Sarapan Pagi

"Jangan gatal dan murahan kepada Andre!"

Tisha yang sedang mencuci piring langsung menoleh kepada Nizar yang sedang mengambil air minum di kulkas.

"Maksudnya, Pak?" jawab Tisha sambil memicingkan mata. Dia tidak mengerti maksud dari perkataan Nizar barusan.

Nizar tersenyum miring.

"Berlagak sok polos. Saya tahu model perempuan seperti kamu pasti ingin menggoda Andre supaya dinikahi!"

Perkataannya berhasil menusuk relung hati Tisha.

"Bapak kenapa sih selalu menganggap saya ini musuh Bapak?" tanya Tisha yang merasa perkataan Nizar semakin hari semakin tajam untuk dirinya.

"Saya di sini hanya berniat untuk bekerja. Tidak punya niatan yang lain!" lanjutnya.

"Saya tidak suka berdebat dengan kamu. Segera selesaikan pekerjaanmu dan bantu Cean bersiap untuk menyiapkan keperluannya bersekolah besok!" ucap Nizar dengan entengnya.

Tak ada jawaban yang bisa memuaskan hati. Setelah kepergian Nizar, Tisha hanya bisa memejamkan mata dan membuang napasnya dalam.

Saat membuka mata, tiba-tiba matanya berkaca-kaca. Tisha langsung mengusapnya sebelum air mata itu jatuh ke pipi.

Perkara bercanda dengan Andre, bahkan ada Cean juga tadi, Nizar sudah menuduhnya menggoda Andre.

"Udah, ah, Titi, lupakan saja. Lebih baik kamu mengingat-ingat yang baik-baiknya saja. Seperti gaji tiga puluh juta setiap bulan misalnya!" gumam Tisha mencoba menghibur dirinya sendiri sembari berusaha tersenyum.

Lebih baik dia fokus membantu Cean untuk menyiapkan keperluan sekolahnya hari pertama besok.

*****

"Selamat pagi, Cean!" bisik Tisha sambil mengusap kepala Cean.

"Bangun, yuk. Hari ini sekolah loh!" lanjut Tisha sembari melirik jam yang menunjukkan pukul lima.

"Kak Tisha udah buatin bekal untuk Cean loh! Cean penasaran nggak? Pasti Cean suka!" lanjutnya lagi karena Cean tidak segera bangun.

Dia masih asyik tertidur di bawah kehangatan selimutnya.

Tisha tersenyum karena mengingatkannya kepada Yudha di rumah. Bedanya jika kepada Yudha pasti Tisha sudah ngomel-ngomel dan menyiramnya dengan air jika tidak segera bangun untuk sekolah.

"Cean masih ingin libur!" gumam Cean yang menolak untuk bangun.

"Rupanya sama saja seperti anak pada umumnya. Susah banget suruh bangun untuk sekolah!" batin Tisha.

"Tapi hari ini hari pertama masuk sekolah loh. Masa hari pertama berangkatnya telat?" tanya Tisha.

"Cean nggak mau sekolah!" gumam Cean dengan mode mulai emosi. Tidak berbeda dengan anak pada umumnya ternyata.

"Ya Tuhan, tebalkan lah kesabaran hamba-Mu yang hanya setipis tisu ini menjadi seperti sepuluh box tisu!" batin Tisha dalam hati.

"Ya sudah, nanti Kak Titi telpon Miss nya. Mau ngomong kalau Cean hari ini bolos dulu!" ujar Tisha sambil beranjak pergi.

Cean langsung membuka matanya. "Nanti Miss nya marah kalau tahu bolos!" pekik Cean.

Tisha yang sudah berjalan ingin keluar kamar langsung berhenti dan berbalik badan.

"Terus gimana? Cean kan emang mau bolos!" ucap Tisha.

Cean yang sudah mengubah posisinya menjadi duduk berkata, "Izin acara keluarga saja!"

Tisha memicingkan matanya. "Jadi, bohong?"

Cean mengangguk.

Tisha menggeleng, lalu berjalan mendekat kepada Cean. "Izin itu harus ada tanda tangan wali murid. Memangnya Papi mau diajak bohong?"

Cean hanya termenung. Tentu saja papinya tidak mau.

"Kalau begitu izin sakit saja!" Cean berusaha memberi ide lain karena dirinya enggan masuk sekolah.

Tisha membuang napasnya dalam. "Sakit pun harus minta surat keterangan dari dokter. Memangnya Cean mau ke dokter?"

Mendengar kata dokter Cean jadi bergidik ngerti. Cean tidak suka dengan dokter karena biasanya dokter suka menyuntik dan memberi obat yang pahit. Cean tidak suka dengan hal itu.

"Lagi pula kalau Cean bohong sakit, nanti misal sakit beneran gimana? Harus ke dokter beneran dong!" ucap Tisha.

Cean panik mendengar perkataan, misal sakit beneran. Cean tidak suka sakit karena jika sakit dia harus pergi ke dokter.

Cean cemberut. Dengan berat hati dia berkata, "Ya sudah, Cean masuk saja hari ini!"

Tisha berusaha menahan tawanya. Akhirnya drama enggan berangkat sekolah hari ini sudah berakhir.

"Ya sudah. Sekarang Cean mandi ya. Setelah itu sarapan. Kak Titi udah masak nasi goreng yang ada sayur, ayam, dan telurnya seperti yang Cean mau" jelas Tisha dengan semangat sambil mengajak Cean turun dari ranjangnya.

Cean mengangguk-angguk. Memang dirinya sendiri yang kemarin request mau nasi goreng untuk sarapan.

******

"Wah, bekalnya lucu!" seru Cean sambil melihat bekal buatan Tisha.

Tisha membuatkan bekal ala-ala nasi bento dari hasilnya belajar dari media sosial. Jujur ini juga pengalaman pertama membuatkan bekal yang lucu untuk anak-anak.

"Yeay, akhirnya Cean bawa bekal ke sekolah!" seru Cean yang akhirnya merasakan seperti teman-teman lainnya yang dibawakan bekal oleh ibunya ke sekolah.

Sebelumnya jarang, karena tidak ada yang membuatkan bekal. Jadi, selama ini Nizar selalu memasrahkan makan siang putranya kepada pihak kantin sekolah.

"Cean bisa makan bekal bersama teman-teman di kelas!" seru Cean lagi dengan girang.

Tisha tersenyum lebar, walaupun dalam hatinya terasa perih mendengar pertanyaan Cean yang terakhir.

Kasihan sekali dia tidak punya ibu. Papinya juga egois tidak mempercayakan orang lain untuk merawat Cean.

Selama ini dia tumbuh dan berkembang di tangan papi, asisten papinya, dan para bodyguard papinya.

Cean saat ini sudah berada di tingkat terakhir sekolah TK. Bahkan ditingkat terkahir itu juga sudah di semester genap. Sebentar lagi dia akan masuk sekolah dengan tingkatan yang lebih tinggi.

Selama itu juga dia jarang merasakan bekal untuk dibawa ke sekolah. Mungkin hanya beberapa kali saja jika dibuatkan oleh omanya.

Akan tetapi omanya juga orang sibuk. Jarang ada waktu untuk cucunya. Ditambah jarak rumah mereka cukup jauh.

Nizar datang ke meja makan lalu melirik bekal buatan Tisha.

"Pi, Cean bawa bekal hari ini!" Cean memamerkan kepada papinya dengan senyum yang cerah.

"Khem," papinya berdehem dan mengangguk. Nizar tidak berkomentar apapun.

Tisha juga tidak begitu mempedulikan keberadaan Nizar. Baginya yang paling penting adalah Cean. Lagi pula pekerjaan Tisha juga sebagai pengasuh Cean.

Nizar dan Cean yang sudah rapi dengan seragam masing-masing duduk rapi di kursi di meja makan.

Tisha membantu menyiapkan sarapan nasi goreng untuk Cean.

"Saya juga mau!" ucap Nizar pelan tapi dapat terdengar jelas.

Tentu saja Tisha yang sedang mengambilkan nasi goreng untuk Cean langsung menoleh kepada Nizar.

"Papi mau sarapan nasi goreng juga, Kak Titi!" sahut Cean memperjelas maksud papinya.

"Oh, tapi bukannya Bapak biasanya sarapan roti?" tanya Tisha menyampaikan kenyataan berdasarkan pengalaman yang sudah dia lihat.

"Lain kali kalau kamu masak sarapan untuk Cean, masakkan juga untuk saya. Saya sedang bosan dengan roti!" jawab Nizar dengan alasannya.

Tisha masih merasa aneh.

"Kalau kamu tidak keberatan!" lanjut Nizar dengan cepat.

Tisha tersenyum. "Kebetulan saya kalau masak banyak, Pak. Kemarin tumis kangkung masak banyak, ini nasi goreng juga banyak. Soalnya saya suka makan, hehe. Jadi kalau Bapak mau ya ambil saja. Pasti cukup untuk tiga orang!" jawab Tisha.

Nizar mengangguk sambil tersenyum tipis, sampai senyumnya nyaris tidak terlihat.

"Silahkan, Pak!" Tisha mendekatkan nasi goreng buatannya kepada Nizar agar Nizar lebih mudah jika ingin mengambil.

Terpopuler

Comments

Fadhil

Fadhil

sabar tiii ,bosnya kan kulkas dua pintu dan isinya aiir cabe setannn

2024-04-30

1

Bu Neng

Bu Neng

terima kasih Titi..

2024-04-30

1

Praised94

Praised94

Terima kasih.......

2024-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Namanya Ocean
3 Bertemu Lagi
4 Istri Ketiga
5 Seminggu atau Menjadi Istri
6 Menerima Tawaran
7 Penolong
8 Bertemu Bos
9 Pengasuh Cean
10 Menemani Cean
11 Perjalanan Pulang
12 Istana
13 Terlihat Spesial
14 Tidur di Sofa
15 Menjadi Maminya Cean
16 Ibu Peri dan Anak Peri
17 Tumis Kangkung dan Tempe Goreng
18 Sahabat dan Roti Bakar
19 Sarapan Pagi
20 Orang Kaya Gabut
21 Mama Cean
22 Dongeng untuk Cean
23 Mie Kuah Tengah Malam
24 Bertemu Nyonya Mila dan Tuan Zayid
25 Jalan-Jalan Bersama Nyonya Mila
26 Melodi
27 Memilihkan Baju untuk Tisha
28 Menjadi Wali Murid
29 Mawar untuk Papi dan Kak Titi
30 Pelukan Nizar
31 Tidak Sengaja
32 Mencintai Nizar
33 Istirahat Bersama
34 Lamaran Penuh Paksaan
35 Serba Memaksa
36 Mantan Gebetan
37 Bunda Titi
38 Nizar Sakit
39 Menolak
40 Menerima Lamaran
41 Cean Peletnya Papi
42 Adik Ipar
43 Kata Hati Andre
44 Sekretaris Pribadi
45 Anak Kecil dan Om Duda
46 Nenek Barunya Cean
47 Janji Suci
48 Menolak Menerima Kenyataan
49 Melewati Malam Bertiga
50 Ada Aku di Sini
51 Bundanya Cean
52 Kamar Itu
53 Pertengkaran
54 Pertengkaran 2
55 Memberi Jarak
56 Jokesnya Om-Om
57 Pekerjaan Sampingan Om Diki
58 Kakak
59 Makan Malam
60 Telur Dadar
61 Bolu Coklat
62 Pengasuhnya Cean
63 Sella
64 Tidak Diakui
65 Luka
66 Bunda Jangan Sedih
67 Berbohong Kepada Cean
68 Hancur
69 Diri Sendiri Sangat Berharga
70 Handphone Rina
71 Sedikit Fakta
72 Kabur
73 Fakta Sebenarnya
74 Tisha Pergi
75 Bunda Bersekolah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Namanya Ocean
3
Bertemu Lagi
4
Istri Ketiga
5
Seminggu atau Menjadi Istri
6
Menerima Tawaran
7
Penolong
8
Bertemu Bos
9
Pengasuh Cean
10
Menemani Cean
11
Perjalanan Pulang
12
Istana
13
Terlihat Spesial
14
Tidur di Sofa
15
Menjadi Maminya Cean
16
Ibu Peri dan Anak Peri
17
Tumis Kangkung dan Tempe Goreng
18
Sahabat dan Roti Bakar
19
Sarapan Pagi
20
Orang Kaya Gabut
21
Mama Cean
22
Dongeng untuk Cean
23
Mie Kuah Tengah Malam
24
Bertemu Nyonya Mila dan Tuan Zayid
25
Jalan-Jalan Bersama Nyonya Mila
26
Melodi
27
Memilihkan Baju untuk Tisha
28
Menjadi Wali Murid
29
Mawar untuk Papi dan Kak Titi
30
Pelukan Nizar
31
Tidak Sengaja
32
Mencintai Nizar
33
Istirahat Bersama
34
Lamaran Penuh Paksaan
35
Serba Memaksa
36
Mantan Gebetan
37
Bunda Titi
38
Nizar Sakit
39
Menolak
40
Menerima Lamaran
41
Cean Peletnya Papi
42
Adik Ipar
43
Kata Hati Andre
44
Sekretaris Pribadi
45
Anak Kecil dan Om Duda
46
Nenek Barunya Cean
47
Janji Suci
48
Menolak Menerima Kenyataan
49
Melewati Malam Bertiga
50
Ada Aku di Sini
51
Bundanya Cean
52
Kamar Itu
53
Pertengkaran
54
Pertengkaran 2
55
Memberi Jarak
56
Jokesnya Om-Om
57
Pekerjaan Sampingan Om Diki
58
Kakak
59
Makan Malam
60
Telur Dadar
61
Bolu Coklat
62
Pengasuhnya Cean
63
Sella
64
Tidak Diakui
65
Luka
66
Bunda Jangan Sedih
67
Berbohong Kepada Cean
68
Hancur
69
Diri Sendiri Sangat Berharga
70
Handphone Rina
71
Sedikit Fakta
72
Kabur
73
Fakta Sebenarnya
74
Tisha Pergi
75
Bunda Bersekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!