Chapter 10

Beruntungnya rumah Nara bersebelahan dengan rumah pak Kades, hanya saja tempat berkumpul para warga ada di sebelah kiri rumah. Hingga dari sawah tak nampak para warga yang ternyata sudah memenuhi hampir separo halaman rumah. 

Nara mendekati Dara, ia bisa melihat Juminten di antara para warga. Tadi pagi ia tak terlalu menghiraukan gadis itu. Sebab sibuk membahas tentang mbok Nah, kali ini melihat Jumi kembali mengingatkannya pada perselingkuhan sang suami. Hati Nara terasa nyeri, namun ia berusaha untuk tetap terlihat tenang. 

“Kenapa kamu Ra?” tanya Dara yang menyadari perubahan wajah wanita di sebelahnya. 

“Ah, nggak apa-apa. Perutku agak sakit.” Bohongnya.

Pak Wignyo keluar bersama seorang lelaki berambut panjang sebahu, pakaian lelaki itu berwarna hitam. Di tangannya membawa sebuah wadah berisi dupa, aroma kemenyan membuat perut Nara mual. Ia sangat tidak menyukai aroma itu. 

“Selamat pagi para warga desa Jagori. Sebelumnya saya mau meminta maaf, karena mengganggu aktivitas kalian. Saya mengumpulkan kalian disini karena adanya laporan dan permintaan dari keluarga kakek Qosim. Untuk mengusut kejadian-kejadian aneh yang terjadi di desa kita. Maka dari itu, saya sudah mengundang dukun Mangli untuk bergabung dengan kita, dan membantu kita untuk menyingkap misteri ini. Jadi para warga, dimohon untuk bersama-sama mendengarkan apa yang akan beliau sampaikan. Mari mbah Mangli, silahkan maju kedepan,” ucap pak Wignyo, menggeser tubuhnya dan membiarkan dukun Mangli mengambil posisinya. 

“Ehem, ehem. Selamat pagi warga desa Jagori. Sebagaimana yang anda tahu, saya dukun Mangli boleh panggil saya mbah Mangli. Disini saya diminta pak Kades untuk coba menerawang keberadaan kakek Qosim sama siapa tadi?” Dukun Mangli menunjuk Dhofir yang menyebutkan nama Mbok Nah. 

“Ah ya mbok Nah ya. Baiklah, setelah saya coba. Saya mendapat bantuan dari leluhur saya, dan mereka mengatakan bahwa dua orang yang menghilang ini sudah tak bisa ditemukan lagi,” ucapnya, Ijah yang mendengar hal ini menangis histeris dan akhirnya pingsan. Niam segera membawanya masuk ke dalam rumah pak Wignyo, dengan bantuan bu Retno. 

“Jadi begini ya, mereka ini sudah dibawa ke alam lain. Sebab mereka telah melakukan kesalahan.” 

Para warga pun saling berbisik, suaranya bergemuruh memenuhi halaman rumah pak Wignyo. 

“Saya mohon dengarkan dulu, karena ini sangat penting. Mereka bangsa lelembut tak akan berhenti mengancam nyawa warga, jika warga desa tak mematuhi peraturan mereka.” 

“Peraturan apa itu mbah?” tanya seorang lelaki, memotong ucapan sang dukun. Nara bisa melihat para warga sudah mulai ketakutan, ia yang sedari kecil mendapat pendidikan agama dan tak mempercayai dukun merasa geli dengan sikap warga desa. 

“Peraturannya, kalian jangan pernah sekalipun masuk ke dalam hutan. Apalagi di malam hari. Barangsiapa yang melanggar peraturan ini, maka nasibnya akan seperti dua orang sebelumnya. Maka dari itu! saya mewanti-wanti kalian. Makhluk Gaib siap menyerang orang yang mendekati hutan, utamanya di malam hari.” Dukun Mangli segera mundur, dan kembali duduk di kursi yang telah disiapkan keluarga pak kades. 

Pak kades mengambil alih, lelaki itu berbisik-bisik dengan dukun dan kembali berbicara, “begitulah, saya harap warga desa mengerti. Mari kita menjaga keselamatan keluarga kita, saling mengingatkan untuk tidak mendekati hutan. Apalagi di malam hari.” 

“Jadi itu tidak ada hubungannya dengan pezina itu pak Kades?” tanya Dhofir. Lelaki itu masih belum puas rupanya jika pezina itu tak tertangkap dan mendapat hukuman yang setimpal. 

“Si Dhofir kenapa ambisi banget menangkap pelaku zina ya, padahal mas Qomar yang lihat kejadiannya biasa aja,” gumam Dara, Nara hanya tersenyum mendengar ucapan wanita di sebelahnya itu. Ia kembali menatap Jumi, gadis itu kini menunduk, memainkan rambut panjangnya yang tergerai indah. Ada rasa insecure menyadari betapa cantiknya Juminten, tapi Nara segera berfokus pada pidato pak Kades lagi. 

Setelah pak Kades berunding dengan dukun Mangli, lelaki itu kembali menghadap para warga, “menurut dukun Mangli, itu tidak ada hubungannya dengan pelaku zina. Hanya saja kami mengharap agar pelaku tidak mengulangi perbuatannya lagi, bagaimanapun itu perbuatan buruk, pasti akan ada imbasnya untuk desa kita,” tutur pak Wignyo, mengharap siapapun pelakunya bisa mendengar harapan para warga. Dukun Mangli berpamitan untuk kembali ke dalam rumah. Anak buah pak Wignyo segera mengantarnya. 

“Aku kok nggak percaya sih Ra sama dukun itu, kamu gimana?” tanya Dara. 

“Entahlah mbak, Nara nggak ngerti.”

“Pak, apak kita nggak akan melaporkan kejadian ini pada polisi? kita harus berusaha dengan cara apapun pak, meski dukun sudah mengatakan hal demikian, bukankah kita harus tetap berusaha dengan cara lain? kasihan Niam dan keluarganya.” Itu suara Hadi, Nara bisa melihat lelaki itu berdiri mengungkapkan isi hatinya, di sebelahnya mbah Siti memberikan jempol tangan pada pekerjanya itu. 

“Iya pak, benar kata Hadi. Kita tetap harus membawa kasus ini pada pihak berwajib,” jawab seorang ibu-ibu berseragam guru. Para warga pun banyak yang setuju dengan usulan melaporkan kasus pada polisi. Pak Wignyo hanya diam beberapa saat, menunggu keadaan kondusif hingga akhirnya ia kembali berkata, “baiklah, setelah ini saya akan segera berangkat ke kota, untuk melaporkan kejadian ini pada polisi. Kalian semua bisa menunggu, mungkin esok polisi akan datang. Dan saya minta untuk warga yang tidak bisa hadir, harap diberi tahu hasil keputusan musyawarah kita siang ini ya,” ucap pak Wignyo kemudian. 

“Baik Pak,” jawab warga serentak. 

Para warga pun menjadi lega, pak Wignyo membubarkan mereka setelah meminta maaf dan mengucapkan terimakasih. Kini para Warga kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

Terpopuler

Comments

Lina Suwanti

Lina Suwanti

maaf kak,, sebenarnya Jumi itu janda atau msh gadis ....kayaknya di chapter 5 sempat di tulis janda🙏🏻

2024-05-10

0

ERiyy Alma

ERiyy Alma

iyakah kak, kayaknya udah kuganti. 😭🙏🤭

2024-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!