjadi Penguntit
69
Rencana Licik Beti
70
Pilih kasih
71
Mengetahui rencana
72
Aksi Almira
73
Pertengkaran kecil
74
Berita dan Rencana
75
Penyelidikan again
76
Penyerangan
77
Laki-laki pengganti
78
Rencana di mulai
79
Jebakan Batman
80
Rencana berhasil
81
Kejutan Bertubi-tubi untuk Basuki
82
Kekhawatiran Almira
83
Berita dan Kehebohan
84
Surprise dari Beti
85
Satu langkah lagi
86
Pesta Kehancuran
87
Berita menyakitkan untuk Beti
88
Semua kebusukan Beti terungkap
89
Pembalasan untuk Beti
90
Penjelasan untuk Maikel
91
Perkembangan kasus
92
Adu mulut
93
Pertengkaran Julio dan Almira
94
Pengusiran
95
Detik-detik
96
Terbongkar
97
Fakta menyakitkan
98
Akhir Hubungan Julio dan Almira
99
Hancurnya Julio
100
Akhir Balas Dendam
101
Berbeda Nasib
102
Menagih Janji dan Kontraksi
103
Renesmee Dianna Kail
104
Posesif
105
Kilasan Masa Lalu
106
Rencana Jahat
107
Kejutan Kecil-kecilan
108
Keadaan Beti
109
Keinginan Laura
110
Kekhawatiran Laura
111
Proses Melahirkan Beti
112
Kebencian Beti
113
Kembali Ke Penjara Bawah Tanah
114
Keputusan untuk Bayi yang Malang
115
Tak Perduli
116
Fakta Mengejutkan
117
Akan segara di mulai
118
Tamu tak diundang
119
Bukti
120
Drama
121
Mengikuti alur
122
Ide licik Laura
123
Mulai pergerakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!