Chapter 2

Angin berhembus dari pucuk-pucuk daun jambu, membawa tetes-tetes air sisa hujan beberapa waktu yang lalu. Nara duduk di depan rumah sendirian, ia melihat seorang lelaki dengan badan basah kuyup berjalan kebingungan di sepanjang jalan depan rumahnya. Wajah lelaki tua itu tampak gelisah, terlihat dari matanya yang tak fokus pada jalanan di depannya. 

Nara berjalan ke depan rumah, hendak mempertanyakan sikap sang kakek yang tampak gelisah. “Kek, kakek Qosim, mampir dulu kek.” 

Lelaki tua itu berjalan mendekat, kakinya yang tanpa alas kaki tampak kotor dan bahkan ada sedikit luka. “Kakek kenapa? sudah sore kakek masih belum pulang.”

“Anu nduk, itu si Domar hilang,” jawab Kakek Qosim. 

“Domar siapa Kek?” tanya Nara merasa tak mengenal nama yang disebutkan lelaki tua itu.

“Kambing kakek nduk, mau tak jual kok malah hilang,” ucap Kakek Qosim sedih. 

“Kok bisa Kek? bagaimana ceritanya?” Nara mempersilahkan kakek tua itu untuk duduk di teras rumahnya, ia tak tega melihat keadaan sang kakek yang tampak kepayahan. 

“Tadi waktu menjaga Domar, kakek tak sengaja tertidur. Kakek bangun karena hujan, waktu itulah kakek sadar Domar sudah nggak ada.”

“Ya Allah, mungkin tersesat ya Kek.” Nara ikut bersimpati. Namun, tak banyak yang bisa ia lakukan di tengah gerimis seperti ini. Kemampuan wanita terbatas, meski ia sangat ingin membantu kakek Qosim. 

“Ya sudah nduk, biar kakek coba cari lagi.” Kakek tua itu kembali berjalan menuju hutan, langkahnya tertatih pelan. Nara merasa tak sampai hati, namun ia benar-benar tak bisa berbuat apa-apa.

***

Malam yang dingin, Petugas ronda tak sebanyak biasanya, hanya ada Pak Dodi sendirian duduk di pos kamling ujung sawah. Malam ini Nara tidur lebih awal, hingga tepat tengah malam ia terbangun dan merasakan ingin buang hajat. Nara segera pergi menuju kakus yang terletak di dapur. 

Usai menuntaskan hajatnya, Nara kembali ke kamar. Mencoba melihat dari jendela kamar situasi di luar rumah. Pos kamling tampak jelas dari rumahnya, pak Dodi yang tadi dilihatnya kini telah tiada. “Kemana perginya pak Dodi?” gumam Nara. Wanita itu segera kembali menuju ranjang. 

Namun, gerakan kakinya terhenti saat matanya menangkap bayangan hitam berjalan di tengah sawah. Lagi-lagi rombongan yang sama seperti yang dilihatnya beberapa hari yang lalu. Rombongan pengusung keranda mayat berjalan menuju hutan. 

Nara bergidik ngeri, tak ingin terlalu lama menyaksikan pemandangan di depan mata. Ia pun segera kembali menuju ranjang, merebahkan diri menutupi tubuh dengan selimut tebal. 

Keesokan harinya seperti biasa, warga desa Jagori beraktivitas kembali. Nara dan beberapa tetangga tengah mengerumuni Rois sang penjaja sayur keliling. 

“Itu mbak Ijah ya yang lari kesini?” tanya Dara menunjuk pada seorang wanita berdaster yang berlari ke arah mereka. 

“Iya kayaknya nduk. Ada apa si Ijah kok terburu-buru begitu?” tanya mbok Nah. 

Ijah, menantu perempuan kakek Qosim berjalan mendekat, nafasnya masih ngos-ngosan. Sesekali punggung tangan menyeka keringat yang mengalir di samping telinganya. 

“Mbok, mbak Dara. Apa semuanya lihat bapak? dari kemarin nggak pulang soalnya,” ucap Ijah. 

“Hah? maksud mbak Ijah kakek Qosim?” tanya Nara. 

“Iya Ra, kemarin pagi kan pamit gembala kambing kesayangannya sebab mau dijual beberapa hari ke depan. Tapi kok nggak pulang sampai sekarang.” 

“Loh, kemarin itu aku lihat kakek Qosim mbak, sore-sore waktu gerimis. Bajunya basah kuyup. Katanya Domar kambingnya hilang, dan kakek Qosim lagi cari gitu, sayangnya aku nggak bisa bantu mbak,” jawab Nara. 

“Ya Allah, kemana sih pak?” Ijah mulai menangis, mengusap air mata dengan ujung lengan dasternya yang telah kumal.

“Suamimu kemana nduk? kok kamu cari sendirian?” tanya mbok Nah pada wanita yang masih terisak di depannya. Wanita itu yatim piatu sejak kecil, menjadi menantu kakek Qosim adalah anugrah terbesar dalam hidupnya, wajar jika ia sangat terpukul dan khawatir akan tidak pulangnya sang bapak mertua. 

“Mas Niam sudah menyusul ke hutan dari subuh mbok, aku coba cari ke sawah dan ke rumah tetangga, beberapa kenalan dan kerabat. Tapi bapak tidak ada di sana,” ucapnya lagi. Mbok Nah menarik nafas panjang, membiarkan wanita itu pergi meninggalkan mereka. Melanjutkan mencari sang bapak dari satu rumah ke rumah lain. 

“Kang Qosim sepertinya kabur dari hutang. Kata Timah tetangganya, beberapa hari yang lalu ada debt collector yang datang ke rumahnya. Mereka menagih hutang Danu ke bapaknya, anak itu dikira kang Qosim sudah enak hidup di kota, tau-tau malah punya hutang besar. Dan itu, si Domar kambingnya, Kang Qosim sebenarnya sangat menyayangi kambing itu, dia enggan menjual hewan gembul itu, tapi demi putra dan cucunya ia rela.” Mbok Nah bercerita panjang lebar, tentang kabar yang baru di dengarnya semalam di acara rutinan pengajian. 

“Ya Allah kasihan sekali, tapi mbok. Kalau memang kabur ya kemana loh? orang sudah uzur seperti itu,” tanya Dara lagi. 

“Benar mbok, kayaknya kok nggak mungkin deh kalau kakek Qosim kabur,” kata Nara yang mendapat anggukan dari Rois. 

“Kalau nggak kabur, apa mungkin ada yang mencelakai kakek Qosim ya Neng?” tanya Rois pada tiga wanita di depannya. 

“Hus, bang Rois jangan bilang gitu ah. Semoga aja kakek Qosim cuma lagi ke rumah saudara gitu loh.” Nara memperingatkan ucapan Rois yang menurutnya bisa menjadi doa. 

“Iya Bang, doain aja deh supaya kakek Qosim cepat pulang,” kata Dara. 

Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Nara, atensi semua orang tertuju pada mobil berwarna gelap itu, seorang lelaki dengan setelan kemeja putih dan celana hitam turun dari dalamnya, senyum Nara mengembang demi melihat siapa lelaki yang baru datang itu. 

Terpopuler

Comments

m0π-m0π🥰ՇɧeeՐՏ🍻

m0π-m0π🥰ՇɧeeՐՏ🍻

semoga bisa sampe end

2024-05-02

2

Wahyada Moylisa

Wahyada Moylisa

keren kak, aku baca kayak. beneran lagi berada di cerita kakak/Sob/

2024-03-02

3

cerita kita

cerita kita

bagus bgt tulisan nya, Rapi

2024-02-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!