Bertemu Bos

Tisha hanya mematung saat mobil mewah hitam yang membawanya, berhenti di depan hotel mewah yang terkenal di kotanya.

Pintu mobil itu tiba-tiba terbuka sendiri. Tisha yang sedang cemas tentu saja terkejut dengan hal tersebut. Sedangkan sopirnya tetap duduk di kursi kemudi.

Lalu, datanglah pria berbaju hitam dengan perawakan tinggi besar yang berdiri di samping pintu mobil.

Tisha tersenyum tipis kepada orang tersebut.

"Saya ha--,"

"Mari Nona, Tuan sudah menunggu di dalam!"

Belum sempat Tisha menyelesaikan ucapannya, pria berbaju hitam itu sudah memotong pertanyaannya.

Tidak ada senyum yang ter ulas dari bibir pria tersebut. Hanya hawa dingin yang menyelimuti.

Tisha mengangguk. Ia turun dari mobil sambil membawa tas jinjing yang berisi beberapa pakaian dan kebutuhan pentingnya.

Tisha tidak membawa barang banyak atas permintaan Andre. Katanya kebutuhannya akan dipenuhi di sana.

Pria itu mempersilahkan agar Tisha berjalan.

Sebelum melangkah, Tisha menoleh sejak kepada sopir yang usianya mungkin setengah baya. Tisha tidak tahu namanya dan tidak saling berbicara apapun saat di dalam mobil.

Tisha sempat bertanya, "Sudah berapa lama Bapak kerja di sini?" Anggap saja sebagai basa-basi.

Akan tetapi, sopir itu tidak menjawab dan hanya melirik Tisha melalui kaca spion. Menempuh perjalanan selama dua puluh menit rasanya seperti satu jam, menurut Tisha.

Tisha merasa heran kenapa dua orang ini sangat dingin kepadanya. Mereka manusia tapi seperti robot.

Saat masuk ke dalam lobby hotel, Tisha berdecak kagum. Matanya tidak berhenti mengabsen setiap inci kemegahan dan kemewahan hotel tersebut.

Biasanya Tisha hanya bisa melihat dari luar, dan itu sudah berhasil membuatnya kagum. Kini ia bisa masuk dan semakin dibuat kagum dengan ornamen yang lebih megah dan mewah.

"Nona bisa tunggu di sofa itu, saya akan panggilkan Tuan!" ucap pria tersebut sambil menunjuk salah satu sofa yang ada di sana.

"Iya, Pak!" jawab Tisha sembari tersenyum dan mengangguk. Setelah pria tersebut pergi, Tisha langsung duduk di sofa yang ada di lobby tersebut.

Ia mengamati para staff hotel. Tisha jatuh cinta dengan keramahan dan keanggunan resepsionis yang ada di hotel tersebut. Mereka menggunakan blazer hitam dengan dalaman kemeja putih, dan dipadukan dengan rok span berwana hitam selutut.

Rambutnya digelung ke atas bagi yang berambut panjang, dan dibiarkan terurai dengan rapi bagi yang berambut pendek.

Tisha hanya melihat sedikit dari mereka yang berambut pendek, sisanya berambut panjang. Mungkin mereka merasa lebih praktis jika digelung saat bekerja, menurut Tisha.

Tisha membuka handphonenya, lalu membalas pesan ibunya yang bertanya apakah Tisha sudah sampai.

"Tisha!"

Tisha mendongak saat suara yang tidak asing lagi di telinganya itu memanggil dirinya.

Dia langsung berdiri dan kembali menyimpan handphonenya di dalam tas.

"Pak Andre!" sapa Tisha sambil tersenyum ramah.

Andre tersenyum dan mengangguk.

"Maaf membuatmu menunggu terlalu lama!" ucap Andre.

"Ah, tidak, Pak. Sepertinya masih lima menit saya menunggu!" jawab Tisha sekenanya. Dia merasakan tidak terlalu lama menunggu Andre.

Andre terkekeh, tidak percaya hanya lima menit.

Hati Tisha menghangat jika ada Andre. Sebab hanya dia yang bisa bersikap cair kepadanya. Tidak seperti dua orang tadi yang sangat dingin kepadanya. Ya, walaupun kadangkala Andre juga tiba-tiba berubah dingin. Entahlah Tisha tidak mengerti dengan hal semacam ini. Mungkin memang tuntutan pekerjaan mereka.

"Saya kira kamu tidak bersedia datang,"

"Bersedia Pak. Saya pasti bersedia. Saya butuh pekerjaan untuk keluarga saya. Dan saya juga butuh pekerjaan untuk melunasi hutang saya kepada Ba---,"

"Sudah, lain kali kamu jangan terlalu sering membahasnya lagi!" potong Andre.

"Ayo, saya antarkan kamu ke bos kamu!" ajak Andre.

Seketika Tisha langsung gugup. Bukan karena takut, tapi maklum saja namanya juga pertemuan pertama dengan bosnya.

Mereka berjalan sejajar dan orang berbaju hitam tadi berjalan di belakang mereka.

"Kamu tidak perlu takut. Walaupun sedikit pemarah dan tempramen, tapi aslinya dia orang baik!" Bisik Andre pelan kepada Tisha sembari terkekeh pelan.

Tisha langsung mendongak kepada Andre yang tingginya kurang lebih lima belas centimeter di atasnya. Memastikan apakah yang Andre bicarakan memang kenyataannya. Tisha merasa resah saat mendengar pernyataan tempramen.

"Terus, saya harus bagaimana, Pak?" tanya Tisha dengan berbisik.

Entah apa tujuan mereka berbicara sambil berbisik. Mungkin batin Tisha agar orang di belakangnya ini tidak dengar. Padahal, walaupun dengar atau tidak, orang itu tetap dingin dan kaku seperti robot.

"Ikuti saja perintah dia. Jadilah gadis yang patuh!" jawab Andre sambil berbisik juga.

Tisha mengangguk paham.

"Pak, apa saya jadi pengasuhnya orang itu?" Pertanyaan polos dengan raut wajah yang serius, membuat Andre tidak bisa lagi menahan tawanya.

Andre berhenti berjalan dan tertawa dengan puas sambil menutup mulutnya agar tidak menganggu orang lain.

Otak jahilnya itu membayangkan bagaimana seorang Nizar yang sudah kolot itu punya pengasuh. Apalagi pengasuhnya gadis berusia sembilan belas tahun.

Tentu saja Tisha dan orang berbaju hitam di belakangnya ikut berhenti.

Tisha memandangi Andre dengan penuh tanya. Kenapa tiba-tiba tertawa seperti ini. Memangnya ada yang lucu dari pertanyaannya barusan? Tisha kan belum tahu siapa yang akan dia asuh. Bayi, batita, balita, remaja, dewasa, atau bahkan lansia?

Sejak tadi Andre menjelaskan bosnya itu. Tisha mengira dia akan mengasuh orang itu. Siapa tahu bosnya itu sakit jadi butuh pengasuh.

Tisha melirik pria berbaju hitam. Huh, melihatnya membuat Tisha sebal karena tidak ada perubahan darinya. Tetap seperti robot.

"Bukan, Tisha. Ah, ayolah, ikut aku saja!" ujar Andre diakhir tawanya, lalu mengajak Tisha kembali berjalan.

Tisha hanya menurut dan mengikuti Andre dengan bingung.

Sangat tidak masuk akal, menurut Tisha.

Setelah masuk ke dalam lift, pria berbaju hitam tadi memencet angka sembilan.

"Oh, rupanya di lantai sembilan!" batin Tisha.

"Kamu hanya perlu menjadi gadis yang patuh, Tisha!" ucap Andre sekali lagi.

"Kamu juga tidak perlu usaha yang besar. Cukup jadi diri sendiri dan kamu akan bahagia di sana!" Andre melanjutkannya dalam hati.

Tisha mengangguk patuh. Sedari tadi mencoba mencari informasi juga tidak ada hasilnya. Tisha rasa semuanya akan jelas saat dia bertemu dengan bosnya.

Lift terbuka dan mereka sudah berada di lantai sepuluh.

Tisha mengikuti Andre melewati kamar-kamar yang bernomor 500-an.

Tepat di depan pintu bertuliskan 505, Andre berhenti.

Setelah Andre memencet bel kamar tersebut, tidak lama kemudian pintu kamar tersebut terbuka.

Andre mengajak Tisha masuk. Sedangkan pria berbaju hitam tadi tetap berada di luar.

Tisha melangkah dengan ragu. Kenapa di kamar hotel? Otaknya jadi berpikir yang tidak-tidak.

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

Umumnya tiap hotel angka pertama menunjukan lantai dan angka selanjutnya nomor ruangan, jadi 505 adalah lantai 5 nomor ruangan 5, umumnya begitu biar memudahkan yang datang, atau mungkin ada yang beda?

2024-04-09

1

Yani

Yani

Tenang Tisha

2024-05-13

0

martina melati

martina melati

ternyt jd pengasuh ocean

2024-02-21

2

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Namanya Ocean
3 Bertemu Lagi
4 Istri Ketiga
5 Seminggu atau Menjadi Istri
6 Menerima Tawaran
7 Penolong
8 Bertemu Bos
9 Pengasuh Cean
10 Menemani Cean
11 Perjalanan Pulang
12 Istana
13 Terlihat Spesial
14 Tidur di Sofa
15 Menjadi Maminya Cean
16 Ibu Peri dan Anak Peri
17 Tumis Kangkung dan Tempe Goreng
18 Sahabat dan Roti Bakar
19 Sarapan Pagi
20 Orang Kaya Gabut
21 Mama Cean
22 Dongeng untuk Cean
23 Mie Kuah Tengah Malam
24 Bertemu Nyonya Mila dan Tuan Zayid
25 Jalan-Jalan Bersama Nyonya Mila
26 Melodi
27 Memilihkan Baju untuk Tisha
28 Menjadi Wali Murid
29 Mawar untuk Papi dan Kak Titi
30 Pelukan Nizar
31 Tidak Sengaja
32 Mencintai Nizar
33 Istirahat Bersama
34 Lamaran Penuh Paksaan
35 Serba Memaksa
36 Mantan Gebetan
37 Bunda Titi
38 Nizar Sakit
39 Menolak
40 Menerima Lamaran
41 Cean Peletnya Papi
42 Adik Ipar
43 Kata Hati Andre
44 Sekretaris Pribadi
45 Anak Kecil dan Om Duda
46 Nenek Barunya Cean
47 Janji Suci
48 Menolak Menerima Kenyataan
49 Melewati Malam Bertiga
50 Ada Aku di Sini
51 Bundanya Cean
52 Kamar Itu
53 Pertengkaran
54 Pertengkaran 2
55 Memberi Jarak
56 Jokesnya Om-Om
57 Pekerjaan Sampingan Om Diki
58 Kakak
59 Makan Malam
60 Telur Dadar
61 Bolu Coklat
62 Pengasuhnya Cean
63 Sella
64 Tidak Diakui
65 Luka
66 Bunda Jangan Sedih
67 Berbohong Kepada Cean
68 Hancur
69 Diri Sendiri Sangat Berharga
70 Handphone Rina
71 Sedikit Fakta
72 Kabur
73 Fakta Sebenarnya
74 Tisha Pergi
75 Bunda Bersekolah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Namanya Ocean
3
Bertemu Lagi
4
Istri Ketiga
5
Seminggu atau Menjadi Istri
6
Menerima Tawaran
7
Penolong
8
Bertemu Bos
9
Pengasuh Cean
10
Menemani Cean
11
Perjalanan Pulang
12
Istana
13
Terlihat Spesial
14
Tidur di Sofa
15
Menjadi Maminya Cean
16
Ibu Peri dan Anak Peri
17
Tumis Kangkung dan Tempe Goreng
18
Sahabat dan Roti Bakar
19
Sarapan Pagi
20
Orang Kaya Gabut
21
Mama Cean
22
Dongeng untuk Cean
23
Mie Kuah Tengah Malam
24
Bertemu Nyonya Mila dan Tuan Zayid
25
Jalan-Jalan Bersama Nyonya Mila
26
Melodi
27
Memilihkan Baju untuk Tisha
28
Menjadi Wali Murid
29
Mawar untuk Papi dan Kak Titi
30
Pelukan Nizar
31
Tidak Sengaja
32
Mencintai Nizar
33
Istirahat Bersama
34
Lamaran Penuh Paksaan
35
Serba Memaksa
36
Mantan Gebetan
37
Bunda Titi
38
Nizar Sakit
39
Menolak
40
Menerima Lamaran
41
Cean Peletnya Papi
42
Adik Ipar
43
Kata Hati Andre
44
Sekretaris Pribadi
45
Anak Kecil dan Om Duda
46
Nenek Barunya Cean
47
Janji Suci
48
Menolak Menerima Kenyataan
49
Melewati Malam Bertiga
50
Ada Aku di Sini
51
Bundanya Cean
52
Kamar Itu
53
Pertengkaran
54
Pertengkaran 2
55
Memberi Jarak
56
Jokesnya Om-Om
57
Pekerjaan Sampingan Om Diki
58
Kakak
59
Makan Malam
60
Telur Dadar
61
Bolu Coklat
62
Pengasuhnya Cean
63
Sella
64
Tidak Diakui
65
Luka
66
Bunda Jangan Sedih
67
Berbohong Kepada Cean
68
Hancur
69
Diri Sendiri Sangat Berharga
70
Handphone Rina
71
Sedikit Fakta
72
Kabur
73
Fakta Sebenarnya
74
Tisha Pergi
75
Bunda Bersekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!