Chapter 6

Pagi itu suasana desa Jagori masih sama seperti hari-hari sebelumnya, desas desus tentang hilangnya kakek Qosim masih menjadi misteri, semakin lama cerita semakin simpang siur terdengar di kalangan masyarakat. Kini hal-hal mistis mulai disangkut pautkan dengan lenyapnya sang kakek, sebab kambing kakek Qosim yang sudah kembali. 

Warga mengatakan, jika memang kakek Qosim diculik rentenir sudah pasti kambingnya juga di bawa, apalagi kakek baik hati itu sudah berjanji akan membayar pada rentenir itu. Sedangkan kalau demit penunggu hutan yang bawa lelaki tua itu, sudah pasti tak akan membawa kambingnya turut serta. 

“Kalian percaya gak tentang kabar beredar bahwa kakek Qosim dibawa dedemit penunggu hutan?” tanya Dara pada para tetangganya yang tengah memilih sayuran di gerobak Rois. 

“Masa sih mbak? aku kok ragu ya,” jawab Neneng. 

“Tapi kalau itu benar, bukankah itu sangat menyeramkan? Jumi jadi takut,” ucap gadis cantik keponakan pak kepala desa itu. 

“Bisa saja sih, nggak ada yang tidak mungkin kan? makanya kalian jangan mudah pergi ke hutan kalau tidak ada kepentingan mendesak,” anjur bu Retno, istri bapak kepala desa. 

“Iya Bu,” jawab mereka hampir serentak.

Sebuah mobil berhenti tepat di belakang motor Rois, Nara menoleh dan mendapati Ilyas turun dari dalam mobil. Lelaki itu memanggilnya dan berbasa basi sekedar menyapa para tetangganya. Nara segera berpamitan, dan berjalan pulang menemui suaminya. 

“Bang, sudah selesai rapatnya?” tanya Nara. Ilyas mengangguk tanpa menjawab, ia segera melepas kemeja dan berjalan ke kamar mandi. Seperti biasa lelaki itu hendak membersihkan diri. 

“Cuma rapat Bang? katanya mau ada pasien vip,” selidik Nara.

“Kebetulan penyakitnya bukan di bidang Abang Nar,” jawab Ilyas lesu. 

Nara tahu suaminya sedang lelah, ia tak ingin memicu pertengkaran dengannya, maka dari itu ia memilih diam, tak lagi banyak bertanya, ataupun menceritakan tentang yang dilihatnya semalam. 

Nara berjalan pelan, membawa kemeja yang diletakkan sang suami sembarang tempat. Lagi-lagi Nara mencium aroma parfum manis seperti sebelumnya, padahal kemeja yang dipakai Ilyas ini baru saja ia ambil dari lemari kemarin sore. 

Diam-diam Nara mencari parfum di dalam tas Ilyas, tapi ia tak menemukan yang dicarinya. Nara kembali meneliti baju tersebut, mencoba mencari adakah hal berbeda yang terasa mencurigakan. Saat Nara membalik kerah leher, ia dapat melihat sebuah kissmark disana, bentuk bibir itu sedikit memudar, tapi masih lumayan jelas di mata Nara. Nara menggigit bibirnya yang mulai bergetar, setetes air mata jatuh membasahi kemeja ditangan.

Tubuh yang mendadak lemas luruh begitu saja diatas lantai, isak tangis mulai terdengar dari bibirnya. Namun, sekuat tenaga Nara menyembunyikan lukanya. Ia tak ingin sang suami mengetahui keadaannya. Diraihnya ponsel dalam saku cardigan yang dikenakannya, memotret kiss mark itu untuk sebuah bukti di masa depan. 

***

Suasana balai desa terlihat sangat ramai, beberapa anak kecil berlarian di sepanjang jalan. Para bapak-bapak menggelar tikar untuk acara doa bersama yang akan dilakukan oleh warga desa dengan dipimpin oleh kyai Marzuki dan bapak Suwignyo Adi, sekretaris desa yang banyak membantu segala keperluan masyarakat desa. 

Lewat beberapa hari sejak terakhir kali Nara menemukan tanda bibir di leher baju suaminya, ia telah memainkan perannya dengan sangat apik. Tampak natural dan mengagumkan. Hari-hari sebelumnya Nara tetap menjadi istri yang baik untuk suaminya, sebab Ilyas yang selalu berada dirumah dengan alasan kurang enak badan. 

Hari ini pasangan suami istri itu berkumpul bersama para warga di balai desa. Mereka sengaja melakukan doa bersama untuk beberapa kejadian yang menimpa desa Jagori beberapa waktu terakhir. Kasus hilangnya kakek Qosim juga masih menjadi misteri.

Setelah membuat laporan mereka sepakat untuk melakukan doa bersama, untuk kebaikan desa dan berharap agar kakek Qosim bisa segera ditemukan. Tikar telah terbentang diatas tanah, beberapa orang tua dan ibu-ibu hamil atau ibu dengan anak kecil segera duduk diatasnya. 

Nara membantu beberapa ibu lain menyiapkan makanan diatas meja, rencananya setelah melaksanakan doa mereka akan makan-makan bersama. Pak Wignyo mulai memberikan sambutan. 

“Jadi, sebagaimana yang sudah kita tahu, kejadian yang menimpa desa kita akhir-akhir ini membuat masyarakat menjadi resah. Untuk menyikapi hal ini, sementara waktu masyarakat desa Jagori diminta untuk tidak keluar rumah di malam hari. Demi kebaikan bersama, sampai jelas alasan sebenarnya di balik kejadian meresahkan ini.” 

“Maaf pak Kades, saya boleh bicara?” ucap salah satu warga. 

“Iya, mari silahkan Dhofir.” Pak Wignyo meminta Dhofir untuk maju ke depan, dan menyerahkan mikrofon di tangannya. 

“Terimakasih pak Kades, dan permisi kyai. Disini, saya mewakili masyarakat desa menyampaikan keluhan kami, mengenai kabar yang menyebar tentang pasangan yang melakukan perbuatan maksiat di hutan. Itu sangat meresahkan pak, dan hal tercela itu jelas kami khawatirkan menjadi salah satu penyebab desa kita dikutuk,” ucap Dhofir. 

“Hus, jaga ucapanmu Dhofir, dikutuk bagaimana maksudmu?” tanya mbok Nah.

“Laiya loh mbok, dengan adanya perbuatan maksiat seperti itu menjadi pemicu desa kita terkena azab mbah, hingga kabar hilangnya kakek Qosim, sebelumnya tak pernah terjadi hal sepeeti ini kan? kita harus menangkap pelaku asusila itu.” Dhofir tampak sangat kesal, para warga saling berbisik, suara mereka berdengung bagai kawanan tawon. 

“Tapi bagaimana kita menangkap mereka kalau kita sendiri tidak tahu siapa mereka?” tanya Neneng, seorang wanita hamil yang duduk di sampingnya ikut mengangguk.

“Benar itu,” imbuh mbah Siti. 

“Bukannya yang melihat kejadian itu adalah kang Qomar? ayo kang, maju kang. Berikan kesaksianmu.” 

“Qomar, ayo maju nak.” Suara mbah Siti terdengar lantang, memberi perintah agar suami Dara mau bersaksi atas apa yang dilihatnya. Nara hanya menyimak pembicaraan mereka. Ia sendiri sudah tidak fokus, Juminten yang duduk di sebelahnya adalah alasan utamanya. Parfum gadis itu sama persis dengan yang ia temukan pada kemeja Ilyas. 

“Tes tes, maaf sebelumnya. Saya sebagai saksi utama kejadian di malam itu tidak bisa memberikan kabar yang jelas, karena sebenarnya saya tidak melihat jelas wajah pelakunya. Saya hanya melihat pakaian mereka, ceweknya pakai kaos pink dan lelakinya pakai kemeja putih. Hanya itu yang saya tahu. Maaf kalau tidak bisa banyak membantu,” Tutur Qomar, sebelum akhirnya menyerahkan kembali mikrofon di tangannya.

Suara saling berbisik kembali terdengar, bergemuruh memenuhi balai desa Jagori. Pak Wignyo selaku kepala desa segera menenangkan warganya. Lelaki paruh baya itu kembali berkata, “baiklah, begini saja. Karena kurangnya bukti dan kita sudah tidak bisa mengulang pada hari kejadian, maka untuk saat ini kita biarkan saja. Dan jika memang pelakunya adalah warga desa, maka sudah pasti dia mendengar semuanya, kami harap perbuatan ini tak terulang lagi. Jika sampai terulang dan tertangkap warga desa maka kami tak akan segan-segan memberi hukuman sesuai prosedur hukum yang berlaku. Bagaimana semua setuju?” 

“Setuju,” jawab warga serentak. Pidato pak Wignyo terus berlanjut hingga beberapa menit kemudian, dan keputusan daripada musyawarah ini adalah. Larangan keluar malam untuk warga desa, apalagi mendekati hutan, dan juga ancaman untuk pelaku asusila untuk tidak mengulangi perbuatannya, dan mikrofon segera diberikan pada kyai Marzuki, pemuka agama di desa Jagori untuk akhirnya membacakan doa bersama. 

Terpopuler

Comments

kang'3ncum 🥰

kang'3ncum 🥰

jangan" mereka ada lah Ilyas n Jum🤣🤣🤣...apa lagi Nara lama tak tidur bareng suami'y

2024-05-02

1

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Mba Jum sm Ilyas kah yng msk hutan berbuat Asusila,ko aku curiga y 🤣🤣🤣 Andai iya kasian bngt Nara 😪

2024-04-05

2

Skypea

Skypea

aku bacanya selalu wingyo😭

2024-01-24

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!