Menerima Tawaran

Andre melempar kunci mobil dan handphone nya ke kasur kamar hotel miliknya.

Tak lama kemudian badannya terlentang memenuhi kasur yang ukurannya cukup besar. Matanya terpejam dan dalam beberapa detik ia sudah berada di alam mimpi.

Namun, belum sempat ia menyelesaikan mimpinya, suara dering handphone terdengar keras membuatnya terbangun.

Dengan kedua mata yang masih berat untuk terbuka, Andre meraba-raba kasurnya untuk mencari handphone yang ia lempar tadi.

"Baru aja merem, udah ditelpon lagi sama si Bos. Kenapa sih, tuh orang satu hobinya gangguin hidupku terus?" gerutu Andre yang sangat yakin jika orang yang menelponnya ini adalah Nizar.

Andre baru saja lembur untuk menyeleksi calon baby sitter baru untuk Cean. Pekerjaannya semakin berat akhir-akhir ini. Menjadi asisten pribadi seorang Nizar pengusaha ternama adalah pekerjaan yang tidak mudah.

Apalagi sekarang ditambah dengan menyeleksi calon baby sitter yang menurut Andre bukanlah kapasitas dirinya untuk menyeleksi, membuat pekerjaannya semakin berat.

Sampai detik ini belum ada pelamar yang memenuhi standar yang diinginkan oleh Nizar dan Cean.

Jujur yang membuat hal sulit ini semakin sulit adalah Cean. Dia sangat pemilih dan judes kepada baby sitter nya.

Bayi besar kesayangan tuannya itu sulit ditebak seperti apa pengasuh yang ia inginkan.

Andre berusaha membuka matanya yang sudah lengket itu dengan susah payah. Namun, saat melihat di layar handphone bukanlah nama "Pak Bos" Andre langsung bergegas duduk.

Nomor tanpa nama, pasti klien baru. Biasanya seperti itu. Andre berusaha profesional walaupun dirinya sangat mengantuk karena ini sudah dini hari.

Andre mengangkat telepon itu tanpa berbicara apapun. Namun, selang beberapa detik, ia mendengar suara wanita melalui sambungan telepon ini.

"Bisa bicara dengan, Om Andre!" ucapnya.

"Maaf, maksud saya Pak Andre." Wanita itu terdengar mengoreksi panggilannya kepada Andre.

Suara yang tidak asing bagi Andre. Bahkan walaupun melalui sambungan telepon, suara itu tidak berubah sedikit pun.

"Saya Andre, mohon maaf ini dengan siapa?" Andre tetap berusaha profesional.

"Saya Tisha, ini beneran Pak Andre?" suara terdengar ragu.

"Iya, ada perlu apa?" tanya Andre.

Tidak terdengar jawaban apapun dari sana. Hanya hening yang Andre dengarkan.

"Halo, Tisha. Ada apa? Katakan saja jangan ragu!" Andre menghilangkan keprofesionalannya agar Tisha tidak canggung.

Sebagai asisten pribadi Nizar, sebenarnya Andre termasuk dalam jajaran orang penting. Andre tidak pernah sembarangan mengangkat telepon dan memberikan kartu namanya kepada orang lain.

Tapi, entah mengapa Tisha ini membuatnya tertarik dan tidak ragu sama sekali. Bahkan, rasa tertariknya sudah muncul sejak pertemuan pertama mereka di malam hari waktu itu.

"Jadi begini Pak Andre. Terkait tawaran pekerjaan yang Bapak tawarkan waktu itu, apakah masih berlaku, Pak?" tanya Tisha.

Andre terkesiap. Dia seperti mendapatkan angin segar. Sepertinya sebentar lagi pekerjaan yang tidak sesuai kapasitasnya ini akan usai.

Andre tersenyum penuh arti.

***

Keesokan harinya, tepat di jam makan siang. Andre yang sedang duduk seorang diri di cafe yang menyediakan menu khas makanan tradisional itu sedang menunggu seseorang sambil memainkan handphone nya.

Tak lama kemudian datanglah wanita cantik berperawakan tinggi kira-kira 165 cm dan postur tubuh yang cukup berisi. Wanita itu adalah Tisha.

Tisha tidak gendut, hanya saja badannya cukup tebal. Ditambah dengan postur badan yang lumayan tinggi itu membuatnya terlihat tinggi besar.

Rambut panjangnya yang sepunggung dikuncir kuda. Rok hitam panjang selutut berbahan chiffon yang ia padukan dengan kemeja tiga per empat warna krem itu membuatnya kulitnya yang putih terlihat lebih cerah.

Flatshoes hitam yang memiliki hak setinggi lima centimeter membuat badan Tisha terlihat semakin tinggi dari tinggi badan aslinya.

Tisha datang ke meja Andre diantar oleh pelayan. Andre sengaja memesan meja VIP untuk pertemuannya dengan Tisha karena dia butuh tempat yang privat dan nyaman untuk menjelaskan tentang pekerjaan yang ia tawarkan.

"Silahkan duduk, Tisha!" pinta Andre.

Tisha duduk berhadapan dengan Andre. Tisha meletakkan tas selempang hitamnya di atas meja.

"Selamat siang, Pak Andre!" sapa Tisha dengan ramah.

Setelah Andre mempersilakan Tisha memilih menu yang dia inginkan, Andre memulai pembicaraannya dengan Tisha.

"Jadi, kamu menelpon saya karena bersedia menerima tawaran pekerjaan dari saya?" tanya Andre dengan serius. Auranya langsung berubah dingin.

"Kok bisa Om Andre berubah dalam sekejap seperti ini!" batin Tisha.

Bagaimana tidak berubah dalam sekejap. Andre yang baru saja bersikap hangat, tiba-tiba mengeluarkan aura dingin saat memulai pembicaraannya tentang pekerjaan.

"Saya bersedia Pak Andre. Saya sangat butuh pekerjaan!" jawab Tisha dengan serius.

Andre percaya. Dia dapat melihat keseriusan dalam diri Tisha.

Andre mengangguk lalu mengeluarkan iPad dari dalam tas jinjing hitam yang ia letakkan di lantai.

Andre tampak sibuk dengan iPad nya. Hening sejenak yang terjadi di antara mereka.

"Semoga aku benar-benar mendapatkan pekerjaan!" batin Tisha penuh harap.

Andre tampak melihat Tisha sejenak sebelum akhirnya kembali fokus pada layar iPad miliknya.

"Tisha Yusrina, berusia sembilan belas tahun, anak pertama dari pasangan Yuni Arianti dan Kusmodinto. Memiliki adik laki-laki yang berusia enam belas tahun yang bernama Yudha Ariza."

Mata Tisha terbelalak mendengar Andre membacakan identitas tentang dirinya. Bagiamana mungkin Andre tahu sedangkan Tisha saja sendiri belum memberi tahu.

Apakah semudah itu mencari identitas orang lain dikalangan orang kaya seperti Andre ini.

"Ceritakan tentang dirimu!" pinta Andre.

Tisha mengangguk. Dia menceritakan masalah yang sedang menimpa dia dan keluarganya. Permasalahan pelik yang membuat Tisha memilih berhenti kuliah dan fokus bekerja saja.

"Jika dalam waktu seminggu saya tidak bisa memberikan uang sebesar lima puluh juta untuk menyicil hutang, maka saya harus menikah dengan rentenir tua itu!"

Andre sangat iba mendengar cerita Tisha.

"Tisha, saya bisa membantu kamu untuk memberikan uang sebesar lima puluh juta sekarang juga!" jelas Andre.

Tisha terkejut. Apa dia tidak salah dengar?

Tisha hanya menceritakan tentang permasalahan hidupnya seperti yang Andre minta. Dia tidak ada niatan untuk meminta bantuan Andre terkait hutang ini. Tisha cukup tahu diri jika lima puluh juga itu bukan uang yang kecil.

"Tapi lima puluh juta itu besar, Pak!" Tisha yang terlalu polos itu tidak tahu jika nominal lima puluh juta adalah nominal yang kecil bagi Andre.

"Saya akan membantu kamu asalkan kamu menerima pekerjaan ini dari saya!" ucap Andre.

Tisha mengangguk paham. "Saya memang butuh pekerjaan, Pak. Pasti saya menerimanya!"

Andre tersenyum tipis hingga senyumnya nyaris tidak terlihat.

Hawa dingin menyelimuti suasana yang Tisha rasakan. Tisha menilai bahwa Andre adalah manusia dengan lebih dari satu kepribadian. Bisa hangat, tapi bisa juga berubah dingin dalam waktu sekejap.

"Pekerjaan apapun itu?" tanya Andre.

Tisha mengangguk mantap.

"Walaupun bukan pekerjaan baik seperti yang ada di otakmu?" tanya Andre lagi.

Tisha terdiam. Tiba-tiba muncul rasa takut jika pekerjaan yang ditawarkan oleh Andre bukan lah pekerjaan yang baik.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Andre jangan nakut-nakuti dong

2024-05-13

0

martina melati

martina melati

jadi baby sitter lho...

2024-02-21

2

muthia

muthia

tingginya Tisa sama sama anakku, tp anakku msh kls 6 sd umur 11 tahun lebih

2024-02-19

3

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Namanya Ocean
3 Bertemu Lagi
4 Istri Ketiga
5 Seminggu atau Menjadi Istri
6 Menerima Tawaran
7 Penolong
8 Bertemu Bos
9 Pengasuh Cean
10 Menemani Cean
11 Perjalanan Pulang
12 Istana
13 Terlihat Spesial
14 Tidur di Sofa
15 Menjadi Maminya Cean
16 Ibu Peri dan Anak Peri
17 Tumis Kangkung dan Tempe Goreng
18 Sahabat dan Roti Bakar
19 Sarapan Pagi
20 Orang Kaya Gabut
21 Mama Cean
22 Dongeng untuk Cean
23 Mie Kuah Tengah Malam
24 Bertemu Nyonya Mila dan Tuan Zayid
25 Jalan-Jalan Bersama Nyonya Mila
26 Melodi
27 Memilihkan Baju untuk Tisha
28 Menjadi Wali Murid
29 Mawar untuk Papi dan Kak Titi
30 Pelukan Nizar
31 Tidak Sengaja
32 Mencintai Nizar
33 Istirahat Bersama
34 Lamaran Penuh Paksaan
35 Serba Memaksa
36 Mantan Gebetan
37 Bunda Titi
38 Nizar Sakit
39 Menolak
40 Menerima Lamaran
41 Cean Peletnya Papi
42 Adik Ipar
43 Kata Hati Andre
44 Sekretaris Pribadi
45 Anak Kecil dan Om Duda
46 Nenek Barunya Cean
47 Janji Suci
48 Menolak Menerima Kenyataan
49 Melewati Malam Bertiga
50 Ada Aku di Sini
51 Bundanya Cean
52 Kamar Itu
53 Pertengkaran
54 Pertengkaran 2
55 Memberi Jarak
56 Jokesnya Om-Om
57 Pekerjaan Sampingan Om Diki
58 Kakak
59 Makan Malam
60 Telur Dadar
61 Bolu Coklat
62 Pengasuhnya Cean
63 Sella
64 Tidak Diakui
65 Luka
66 Bunda Jangan Sedih
67 Berbohong Kepada Cean
68 Hancur
69 Diri Sendiri Sangat Berharga
70 Handphone Rina
71 Sedikit Fakta
72 Kabur
73 Fakta Sebenarnya
74 Tisha Pergi
75 Bunda Bersekolah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Namanya Ocean
3
Bertemu Lagi
4
Istri Ketiga
5
Seminggu atau Menjadi Istri
6
Menerima Tawaran
7
Penolong
8
Bertemu Bos
9
Pengasuh Cean
10
Menemani Cean
11
Perjalanan Pulang
12
Istana
13
Terlihat Spesial
14
Tidur di Sofa
15
Menjadi Maminya Cean
16
Ibu Peri dan Anak Peri
17
Tumis Kangkung dan Tempe Goreng
18
Sahabat dan Roti Bakar
19
Sarapan Pagi
20
Orang Kaya Gabut
21
Mama Cean
22
Dongeng untuk Cean
23
Mie Kuah Tengah Malam
24
Bertemu Nyonya Mila dan Tuan Zayid
25
Jalan-Jalan Bersama Nyonya Mila
26
Melodi
27
Memilihkan Baju untuk Tisha
28
Menjadi Wali Murid
29
Mawar untuk Papi dan Kak Titi
30
Pelukan Nizar
31
Tidak Sengaja
32
Mencintai Nizar
33
Istirahat Bersama
34
Lamaran Penuh Paksaan
35
Serba Memaksa
36
Mantan Gebetan
37
Bunda Titi
38
Nizar Sakit
39
Menolak
40
Menerima Lamaran
41
Cean Peletnya Papi
42
Adik Ipar
43
Kata Hati Andre
44
Sekretaris Pribadi
45
Anak Kecil dan Om Duda
46
Nenek Barunya Cean
47
Janji Suci
48
Menolak Menerima Kenyataan
49
Melewati Malam Bertiga
50
Ada Aku di Sini
51
Bundanya Cean
52
Kamar Itu
53
Pertengkaran
54
Pertengkaran 2
55
Memberi Jarak
56
Jokesnya Om-Om
57
Pekerjaan Sampingan Om Diki
58
Kakak
59
Makan Malam
60
Telur Dadar
61
Bolu Coklat
62
Pengasuhnya Cean
63
Sella
64
Tidak Diakui
65
Luka
66
Bunda Jangan Sedih
67
Berbohong Kepada Cean
68
Hancur
69
Diri Sendiri Sangat Berharga
70
Handphone Rina
71
Sedikit Fakta
72
Kabur
73
Fakta Sebenarnya
74
Tisha Pergi
75
Bunda Bersekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!