Menjadi Maminya Cean

Jam menunjukkan pukul empat. Tisha membuka matanya.

"Aduh," keluhnya sambil memegang lehernya yang nyeri karena semalam tidur di sofa sambil duduk.

Tisha menoleh kepada Cean yang masih tertidur. Rupanya Nizar sudah tidak ada. Entahlah Tisha juga tidak tahu sejak kapan Nizar pergi dari kamar ini.

Karena hari masih petang dan juga mengikuti peraturan yang diberikan oleh Nizar. Jika Tisha baru boleh membangunkan Cean jika sampai pukul lima pagi Cean belum bangun, maka dari itu Tisha memutuskan untuk keluar dari kamar tersebut. Dia akan kembali ke sini jika mendekati pukul lima.

"Syukurlah, tidak dikunci lagi!" ucap Tisha dengan lirih.

Baru awal-awal bekerja saja sudah dihadapkan dengan mood Nizar yang labil seperti remaja, menurut Tisha.

Tisha kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Setelah ia mandi dan berganti pakaian bersih. Seperti yang sudah Tisha rencanakan tadi, dia akan kembali ke kamar Cean sebelum pukul lima.

Tisha membuka gorden pitu kaca yang mengarah ke balkon. Kamar Cean memang memiliki balkon. Berbeda dengan kamar Tisha yang hanya memiliki jendela.

Tisha membuka pintu kaca tersebut. Dia keluar menuju balkon. Ini adalah kali pertama menyaksikan keindahan rumah ini dari atas dengan jelas. Sebelumnya hanya melihat melalui jendela di kamarnya.

Para pekerja mulai mengerjakan tugasnya masing-masing. Ada yang membersihkan halaman dan ada juga yang menyiram tanaman.

Tisha juga sedang menjalankan tugasnya. Tugas Tisha adalah selalu berada di sisi Cean untuk memastikan Cean aman dan nyaman.

"Kak Tisha!" suara kecil yang tidak asing bagi Tisha.

Tisha tersenyum mendengarnya. Ia menoleh ke mengubah posisinya menghadap belakang.

"Hai, anak baik sudah bangun?" tanya Tisha saat melihat Cean yang sudah berdiri di samping pintu kaca dengan rambut yang berantakan.

Cean tersenyum kepada Tisha. Hatinya bahagia karena sejak kemarin setiap bangun tidur selalu ada Tisha di sampingnya.

"Kak Tisha kenapa semalam tidak tidur di samping Cean?" tanya Cean.

Tisha mengerutkan dahinya heran. "Kamu semalam bangun?"

Cean mengangguk, "Tapi Papi melarang Cean untuk membangunkan Kakak!"

"Kak Tisha kan bisa tidur bersama Cean dan Papi!" lanjutnya.

Tisha tergelak. Dia tersenyum nyengir. "Semalam Kak Tisha ingin tidur di sofa!" jawab Tisha beralibi.

"Kata Papi juga begitu, Kak Tisha ingin tidur di sofa!" sahut Cean.

Tisha geram kepada Nizar. Dia tidur di sofa juga gara-gara ulah Nizar. Lalu, dengan seenaknya dia berkata jika Tisha yang ingin tidur di sofa.

"Huh, meskipun aku orang miskin, tapi aku juga punya harga jika harus seranjang dengan Anda Tuan Nizar yang terhormat!" batin Tisha.

"Cean anak yang baik. Kak Tisha tidak boleh tidur dengan Papi!" jelas Tisha yang tidak ingin membodohi Cean.

Cean mengerutkan dahinya karena bingung. Tisha mengajak Cean untuk duduk di sofa.

"Jadi begini Cean, laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa tidak boleh tidur bersama!" jelas Tisha.

"Tapi kenapa Oma dan Opa boleh tidur bersama?" tanya Cean.

"Oma dan Opa kan suami istri. Mereka sudah menikah. Jadi boleh tidur bersama!" jawab Tisha.

Cean mengangguk. Sepertinya dia paham dengan penjelasan Tisha.

"Kalau begitu Kakak menikah saja dengan Papi, jadi boleh tidur bersama?" seru Cean sambi tersenyum lebar. Menurut Cean ini saran yang baik agar Kak Tisha bisa tidur bersama papinya.

Tisha melotot. "What, menikah?" pekik Tisha.

Cean tertawa melihat Tisha yang sepertinya terkejut. "Cean tidak punya mami. Jadi Kak Tisha saja yang menjadi maminya Cean!" seru Cean dengan polos.

Tisha tersenyum nyengir sambil menampakkan deretan giginya.

"Tidak boleh Cean. Kak Tisha itu di sini bekerja. Kak Tisha tidak boleh menjadi maminya Cean. Cean jangan berbicara tentang seperti ini lagi kepada orang lain ya!" Tisha sebetulnya sedikit panik karena takut dikira mempengaruhi Cean jika sampai orang lain mendengarnya.

Lagi pula tidak mungkin dirinya pantas untuk bersanding dengan Nizar. Mereka bagai bumi dan langit. Lagi lupa Tisha juga tidak mau dengan Nizar. Dia galak dan sombong. Tisha di sini hanya memiliki niat untuk bekerja. Tidak ada niat yang lain.

"Memangnya kenapa kalau berbicara kepada orang lain?" tanya Cean dengan penasaran.

"Kak Tisha takut nanti orang-orang marah kepada Kak Tisha. Nanti Kak Tisha tidak bisa bersama Cean lagi!" jawab Tisha dengan sedih.

Cean langsung berubah murung. Sejenak ia tampak berpikir.

"Cean tidak akan berbicara itu lagi, Kak. Cean tidak mau Kak Tisha pergi!" serunya dengan polos.

Tisha tersenyum lebar. Rupanya ia berhasil membujuk Cean agar tidak berbicara seperti itu kepada orang lain.

Hih, akan menyeramkan sekali jika sampai orang lain mendengar jika Tisha ingin menjadi maminya Cean. Bisa-bisanya dirinya langsung ditendang dari rumah ini.

Lalu, bagiamana dengan nasib gaji tiga puluh juta setiap bulannya? Hah, tentu saja Tisha tidak ingin kehilangan kesempatan itu begitu saja.

*****

"Pemanasan dulu Cean!" seru Tisha kepada Cean yang sudah bersiap ingin renang.

Cean yang sudah pandai berenang itu sudah paham bagaimana caranya pemanasan sebelum berenang.

Tisha meletakkan handuk di meja. Ia duduk di kursi untuk menunggu Cean berenang.

"Enak sekali ya jadi orang kaya. Di rumahnya punya kolam renang. Bisa bebas ingin renang kapan saja. Lah, aku, kalau ingin renang, ya harus datang ke kolam renang. Kan nggak mungkin numpang renang di empang milik Pak Sukri!" batin Tisha.

Sebenarnya Tisha ingin ikut berenang bersama Cean, tetapi dia malu. Lagi pula belum tentu diizinkan juga. Bisa-bisa nanti Tisha asyik sendiri berenang dan melupakan Cean.

"Non Tisha!"

"Eh, iya Bi?" jawab Tisha yang tersadar dari lamunannya karena ada suara yang memanggilnya. Tisha juga langsung berdiri dari duduknya saat tahu orang tersebut adalah Bi Aning.

"Barusan Tuan Nizar berpesan, setelah Tuan Muda berenang, agar Non Tisha segera menyiapkan keperluan pribadi dan keperluan milik Tuan Muda untuk berpindah ke apartemen!" jelas Bi Aning.

Tisha mengerutkan keningnya karena bingung. "Bukannya hari ini Tuan Zayid dan Nyonya Mila akan datang kemari, Bi?"

"Katanya ada undangan dari rekan bisnisnya dadakan. Jadi, kedatangannya ditunda. Tuan Nizar juga belum tahu kapan Tuan Zayid dan Nyonya Mila akan kemari. Maka dari itu pulang ke apartemen dipercepat setelah ini!" jelas Bi Aning.

Tisha mengangguk-angguk paham sambil beberapa kali tetap mengawasi Cean yang sedang asyik berenang.

"Terima kasih, ya, Bi!" ucap Tisha dengan lirih.

"Non Tisha jaga diri baik-baik ya. Jaga juga Tuan Muda dengan sepenuh hati. Kunci bekerja dengan baik adalah ikhlas. Ikhlas mengabdi dengan pekerjaan kita. Non Tisha juga harus menjadi diri sendiri dengan versi yang terbaik!" pesan Bi Aning sambil menyentuh pundak Tisha.

Tenang sekali rasanya mendapat pesan dari Bi Aning. Tutur kata Bi Aning yang tegas tetapi juga lembut membuatnya teringat kepada ibunya.

"Saya pasti menjaga Tuan Muda dengan baik, Bi. Terima kasih sudah baik kepada Tisha selama Tisha berada di sini!" lirih Tisha sembari tersenyum.

Bi Aning tidak tahu kapan ia bisa berjumpa lagi dengan gadis manis berusia sembilan belas tahun ini. Mengingat Tuan Nizar yang jarang datang ke rumah ini, itu tandanya Tisha juga akan jarang datang kemari.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Ttp semangat Tisha 💪💪

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Namanya Ocean
3 Bertemu Lagi
4 Istri Ketiga
5 Seminggu atau Menjadi Istri
6 Menerima Tawaran
7 Penolong
8 Bertemu Bos
9 Pengasuh Cean
10 Menemani Cean
11 Perjalanan Pulang
12 Istana
13 Terlihat Spesial
14 Tidur di Sofa
15 Menjadi Maminya Cean
16 Ibu Peri dan Anak Peri
17 Tumis Kangkung dan Tempe Goreng
18 Sahabat dan Roti Bakar
19 Sarapan Pagi
20 Orang Kaya Gabut
21 Mama Cean
22 Dongeng untuk Cean
23 Mie Kuah Tengah Malam
24 Bertemu Nyonya Mila dan Tuan Zayid
25 Jalan-Jalan Bersama Nyonya Mila
26 Melodi
27 Memilihkan Baju untuk Tisha
28 Menjadi Wali Murid
29 Mawar untuk Papi dan Kak Titi
30 Pelukan Nizar
31 Tidak Sengaja
32 Mencintai Nizar
33 Istirahat Bersama
34 Lamaran Penuh Paksaan
35 Serba Memaksa
36 Mantan Gebetan
37 Bunda Titi
38 Nizar Sakit
39 Menolak
40 Menerima Lamaran
41 Cean Peletnya Papi
42 Adik Ipar
43 Kata Hati Andre
44 Sekretaris Pribadi
45 Anak Kecil dan Om Duda
46 Nenek Barunya Cean
47 Janji Suci
48 Menolak Menerima Kenyataan
49 Melewati Malam Bertiga
50 Ada Aku di Sini
51 Bundanya Cean
52 Kamar Itu
53 Pertengkaran
54 Pertengkaran 2
55 Memberi Jarak
56 Jokesnya Om-Om
57 Pekerjaan Sampingan Om Diki
58 Kakak
59 Makan Malam
60 Telur Dadar
61 Bolu Coklat
62 Pengasuhnya Cean
63 Sella
64 Tidak Diakui
65 Luka
66 Bunda Jangan Sedih
67 Berbohong Kepada Cean
68 Hancur
69 Diri Sendiri Sangat Berharga
70 Handphone Rina
71 Sedikit Fakta
72 Kabur
73 Fakta Sebenarnya
74 Tisha Pergi
75 Bunda Bersekolah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Namanya Ocean
3
Bertemu Lagi
4
Istri Ketiga
5
Seminggu atau Menjadi Istri
6
Menerima Tawaran
7
Penolong
8
Bertemu Bos
9
Pengasuh Cean
10
Menemani Cean
11
Perjalanan Pulang
12
Istana
13
Terlihat Spesial
14
Tidur di Sofa
15
Menjadi Maminya Cean
16
Ibu Peri dan Anak Peri
17
Tumis Kangkung dan Tempe Goreng
18
Sahabat dan Roti Bakar
19
Sarapan Pagi
20
Orang Kaya Gabut
21
Mama Cean
22
Dongeng untuk Cean
23
Mie Kuah Tengah Malam
24
Bertemu Nyonya Mila dan Tuan Zayid
25
Jalan-Jalan Bersama Nyonya Mila
26
Melodi
27
Memilihkan Baju untuk Tisha
28
Menjadi Wali Murid
29
Mawar untuk Papi dan Kak Titi
30
Pelukan Nizar
31
Tidak Sengaja
32
Mencintai Nizar
33
Istirahat Bersama
34
Lamaran Penuh Paksaan
35
Serba Memaksa
36
Mantan Gebetan
37
Bunda Titi
38
Nizar Sakit
39
Menolak
40
Menerima Lamaran
41
Cean Peletnya Papi
42
Adik Ipar
43
Kata Hati Andre
44
Sekretaris Pribadi
45
Anak Kecil dan Om Duda
46
Nenek Barunya Cean
47
Janji Suci
48
Menolak Menerima Kenyataan
49
Melewati Malam Bertiga
50
Ada Aku di Sini
51
Bundanya Cean
52
Kamar Itu
53
Pertengkaran
54
Pertengkaran 2
55
Memberi Jarak
56
Jokesnya Om-Om
57
Pekerjaan Sampingan Om Diki
58
Kakak
59
Makan Malam
60
Telur Dadar
61
Bolu Coklat
62
Pengasuhnya Cean
63
Sella
64
Tidak Diakui
65
Luka
66
Bunda Jangan Sedih
67
Berbohong Kepada Cean
68
Hancur
69
Diri Sendiri Sangat Berharga
70
Handphone Rina
71
Sedikit Fakta
72
Kabur
73
Fakta Sebenarnya
74
Tisha Pergi
75
Bunda Bersekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!