Chapter 5

Ilyas tergopoh-gopoh mendekati istrinya. Wanita itu duduk di lantai, dihadapannya pakaian sang suami tergeletak. “Ada apa Nar?” tanya Ilyas. 

“Ada kecoa Bang, di saku baju abang,” ucapnya berurai air mata. 

“Astagaaa, kecoa saja pun kamu menangis?” Ilyas menggelengkan kepalanya, heran atas sikap sang istri yang menurutnya terlalu lebay dan merepotkan. Nara bisa melihat suaminya kesal padanya. 

Wanita itu berdiri dan berkata, “kecoanya sudah mati Bang sepertinya. Lagian Abang kan kerjanya di rumah sakit, kenapa malah ada kecoa di saku baju Abang? Abang memeriksa pasien di gudang?” pekiknya, ikut kesal pada sikap sang suami yang menyebalkan menurutnya. 

Ilyas tampak sedikit terkejut, namun dengan cepat ia menetralkan raut wajahnya. Mengerti bahwa sang istri mulai kesal padanya, ia pun berusaha mengalah. “Ya sudah Abang minta maaf ya kalau mungkin ucapan Abang menyebalkan dari tadi, mungkin abang hanya lelah Nar. Masalah kecoa, sini biar Abang buang. Nanti barulah bisa kamu cuci.” Ilyas memungut pakaian yang tergeletak diatas lantai, membuang kecoa dalam saku baju yang memang sudah mati, lantas memberikan kemeja itu kembali pada tangan sang istri. 

“Sudah dong jangan cemberut gitu. Nanti Abang belikan apa yang kamu mau deh, janji,” ucapnya. Nara sudah hafal dengan janji itu, janji yang sudah tak menarik lagi baginya. 

“Ya sudah lah Bang, makasih. Nara mau lanjut cuci baju saja.”

“Hati-hati, kalau perlu bantuan panggil Abang saja. Kalau abang tak jawab berarti Abang tidur,” ucapnya terkekeh pelan. Nara pun ikut tersenyum. 

Saat Ilyas berjalan menuju kamar, Nara kembali menghirup aroma wangi pada kemeja sang suami. Ia sungguh penasaran wangi parfum siapa itu. Dalam hati Nara bergulat hebat, antara keinginan bertanya secara langsung pada suaminya atau diam-diam menyelidiki sendiri aroma parfum siapa itu.

Kalau aku tanya, suamiku akan lebih pandai menyembunyikan semuanya jika memang dia berselingkuh, tapi jika diam dan mencari sendiri. Itu jelas bukan perkara mudah untuk dilakukan, mungkin akan memakan waktu yang cukup lama dalam prosesnya, atau bahkan butuh biaya?  

Beberapa jam kemudian, tepat setelah shalat maghrib, Ilyas kembali berpamitan pada Nara. Lelaki itu mengatakan besok pagi-pagi sekali ia ada rapat dadakan mengenai pasien vip yang akan berobat di rumah sakit tempatnya bekerja. Mau tak mau Nara harus merelakan suaminya pergi tanpa bermalam dengannya. 

Meski berat, namun apa harus dibuat. Nara melambaikan tangan saat mobil Ilyas melaju pelan meninggalkan rumahnya. Disaat itu pula, ia melihat Juminten yang baru keluar dari rumah bu Retno. Wanita itu sedang dijemput ojek online. 

“Mbak Jumi? mau kemana mbak malam-malam begini?” tanya Nara berbasa basi pada tetangganya itu. 

“Ah, mbak Nara. Ini loh mbak, mau ke kafe Intan. Ada teman yang ingin ketemu. Habis putus cinta, jadi dia galau, daripada susah sendiri berujung bahaya jadi sebagai teman yang baik, Jumi samperin aja mbak, kasihan.” Jumi tersenyum ramah sebelum akhirnya menerima helm dari ojek online di depannya. 

“Wah beruntung sekali yang jadi sahabatnya mbak Jumi,” ungkap Nara. 

“Ah mbak Nara, mbak Nara juga bisa kok nanti curhat-curhat ke Jumi kalau sedang ada masalah, dijamin nggak bakal bocor. Ya sudah deh mbak Nar, Jumi berangkat dulu ya,” ucap janda cantik itu sembari melambaikan tangan pada Nara. Nara pun membalas lambaian tangan wanita itu. 

Sempat berpikir akankah membagi kisahnya pada wanita baik hati itu? sebab ia memang tak punya sahabat dekat di desa ini. Ingatan tentang aroma parfum pada kemeja Ilyas benar-benar menyita pikirannya. Bayangan suaminya tengah bergumul dengan wanita lain diatas ranjang memporak-porandakan hatinya. Apalagi kepergian sang suami yang terkesan mendadak semakin memperkuat kecurigaannya. 

Nara mencoba bersabar, meyakinkan hati  bahwa semua akan baik-baik saja. Ilyas sangat mencintainya, sejak zaman mereka pacaran hampir tak pernah mereka bertengkar. Ilyas selalu memperlakukannya bak seorang ratu. Penghasilannya yang lumayan sebagai seorang dokter tak ragu-ragu digelontorkan untuk Nara, dan sampai saat ini lelaki itu tak pernah perhitungan soal materi. 

Bagi Nara itu sudah lebih cukup dari bukti cintanya Ilyas padanya. Bahkan hutang orang tua Nara yang sempat mengalami kebangkrutan sebelum meninggal juga ditanggung oleh suaminya itu. Namun, tak dapat dipungkiri, aroma parfum itu memang sangat mengganggunya. Nara melacak lokasi suaminya. Ya, sebab parfum ia nekat mengaktifkan fitur berbagi pada google maps sang suami, ingin memata-matai keberadaan sang suami mulai detik ini. “Loh, kafe Intan? kenapa Abang ada di sana?” gumamnya pada diri sendiri. 

Nara berjalan mondar mandir di dalam rumah, ada keinginan mendatangi tempat suaminya berada kini. Tapi ia takut tak bisa menghadapi kenyataan. Nara meraih gawai yang tergeletak di atas meja, membuka kembali lokasi sang suami. Kini sudah berpindah ke titik yang bertuliskan perumahan Cempaka. Nara tahu disanalah rumah yang disewa Ilyas berada. 

“Huft, syukurlah. Abang sudah pulang. Semoga saja tadi cuma mampir beli kopi, Abang kan memang nggak pernah bisa hidup tanpa kopi,” guman Nara, memang benar sejam saja Ilyas tak mengkonsumsi air berwarna hitam pekat itu, maka ia akan mengaku pusing. Ia bersyukur bahwa Ilyas hanya singgah sebentar di kafe itu, mungkin memang benar suaminya hanya membeli kopi. 

Wanita itu pada akhirnya memilih untuk menonton serial drama favoritnya. Drama yang menceritakan seorang wanita pemberani yang berusaha memecahkan kasus pembunuhan yang menimpa saudaranya. Nara sangat menyukai cerita berbau-bau detektif seperti ini, dari kecIl memang penggemar cerita detektif.

Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul dua belas malam, dan Nara masih belum juga tertidur. Ia berdiri dan berjalan untuk mematikan lampu, setelah lampu kamar padam ia mencoba mengintip dari celah gorden, suasana di luar sana tampak sangat lengang. Tiga lelaki yang dilihatnya tadi tengah berjaga di pos kamling tak tampak batang hidungnya. 

“Kemana lagi mereka?” gumam Nara. 

Terpopuler

Comments

kang'3ncum 🥰

kang'3ncum 🥰

jangan" Jumi mauketemuan sama Ilyas😱😱

2024-05-02

1

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Apa Ilyas punya hubungan dngn mba Jum???

2024-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!